Bab 3

Mobil yang membawa Juna dan Zara memasuki sebuah pekarangan rumah yang terlihat cukup besar. Meskipun tidak sebesar kediaman keluarga Emirhan dan Nugraha, tetapi rumah yang saat ini ada dihadapan mereka merupakan rumah yang terlihat sangat mewah dan elegan dengan perpaduan warna putih dan emas.

"Mas," ucap Zara dengan begitu lembut pada Juna yang terlihat masih setia memejamkan matanya.

Juna yang mendengar suara Zara membuka perlahan matanya, dan baru menyadari jika mereka saat ini sudah tiba ditempat tujuan.

"Ayo turun!" ajak Juna tanpa menatap Zara.

Di depan pintu rumah, terlihat beberapa pelayan yang sudah berdiri di sana menyambut kedatangan majikan mereka. Zara dengan cepat keluar dari mobil menyeimbangkan langkahnya dengan Juna.

"Selamat datang. Tuan, Nyonya," sapa para pelayan yang ada di sana dengan ramah menunduk sopan pada Juna dan Zara.

"Assalamualaikum...," ucap Zara tersenyum pada semua yang menyambut mereka. Kesan pertama yang baik Zara berikan pada semua pelayan yang terlihat menyukainya sejak pandangan pertama.

"Waalaikumsalam... Nyonya, Tuan." Para pelayan mengulang kembali sambutan mereka saat merasa salah dengan cara sambutan mereka.

"Za. Kenalkan, ini Bi Ina dan Bi Emi. Mereka yang bertugas membantu membersihkan rumah, ini Bi Desi yang memasak. Dan Ini pak Harto dan Pak Raden yang bertugas membersihkan pekarangan rumah sekaligus menjaga keamanan rumah ini," ucap Juna memperkenalkan semua pekerja yang ada di sana.

"Baik Mas," ucap Zara menanggapi penjelasan Juna, lalu menatap para pelayan.

"Salam kenal semuanya. Saya Zaara, kalian bisa panggil Zara. Semoga kita bisa saling membantu, dan merasa cocok satu sama lain," ucap Zara ramah kepada semua dengan memberikan senyum manis di wajahnya, yang dapat membuat siapapun terpesona akan senyumannya, tak terkecuali Juna yang saat ini juga menatap kagum pada kecantikan serta kesederhanaan istrinya.

Ya istri, mengingat kata istri, membuat Juna tersadar dan langsung mengalihkan pandanganya. 'Ingat Laura!' batinnya.

"Selamat untuk pernikahan Tuan dan Nyonya, semoga menjadi keluarga yang selalu dilimpahkan kebahagiaan dan semoga segera diberikan momongan agar rumah ini terasa lebih ramai dengan kehadiran nona dan tuan muda kecil," ucap salah satu pelayan dengan tulus memberikan selamat dan doa untuk sang majikan.

"Terima kasih banyak, Bi." Zara menanggapi dengan senyuman yang selalu setia menghiasi wajahnya.

"Ayo ke atas! Kamu pasti lelah," ajak Juna yang mulai merasa tidak nyaman mendengar ucapan selamat dan doa dari para pelayan.

"Lanjutkan pekerjaan kalian!" Titah Juna tegas sebelum masuk ke dalam rumah dan menaiki anak tangga diikuti oleh Zara yang mengekor di belakangnya.

Keduanya tiba di depan kamar Juna. Pintu dibuka oleh Juna dan perlahan mereka berdua masuk ke dalamnya.

Zara menatap kagum pada kamar barunya yang akan ditempati bersama Juna. Mengingat fakta itu, tiba-tiba semburat merah muncul menghiasi pipi Zara.

'Ya ampun Za, apa sih yang kamu pikirkan?' ucap Zara dalam hati menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ada apa?" tanya Juna bingung menatap tingkah Zara yang terlihat aneh.

"Tidak, Mas. Tidak ada apa-apa," jawab Zara pelan dengan wajah yang semakin merona.

Rapi, bersih, luas dan tentunya mewah. Itulah kesan pertama Zara pada kamar barunya. Persis seperti pribadi Juna yang begitu rapi.

"Barang-barangmu mungkin sudah di dalam walk in closet. Beberapa kebutuhanmu juga sudah disiapkan di sana.

Bilang saja padaku jika ada yang kurang," kata Juna menunjuk ke arah pintu yang disebut walk in closet, sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah Juna menghilang di balik pintu kamar mandi. Zara segera menuju walk in closet yang ditunjuk oleh Juna.

Kagum. Tentu saja Zara kembali terkagum pada isi Walk in closet tersebut, yang sudah tersusun rapi apapun kebutuhan dirinya. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, serta aksesoris dan barang lainnya.

Hal yang membuat senyum Zara semakin merekah adalah, saat melihat jika pakaian serta kebutuhan lain dirinya berada dalam satu ruangan yang sama dengan pria yang dicintainya.

"Astagfirullah....," ucap Zara yang masih diam mengagumi ruangan perlengkapan mereka terkejut saat Juna yang tiba-tiba masuk, dan melewati dirinya hanya dengan menggunakan handuk kecil yang melilit di pinggangnya.

Untuk pertama kalinya Zara melihat tubuh seorang pria bertelanjang dada, selain ayah dan kedua kakaknya. Zara yang melihat hal tersebut tentu saja kembali merona dan salah tingkah.

Juna tertawa pelan melihat tingkah polos Zara yang dianggap lucu tersebut. Rasa ingin menjahili istrinya tiba-tiba saja muncul, membuat Juna melangkah cepat mengejar langkah Zara yang sudah memutar tubuhnya berniat keluar dari sana.

"Kamu mau kemana?" tanyanya.

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

doa Ku semoga Juna jatuh cinta terhadap Zara dan tidak menghianati... Zara..🤭🤭😚😚😚karena Zara sudah kesenangan..

2022-10-20

0

kania rahma

kania rahma

alahhh juna lama2 juga kamu bkln jatuh cinta ama zara

2022-10-19

0

Yuli maelany

Yuli maelany

cieeeeee yang udah mulai tersepona 🤭🤭🤭🤭🤭

2022-10-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!