Bab 4 - keputusan yang menyakitkan.

Aditama Lukman tampak menjelaskan beberapa proyek besar dan beberapa Perusahaan besar yang akan Frans kelola jika nanti telah resmi menjadi menantunya.

Tawaran itu membuat Frans Albar berbinar-binar dan cukup senang, karena kekayaan Aditama Lukman akan memperkuat Perusahaannya.

"Yes!" gumam Frans kembali tersenyum malu-malu tapi garong.

***

Akhirnya Ryan berhasil mengantarkan Adinda pulang ke rumah;

"Darimana kamu tau alamat rumahku? Padahal, aku tidak memberitahunya, dan satu lagi, ternyata kau masih ingat dengan namaku?" ucap Dinda turun dari motor besar Ryan. Wajah imut Adinda dengan dua bola matanya yang besar tajam menantang tepat di wajah si Bodyguard itu.

"Terus! kau akan berpikir, Jika aku ni pengagum rahasia mu?" tanya Ryan menyerang balik, keduanya selalu bertengkar sejak pertama bertemu.

Adinda mengangguk dengan cepat.

"Bisa jadi!" jawab ketus Adinda dengan kepercayaan tingginya.

Ryan tersenyum bahkan tertawa kekeh, ia bergegas mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah aplikasi kepada Adinda.

"Setiap Bodyguard, kami difasilitasi sebuah aplikasi canggih tentang identitas lengkap seseorang yang menjadi target untuk dilindungi, Frans mendaftarkan nama kamu di user aku, sehingga semua data identitas beserta keberadaan mu, bisa aku pantau dari ponselku!"

Adinda terdiam, ia sedikit merasa malu lalu berbalik badan dengan cepat kemudian bergegas membuka pagar rumahnya.

"Hei, hei...!" panggil Ryan.

Reflek Adinda berbalik.

kembalikan jaket ku!" tegur Ryan.

"Ouh!" Adinda terlupa dan merasa gugup, ia pun buru-buru bergegas membukanya, lalu melemparkan jaket itu kepada Ryan.

"Terima kasih jaket bau ikan asin mu!" canda Adinda dengan wajah jutek.

Pria itu merasa jengkel, namun Adinda sudah masuk ke dalam rumahnya dengan cepat.

Sebuah rumah minimalis, lengkap dengan perabotan mewah yang disewakan Frans khusus untuk Adinda, terparkir juga mobil keren disana, pemberian dari Frans, hanya saja malam itu kepala Adinda sedikit pusing, ia tidak bisa menyetir mobil sendiri di tengah kemacetan.

"Dasar wanita tidak tau berterima kasih!" dumelan kesal Ryan bergegas kembali memakai jaket dan melaju dengan motornya.

*

Pertemuan dua keluarga itu pun akhirnya selesai, Frans beserta keluarganya sudah kembali pulang meninggalkan kediaman rumah Aditama Lukman yang sangat megah.

"Papi!" Nia melingkarkan manja tangannya di dada sang ayah yang sedang duduk. Nia ada Putri kesayangannya Aditama.

"Bagaimana perasaan kamu sayang, karena dalam minggu ini Frans akan melamar kamu!"

"Tapi Nia takut pi, Frans akan lebih memilih menikahi wanita lain, papi tau sendiri kan, pria itu cukup playboy!" ucap Nia dengan bibir manyunnya.

Aditama memegang lembut kedua tangan putrinya.

"Kamu jangan takut sayang, Frans tidak akan mungkin gagal menikahi kamu, karena Papi sudah menanamkan saham yang cukup besar di Perusahaan X- Tren, jika dia berani melepas kamu, artinya ia dan keluarganya akan kehilangan banyak kesempatan untuk naik level sebagai pengusaha besar di negeri ini."

Sontak Nia tersenyum bahagia.

"Terima kasih Papi!" Nia mencium pipi sang Ayah dengan bahagia dan kembali memeluknya.

