“Ibu sudah meninggal.” Xin mei menunduk. Wajah cantiknya di penuhi pilu dan kenangan-kenangan indah bersama ibunya.
“apa yang anda katakan Nona?”
“ah, tidak, tidak ada.”
Bibi tao menatap xin mei dengan cermat, sebelum akhirnya dia berkata dengan lembut, “seorang gadis seperti anda harus di beri perhatian penuh. Jika tidak, nanti akan terjerumus ke dalam pikirannya sendiri. Apa anda kelelahan?”
“Tidak bibi.”
“Apa ada masalah?”
“tidak bibi.”
“jika ada anda bisa berbagi dengan saya.”
Xin mei mengangguk.
Setelah satu hari berlalu, akhirnya xin mei menyelesaikan hukumannya. Sepanjang hari itu, dia sangat kelelahan. Tubuhnya sangat lemas dan sangat perlu membutuhkan istirahat. Akan tetapi, gadis itu sangat keras kepala. Jika bibi tao menyarankannya untuk beristirahat, dia tidak mau melakukannya, meski sudah kelelahan.
Sudah beberapa kali bibi tao menyarankannya, tetapi xin mei tidak mau dan terus menolak. Hingga akhirnya, bibi tao menyerah dan menamai gadis kepala batu.
Xin mei tidak mempedulikannya. Nama itu persis dengan nama yang selalu di berikan ibunya. Namun, ibu menyebutnya gadis otak emas. Karena xin mei sangat keras kepala yang melebihi batu.
“jika begitu, aku akan kaya terus, karena telah memiliki emas di kepalaku. Para pencuri dan bandit tidak bisa mencurinya, bahkan tidak bisa mengetahuinya. Alangkah tidak senangnya itu, namun aku senang karena ibu telah mengatakan itu kepadaku,” kata gadis itu ketika di taman bersama ibunya.
Ibunya tersenyum dan mencubit bibinya yang lembut itu dan mengatakannya gadis kepala emas yang indah.
Di malam hari itu, xin mei memutuskan untuk keliling pasar hanya sekedar melihat-lihat lalu pergi. Dia sudah di sarankan Fang liang untuk beristirahat karena dia selalu menguap dan kelelahan. Tapi, gadis itu memiliki otak emas, jadi dia tidak akan menerimanya.
Dia berjalan pelan menikmati ramainya pasar, meski di malam hari. Orang-orang lalu lalang. Beberapa di antara mereka melihat xin mei dengan tatapan aneh, mungkin mereka aneh karena pakaian xin mei. Ada juga yang memperlihatkan ketertarikan dengan xin mei yang cantik jelita ini.
Tetapi xin mei tidak mempedulikannya, dia tetap berjalan. Sepasang matanya menoleh ke arah lain dengan cepat dan terus menerus. Para pedagang terus berteriak-teriak guna mengundang para pembeli. Teriakan-teriakan dan percakapan orang-orang membuat pasar itu lebih tampak hidup.
Ada yang menjual lampion, manisan, lilin, kain, pakaian dan makanan. Yang paling membuat xin mei tertarik adalah pakaian han fu berwarna biru yang ada di kanan jalan. Pakai itu di gantung dengan rapi dan indah. Mungkin itu adalah pakaian terindah yang di miliki pedagang itu.
Pedagang itu adalah seorang gadis cantik dan memiliki seni berbicara yang indah. Ketika dia berbicara, nadanya sangat halus dan lembut, membuat orang-orang mau menghampirinya. Dia adalah gadis yang sangat pas untuk berjualan.
Xin mei hendak ke sana, tapi saat kaki kanannya selangkah ke depan, dia mengingat diri tidak memiliki apa pun untuk membayarnya. Maka dengan enggan dan rasa sedih di hatinya dia berjalan.
Ketika mendengar suara gadis penjual, dia ingin menghampirinya, namun dia tidak bisa.
Dia berjalan terus berjalan. Hatinya tergerak dengan aneka bau yang wangi dan pandangan menarik hatinya di pasar itu, tetapi tidak satu pun yang dapat dia miliki.
Andai saja dia masih memiliki uang dan orang tuanya masih hidup, dia pasti dengan mudah mendapatkannya.
Setelah selesai menikmati pasar, xin mei memutuskan untuk pergi.
Saat 100 meter dari pasar, suara keramaian dan cahaya-cahaya pelita semakin kecil terdengar. Kini hanya ada kegelapan malam yang menemaninya.
Xin mei sangat takut di saat seperti ini. Dengan kedua matanya yang ketakutan, dia memandang ke berbagai arah. Bayangan hitam melesat dari arah sampingnya seperti bayangan hantu. Xin mei yang merasakannya cepat-cepat menoleh ke arah samping. Maka ketakutannya menjadi-jadi. Jantung kini berdetak lebih kencang seperti alarm. Buih-buih keringat muncul di pelipisnya. Seketika dia merasakan tubuhnya sangat panas.
Ketika dia menoleh ke arah lain, dia berteriak histeris.
......................
Hitam. Xin mei hanya bisa melihat hitam. Dan dari hitam tersebut, dia dapat melihat jika ada pelita yang di nyalakan, tidak jauh di depan. Menggantung di atasnya. Dia samar-samar mendengar suara keributan di sekitarnya. Jika tidak salah, mereka berjumlah 5 orang, dan satu di depannya. Dari lima orang tersebut, hanya ada satu yang menjadi majikan mereka. Itu adalah seorang pemuda yang baru menginjak usianya 25 tahun.
Namun, nada bicara dan sikapnya seperti umur 25 tahun.
Ketika xin mei sadar dari tidurnya, dia sudah duduk dan terikat. Jadi, dia hanya bisa mendengar percakapan orang-orang tersebut.
Sang majikan terkejut menyaksikan bawahannya membawa seorang gadis, yang baginya seorang pemulung. Maka, marah-marah lah dia. Dan lagi pula bukan xin mei yang ingin dia tangkap.
empat bawahnya hannya bisa meminta maaf dan menunduk, seolah, ada beban di leher mereka.
Sang majikan menghela nafas panjang. Melihat itu, salah satu bawah mengatakan bahwasanya mereka membawa wanita cantik.
Tentu, sang majikan tidak percaya. Bagaimana bisa, pakainya aneh seperti itu, bisa memiliki wajah yang cantik?
Maka, cepat-cepat lah bawahan membuka penutup kepala xin mei. Suasana menjadi tegang, majikan memandang Setiap detik proses pembukaan itu.
Ketika semuanya berhasil di buka, dia membulatkan matanya, tidak percaya apa yang di lihatnya sekarang. Seorang gadis cantik yang mungil. Rambut hitam panjang, kulit putih seputih salju, dan selembut sutra, wajah yang oval dan Sempurna, tidak ada satu pun jerawat di sana, dan sangat halus dan mulus.
Kedua matanya berkilat bak Rubby hitam dan sorotannya juga tajam. Hidungnya mancung dan mungil.
“bagaimana tuan?” tanya bawahnya. Senyuman terlukis di sana.
“D-dari mana kalian mendapatkannya?” pria muda itu tidak percaya apa yang di bawa bawahnya.
“Karena tuan menyuruh kami menangkap gadis cantik dan memakai gaun putih, jadi, karena dia sesuai, maka kami membawanya saja. Sesuai dengan apa yang anda perintahkan. Kami menangkapnya di sekitar pasar.”
“kerja bagus, Kalian melakukan pekerjaan yang bagus. Aku tidak lagi memerlukan gadis sombong itu.”
“tuan, sebelum Anda bertindak lebih jauh, ada beberapa hal yang harus saya katakan.” Suara seorang wanita terdengar dari arah pintu.
Wanita paru baya dengan wajah yang penuh pengalaman hidup datang dari pintu. Dia mempunyai tubuh yang masih kuat. tao memandang xin mei yang terlihat bingung memandangnya. Dia tersenyum, kemudian memandang pemuda di samping xin mei yang terlihat terkejut dengan keberadaannya.
“Tuan muda, jangan kau lakukan apa-apa dengan gadis itu. Saya yakin, jika anda tidak melakukan apa-apa, Anda akan selamat.”
Sepasang alis sedikit tertarik. “apa maksudmu nenek? Mungkinkah, dia berasal dari keluarga bangsawan? Tapi... Jika di lihat dari penampilannya, dia hanya rakyat miskin. Tentunya dia mau denganku yang seorang bangsawan ini.”
Xin mei memandang bingung ke arah pemuda itu.
“ahaha, bukan itu tuan muda, bukan. Apakah Anda mengenal legenda tentang ahli bela diri yang sangat kuat di dataran ini?” nenek tao berjalan hilir mudik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments