chapter 4 : pasar

“Ibu sudah meninggal.” Xin mei menunduk. Wajah cantiknya di penuhi pilu dan kenangan-kenangan indah bersama ibunya.

“apa yang anda katakan Nona?”

“ah, tidak, tidak ada.”

Bibi tao menatap xin mei dengan cermat, sebelum akhirnya dia berkata dengan lembut, “seorang gadis seperti anda harus di beri perhatian penuh. Jika tidak, nanti akan terjerumus ke dalam pikirannya sendiri. Apa anda kelelahan?”

“Tidak bibi.”

“Apa ada masalah?”

“tidak bibi.”

“jika ada anda bisa berbagi dengan saya.”

Xin mei mengangguk.

Setelah satu hari berlalu, akhirnya xin mei menyelesaikan hukumannya. Sepanjang hari itu, dia sangat kelelahan. Tubuhnya sangat lemas dan sangat perlu membutuhkan istirahat. Akan tetapi, gadis itu sangat keras kepala. Jika bibi tao menyarankannya untuk beristirahat, dia tidak mau melakukannya, meski sudah kelelahan.

Sudah beberapa kali bibi tao menyarankannya, tetapi xin mei tidak mau dan terus menolak. Hingga akhirnya, bibi tao menyerah dan menamai gadis kepala batu.

Xin mei tidak mempedulikannya. Nama itu persis dengan nama yang selalu di berikan ibunya. Namun, ibu menyebutnya gadis otak emas. Karena xin mei sangat keras kepala yang melebihi batu.

“jika begitu, aku akan kaya terus, karena telah memiliki emas di kepalaku. Para pencuri dan bandit tidak bisa mencurinya, bahkan tidak bisa mengetahuinya. Alangkah tidak senangnya itu, namun aku senang karena ibu telah mengatakan itu kepadaku,” kata gadis itu ketika di taman bersama ibunya.

Ibunya tersenyum dan mencubit bibinya yang lembut itu dan mengatakannya gadis kepala emas yang indah.

Di malam hari itu, xin mei memutuskan untuk keliling pasar hanya sekedar melihat-lihat lalu pergi. Dia sudah di sarankan Fang liang untuk beristirahat karena dia selalu menguap dan kelelahan. Tapi, gadis itu memiliki otak emas, jadi dia tidak akan menerimanya.

Dia berjalan pelan menikmati ramainya pasar, meski di malam hari. Orang-orang lalu lalang. Beberapa di antara mereka melihat xin mei dengan tatapan aneh, mungkin mereka aneh karena pakaian xin mei. Ada juga yang memperlihatkan ketertarikan dengan xin mei yang cantik jelita ini.

Tetapi xin mei tidak mempedulikannya, dia tetap berjalan. Sepasang matanya menoleh ke arah lain dengan cepat dan terus menerus. Para pedagang terus berteriak-teriak guna mengundang para pembeli. Teriakan-teriakan dan percakapan orang-orang membuat pasar itu lebih tampak hidup.

Ada yang menjual lampion, manisan, lilin, kain, pakaian dan makanan. Yang paling membuat xin mei tertarik adalah pakaian han fu berwarna biru yang ada di kanan jalan. Pakai itu di gantung dengan rapi dan indah. Mungkin itu adalah pakaian terindah yang di miliki pedagang itu.

Pedagang itu adalah seorang gadis cantik dan memiliki seni berbicara yang indah. Ketika dia berbicara, nadanya sangat halus dan lembut, membuat orang-orang mau menghampirinya. Dia adalah gadis yang sangat pas untuk berjualan.

Xin mei hendak ke sana, tapi saat kaki kanannya selangkah ke depan, dia mengingat diri tidak memiliki apa pun untuk membayarnya. Maka dengan enggan dan rasa sedih di hatinya dia berjalan.

Ketika mendengar suara gadis penjual, dia ingin menghampirinya, namun dia tidak bisa.

Dia berjalan terus berjalan. Hatinya tergerak dengan aneka bau yang wangi dan pandangan menarik hatinya di pasar itu, tetapi tidak satu pun yang dapat dia miliki.

Andai saja dia masih memiliki uang dan orang tuanya masih hidup, dia pasti dengan mudah mendapatkannya.

Setelah selesai menikmati pasar, xin mei memutuskan untuk pergi.

Saat 100 meter dari pasar, suara keramaian dan cahaya-cahaya pelita semakin kecil terdengar. Kini hanya ada kegelapan malam yang menemaninya.

Xin mei sangat takut di saat seperti ini. Dengan kedua matanya yang ketakutan, dia memandang ke berbagai arah. Bayangan hitam melesat dari arah sampingnya seperti bayangan hantu. Xin mei yang merasakannya cepat-cepat menoleh ke arah samping. Maka ketakutannya menjadi-jadi. Jantung kini berdetak lebih kencang seperti alarm. Buih-buih keringat muncul di pelipisnya. Seketika dia merasakan tubuhnya sangat panas.