"Ahahahaha!" tawa Aditama yang bahagia melihat sang putri akhirnya bisa menikah dengan pria pilihannya.

***

Frans pulang satu mobil dengan keluarganya.

"Frans, mulai detik ini, Papa tidak ingin melihat kamu jalan dengan wanita lain selain Nia, kau harus tau, begitu kau sudah menikah dengan putri Aditama Lukman maka secara otomatis Perusahaan kita akan menjadi TOP terbaik di negeri ini!"

"Beres Pah, Frans mengerti!"

"Untuk saat ini aku benar-benar tidak bisa bersama Adinda, aku harus cari akal bagaimana caranya agar kehamilannya itu tidak menjadi penghalang pernikahanku dengan Nia!" gumam Frans mulai berpikir keras.

***

Malam itu, Adinda Aira sedang mengalami depresi berat, ia serasa tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghadapi Frans yang kini telah mengabaikan dirinya, meski sudah memberitahu tentang kehamilannya itu. Adinda berusaha menelpon Frans namun ponselnya tidak aktif.

Pikiran kosong wanita itu memandang sebuah gantungan besi yang sebenarnya untuk hiasan lampu. Adinda bergegas mencari tali panjang yang memang tersedia untuk keperluan rumahnya, entah apa yang ada dipikiran Adinda, ia tampak putus asa dan berniat mengakhiri hidupnya, karena begitu malu dan tidak tau harus mengadu kepada siapa.

Sebelum naik ke atas bangku, Adinda mengambil ponselnya berniat menelpon Frans untuk terakhir kalinya, namun Adinda mengurungkannya karena Frans benar-benar tidak bisa dihubungi malam itu.

"Apa ia sedang berkencan dengan Nia!" membuat Adinda semakin putus asa.

Saat bersiap menaiki sebuah bangku, ponsel Adinda bergetar di atas meja.

"Dreerrrtt... dreerrrtt..." Panggilan nomor baru.

Adinda kembali turun dan menerima panggilan itu.

"Tadi aku lupa memberi nomor ponselku, Jika terjadi sesuatu, kau boleh menghubungi ku 24 jam!" pesan Ryan yang masih berada di lingkungan komplek itu.

Adinda sempat terdiam.

"Hei? Apa kau mendengar suaraku!" seru Ryan.

"Tolong sampaikan kepada Frans, kuburkan jasad ku di sebelah ibuku, ini adalah permintaan ku yang terakhir kalinya, semoga ia berkenan dan semoga...!"

Ryan langsung menutup ponselnya dan tanpa berpikir panjang, Lelaki itu memutar cepat motornya dan kembali ke rumah Adinda.

"Haiiis dasar si Bodyguard tengil, benar-benar tidak sopan, orang belum selesai bicara dia sudah memutusnya begitu saja, apa Frans tidak merasa rugi membayar Bodyguard semacam ini!" Adinda sempat berceloteh.

"Sebaiknya aku matikan saja ponsel ini, agar lebih berkonsentrasi untuk mati!" ucap Dinda.

Adinda kembali melihat tali eksekusi itu dalam pandangan kosong menyedihkan.

"Mama, aku akan menyusul mu, maafkan putrimu yang sudah tidak berguna ini?"

Adinda mulai naik ke atas bangku sebagai pijakan sebelum menggantungkan diri.

Terlihat Ryan tergesa-gesa, dengan memarkirkan motornya begitu saja, ia berlari cepat ke arah pintu masuk.

Pria itu berusaha menggedor- gedor pintu, namun Adinda tidak mendengarnya, posisi wanita itu jauh dari ruang pintu utama.

"Adinda, buka pintunya!"

Ryan juga berusaha menelpon namun ponselnya Adinda sudah tidak aktif.

"Apa yang ada di pikiran wanita bodoh itu, apa dia pikir mati bisa menyelesaikan masalahnya!" kata Ryan begitu panik.

"Tok...Tok...Tok...!" Ketukan Ryan lebih keras lagi sampai tulang tengah jemarinya memerah.

Ryan yakin Adinda akan melakukan aksi bunuh diri konyol di dalam rumahnya.

Pria itu berusaha menendang, menerjang pintu bahkan mendobraknya dengan kekuatan penuh.

"Aaarrgh! Pintu ini terlalu keras karena menggunakan sistem keamanan password," gerutu lelaki itu.

Tidak putus Asa, Ryan mengambil bor penghancur kaca di motornya, Alat-alat kemanan yang lengkap di bawa oleh Ryan sebagai seorang pengawal nomor satu.

Adinda yang sudah siap melepas bangku pijakannya. Sementara Ryan masih dalam proses menghancurkan kaca jendela.

Suara proses pemecahan kaca jendela sempat membuat Adinda terkejut. Ryan sudah bisa mengintai Adinda yang sudah bersiap menggantungkan diri karena kaca hampir pecah seutuhnya. Kaca jendela itu cukup tebal kerena tidak memiliki jerjak besi.

Akibat terburu-buru beling kaca itu mengenai telapak tangan Ryan.

"Aaagggh!" jerit Ryan menahan kesakitan. Tetesan darahnya mulai berjatuhan di lantai. Tetapi lelaki itu mengabaikannya. Ia terus melanjutkan pekerjaannya dengan cepat

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

ini yg pacarnya siapa.yg hamilin siapa malah Ryan malaikat penolong Dinda 🥴

2023-04-29

1

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

cowok gila materi gila harta yang pasti idupnya ga kan pernah ngerasa cukup pasti kurang 2 dan kurang

2022-12-20

3

erenn_na

erenn_na

duuuhhh sampai berdarah -darahh

2022-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Adinda Hamil
2 Bab 2 - Pertemuan Kembali
3 Bab 3 - Pertengkaran Kecil
4 Bab 4 - keputusan yang menyakitkan.
5 Bab 5 - Adinda ingin bunuh diri
6 Bab 6 - Kelelahan Hati
7 Bab 7 - Cerita Dini Hari
8 Bab 8 - Ryan Menyadarkan Adinda
9 Bab 9 - Kekecewaan
10 Bab 10 - Kebingungan yang menjerat
11 Bab 11 - Frans memaksa Ryan Agar Menikahi Adinda
12 Bab 12 - Perjanjian
13 Bab 13 - Hati yang Berontak
14 Bab 14 - Keluarga Woong
15 Bab 15 - Masa Lalu Ryan Alaska
16 Bab 16 Resign Dari X-Tren
17 Bab 17 - Obrolan Khaliza dan Ryan
18 Bab 18 - Jawaban kegelisahan
19 Bab 19 - Visual Tokoh - Permasalahan Masing-Masing
20 Bab 20 - Persiapan Adinda Bertemu Calon Mertua
21 Bab 21 - Pertemuan Pertama Khaliza dan Adinda
22 Bab 22 - Dialog Penting
23 Bab 23 - Terjerat
24 Bab 24 - Pilihan Harus Menikahi Adinda
25 Bab 25 - Kemarahan
26 Bab 26 - Terkuaknya rahasia Frans
27 Bab 27 - Meyakinkan Diri
28 Bab 28 - Penjelasan
29 Bab 29 - Pasrah
30 Bab 30 - Ryan, Sang Dewa Penolong
31 Pengumuman
32 Bab 31- keputusan
33 Bab 32 - Fitting Pakaian Pengantin (1)
34 Bab 33 - Fitting Pakaian Pengantin (2)
35 Bab 34 - Persiapan Pagi Awal menuju Pernikahan
36 Bab 35 Mood Jelek Adinda.
37 Bab 36 - Akad Nikah.
38 Bab 37 - Pesta Pernikahan
39 Bab 38 Kehidupan Baru Adinda.
40 Bab 39 Hari Pertama di Rumah Mertua
41 Bab 40 - Persyaratan Dari Khaliza
42 Bab 41 - Kejahilan Adinda.
43 Bab 42 - Pagi Hari
44 Bab 43 - Lagi-lagi Kejahilan Adinda
45 Bab 44 - Terkejut.
46 Bab 45 Suasana ruang kantor Ryan
47 Bab 46 - Kebersamaan yang hangat.
48 Bab 47 Perdebatan.
49 Bab 48 - Malam Yang tidak terduga.
50 Bab 49 Perseteruan.
51 Bab 50 - Pelayanan Adinda.
52 Bab 51 - Kebahagiaan yang sekejap
53 Bab 52 - Muncul Hasrat Cemburu.
54 Bab 53 - Kepo
55 Bab 54 - Kenapa yah?
56 Bab 55 - Hari yang menyebalkan.
57 Bab 56 - Perbincangan Ryan dan Adinda.
58 Bab 57 - Secercah Senyuman
59 Bab 58 - Mengagumi Adinda.
60 Bab 59 - Terpesona
61 Bab 60 - Surel untuk Lim.
62 Bab 61 - Firasat Buruk.
63 Bab 62 - Keguguran
64 Bab 63 - Kemarahan yang Tidak Terbendung.
65 Bab 64 - Hikmah di Balik Musibah
66 Bab 65 - Nasihat Kehidupan
67 Bab 66 - Rasa Berontak
68 Bab 67 - Keputusan
69 Bab 68 - Kegalauan Ryan.
70 Bab 69 - Kang Mas Ryan Belah Duren.
71 Bab 70 - Pagi ceria
72 Bab 71 - Keraguan Jiwa
73 Bab 72 - Tersenyum - senyum.
74 Bab 73 -Siapa Pengirim Mawar.
75 Bab 74 - Secercah Cahaya.
76 Bab 75 - Duel Sengit.
77 Bab 76 - Perjanjian Telah Usai
78 Bab 77 - Kejujuran.
79 Bab 78 - Senyum Menggoda
80 Bab 79 - Aksi kebucinan.
81 Bab 80 - Cinta ditolak
82 Bab 81 - Pada akhirnya
83 Bab 82 - Apartemen
84 Bab 83 - kejutan
85 Bab 84 - Terungkap
86 Bab 85 - Berontak
87 Bab 86 - Pemberitahuan
88 Bab 87 - Cemburu.
89 Bab 88 - Marah membawa cinta.
90 Bab 89 - Dalam Incaran.
91 Bab 90 - Penculikan
92 Bab 91 - Tidak Terduga.
93 Bab 92 - Pertikaian
94 Bab 93 - Frans tertembak
95 Bab 94 - Kesedihan
96 Bab 95 - Protes.
97 Bab 96 - Bertolak ke Singapura.
98 Bab 97 - Pertemuan dengan Lim
99 Bab 98 - Peninggalan Yong
100 Bab 99 - End
101 Pengumuman
102 Series Kedua - Mutiara Hatiku
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Adinda Hamil
2
Bab 2 - Pertemuan Kembali
3
Bab 3 - Pertengkaran Kecil
4
Bab 4 - keputusan yang menyakitkan.
5
Bab 5 - Adinda ingin bunuh diri
6
Bab 6 - Kelelahan Hati
7
Bab 7 - Cerita Dini Hari
8
Bab 8 - Ryan Menyadarkan Adinda
9
Bab 9 - Kekecewaan
10
Bab 10 - Kebingungan yang menjerat
11
Bab 11 - Frans memaksa Ryan Agar Menikahi Adinda
12
Bab 12 - Perjanjian
13
Bab 13 - Hati yang Berontak
14
Bab 14 - Keluarga Woong
15
Bab 15 - Masa Lalu Ryan Alaska
16
Bab 16 Resign Dari X-Tren
17
Bab 17 - Obrolan Khaliza dan Ryan
18
Bab 18 - Jawaban kegelisahan
19
Bab 19 - Visual Tokoh - Permasalahan Masing-Masing
20
Bab 20 - Persiapan Adinda Bertemu Calon Mertua
21
Bab 21 - Pertemuan Pertama Khaliza dan Adinda
22
Bab 22 - Dialog Penting
23
Bab 23 - Terjerat
24
Bab 24 - Pilihan Harus Menikahi Adinda
25
Bab 25 - Kemarahan
26
Bab 26 - Terkuaknya rahasia Frans
27
Bab 27 - Meyakinkan Diri
28
Bab 28 - Penjelasan
29
Bab 29 - Pasrah
30
Bab 30 - Ryan, Sang Dewa Penolong
31
Pengumuman
32
Bab 31- keputusan
33
Bab 32 - Fitting Pakaian Pengantin (1)
34
Bab 33 - Fitting Pakaian Pengantin (2)
35
Bab 34 - Persiapan Pagi Awal menuju Pernikahan
36
Bab 35 Mood Jelek Adinda.
37
Bab 36 - Akad Nikah.
38
Bab 37 - Pesta Pernikahan
39
Bab 38 Kehidupan Baru Adinda.
40
Bab 39 Hari Pertama di Rumah Mertua
41
Bab 40 - Persyaratan Dari Khaliza
42
Bab 41 - Kejahilan Adinda.
43
Bab 42 - Pagi Hari
44
Bab 43 - Lagi-lagi Kejahilan Adinda
45
Bab 44 - Terkejut.
46
Bab 45 Suasana ruang kantor Ryan
47
Bab 46 - Kebersamaan yang hangat.
48
Bab 47 Perdebatan.
49
Bab 48 - Malam Yang tidak terduga.
50
Bab 49 Perseteruan.
51
Bab 50 - Pelayanan Adinda.
52
Bab 51 - Kebahagiaan yang sekejap
53
Bab 52 - Muncul Hasrat Cemburu.
54
Bab 53 - Kepo
55
Bab 54 - Kenapa yah?
56
Bab 55 - Hari yang menyebalkan.
57
Bab 56 - Perbincangan Ryan dan Adinda.
58
Bab 57 - Secercah Senyuman
59
Bab 58 - Mengagumi Adinda.
60
Bab 59 - Terpesona
61
Bab 60 - Surel untuk Lim.
62
Bab 61 - Firasat Buruk.
63
Bab 62 - Keguguran
64
Bab 63 - Kemarahan yang Tidak Terbendung.
65
Bab 64 - Hikmah di Balik Musibah
66
Bab 65 - Nasihat Kehidupan
67
Bab 66 - Rasa Berontak
68
Bab 67 - Keputusan
69
Bab 68 - Kegalauan Ryan.
70
Bab 69 - Kang Mas Ryan Belah Duren.
71
Bab 70 - Pagi ceria
72
Bab 71 - Keraguan Jiwa
73
Bab 72 - Tersenyum - senyum.
74
Bab 73 -Siapa Pengirim Mawar.
75
Bab 74 - Secercah Cahaya.
76
Bab 75 - Duel Sengit.
77
Bab 76 - Perjanjian Telah Usai
78
Bab 77 - Kejujuran.
79
Bab 78 - Senyum Menggoda
80
Bab 79 - Aksi kebucinan.
81
Bab 80 - Cinta ditolak
82
Bab 81 - Pada akhirnya
83
Bab 82 - Apartemen
84
Bab 83 - kejutan
85
Bab 84 - Terungkap
86
Bab 85 - Berontak
87
Bab 86 - Pemberitahuan
88
Bab 87 - Cemburu.
89
Bab 88 - Marah membawa cinta.
90
Bab 89 - Dalam Incaran.
91
Bab 90 - Penculikan
92
Bab 91 - Tidak Terduga.
93
Bab 92 - Pertikaian
94
Bab 93 - Frans tertembak
95
Bab 94 - Kesedihan
96
Bab 95 - Protes.
97
Bab 96 - Bertolak ke Singapura.
98
Bab 97 - Pertemuan dengan Lim
99
Bab 98 - Peninggalan Yong
100
Bab 99 - End
101
Pengumuman
102
Series Kedua - Mutiara Hatiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!