Terjerat Rasa

Terjerat Rasa

Bab 1 - Adinda Hamil

Seorang wanita membuang alat testpack yang menunjukkan hasil jelas dua garis merah ke tong sampah. Hatinya hancur saat mendapati sang kekasih sudah memiliki calon istri.

"Jika sudah begini! Siapa yang harus aku salahkan? Semua hanya tinggal penyesalan yang tidak akan ada habisnya.

Mengejar lelaki yang tidak pernah mencintai ku, ia hanya mempermainkan perasaan ku saja, sementara aku sudah menyerahkan semua yang aku miliki...Hiks...hiks...

Dasar bodoh... bodoh...bodoh, terlalu murahan."

Menangis sesenggukan di pojok toilet kantor, kemudian membasuh wajahnya lalu, berjalan tertatih menuju meja kerja.

Wanita itu adalah Adinda Aira, ia masih berusia 24 tahun, gadis berparas cantik, pintar, berkulit putih bersih dengan tinggi 170 cm, Lulusan Universitas ternama jurusan sekretaris. Bekerja di PT X-Tren, perusahaan yang bergerak di bidang baterai. Karena kecantikan Adinda, Frans Albar seorang CEO X-Tren terpikat kepada wanita itu, lalu menjadikannya sebagai salah satu tim sekretarisnya. Terbuai rayuan Frans, akhirnya keduanya menjalin Asmara namun tidak banyak yang tau tentang hubungan cinta mereka.

Setelah merapikan penampilannya, Adinda berusaha memperbaiki moodnya yang sedang kacau, lalu mencoba memasuki ruang kerja Frans, memberikan berkas laporan yang akan segera ditandatangani.

Pintu ruangan Frans terlihat terbuka sedikit.

Langkah Adinda terhenti setelah ia mendengar tawa mesra cekikikan pria dan wanita di ruangan Frans yang sedang asyik bercumbu.

Kemesraan itu semakin terdengar jelas di telinga Adinda sehingga membuat tubuhnya mematung dan mendengar sayup-sayup obrolan mereka.

"Mas, kamu serius akan menikahi aku!" ucap manja Nia mengelus kedua pipi Frans.

Nia Devira adalah tunangan Frans Albar, Perjodohan dan Pernikahan mereka sudah di atur oleh kedua keluarga. Sementara Adinda tidak mengetahui jika Frans sudah memiliki calon istri yang sesungguhnya.

"Tentu sayang, aku sudah mempersiapkan segalanya buat kamu!" kedua pasangan itu terlihat semakin mesra.

Tidak ada yang bisa Adinda lakukan selain menunduk dan menahan airmata kehancuran, perasaan kekecewaan hati yang sebenarnya tidak terbendung lagi. Ia pun bergegas pergi meninggalkan area ruangan Frans, berlari menuju ruangannya sendiri, Adinda hanya bisa menangis dan kembali menyesali perbuatannya yang mudah terbuai dengan rayuan maut Frans yang juga berjanji akan menikahinya. Siang itu Adinda tidak mampu melanjutkan pekerjaan di kantor, ia pulang lebih awal.

*

Malam hari, Adinda memberanikan diri untuk datang ke rumah Frans.

Terlihat Frans tergesa-gesa menuju pintu rumahnya dan melihat ke sebuah kamera tamu, tetapi raut wajah Frans tidak senang dan cukup terkejut dengan kedatangan Adinda.

Saat pintu terbuka, dua bola mata Dinda tertuju dengan penampilan Frans yang terlihat rapi dan sangat tampan.

"Aku ingin bicara!" ucap ketus Adinda.

Frans menarik cepat tangan kekasih gelapnya itu agar segera masuk ke dalam rumah dan memastikan disekelilingnya tidak ada orang yang memperhatikan mereka.

"Harusnya kau hubungi aku dulu sebelum datang ke rumahku?" protes Frans.

keduanya biasa bertemu di hotel atau di Apartemen.

Adinda tampak diam saja dengan wajah murung sambil menyodorkan bukti kehamilannya kepada Frans dari spesialis dr kandungan.

Seketika itu pula Frans mengambilnya.

"Apa ini?"