Ketika dia menoleh ke arah lain, dia berteriak histeris.

......................

Hitam. Xin mei hanya bisa melihat hitam. Dan dari hitam tersebut, dia dapat melihat jika ada pelita yang di nyalakan, tidak jauh di depan. Menggantung di atasnya. Dia samar-samar mendengar suara keributan di sekitarnya. Jika tidak salah, mereka berjumlah 5 orang, dan satu di depannya. Dari lima orang tersebut, hanya ada satu yang menjadi majikan mereka. Itu adalah seorang pemuda yang baru menginjak usianya 25 tahun.

Namun, nada bicara dan sikapnya seperti umur 25 tahun.

Ketika xin mei sadar dari tidurnya, dia sudah duduk dan terikat. Jadi, dia hanya bisa mendengar percakapan orang-orang tersebut.

Sang majikan terkejut menyaksikan bawahannya membawa seorang gadis, yang baginya seorang pemulung. Maka, marah-marah lah dia. Dan lagi pula bukan xin mei yang ingin dia tangkap.

empat bawahnya hannya bisa meminta maaf dan menunduk, seolah, ada beban di leher mereka.

Sang majikan menghela nafas panjang. Melihat itu, salah satu bawah mengatakan bahwasanya mereka membawa wanita cantik.

Tentu, sang majikan tidak percaya. Bagaimana bisa, pakainya aneh seperti itu, bisa memiliki wajah yang cantik?

Maka, cepat-cepat lah bawahan membuka penutup kepala xin mei. Suasana menjadi tegang, majikan memandang Setiap detik proses pembukaan itu.

Ketika semuanya berhasil di buka, dia membulatkan matanya, tidak percaya apa yang di lihatnya sekarang. Seorang gadis cantik yang mungil. Rambut hitam panjang, kulit putih seputih salju, dan selembut sutra, wajah yang oval dan Sempurna, tidak ada satu pun jerawat di sana, dan sangat halus dan mulus.

Kedua matanya berkilat bak Rubby hitam dan sorotannya juga tajam. Hidungnya mancung dan mungil.

“bagaimana tuan?” tanya bawahnya. Senyuman terlukis di sana.

“D-dari mana kalian mendapatkannya?” pria muda itu tidak percaya apa yang di bawa bawahnya.

“Karena tuan menyuruh kami menangkap gadis cantik dan memakai gaun putih, jadi, karena dia sesuai, maka kami membawanya saja. Sesuai dengan apa yang anda perintahkan. Kami menangkapnya di sekitar pasar.”

“kerja bagus, Kalian melakukan pekerjaan yang bagus. Aku tidak lagi memerlukan gadis sombong itu.”

“tuan, sebelum Anda bertindak lebih jauh, ada beberapa hal yang harus saya katakan.” Suara seorang wanita terdengar dari arah pintu.

Wanita paru baya dengan wajah yang penuh pengalaman hidup datang dari pintu. Dia mempunyai tubuh yang masih kuat. tao memandang xin mei yang terlihat bingung memandangnya. Dia tersenyum, kemudian memandang pemuda di samping xin mei yang terlihat terkejut dengan keberadaannya.

“Tuan muda, jangan kau lakukan apa-apa dengan gadis itu. Saya yakin, jika anda tidak melakukan apa-apa, Anda akan selamat.”

Sepasang alis sedikit tertarik. “apa maksudmu nenek? Mungkinkah, dia berasal dari keluarga bangsawan? Tapi... Jika di lihat dari penampilannya, dia hanya rakyat miskin. Tentunya dia mau denganku yang seorang bangsawan ini.”

Xin mei memandang bingung ke arah pemuda itu.

“ahaha, bukan itu tuan muda, bukan. Apakah Anda mengenal legenda tentang ahli bela diri yang sangat kuat di dataran ini?” nenek tao berjalan hilir mudik.

