Arumi menuju tepi kolam renang rumah besar itu. Mbok Darmi yang sedang membersihkan di sana menunduk memberi hormat pada Arumi.
"Ruangan itu untuk apa Mbok?" Tanya Arumi sambil menunjuk sebuah ruangan di sudut rumah.
"Itu ruangan Ibu?" Jawab Mbok Darmi.
"Ibu?" Arumi mengerutkan keningnya bingung.
"Iya, eh.. maksud saya Almarhum Ibu. Itu ruangan beliau, biasanya untuk berlatih atau sedang beristirahat." Terang Mbok Darmi sambil terus mengelap perabotan di teras belakang.
"Hhmm, jadi setiap orang di rumah ini memiliki ruangan pribadi ya?" Gumam Arumi.
"Yang di atas itu ruangan Tuan Muda."
"Tuan muda?"
"Iya, Mbak. Bapak dan Ibu mempunyai seorang putra. Namun, sejak Ibu meninggal, Tuan sereing menghabiskan waktu di luar, jarang sekali pulang. Sebulan mungkin hanya dua atau tiga kali pulang. Setiap pulang selalu ribut dengan Bapak." Ucap Mbok Darmi sambil menerawang.
"Sebenarnya, Tuan muda, memiliki bakat seperti Ibu. Pintar menari. Namun, Bapak menginginkan Tuan muda dapat membantunya meneruskan bisnis keluarga." Lanjut Mbok Darmi.
"Lalu sekarang dia tinggal di mana?" Tanya Arumi penasaran.
"Mbok juga tidak tau, Mbak. Sejak dia lahir, Mbok lah yang memegangnya. Mbok yang mengasuh Tuan muda dari bayi. Kadang saya sering sedih melihat Bapak dan Tuan muda bertengkar, lalu ia pergi. Rasanya, Mbok pingin memeluknya, supaya tidak pergi, namun, Tuan muda terlampau keras kepala." Curhat Mbok Darmi.
Arumi mendengar ada rasa sedih dari setiap cerita dari mulut Mbok Darmi.
"Maaf Mbok, saya membuat Mbok sedih ya?" Sesal Arumi.
"Nggak Mbak. Mbok hanya ingin Tuan ceria lagi seperti dulu. Mbok kangen melihat Tuan menari di ruangan itu bersama Ibu. Ibu sangat memanjakan Tuan muda, dan mendukung bakat dan kegemaran Tuan." Ucap Mbok Darmi lagi, sambil menyeka air matanya.
"Ruang latihan hanya di sana?" Tanya Arumi sambil menunjuk.
"Tidak. Ada satu lagi di atas, dulu kamar Tuan waktu masih kecil, saat Tuan muda sudah mulai besar, Ibu menggunakan kamar itu untuk berlatih bersama Tuan Muda saat masih berumur enam tahun. Ruangan pojok itu dibuat baru beberapa tahun yang lalu, karena yang atas sempit." Lanjut Mbok Darmi.
Lalu seorang pria mendekati mereka.
"Arumi, bisa ikut saya?" Pintanya.
"Baik."
Arumi mengikuti pria itu menuju dalam rumah meninggalkan Mbok Darmi yang masih menyelesaikan pekerjaannya.
Pria itu duduk di hadapan Arumi.
"Saya Will, asisten Tuan Haris. Saya yang akan membantu segala keperluanmu. Saat ini kamu memerlukan pakaian pesta, dan sepatu untuk perjamuan dengan para investor dan pejabat yang akan dilaksanakan besok malam." Ucap Will.
Arumi hanya mengangguk.
"Aku akan ganti pakaian dulu."
"Gak usah, kita langsung berangkat saja."
"Bersiaplah, kita akan berbelanja." Pinta Will.
Pak Bejo, sopir, segera menyiapkan mobil untuk mengantar Will dan Arumi ke pusat perbelanjaan untuk mencari gaun pesta dan sepatu.
Sebelum ke pusat perbelanjaan, Will mengajak Arumi ke salon.
"Hai Will, siapa yang kamu bawa?" Sapa seorang lelaki dengan gaya kemayu.
"Dia, Istri Tuan Haris." Jawab Will.
"Astaga..!" Pekik lelaki di salon tadi sambil menutup mulutnya dengan tangan.
"Benarkah?" Ulangnya tak percaya sambil menatap Arumi dari ujung rambut hingga kakinya, seolah menilainya.
Arumi hanya memberikan senyum manisnya pada pria kemayu itu.
"Tolong berikan dia tampilan yang bagus, karena besok akan ikut dalam perjamuan di balai kota." Ucap Will.
"Aku akan melakukan yang terbaik, dan tak akan mengecewakan Tuan." Janjinya sambil menarik Arumi ke bangku salonnya, lalu membentangkan kain kep untuk melindungi tubuh Arumi supaya tidak kotor oleh rambut.
