Terjerat Rasa
Seorang wanita membuang alat testpack yang menunjukkan hasil jelas dua garis merah ke tong sampah. Hatinya hancur saat mendapati sang kekasih sudah memiliki calon istri.
"Jika sudah begini! Siapa yang harus aku salahkan? Semua hanya tinggal penyesalan yang tidak akan ada habisnya.
Mengejar lelaki yang tidak pernah mencintai ku, ia hanya mempermainkan perasaan ku saja, sementara aku sudah menyerahkan semua yang aku miliki...Hiks...hiks...
Dasar bodoh... bodoh...bodoh, terlalu murahan."
Menangis sesenggukan di pojok toilet kantor, kemudian membasuh wajahnya lalu, berjalan tertatih menuju meja kerja.
Wanita itu adalah Adinda Aira, ia masih berusia 24 tahun, gadis berparas cantik, pintar, berkulit putih bersih dengan tinggi 170 cm, Lulusan Universitas ternama jurusan sekretaris. Bekerja di PT X-Tren, perusahaan yang bergerak di bidang baterai. Karena kecantikan Adinda, Frans Albar seorang CEO X-Tren terpikat kepada wanita itu, lalu menjadikannya sebagai salah satu tim sekretarisnya. Terbuai rayuan Frans, akhirnya keduanya menjalin Asmara namun tidak banyak yang tau tentang hubungan cinta mereka.
Setelah merapikan penampilannya, Adinda berusaha memperbaiki moodnya yang sedang kacau, lalu mencoba memasuki ruang kerja Frans, memberikan berkas laporan yang akan segera ditandatangani.
Pintu ruangan Frans terlihat terbuka sedikit.
Langkah Adinda terhenti setelah ia mendengar tawa mesra cekikikan pria dan wanita di ruangan Frans yang sedang asyik bercumbu.
Kemesraan itu semakin terdengar jelas di telinga Adinda sehingga membuat tubuhnya mematung dan mendengar sayup-sayup obrolan mereka.
"Mas, kamu serius akan menikahi aku!" ucap manja Nia mengelus kedua pipi Frans.
Nia Devira adalah tunangan Frans Albar, Perjodohan dan Pernikahan mereka sudah di atur oleh kedua keluarga. Sementara Adinda tidak mengetahui jika Frans sudah memiliki calon istri yang sesungguhnya.
"Tentu sayang, aku sudah mempersiapkan segalanya buat kamu!" kedua pasangan itu terlihat semakin mesra.
Tidak ada yang bisa Adinda lakukan selain menunduk dan menahan airmata kehancuran, perasaan kekecewaan hati yang sebenarnya tidak terbendung lagi. Ia pun bergegas pergi meninggalkan area ruangan Frans, berlari menuju ruangannya sendiri, Adinda hanya bisa menangis dan kembali menyesali perbuatannya yang mudah terbuai dengan rayuan maut Frans yang juga berjanji akan menikahinya. Siang itu Adinda tidak mampu melanjutkan pekerjaan di kantor, ia pulang lebih awal.
*
Malam hari, Adinda memberanikan diri untuk datang ke rumah Frans.
Terlihat Frans tergesa-gesa menuju pintu rumahnya dan melihat ke sebuah kamera tamu, tetapi raut wajah Frans tidak senang dan cukup terkejut dengan kedatangan Adinda.
Saat pintu terbuka, dua bola mata Dinda tertuju dengan penampilan Frans yang terlihat rapi dan sangat tampan.
"Aku ingin bicara!" ucap ketus Adinda.
Frans menarik cepat tangan kekasih gelapnya itu agar segera masuk ke dalam rumah dan memastikan disekelilingnya tidak ada orang yang memperhatikan mereka.
"Harusnya kau hubungi aku dulu sebelum datang ke rumahku?" protes Frans.
keduanya biasa bertemu di hotel atau di Apartemen.
Adinda tampak diam saja dengan wajah murung sambil menyodorkan bukti kehamilannya kepada Frans dari spesialis dr kandungan.
Seketika itu pula Frans mengambilnya.
"Apa ini?"
Betapa terkejutnya Frans setelah membaca isi keterangan berkas dokter yang menyatakan kehamilan Adinda.
"Tidak mungkin!" bantah Lelaki itu menghela nafas.
"Apanya yang tidak mungkin Mas!" bantah Adinda.
"Kita baru melakukannya dua kali, mengapa kamu bisa hamil!"
Tak mampu menahan amarah, Adinda histeris memukuli Frans dengan kedua tangannya dalam linangan airmata kekecewaan yang besar.