Episodes
1 chapter 1: seperti air yang bergoyang
2 chapter 1.2 : seperti air yang bergoyang
3 chapter 2 : dia semanis bunga persik
4 chapter 3 : sumur tua
5 chapter 4 : pasar
6 chapter 5 : pedang itu sangat mematikan
7 chapter 6 : pedagang
8 charter 6.2 : pedagang
9 chapter 7 : pemerkosaan
10 chapter 8 : pohon Kamboja
11 charter 9 : apa dia akan menjualku?
12 chapter 10 : hakka House
13 chapter 11 : pecahan
14 chapter 11.2 : pecah
15 chapter 11.3 : pecah
16 chapter 12 : sang penari
17 chapter 13 : mencuri
18 chapter 13.2 : pencuri
19 chapter 14 : kembalikan mainanku!
20 chapter 15 : mei 'er tidak berani
21 chapter 16 : gadis muda yang ceroboh
22 chapter 17 : tarian kemenangan
23 chapter 17.2 : tarian kemenangan
24 chapter 18 : tuan kusir
25 chapter 19 : maka, berangkat kereta kuda itu
26 chapter 19.2 : maka berangkatlah kereta kuda itu.
27 chapter 20 : harapan hanya sebuah harapan
28 Chapter 21 : pemandian air panas
29 chapter 22 : siapa aku sebenarnya?
30 chapter 22.2 : siapa aku sebenarnya?
31 chapter 23 : dewi ahli boneka
32 chapter 24 : gadis polos yang aneh
33 chapter 25 : teman lama
34 chapter 26 : racun
35 chapter 27 : apakah ini akhirnya?
36 chapter 28 : Boneka gerimis salju
37 chapter 29 : di dalam kobaran api itu dia mengingat sesuatu.
38 chapter 30 : danau kecil yang indah
39 chapter 31 : hujan gerimis di malam yang dingin
40 chapter : 32 persiapkan festival musim gugur
41 chapter 33 penyelidikan pembunuhan
42 chapter 33.2 : penyelidikan pembunuhan
43 charter 34 : takdir yang sama?
44 Charter 34.2 : takdir yang sama?
45 chapter 35 : sebaiknya kau tidak melakukan itu
46 chapter 36 : yulan
47 chapter 37 : festival musim gugur
48 chapter 38 : tentu saja, kau sudah berinkarnasi
49 chapter 39 : mari kita akhiri
50 chapter 40 : aku tidak tahu
51 chapter 40.2 : aku tidak tahu
52 chapter 41 : ibu yang pernah merawatnya
53 chapter 42 : apakah ini cinta?
54 chapter 43 : ketidak jelasan
55 chapter 44 : ketidak jelasan
56 Chapter 45 : mimpi buruk
57 Chapter 46 : pedang petir ke sembilan
58 Chapter 47 : ini terlalu cepat bagiku
59 Chapter 48 : dia menikmati kesedihan dengan senyum
60 Chapter 49 : tidak berdaya
61 Chapter 50 : Sebuah mangkuk soup
62 Chapter 51 : akhir
63 Akhir
64 Epilog
Episodes

Updated 64 Episodes

1
chapter 1: seperti air yang bergoyang
2
chapter 1.2 : seperti air yang bergoyang
3
chapter 2 : dia semanis bunga persik
4
chapter 3 : sumur tua
5
chapter 4 : pasar
6
chapter 5 : pedang itu sangat mematikan
7
chapter 6 : pedagang
8
charter 6.2 : pedagang
9
chapter 7 : pemerkosaan
10
chapter 8 : pohon Kamboja
11
charter 9 : apa dia akan menjualku?
12
chapter 10 : hakka House
13
chapter 11 : pecahan
14
chapter 11.2 : pecah
15
chapter 11.3 : pecah
16
chapter 12 : sang penari
17
chapter 13 : mencuri
18
chapter 13.2 : pencuri
19
chapter 14 : kembalikan mainanku!
20
chapter 15 : mei 'er tidak berani
21
chapter 16 : gadis muda yang ceroboh
22
chapter 17 : tarian kemenangan
23
chapter 17.2 : tarian kemenangan
24
chapter 18 : tuan kusir
25
chapter 19 : maka, berangkat kereta kuda itu
26
chapter 19.2 : maka berangkatlah kereta kuda itu.
27
chapter 20 : harapan hanya sebuah harapan
28
Chapter 21 : pemandian air panas
29
chapter 22 : siapa aku sebenarnya?
30
chapter 22.2 : siapa aku sebenarnya?
31
chapter 23 : dewi ahli boneka
32
chapter 24 : gadis polos yang aneh
33
chapter 25 : teman lama
34
chapter 26 : racun
35
chapter 27 : apakah ini akhirnya?
36
chapter 28 : Boneka gerimis salju
37
chapter 29 : di dalam kobaran api itu dia mengingat sesuatu.
38
chapter 30 : danau kecil yang indah
39
chapter 31 : hujan gerimis di malam yang dingin
40
chapter : 32 persiapkan festival musim gugur
41
chapter 33 penyelidikan pembunuhan
42
chapter 33.2 : penyelidikan pembunuhan
43
charter 34 : takdir yang sama?
44
Charter 34.2 : takdir yang sama?
45
chapter 35 : sebaiknya kau tidak melakukan itu
46
chapter 36 : yulan
47
chapter 37 : festival musim gugur
48
chapter 38 : tentu saja, kau sudah berinkarnasi
49
chapter 39 : mari kita akhiri
50
chapter 40 : aku tidak tahu
51
chapter 40.2 : aku tidak tahu
52
chapter 41 : ibu yang pernah merawatnya
53
chapter 42 : apakah ini cinta?
54
chapter 43 : ketidak jelasan
55
chapter 44 : ketidak jelasan
56
Chapter 45 : mimpi buruk
57
Chapter 46 : pedang petir ke sembilan
58
Chapter 47 : ini terlalu cepat bagiku
59
Chapter 48 : dia menikmati kesedihan dengan senyum
60
Chapter 49 : tidak berdaya
61
Chapter 50 : Sebuah mangkuk soup
62
Chapter 51 : akhir
63
Akhir
64
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!