Betapa terkejutnya Frans setelah membaca isi keterangan berkas dokter yang menyatakan kehamilan Adinda.

"Tidak mungkin!" bantah Lelaki itu menghela nafas.

"Apanya yang tidak mungkin Mas!" bantah Adinda.

"Kita baru melakukannya dua kali, mengapa kamu bisa hamil!"

Tak mampu menahan amarah, Adinda histeris memukuli Frans dengan kedua tangannya dalam linangan airmata kekecewaan yang besar.

"Bukan kah dulu Mas berjanji, jika Dinda hamil, Mas akan tanggung jawab!"

"Ii...iya tapi...Kamu harus mengerti juga, jika saat ini posisiku juga terjepit, orang tua ku ternyata sudah mengatur pernikahan ini dengan cepat."

"Mengapa Mas Frans tidak bilang, jika Nia adalah tunangan dan calon istri Mas...hiks...hiks!" tangis berat Dinda yang begitu mencintai Frans.

"Aaargh, sudahlah!" hentak Frans bergegas membakar surat itu, agar tidak diketahui oleh Nia Devira, tunangannya.

"Bagaimana ini? Mana acara makan malam bersama keluarga Nia, sebentar lagi akan di mulai," gumam Frans yang terlihat gelisah dan sedikit panik.

"Mas kenapa kamu membakarnya?" protes keras Adinda.

"Sebentar lagi Nia akan datang, aku tidak ingin dia tau!" ucap bengis Frans.

Tidak berapa lama terdengar suara mobil.

Frans tampak gelagapan dan langsung bergerak cepat membuang sepatu Adinda ke tong sampah dan menutupnya dengan rapat.

"Kamu sembunyi dulu, Nia datang!" pinta Frans membawa Dinda ke lantai atas mencari tempat persembunyian.

"Ta...tapi...!" ucap gugup Dinda terpaksa menuruti perintah Frans.

Setelah menaruh Dinda di lantai atas. Frans turun dengan cepat membuka pintu untuk tamu yang datang.

Saat pintu terbuka;

"Sayaaaaang!" teriak manja Nia langsung memeluk Frans.

"Kamu ngapain sih dateng, ini juga aku akan berangkat ke rumah orang tua mu!"

"Tadi Nia ada urusan sedikit di kantor, karena kangen, yah udah deh sekalian jeput Mas kesini!" jawab centil Nia memandangi ketampanan Frans.

"teng!" terdengar bunyi suara kecil dari lantai atas rumah Frans, tidak sengaja Adinda menyentuh benda kecil hingga terjatuh.

"Siapa di atas Mas?" tanya Nia mulai curiga.

"Ah, tidak ada siapa-siapa! Terkadang suka ada benda kecil yang terjatuh di area balkon karena tertiup angin!" jawab santai Frans.

Raut wajah Nia yang tidak percaya begitu saja, melangkahkan kakinya naik ke lantai atas.

"E...Sayang?" Frans mulai tampak gugup.

"Aku hanya tinggal sendiri di rumah ini?" Frans mencoba menghalau langkah Nia yang semakin menaiki tangga.

"Aku hanya ingin memeriksa, awas kamu, mas!" Nia menggeser tubuh Frans yang berdiri tegak dihadapannya, wanita itu melangkah semakin cepat.

"Haduh, kacau, semoga Dinda bisa bersembunyi?" gumam Frans mulai khawatir. calon istri Frans itu merupakan tipe wanita pencemburu.

Nia membuka satu per satu kamar dengan cepat, hampir saja jejak Adinda tertangkap basah oleh Nia, wanita yang sedang mengandung itu dengan cepat bersembunyi di dalam sebuah lemari kecil dan menutup rapat.

Dalam rasa cemas, Frans terus mengawal Nia dari belakang.

"Tidak ada siapa-siapa di rumah ini sayang, percayalah kepadaku!" senyum manis Frans meyakinkan kecurigaan Nia.

Ponsel Nia berdering, panggilan datang dari orang tuanya.

"Ayo pergi, Papa dan Mama sudah menunggu!" ajak Nia segera menuruni tangga. Frans pun mengikuti langkah Nia dengan menghela nafas lega.

"Huuuft!"