"Bukan kah dulu Mas berjanji, jika Dinda hamil, Mas akan tanggung jawab!"
"Ii...iya tapi...Kamu harus mengerti juga, jika saat ini posisiku juga terjepit, orang tua ku ternyata sudah mengatur pernikahan ini dengan cepat."
"Mengapa Mas Frans tidak bilang, jika Nia adalah tunangan dan calon istri Mas...hiks...hiks!" tangis berat Dinda yang begitu mencintai Frans.
"Aaargh, sudahlah!" hentak Frans bergegas membakar surat itu, agar tidak diketahui oleh Nia Devira, tunangannya.
"Bagaimana ini? Mana acara makan malam bersama keluarga Nia, sebentar lagi akan di mulai," gumam Frans yang terlihat gelisah dan sedikit panik.
"Mas kenapa kamu membakarnya?" protes keras Adinda.
"Sebentar lagi Nia akan datang, aku tidak ingin dia tau!" ucap bengis Frans.
Tidak berapa lama terdengar suara mobil.
Frans tampak gelagapan dan langsung bergerak cepat membuang sepatu Adinda ke tong sampah dan menutupnya dengan rapat.
"Kamu sembunyi dulu, Nia datang!" pinta Frans membawa Dinda ke lantai atas mencari tempat persembunyian.
"Ta...tapi...!" ucap gugup Dinda terpaksa menuruti perintah Frans.
Setelah menaruh Dinda di lantai atas. Frans turun dengan cepat membuka pintu untuk tamu yang datang.
Saat pintu terbuka;
"Sayaaaaang!" teriak manja Nia langsung memeluk Frans.
"Kamu ngapain sih dateng, ini juga aku akan berangkat ke rumah orang tua mu!"
"Tadi Nia ada urusan sedikit di kantor, karena kangen, yah udah deh sekalian jeput Mas kesini!" jawab centil Nia memandangi ketampanan Frans.
"teng!" terdengar bunyi suara kecil dari lantai atas rumah Frans, tidak sengaja Adinda menyentuh benda kecil hingga terjatuh.
"Siapa di atas Mas?" tanya Nia mulai curiga.
"Ah, tidak ada siapa-siapa! Terkadang suka ada benda kecil yang terjatuh di area balkon karena tertiup angin!" jawab santai Frans.
Raut wajah Nia yang tidak percaya begitu saja, melangkahkan kakinya naik ke lantai atas.
"E...Sayang?" Frans mulai tampak gugup.
"Aku hanya tinggal sendiri di rumah ini?" Frans mencoba menghalau langkah Nia yang semakin menaiki tangga.
"Aku hanya ingin memeriksa, awas kamu, mas!" Nia menggeser tubuh Frans yang berdiri tegak dihadapannya, wanita itu melangkah semakin cepat.
"Haduh, kacau, semoga Dinda bisa bersembunyi?" gumam Frans mulai khawatir. calon istri Frans itu merupakan tipe wanita pencemburu.
Nia membuka satu per satu kamar dengan cepat, hampir saja jejak Adinda tertangkap basah oleh Nia, wanita yang sedang mengandung itu dengan cepat bersembunyi di dalam sebuah lemari kecil dan menutup rapat.
Dalam rasa cemas, Frans terus mengawal Nia dari belakang.
"Tidak ada siapa-siapa di rumah ini sayang, percayalah kepadaku!" senyum manis Frans meyakinkan kecurigaan Nia.
Ponsel Nia berdering, panggilan datang dari orang tuanya.
"Ayo pergi, Papa dan Mama sudah menunggu!" ajak Nia segera menuruni tangga. Frans pun mengikuti langkah Nia dengan menghela nafas lega.
"Huuuft!"
Frans mengirimkan sebuah pesan kepada Adinda.
"Tunggu saja di rumah ini, aku akan memerintahkan salah satu Bodyguard ku untuk mengantarkan kamu pulang, beri aku waktu untuk memikirkan Masalah ini!"
Adinda segera membaca isi pesan Frans lalu berdiri lesu di jendela melihat kepergian mereka.
"Apa anak ini aku gugurkan saja, aku bingung sekali!" gumam Dinda memegangi perutnya dalam airmata berderai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
lovely
dasar cewek begokkk d Dinda😜
2023-04-29
2
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ұมรђ🍒⃞⃟🦅𝐙⃝🦜
mampir dulu kesini kak sblm ke novel yang baru 😄🤗🤗
2023-02-17
2
she
baru mampir 🥰
2023-01-03
1