ernikahan yang terjadi karena perjodohan menjadi pernikahan yang membahagiakan untuk Zara. Namun tidak untuk Arjuna yang terpaksa menerimanya. Tidak akan ada yang menyangka jika Juna tidak menginginkan pernikahan tersebut, sebab selama acara berlangsung Juna juga selalu terlihat tersenyum, memasang wajah bahagia menghadapi semua orang yang ada di acara pernikahannya.
Semua itu Juna lakukan untuk menjaga nama baik keluarganya, Juna terpaksa melakukan itu semua. Juna yang sangat menyayangi kedua orang tuanya, tentu saja tidak akan bisa menolak keinginan kedua orang tuanya yang untuk pertama kalinya meminta sesuatu kepadanya.
Sedari kecil, Juna selalu hidup dengan penuh kasih sayang tanpa kekangan dari kedua orang tuanya. Hal itu pula yang membuat Juna tidak dapat menolak permintaan kedua orang tuanya, untuk menikahi menantu pilihan mereka, meskipun jauh di lubuk hatinya Juna sangat ingin menolak, karena Juna sudah memiliki seseorang yang menempati hatinya.
'Maafkan aku Laura, ini semua terjadi karena aku yang terlalu lalai. Harusnya aku tidak menunda untuk memperkenalkan kamu dengan keluargaku, harusnya aku segera menikahimu. Sekarang semua sudah terjadi, tapi percayalah, apapun yang terjadi kamu tetap akan memiliki tempat teristimewa di dalam hatiku dan akan selalu kamu,' ucap Juna dalam hati.
Juna mengenang setiap hal yang sudah dilaluinya bersama Laura. Wanita yang sangat dicintainya. Hingga saat ini pun mereka masih terus bersama. Juna akui jika dia salah dengan masih menjalin hubungan bersama Laura meskipun Juna sadar statusnya saat ini yang sudah menjadi suami dari wanita lain. Wanita baik yang sama sekali tidak pantas untuk disakiti.
Sosok Laura dan Zara sangat jauh berbeda. Jujur Juna katakan jika Zara mungkin lebih unggul dari Laura, tetapi cinta yang Juna miliki untuk Laura sama sekali tidak memandang semua perbedaan itu.
Juna akui Zara adalah wanita yang sangat cantik dan Baik. Dari semua hal gadis itu terlihat sempurna. Juna akui juga dia sangat beruntung, karena mempunyai Istri seperti Zara.
Namun, kembali kepada hati. Hatinya sudah terisi oleh nama wanita lain sehingga semua keberuntungan tersebut tidaklah berarti untuk Juna.
Juna yang saat ini tengah memejamkan matanya, kembali mengingat kejadian dua minggu yang lalu saat kedua orang tuanya membicarakan tentang perjodohannya dengan Zara.
Hari itu, dengan senyum mengembang di wajahnya. setelah menghabiskan waktu seharian bersama Laura–kekasihnya, Juna pulang ke rumah utama milik keluarga Nugraha, rumah orang tuanya yang berada di pinggiran kota.
"Aku akan mempersiapkan semuanya. Aku juga akan coba meyakinkan kedua orang tuaku untuk menerimamu sebelum aku membawamu menemui mereka. Setelah itu kita akan menikah dan menjalani kehidupan yang jauh lebih bahagia." Juna teringat akan janjinya pada Laura satu jam yang lalu dan itu membuat Juna semakin bersemangat untuk bertemu kedua orang tuanya.
"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga," ucap Lili, menghela nafas lega menatap putra semata wayangnya.
"Mah, Pah," sapa Juna mencium tangan kedua orang tuanya.
"Sayang, duduk dulu! Ada yang mau kami bicarakan," pinta Lili pada Juna, sembari menepuk pelan ruang kosong sofa di sebelahnya
"Ada apa, Mah, Pah? Kenapa kelihatannya ada hal yang serius? Apa terjadi sesuatu?" tanya Juna setelah duduk di samping Lili.
"Jangan marah, jangan mengambil kesimpulan tanpa meminta kejelasan. Dengarkan dulu ucapan Mama." Lili menjeda sejenak ucapannya.
"Usiamu tahun ini sudah tiga puluh tahun. Kamu juga belum mengenalkan satu wanita pun pada kami. Papa dan Mama menyukai seorang wanita yang tak lain adalah anak dari kenalan kami. Kami berniat menjodohkan kamu dengan putrinya. Apa kamu bersedia?" ucap Candra langsung bertanya pada Juna yang terdiam membeku mendengar ucapan papanya. Raut wajah bahagia yang sebelumnya terlihat dari Juna, berubah menjadi muram dan itu disadari oleh kedua orang tuanya.
"Mama sangat menyukainya, Nak. Mama sangat berharap dapat menjadikannya sebagai menantu Mama," Sahut Lili menimpali ucapan suaminya. Membuat Juna yang baru saja akan menolak, dan mengatakan bahwa dia sudah mempunyai kekasih hanya bisa menelan pahit kalimat yang sudah siap untuk diucapkannya.
"Apa kalian sudah yakin dia wanita yang baik untukku?" tanya Juna menahan gemuruh di hatinya.
"Percayalah, tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya dalam hal yang tidak baik. Kami sangat mengenal keluarganya, kamu juga mengenalnya. Kami juga yakin kamu akan menyukainya, karena tidak ada yang tidak menyukainya," jawab Lili menatap penuh harap kepada Juna yang semakin sesak mendengar ucapan Mamanya.
"Siapa dia, Mah? Kenapa kalian bisa berkata aku mengenalnya? Jangan bilang dia temanku! Aku tidak mungkin menikahi temanku" tanya Juna berusaha untuk terlihat tenang sambil mengusap tangan ibunya.
"Zara, putri dari keluarga Emirhan." Lili terlihat bahagia menyebut nama wanita yang sangat diharapkannya menjadi menantu itu.
Jantung Juna berdetak kencang mendengar nama yang keluar dari bibir ibunya.
Bukan tanpa sebab, keluarga Nugraha dengan keluarga Emirhan memang mempunyai hubungan yang baik. Walaupun Juna hanya beberapa kali bertemu dengan keluarga Emirhan, tetapi Juna sangat tau jika sedari putri Emirhan kecil, Ibunya sangat menyukai gadis itu, Ibunya juga selalu memuji dan membicarakan sosok Zara sejak dulu hingga sekarang.
Dari cara dan kasih sayang yang diberikan kedua orang tuanya selama ini kepada Zara, Juna sama sekali tidak berfikir jika pada Akhirnya mereka akan dijodohkan. Juna hanya berfikir kedua orang tuanya menyayangi Zara seperti putri mereka sendiri. Dan tidak pernah terpikirkan olehnya jika kedua orang tuanya akan menjadikan Zara sebagai menantu dalam keluarga Nugraha.
"Arjuna, kami janji ini adalah permintaan pertama dan terakhir kami. Setelah ini Papa dan Mama tidak akan meminta apapun darimu. Apa kamu bisa mengabulkan keinginan kami?" tanya Lili lagi dengan mata berkaca-kaca penuh harap kepada Juna.
"Kenapa harus terlihat tegang seperti ini, Pah, Mah? Aku akan menikahi siapapun yang menjadi pilihan kalian," Jawab Juna mantap tersenyum pada kedua orang tuanya yang juga terlihat begitu bahagia mendengar ucapannya.
Juna tersadar dari lamunan masa lalunya saat merasakan getar dari ponsel yang berada di saku celananya. Juna bergerak mengambil ponselnya dan melihat nama seseorang yang mengirimnya pesan. Juna sama sekali tidak menjawab pesan dari kekasihnya, sebab Juna sangat yakin jika dia tidak akan bisa mengabaikan Laura jika Laura memintanya datang.
'Aku harus mengabaikanmu untuk saat ini, sayang. Aku tidak mungkin meninggalkan Zara saat ini,' batin Juna lalu kembali memejamkan matanya, seakan memanfaatkan waktu dalam perjalanan menuju rumahnya dengan beristirahat.
Zara yang duduk tepat di samping Juan, menatap lekat wajah pria yang saat ini sudah berstatus sebagai suaminya itu.
Untuk pertama kalinya Zara dapat melihat wajah seorang pria tanpa perasaan takut akan dosa. Rasa penasaran tentu saja menyelimuti Zara saat melihat seseorang menghubungi suaminya, tetapi melihat respon Juna yang terlihat enggan dan lelah membuat Zara hanya bisa diam tanpa berkata apapun.
Zara tersenyum menatap wajah tampan suaminya yang sedang terpejam itu.
Zara berpikir jika saat ini suaminya mungkin saja tidur akibat kelelahan setelah acara pernikahan mereka hari ini. Namun, dibalik itu semua, Zara sama sekali tidak tahu jika dugaan Zara salah besar. Karena saat ini Juna sama sekali tidak tidur, melainkan Juna sedang memikirkan dan membayangkan wajah wanita yang dicintainya yang pasti bukanlah Zara.
"Aku tahu kita tidak pernah saling mengenal seperti pasangan lainnya, Mas. Namun aku berjanji akan berusaha menjadi Istri yang baik untukmu. Aku akan memberikan semua yang terbaik untukmu, hingga kata menyesal menikahiku tidak akan pernah terucap dari bibirmu, Mas," ucap Zara sangat pelan, tapi terdengar jelas di telinga Juna.
Juna semakin merasa sesak mendengar ucapan Zara saat Juna sadar jika dia tidak akan pernah bisa membalas Zara, sebab cintanya sudah dimiliki oleh Laura.
'Maafkan aku jika nanti kata menyesal menikahiku itu justru akan terucap dari bibirmu. Maafkan aku, Zara,' jawab Juna dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Kar Genjreng
mengapa Kamu jadi Pria tidak punya pendirian... seharusnya biar bagaimanapun harus di ungkapkan...dari pada menyakiti banyak orang Juna...bukah Kamu akan merasa bersalah berkepanjangan..😭😭😭😭😭
2022-10-20
0
Yuli maelany
kenapa menerima jika hati mu terpaut dengan wanita lain, kenapa terpaksa jika kamu masih bisa memilih untuk menyakiti banyak hati yang lain.....
2022-10-19
0
Lilis Lilis Lisna
baru lagi ya mom
2022-10-18
2