Frans mengirimkan sebuah pesan kepada Adinda.

"Tunggu saja di rumah ini, aku akan memerintahkan salah satu Bodyguard ku untuk mengantarkan kamu pulang, beri aku waktu untuk memikirkan Masalah ini!"

Adinda segera membaca isi pesan Frans lalu berdiri lesu di jendela melihat kepergian mereka.

"Apa anak ini aku gugurkan saja, aku bingung sekali!" gumam Dinda memegangi perutnya dalam airmata berderai.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

dasar cewek begokkk d Dinda😜

2023-04-29

2

☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ұมรђ🍒⃞⃟🦅𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ұมรђ🍒⃞⃟🦅𝐙⃝🦜

mampir dulu kesini kak sblm ke novel yang baru 😄🤗🤗

2023-02-17

2

she

she

baru mampir 🥰

2023-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Adinda Hamil
2 Bab 2 - Pertemuan Kembali
3 Bab 3 - Pertengkaran Kecil
4 Bab 4 - keputusan yang menyakitkan.
5 Bab 5 - Adinda ingin bunuh diri
6 Bab 6 - Kelelahan Hati
7 Bab 7 - Cerita Dini Hari
8 Bab 8 - Ryan Menyadarkan Adinda
9 Bab 9 - Kekecewaan
10 Bab 10 - Kebingungan yang menjerat
11 Bab 11 - Frans memaksa Ryan Agar Menikahi Adinda
12 Bab 12 - Perjanjian
13 Bab 13 - Hati yang Berontak
14 Bab 14 - Keluarga Woong
15 Bab 15 - Masa Lalu Ryan Alaska
16 Bab 16 Resign Dari X-Tren
17 Bab 17 - Obrolan Khaliza dan Ryan
18 Bab 18 - Jawaban kegelisahan
19 Bab 19 - Visual Tokoh - Permasalahan Masing-Masing
20 Bab 20 - Persiapan Adinda Bertemu Calon Mertua
21 Bab 21 - Pertemuan Pertama Khaliza dan Adinda
22 Bab 22 - Dialog Penting
23 Bab 23 - Terjerat
24 Bab 24 - Pilihan Harus Menikahi Adinda
25 Bab 25 - Kemarahan
26 Bab 26 - Terkuaknya rahasia Frans
27 Bab 27 - Meyakinkan Diri
28 Bab 28 - Penjelasan
29 Bab 29 - Pasrah
30 Bab 30 - Ryan, Sang Dewa Penolong
31 Pengumuman
32 Bab 31- keputusan
33 Bab 32 - Fitting Pakaian Pengantin (1)
34 Bab 33 - Fitting Pakaian Pengantin (2)
35 Bab 34 - Persiapan Pagi Awal menuju Pernikahan
36 Bab 35 Mood Jelek Adinda.
37 Bab 36 - Akad Nikah.
38 Bab 37 - Pesta Pernikahan
39 Bab 38 Kehidupan Baru Adinda.
40 Bab 39 Hari Pertama di Rumah Mertua
41 Bab 40 - Persyaratan Dari Khaliza
42 Bab 41 - Kejahilan Adinda.
43 Bab 42 - Pagi Hari
44 Bab 43 - Lagi-lagi Kejahilan Adinda
45 Bab 44 - Terkejut.
46 Bab 45 Suasana ruang kantor Ryan
47 Bab 46 - Kebersamaan yang hangat.
48 Bab 47 Perdebatan.
49 Bab 48 - Malam Yang tidak terduga.
50 Bab 49 Perseteruan.
51 Bab 50 - Pelayanan Adinda.
52 Bab 51 - Kebahagiaan yang sekejap
53 Bab 52 - Muncul Hasrat Cemburu.
54 Bab 53 - Kepo
55 Bab 54 - Kenapa yah?
56 Bab 55 - Hari yang menyebalkan.
57 Bab 56 - Perbincangan Ryan dan Adinda.
58 Bab 57 - Secercah Senyuman