"Aku percayakan dia padamu. Dua jam lagi aku akan datang menjemputnya." Ucap Will pada pria salon itu. Arumi hanya bisa melihatnya melalui bayangan di cermin.
Pria itu mencuci rambut Arumi, lalu mengeringkan sedikit, merapikan rambutnya, memberi vitamin pada rambutnya.
"Tolong, jangan buat rupaku terlihat lebih tua ya!" Pesan Arumi pada pria salon itu, membuatnya terkekeh mendengar permintaan Arumi.
"Aku pastikan dirimu tetap menjadi dirimu sendiri. Kamu sudah cantik, hanya perlu sedikit dipoles supaya terlihat Wow...!" Katanya.
Pria itu memijat kepala hingga leher Arumi dengan lembut, Arumi benar bener terkantuk-kantuk dibuatnya. Lalu ia bermain main dengan alat catoknya di rambut Arumi.
Setelah itu kaki dan tangan Arumi dimanjakan dengan membersihkan, dan dipercantik kuku kukunya. Sebelumnya pijatan lembut diberikan pada tangan dan kaki Arumi.
Arumi benar benar terbuai, rasanya ia ingin sekali memejamkan matanya.
Tak terasa dua jam berlalu, pegawai salon sedang melukis sesuatu di kuku Arumi.
Will, sudah terlihat masuk ke dalam salon, melihat ke arah Arumi, lalu duduk di sofa ruang tunggu.
Will berwajah tampan, memiliki garis wajah yang tegas. Dia tak banyak bicara, tak pernah tersenyum, kira kira berusia di atas 25 tahun, tebak Arumi. Selain tampan, Will juga terlihat pintar, pasti Tuan Haris tak sembarang memilih orang untuk menjadi asistennya.
Lima belas menit berlalu, akhirnya selesai juga kuku Arumi dipoles.
Pria salon itu melepas kain kep yang ada pada tubuh Arumi.
"Berdirilah darling!" Pintanya, sambil memegang tangan Arumi membantunya berdiri, lalu mengajaknya berdiri di depan cermin besar yang ada di tengah ruang itu.
Betapa terkejutnya Arumi melihat dirinya di depan cermin.
"Itu aku?" Ucapnya takjub.
"See.... Aku telah membuatmu terlihat lebih bersinar." Ucap Pria salon itu sambil tersenyum.
"Will, sudah selesai. Silahkan bawa Nyonya muda ini pulang. Semoga Tuan Haris puas dengan pelayanan kami pada Nyonya mudanya." Ucap Pria salon itu.
"Terima kasih." Jawab Will singkat.
Will memberi kode pada Arumi untuk segera keluar dari salon itu, karena selanjutnya mereka akan ke pusat perbelanjaan untuk mencari dress untuk dikenakan pada acara perjamuan.
Kini Arumi telah berada di sebuah toko brand kenamaan, Will meminta manager toko menunjukkan dress keluaran terbaru mereka.
Kini di hadapan Arumi telah ada sederet dress keluaran terbaru di gantungan.
"Cobalah!" Perintah Will.
"Hah..?" Arumi masih bingung.
"Cobalah dress itu satu persatu, lalu tunjukkan pada kami!" Ulang Will.
Arumi dibantu manager toko dan seorang pelayan mencoba dress itu satu persatu. Ia masuk ke ruang ganti untuk mencoba dress yang pertama, tak lama ia keluar dan berdiri, menunjukkan pada Will.
Arumi berjalan lalu berputar, Will hanya mengangguk, lalu memberi tanda untuk mencoba yang lain.
Arumi masuk kembali ke dalam ruang ganti, dan mencoba yang lain, lalu menunjukkan pada Will.
Will menganguk dan memberi kode coba yang lain, hingga semua dress keluaran terbaru telah Arumi coba semua.
"Will, sampai kapan di sini, aku haus?!" Rengek Arumi. Will berbicara pada manager toko sebentar, lalu tak berapa lama pelayan toko mengantar sebotol air mineral untuk Arumi.
Arumi menerima botol itu, membukanya,lalu meneguknya hingga setengah botol.
Will memilih beberapa dress yang telah di coba oleh Arumi, lalu tak berapa lama paper bag berisi dress telah ditenteng oleh Will.
Mereka pun masuk ke toko sepatu dan tas. Memilih beberapa model tas untuk Arumi. Demikian juga sepatu.
Arumi berdiri termenung di depan deretan sepatu balerina yang terletak di bagian dalam toko. Will mendekatinya.
"Kamu mau?" Tanyanya.
Arumi menatap Will sejenak, lalu mengangguk cepat. Arumi mencari ukuran yang cocok dengan kakinya.
Ia sangat senang sekali kali ini. Ia telah berencana akan berlatih menari lagi di ruang latihan milik istri Tuan Haris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments