Pulang kerja Hasna langsung ke rumah sakit tempat ibunya di rawat.Hasna langsung menuju ruang ICU,dibalik kaca pemisah Hasna melihat ibunya lemah tak berdaya.
Dua monitor terpasang di sisi kiri dan kanan ibunya,hidungnya pun terpasang selang oksigen.
Hasna terus memanjatkan doa untuk ibunya tercinta"Ya Allah berikanlah ibu hamba umur yang panjang,supaya hamba bisa terus membuatnya bahagia".
Seorang dokter yang menangani ibunya datang dan mengajak Hasna berbicara ke ruangannya.
"Mba Hasna,keadaan ibu anda saat ini stabil terutama tekanan darah dan jantungnya normal...menurut saya ini saat yang terbaik untuk melakukan operasi...apa mba Hasna siap".
"Alhamdulillah dokter,silahkan lakukan yang terbaik buat ibu saya...saya siap dok"Hasna sangat bersyukur dengan keadaan ibunya.
"Rencana akan kami jadwalkan operasi ibunya mba Hasna besok siang,semoga besok semuanya lancar".
"Aamiin...terimakasih dokter...untuk itu saya mohon izin untuk mengurus keperluan operasi ibu saya...saya pamit dok"Hasna berdiri yang di ikuti sang dokter.
Hasna menelepon bibi yang biasa menemani ibunya untuk menggantikan menjaga ibunya.
"Aku harus menemui pak David,hanya ini cara satu satunya...tak apa...apapun akan kulakukan untuk kesembuhan ibu"Hasna keluar dari rumah sakit dan langsung naik taksi kerumah Renata untuk menanyakan tempat tinggal Pak David.
Sampai dirumah Renata ternyata ada Haris sekretaris pak David.
"Maaf pak Haris,saya ada keperluan mendesak yang tidak bisa diwakilkan"Jawab Hasna saat Haris menanya ada keperluan apa ke rumah pak David.
"Terimakasih pak Haris...Ren...terimakasih ya gue pamit"Hasna buru buru karna taksi yang tadi masih menunggu,untuk mengantarkan Hasna ke rumah pak David.
'Ok Na...hati hati...kalau lu butuh bantuan gue,telepon gue ya..."Renata mengantar Hasna sampai depan.
**********
Hasna sampai didepan pintu apartemen pak David."Apa nanti yang ada dipikiran pak David tentang saya, datang malam malam kerumahnya...ah...terserah apa penilaian pak David,yang penting ibu sembuh"Monolog Hasna sambil menekan nomor hp pak David untuk mengatakan kalau dia ada didepan pintu apartemennya sekarang.
David keluar dengan memakai celana training panjang abu abu dipadu dengan kaos warna putih yang sangat cocok dengan kulitnya yang putih.
Dengan rambut yang berantakan habis keramas,David tampak begitu tampan dan wangi tapi semua itu tidak menarik perhatian Hasna karna yang ada dipikirannya hanya bagaimana mendapatkan uang.
David agak terkejut melihat kehadiran Hasna,baju yang dikenakannya masih yang sama waktu dikantor.David jadi berpikir segitu tidak sempatnya Hasna memperhatikan penampilannya,karna mengurus sang ibu.
Apalagi inikan akan bertemu atasannya,seorang pria tampan nan kaya raya,yang banyak digilai para kaum hawa.Sepertinya semua yang ada pada diri David tidak membuat Hasna tertarik sedikit pun.
"Maaf pak,saya malam malam datang menggangu...pak ayo kita nikah pak...kapan pun bapak mau saya bersedia...terserah bapak menilai saya seperti apa,yang penting saya mendapatkan uang itu pak"Hasna pasrah dengan apa yang di pikirkan sang bos tentang dirinya.
Hasna akan melakukan apapun demi kesembuhan sang ibu,walau dengan menjual harga dirinya sekalipun.
"Mba Hasna masuk dulu,kita bicarakan di dalam"David menarik tangan Hasna.
David membawa Hasna duduk di ruang tamu dan menyuruhnya menunggu sementara David ke dapur.
David mengambilkan air minum buat Hasna,dalam sekali teguk habis,karna Hasna ingin semua cepat berlalu seperti air yang di minumnya itu.
"Pak David,ibu saya besok harus dioperasi...saya butuh uang itu pak...terserah bapak mau melakukan apa saja terhadap hidup saya,nikah sekarang juga saya siap pak"Hasna langsung ke intinya.
David duduk di sofa di depan Hasna.
"Ok,tapi mba Hasna harus dengar penjelasan saya dulu...begini...sebenarnya tujuan saya hanya ingin memiliki anak...kita tetap menikah,tapi kita tidak hidup layaknya suami istri,jadi saya hanya meminjam rahim mba Hasna,atau istilahnya ibu pengganti"David memperhatikan ekspresi wajah Hasna,gadis itu sesekali menarik nafas dalam dan selalu menggigit bibir bawahnya.
Bibir mungil nan merah muda itu sungguh membuat David ingin mengecapnya,David hanya bisa menelan saliva nya,berusaha mengalihkan perhatiannya.
"Sebenarnya saya mau mencari ovum yang berkualitas dari wanita berkualitas juga...tapi sepertinya itu dilarang di negara kita,dan setelah saya selidiki riwayat hidup mba Hasna saya memutuskan Mba Hasna lah wanita yang tepat".
"Mba Hasna lulus dengan nilai cumlaude dari universitas ternama...dari keluarga baik baik,sehat secara jasmani dan rohani...cantik...cuma kurang tinggi aja dikit"David tertawa saat mata Hasna melotot saat di bilang kurang tinggi.Mata bulat itu benar benar seperti mata boneka dari India.David benar benar gemas dibuatnya.
"Jadi kita tidak melakukan hubungan...istilah sekarang In vitro fertilization...dan setelah anak itu lahir,dia hanya milik saya...mba tidak ada hak apa apa terhadap anak itu...akan ada perjanjian tertulis hitam di atas putih...bagaimana apa mba Hasna setuju?"David melihat keraguan di wajah Hasna.
"Dan satu lagi...setelah anak itu lahir,kita akan menjalani hidup kita masing masing"Hasna terkejut ,tapi dia merasa tidak punya hak apa apa di sini,semua yang mengatur David.
"Kalau mba Hasna paham dan setuju,saya akan transfer uang itu sekarang juga"David mengambil hp nya.
"Baik pak saya paham...saya setuju"Jawab Hasna agak melamun,karna memikirkan statusnya nanti janda tapi perawan atau perawan tapi janda.
David meminta nomor rekening Hasna dan langsung mentransfer sebesar 500 juta saat itu juga.
"Kenapa 500 juta pak"Tanya Hasna agak bingung melihat nominal yang di transfer David.
"Mba Hasna pasti akan membutuhkan biaya nanti setelah melahirkan"David menarik nafas lega karna keinginannya untuk punya anak akan segera terwujud.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments