Bab 2 - Pertemuan Kembali

Di tengah perjalanan Frans tidak pernah berhenti memikirkan Adinda, ia permisi kepada Nia untuk berhenti di minimarket kecil dengan alasan membeli sesuatu, padahal, lelaki itu bertujuan ingin menelepon Bodyguardnya yang bernama Ryan Alaska atau nama Tionghoanya adalah Tan Woong. Pria tampan yang sangat muda, masih berusia 25 tahun dengan tinggi badan 190 cm, keturunan Padang dan Tionghoa. Sudah bekerja hampir satu tahun bersama Frans Albar, Ayah mereka juga berteman lama.

Ryan Alaska memiliki kemampuan ahli bertarung yang sangat hebat untuk melindungi diri dan menyerang musuh.

***

Adinda menangis terisak-isak di dalam kamar, terduduk di lantai bersandar pada kasur, wajahnya cukup stress berat, hatinya begitu sakit, ibarat tersayat-sayat sebuah pisau yang tajam. Bagaimana tidak! Frans yang ia cintai kini akan menikah dengan wanita lain, dimana dirinya sedang mengandung janin, hasil dari hubungan mereka.

"Frans kamu jahat...kamu tega...sangat kejam...aku menyesal pernah mengenalmu...hiks...hiks..." (Adinda menjatuhkan diri lalu meringkuk di atas lantai dalam iringan airmata penyesalan dan waktu tidak bisa diputar kembali)

"Semasa aku masih kecil, Ayahku bekerja di luar kota dan ketika aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) Ibu ku sudah meninggal, lalu Ayah menikah lagi dan lebih sibuk dengan keluarga barunya. Aku memilih tinggal berdua bersama kakak perempuan ku sampai aku kuliah. Saat ini, kakak sudah berumah tangga dan juga sibuk dengan keluarganya. Kurangnya kasih sayang dari seorang Ayah, membuat aku mudah terbuai dengan pria yang aku anggap sangat nyaman bersamanya juga bisa memenuhi semua keinginan ku dan aku pun percaya begitu saja...!"

***

Tampak pula Ryan Alaska yang duduk melamun, ia sedang nongkrong di sebuah cafe ternama di kota itu, memandangi kilau air danau buatan dari lampu sorot. Ia juga terlihat galau dan sedang kebingungan. Sejak berjalan dua tahun kematian Ayahnya, Ryan tidak mampu mengendalikan perusahaan keluarga. Pasalnya, sang Ayah sakit parah, banyak aset dan uang perusahaan terpakai untuk mengobati Ayahnya. Perusahaan mereka pun terancam bangkrut total. Saat ini Ryan sudah berhasil menuntaskan kuliahnya, kini ia berusaha bangkit lagi mengumpulkan modal untuk membangun kembali perusahaan mereka, sambil bekerja menjadi Bodyguard keluarga Frans dengan bayaran yang cukup tinggi dari Deny Sulaiman, Ayahnya Frans.

"Tlililit" ponsel Ryan berdering.

Ryan harus siap 24 jam melayani perintah Frans.

"Siap Bos?" jawab cepat Ryan.

"Ryan, pacarku sekarang ada di rumahku, tolong antarkan dia pulang!" perintah Frans dalam nada cepat.

"Pacar?" Ryan cukup terkejut, tugas aneh yang seharusnya tidak ia kerjakan.

"Bukankah dia ada supir pribadi, apa pacarnya dalam bahaya!" gumam Ryan dahinya tampak berkerut.

"Ouh Iyah! Tanya dia sudah makan atau belum, karena aku yakin dia belum makan dan satu lagi, jangan sampai ada yang melihat kalian keluar dari rumah ku, mengerti?"

"Ok Bos!" jawab cepat Ryan tidak ingin membantah.

"Terima kasih!" Frans langsung menutup ponselnya.

*

"Ais, Apa yang ada di pikiran anak itu? sudah tau akan menikah, masih memikirkan pacar juga?" ucap Ryan menghela nafasnya, terpaksa bangkit memenuhi pekerjaan pribadi Frans, setelah keluar dari cafe, Ryan tampak bersiap-siap memakai helm motor gedenya kemudian melihat ponselnya sebagai arah petunjuk kemana ia akan melangkah.

Pria itu melaju kencang di jalan raya layaknya pembalap MotoGP menuju rumah Frans Albar.

Ryan salah satu orang kepercayaan Frans yang bisa membuka password pintu rumahnya.

Begitu pintu terbuka. Langkah pria itu dengan cepat mencari keberadaan wanita yang dimaksud oleh Frans.

"Hello...Ada orang disana?" teriak Ryan. Lelaki itu mulai mengeluarkan senjata apinya, siap siaga untuk melindungi diri, ada banyak senjata bersembunyi yang menempel di pakaiannya.

"Tidak ada siapa-siap!" batin Lelaki itu memeriksa bagian lantai bawah secara detail.

Langkah Ryan lanjut menaiki tangga menuju lantai dua, membuka satu per satu kamar dan akhirnya Ryan mendapati seorang wanita sedang melingkar di lantai tepatnya di bawah sebelah kasur dalam kondisi mata terpejam.

Lelaki itu perlahan mendekati Adinda dan tetap bersiaga memegang senjatanya.

Ryan terjongkok memastikan kondisi perempuan itu. Dalam hati yang ragu, Ryan harus memberanikan diri menyentuh Adinda, ia hanya bermaksud membangunkannya, namun sontak Dinda terkejut, terhentak duduk dengan sigap menepis tangan Ryan sambil berkata;

"Hei! Siapa kau?"

"Aku Ryan Alaska, Bodyguard Tuan Frans Albar, aku di perintahkan untuk mengantarkan kamu pulang dan segera keluar dari rumah ini!" ucap Ryan dengan wajah tegas dan dingin.

Adinda berusaha bangkit namun kepalanya terasa pusing, ia hampir terjatuh, refleks Ryan ingin membantu kekasih Frans itu.

"Jangan sentuh aku!" ucap jutek Adinda.

"Yah sudah, kalau begitu ayo keluar!" jawab Ryan tak kalah jutek jika berhadapan dengan seorang wanita. Lelaki itu type pria yang kurang nyaman berada di samping wanita kecuali ibunya.

Mereka berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah.

"Sepertinya aku mengenal kamu!" ucap Ryan.

keduanya saling memandang.

Adinda yang merasa kepalanya pusing berusaha mengingat wajah Ryan!

"Kamu ketua gang BEM X yang suka tawuran di SMP dulu yah!" tebak Dinda saat masih Remaja (ABG) kala itu.

keduanya bersekolah di tempat yang sama sebagai senior dan junior.

"Ehm, ternyata ingatanmu lumayan tajam!" jawab Ryan tersenyum tipis setipis kulit bawang.

"Tentu saja, kau yang dulu pria usil, menyebalkan, sok jagoan, menyembunyikan tas ku di ruang guru, sampai aku terlambat pulang."

"Karena aku tidak suka wanita centil sok kepedean seperti kamu!" jawab ketus Ryan melanjutkan perjalanannya menuju pintu keluar.

"Hei, bilang saja kalau kamu itu salah satu pria yang dulu ku abaikan!"

"What's??? Hahahaha!" tawa Ryan terkekeh-kekeh memecah suasana yang sepi di ruangan itu.

"Aku tidak pernah tertarik dengan tipe wanita seperti kamu!" Ryan mendorong lembut jidat Adinda.

"Ih!" Wanita itu langsung menepis marah tangan Ryan.

Adinda sibuk mencari sepatunya, ia teringat ketika Ryan membuang sepatunya ke tong sampah.

Perempuan itu kembali menangis sambil berkata dalam hatinya;

"Frans benar-benar sudah membuang aku, persis seperti sepatuku yang ada di tong sampah ini...hiks ...!"

Dengan perasaan hancur dan lesu, Adinda mengambil kembali sepatunya dan memakainya.

Keduanya keluar rumah secara bersama. Ryan kembali mengunci rumah Frans dengan sempurna.

Adinda masih termenung mengingat Frans yang sudah membakar habis berkas kehamilannya.

"Frans sudah tidak mengakui anak ini, dan dia juga akan berbahagia dengan kekasihnya, sementara aku? Buat apalagi aku hidup???"

"Aku tidak punya waktu untuk menunggu kamu melamun disini!" ucap Ryan menarik tangan Adinda.

"Sudah aku katakan jangan sentuh aku!" Dinda menghempaskan tangannya, terlepas dari tarikan Ryan.

Pria itu hanya geleng-geleng kecil, Adinda berjalan cepat melewati Ryan

"Hei...Hei...kamu mau kemana?" tanya Ryan.

"Aku mau pulang!" jawab ketus perempuan itu

Dengan sigap Ryan menarik baju belakang Dinda hingga langkah wanita itu mundur menuju arah parkiran sepeda motornya.

"Ryan lepasin aku!" teriak Dinda semakin sebel.

"Naik ke motorku, jangan pakai bawel!" ucap tegas Ryan.

"Aku bisa pulang sendiri, tidak butuh Bodyguard seperti kamu!" tantang Dinda dengan wajah marahnya.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

kasian Ryan dapat bekasan bosnya 😜

2023-04-29

1

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

layak nya seperti sampah yang terbuang jangan pernah terlintas buat kembali ke masalalu ingat yang dibuang ga selamanya jadi kotoran yang tak berharga.

2022-12-18

4

la lauce🌷🌿

la lauce🌷🌿

mending sama Ryan aja lah

2022-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Adinda Hamil
2 Bab 2 - Pertemuan Kembali
3 Bab 3 - Pertengkaran Kecil
4 Bab 4 - keputusan yang menyakitkan.
5 Bab 5 - Adinda ingin bunuh diri
6 Bab 6 - Kelelahan Hati
7 Bab 7 - Cerita Dini Hari
8 Bab 8 - Ryan Menyadarkan Adinda
9 Bab 9 - Kekecewaan
10 Bab 10 - Kebingungan yang menjerat
11 Bab 11 - Frans memaksa Ryan Agar Menikahi Adinda
12 Bab 12 - Perjanjian
13 Bab 13 - Hati yang Berontak
14 Bab 14 - Keluarga Woong
15 Bab 15 - Masa Lalu Ryan Alaska
16 Bab 16 Resign Dari X-Tren
17 Bab 17 - Obrolan Khaliza dan Ryan
18 Bab 18 - Jawaban kegelisahan
19 Bab 19 - Visual Tokoh - Permasalahan Masing-Masing
20 Bab 20 - Persiapan Adinda Bertemu Calon Mertua
21 Bab 21 - Pertemuan Pertama Khaliza dan Adinda
22 Bab 22 - Dialog Penting
23 Bab 23 - Terjerat
24 Bab 24 - Pilihan Harus Menikahi Adinda
25 Bab 25 - Kemarahan
26 Bab 26 - Terkuaknya rahasia Frans
27 Bab 27 - Meyakinkan Diri
28 Bab 28 - Penjelasan
29 Bab 29 - Pasrah
30 Bab 30 - Ryan, Sang Dewa Penolong
31 Pengumuman
32 Bab 31- keputusan
33 Bab 32 - Fitting Pakaian Pengantin (1)
34 Bab 33 - Fitting Pakaian Pengantin (2)
35 Bab 34 - Persiapan Pagi Awal menuju Pernikahan
36 Bab 35 Mood Jelek Adinda.
37 Bab 36 - Akad Nikah.
38 Bab 37 - Pesta Pernikahan
39 Bab 38 Kehidupan Baru Adinda.
40 Bab 39 Hari Pertama di Rumah Mertua
41 Bab 40 - Persyaratan Dari Khaliza
42 Bab 41 - Kejahilan Adinda.
43 Bab 42 - Pagi Hari
44 Bab 43 - Lagi-lagi Kejahilan Adinda
45 Bab 44 - Terkejut.
46 Bab 45 Suasana ruang kantor Ryan
47 Bab 46 - Kebersamaan yang hangat.
48 Bab 47 Perdebatan.
49 Bab 48 - Malam Yang tidak terduga.
50 Bab 49 Perseteruan.
51 Bab 50 - Pelayanan Adinda.
52 Bab 51 - Kebahagiaan yang sekejap
53 Bab 52 - Muncul Hasrat Cemburu.
54 Bab 53 - Kepo
55 Bab 54 - Kenapa yah?
56 Bab 55 - Hari yang menyebalkan.
57 Bab 56 - Perbincangan Ryan dan Adinda.
58 Bab 57 - Secercah Senyuman
59 Bab 58 - Mengagumi Adinda.
60 Bab 59 - Terpesona
61 Bab 60 - Surel untuk Lim.
62 Bab 61 - Firasat Buruk.
63 Bab 62 - Keguguran
64 Bab 63 - Kemarahan yang Tidak Terbendung.
65 Bab 64 - Hikmah di Balik Musibah
66 Bab 65 - Nasihat Kehidupan
67 Bab 66 - Rasa Berontak
68 Bab 67 - Keputusan
69 Bab 68 - Kegalauan Ryan.
70 Bab 69 - Kang Mas Ryan Belah Duren.
71 Bab 70 - Pagi ceria
72 Bab 71 - Keraguan Jiwa
73 Bab 72 - Tersenyum - senyum.
74 Bab 73 -Siapa Pengirim Mawar.
75 Bab 74 - Secercah Cahaya.
76 Bab 75 - Duel Sengit.
77 Bab 76 - Perjanjian Telah Usai
78 Bab 77 - Kejujuran.
79 Bab 78 - Senyum Menggoda
80 Bab 79 - Aksi kebucinan.
81 Bab 80 - Cinta ditolak
82 Bab 81 - Pada akhirnya
83 Bab 82 - Apartemen
84 Bab 83 - kejutan
85 Bab 84 - Terungkap
86 Bab 85 - Berontak
87 Bab 86 - Pemberitahuan
88 Bab 87 - Cemburu.
89 Bab 88 - Marah membawa cinta.
90 Bab 89 - Dalam Incaran.
91 Bab 90 - Penculikan
92 Bab 91 - Tidak Terduga.
93 Bab 92 - Pertikaian
94 Bab 93 - Frans tertembak
95 Bab 94 - Kesedihan
96 Bab 95 - Protes.
97 Bab 96 - Bertolak ke Singapura.
98 Bab 97 - Pertemuan dengan Lim
99 Bab 98 - Peninggalan Yong
100 Bab 99 - End
101 Pengumuman
102 Series Kedua - Mutiara Hatiku
