Episode 4

Hasna menolak saat David mau mengantarnya pulang,jadi David hanya mengantarkan Hasna mencari taksi di depan.

Saat masih dilobi apartemen David mengingatkan Hasna atau lebih tepatnya sebuah ancaman."Mba Hasna, saya harap mba Hasna tidak berubah pikiran...kalau mba Hasna sampai membatalkan perjanjian kita sebelah pihak saya akan tuntut mba Hasna...mba Hasna harus membayar dua kali lipat atau saya akan penjarakan mba Hasna"David menggunakan kekuasaannya untuk mengancam Hasna.

Hasna yang berjalan di sisi David tubuhnya merasa gemetar ketakutan dengan ancaman bosnya itu.Hasna tidak menyangka,ternyata hatinya tidak sebaik wajahnya yang tampan.

"Dan satu lagi,anda sekarang adalah tunangan saya...dan sebentar lagi akan jadi nyonya David,so...mba Hasna mulai saat ini tidak boleh dekat dengan laki laki mana pun selain saya" David mulai posesif.

"Bapak....bisa pegang kata kata saya pak...bapak cukup antar saya sampai di sini,saya pamit,terimakasih"Hasna memanggil taksi yang sedang mangkal di pinggir jalan seberang apartemen.Dia tidak ingin berlama lama dengan bosnya itu,karna Hasna mulai tidak bisa bernafas,keringat dingin mulai bercucuran.

Hasna tidak menuju rumah sakit,dia pulang kerumahnya,karna Hasna sudah mulai merasa gerah dan lepek.Hasna perlu mandi,makan malam,dan istirahat supaya besok dia siap untuk menemani ibunya operasi.

Siang ini operasi ibu Hasna di lakukan,semua persiapan telah matang terutama ginjal yang cocok.Operasi berlangsung dengan lancar selama tiga jam lebih.

Hasna menelepon David untuk laporan bahwa operasi ibunya berjalan lancar dan sukses.

Pulang dari kantor,David kerumah sakit menjenguk ibu Hasna,calon mertuanya.

"Pak David,terima kasih sudah datang menjenguk ibu saya....hmm...pak...ibu saya tidak tau mengenai saya meminjam uang dari bapak,saya mohon supaya bapak menjaga rahasia ini,karna ibu saya punya riwayat darah tinggi...dan kata dokter pasien yang habis operasi transplantasi ginjal bisa terkena serangan jantung...semoga bapak mengerti"kata Hasna sambil memandang ibunya dari balik kaca ibunya dirawat.

"Baik,selama mba Hasna bisa kerjasama sama saya"Jawab David.

"Oya,saya lapar...kita cari makan dulu,mba Hasna juga pasti belum makan malam".

"Tapi pak,kita cari makannya dekat dekat sini aja ya...kuatir ibu saya siuman dan mencari saya"Pinta Hasna yang di angguki oleh David.

Hasna mencari dokter yang piket malam ini,untuk izin keluar sebentar.

Hasna mengajak David makan pecel ayam dan lele,yang berjarak lebih kurang satu kilo dari rumah sakit.

Hasna mengajak David duduk,tapi David diam mematung di tempatnya berdiri."Pak,ayo duduk...saya sudah pesan pecel ayam dan lele,sambelnya di sini enak loh pak saya sudah pernah makan di sini"Hasna menggeser duduknya supaya David bisa duduk di sebelahnya.

Saat David sudah duduk disebelah Hasna"Mba Hasna,kita ga salah makan di sini?"Bisik David dekat ketelinga Hasna,nafas bosnya itu terasa hangat dan menggelitik suatu perasaan aneh bagi Hasna,wajahnya memerah,karna dia tidak pernah sedekat ini sebelumnya dengan atasannya itu.

"Kenapa pak...di sini bersih kok,udah gitu makanannya enak dan murah"Hasna melihat wajah David tampak memerah seperti menahan sesuatu.

"Bersih apanya,lihat itu!"Tunjuk David pada abang tukang pecel ayam yang sedang cuci piring.Hasna cuma tersenyum.

Tak lama kemudian datang dua orang pengamen jalanan.Dengan suara cempreng dan alat musik yang ga selaras dengan lagunya membuat kepala David mau pecah.Ditambah lagi penampilan pengamen itu agak dekil dengan rambut awut awutan,membuat perut David tambah mual.

Akhirnya karna ga tahan menahan mualnya,David berlari menuju mobilnya yang diparkir tidak begitu jauh dari tempat pecel ayam. Dari pada nanti isi perutnya keluar di depan orang orang yang sedang makan.

Hasna melihat David berlari sambil memegang perutnya teriak heran"Pak David mau kemana...ini pecelnya sudah saya pesan untuk dua orang...pak!".

Tapi David tidak memperdulikan teriakan Hasna dan Hasna pun tidak memperdulikan David.Hasna segera memakan pesanannya yang sudah tersedia,karna memang perutnya sudah sangat lapar.

David mengeluarkan semua isi perutnya dibalik mobil,dengan bersandar di mobil.Setelah agak lega dia mengambil air mineral dari mobilnya.Kemudian masuk ke mobil dengan pintu tetap terbuka dan menelepon Hasna untuk segera kembali ke mobil.

"Bapak kenapa pak ...bapak muntah ya?" Hasna menyium bau tak sedap.

"Iya...kamu enak enakan makan ya...kamu ga perdulikan saya sama sekali"David sewot.

"Bapak kan ga ngomong jadi saya ga tau,maaf ya pa..." Hasna merasa bersalah.

"Udah ga apa apa,sekarang tolong kamu beli dua botol air mineral besar,saya mau menyiram itu,ga enak nanti sama orang orang yang lewat".

Setelah selesai,David langsung mengantar Hasna balik kerumah sakit,dia sendiri juga mau buru buru pulang untuk istirahat.Sebelum meninggalkan rumah sakit David menegur Hasna supaya jangan makan di pinggir jalan lagi.

"Mulai hari ini kamu jangan makan di pinggir jalan lagi....kamu akan menikah dengan saya dan akan mengandung anak saya...saya mau anak saya lahir dengan sehat dan pintar"kata David kuatir.

"Pak,saya sudah puluhan tahun makan di pinggir jalan,sampai sekarang saya sehat sehat saja"Hasna memutar mata malas dengan sikap lebay David.

"Saya ga mau tau,nanti akan saya transfer uang ke rekening kamu,supaya kamu bisa makan makanan sehat dan bergizi tiap hari...jangan membantah!"David langsung berlalu.

"Dasar orang kaya!bagaimana nanti kalau dia lihat saya makan gulai tutut...mmm yummy...jadi pengen"Hasna membayangkan semangkok tutut gulai pedas.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***