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Adinda Hamil
2
Bab 2 - Pertemuan Kembali
3
Bab 3 - Pertengkaran Kecil
4
Bab 4 - keputusan yang menyakitkan.
5
Bab 5 - Adinda ingin bunuh diri
6
Bab 6 - Kelelahan Hati
7
Bab 7 - Cerita Dini Hari
8
Bab 8 - Ryan Menyadarkan Adinda
9
Bab 9 - Kekecewaan
10
Bab 10 - Kebingungan yang menjerat
11
Bab 11 - Frans memaksa Ryan Agar Menikahi Adinda
12
Bab 12 - Perjanjian
13
Bab 13 - Hati yang Berontak
14
Bab 14 - Keluarga Woong
15
Bab 15 - Masa Lalu Ryan Alaska
16
Bab 16 Resign Dari X-Tren
17
Bab 17 - Obrolan Khaliza dan Ryan
18
Bab 18 - Jawaban kegelisahan
19
Bab 19 - Visual Tokoh - Permasalahan Masing-Masing
20
Bab 20 - Persiapan Adinda Bertemu Calon Mertua
21
Bab 21 - Pertemuan Pertama Khaliza dan Adinda
22
Bab 22 - Dialog Penting
23
Bab 23 - Terjerat
24
Bab 24 - Pilihan Harus Menikahi Adinda
25
Bab 25 - Kemarahan
26
Bab 26 - Terkuaknya rahasia Frans
27
Bab 27 - Meyakinkan Diri
28
Bab 28 - Penjelasan
29
Bab 29 - Pasrah
30
Bab 30 - Ryan, Sang Dewa Penolong
31
Pengumuman
32
Bab 31- keputusan
33
Bab 32 - Fitting Pakaian Pengantin (1)
34
Bab 33 - Fitting Pakaian Pengantin (2)
35
Bab 34 - Persiapan Pagi Awal menuju Pernikahan
36
Bab 35 Mood Jelek Adinda.
37
Bab 36 - Akad Nikah.
38
Bab 37 - Pesta Pernikahan
39
Bab 38 Kehidupan Baru Adinda.
40
Bab 39 Hari Pertama di Rumah Mertua
41
Bab 40 - Persyaratan Dari Khaliza
42
Bab 41 - Kejahilan Adinda.
43
Bab 42 - Pagi Hari
44
Bab 43 - Lagi-lagi Kejahilan Adinda
45
Bab 44 - Terkejut.
46
Bab 45 Suasana ruang kantor Ryan
47
Bab 46 - Kebersamaan yang hangat.
48
Bab 47 Perdebatan.
49
Bab 48 - Malam Yang tidak terduga.
50
Bab 49 Perseteruan.
51
Bab 50 - Pelayanan Adinda.
52
Bab 51 - Kebahagiaan yang sekejap
53
Bab 52 - Muncul Hasrat Cemburu.
54
Bab 53 - Kepo
55
Bab 54 - Kenapa yah?
56
Bab 55 - Hari yang menyebalkan.
57
Bab 56 - Perbincangan Ryan dan Adinda.
58
Bab 57 - Secercah Senyuman
59
Bab 58 - Mengagumi Adinda.
60
Bab 59 - Terpesona
61
Bab 60 - Surel untuk Lim.
62
Bab 61 - Firasat Buruk.
63
Bab 62 - Keguguran
64
Bab 63 - Kemarahan yang Tidak Terbendung.
65
Bab 64 - Hikmah di Balik Musibah
66
Bab 65 - Nasihat Kehidupan
67
Bab 66 - Rasa Berontak
68
Bab 67 - Keputusan
69
Bab 68 - Kegalauan Ryan.
70
Bab 69 - Kang Mas Ryan Belah Duren.
71
Bab 70 - Pagi ceria
72
Bab 71 - Keraguan Jiwa
73
Bab 72 - Tersenyum - senyum.
74
Bab 73 -Siapa Pengirim Mawar.
75
Bab 74 - Secercah Cahaya.
76
Bab 75 - Duel Sengit.
77
Bab 76 - Perjanjian Telah Usai
78
Bab 77 - Kejujuran.
79
Bab 78 - Senyum Menggoda
80
Bab 79 - Aksi kebucinan.
81
Bab 80 - Cinta ditolak
82
Bab 81 - Pada akhirnya
83
Bab 82 - Apartemen
84
Bab 83 - kejutan
85
Bab 84 - Terungkap
86
Bab 85 - Berontak
87
Bab 86 - Pemberitahuan
88
Bab 87 - Cemburu.
89
Bab 88 - Marah membawa cinta.
90
Bab 89 - Dalam Incaran.
91
Bab 90 - Penculikan
92
Bab 91 - Tidak Terduga.
93
Bab 92 - Pertikaian
94
Bab 93 - Frans tertembak
95
Bab 94 - Kesedihan
96
Bab 95 - Protes.
97
Bab 96 - Bertolak ke Singapura.
98
Bab 97 - Pertemuan dengan Lim
99
Bab 98 - Peninggalan Yong
100
Bab 99 - End
101
Pengumuman
102
Series Kedua - Mutiara Hatiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!