59 Bab 58 - Mengagumi Adinda.
60 Bab 59 - Terpesona
61 Bab 60 - Surel untuk Lim.
62 Bab 61 - Firasat Buruk.
63 Bab 62 - Keguguran
64 Bab 63 - Kemarahan yang Tidak Terbendung.
65 Bab 64 - Hikmah di Balik Musibah
66 Bab 65 - Nasihat Kehidupan
67 Bab 66 - Rasa Berontak
68 Bab 67 - Keputusan
69 Bab 68 - Kegalauan Ryan.
70 Bab 69 - Kang Mas Ryan Belah Duren.
71 Bab 70 - Pagi ceria
72 Bab 71 - Keraguan Jiwa
73 Bab 72 - Tersenyum - senyum.
74 Bab 73 -Siapa Pengirim Mawar.
75 Bab 74 - Secercah Cahaya.
76 Bab 75 - Duel Sengit.
77 Bab 76 - Perjanjian Telah Usai
78 Bab 77 - Kejujuran.
79 Bab 78 - Senyum Menggoda
80 Bab 79 - Aksi kebucinan.
81 Bab 80 - Cinta ditolak
82 Bab 81 - Pada akhirnya
83 Bab 82 - Apartemen
84 Bab 83 - kejutan
85 Bab 84 - Terungkap
86 Bab 85 - Berontak
87 Bab 86 - Pemberitahuan
88 Bab 87 - Cemburu.
89 Bab 88 - Marah membawa cinta.
90 Bab 89 - Dalam Incaran.
91 Bab 90 - Penculikan
92 Bab 91 - Tidak Terduga.
93 Bab 92 - Pertikaian
94 Bab 93 - Frans tertembak
95 Bab 94 - Kesedihan
96 Bab 95 - Protes.
97 Bab 96 - Bertolak ke Singapura.
98 Bab 97 - Pertemuan dengan Lim
99 Bab 98 - Peninggalan Yong
100 Bab 99 - End
101 Pengumuman
102 Series Kedua - Mutiara Hatiku
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Adinda Hamil
2
Bab 2 - Pertemuan Kembali
3
Bab 3 - Pertengkaran Kecil
4
Bab 4 - keputusan yang menyakitkan.
5
Bab 5 - Adinda ingin bunuh diri
6
Bab 6 - Kelelahan Hati
7
Bab 7 - Cerita Dini Hari
8
Bab 8 - Ryan Menyadarkan Adinda
9
Bab 9 - Kekecewaan
10
Bab 10 - Kebingungan yang menjerat
11
Bab 11 - Frans memaksa Ryan Agar Menikahi Adinda
12
Bab 12 - Perjanjian
13
Bab 13 - Hati yang Berontak
14
Bab 14 - Keluarga Woong
15
Bab 15 - Masa Lalu Ryan Alaska
16
Bab 16 Resign Dari X-Tren
17
Bab 17 - Obrolan Khaliza dan Ryan
18
Bab 18 - Jawaban kegelisahan
19
Bab 19 - Visual Tokoh - Permasalahan Masing-Masing
20
Bab 20 - Persiapan Adinda Bertemu Calon Mertua
21
Bab 21 - Pertemuan Pertama Khaliza dan Adinda
22
Bab 22 - Dialog Penting
23
Bab 23 - Terjerat
24
Bab 24 - Pilihan Harus Menikahi Adinda
25
Bab 25 - Kemarahan
26
Bab 26 - Terkuaknya rahasia Frans
27
Bab 27 - Meyakinkan Diri
28
Bab 28 - Penjelasan
29
Bab 29 - Pasrah
30
Bab 30 - Ryan, Sang Dewa Penolong
31
Pengumuman
32
Bab 31- keputusan
33
Bab 32 - Fitting Pakaian Pengantin (1)
34
Bab 33 - Fitting Pakaian Pengantin (2)
35
Bab 34 - Persiapan Pagi Awal menuju Pernikahan
36
Bab 35 Mood Jelek Adinda.
37
Bab 36 - Akad Nikah.
38
Bab 37 - Pesta Pernikahan
39
Bab 38 Kehidupan Baru Adinda.
40
Bab 39 Hari Pertama di Rumah Mertua
41
Bab 40 - Persyaratan Dari Khaliza
42
Bab 41 - Kejahilan Adinda.
43
Bab 42 - Pagi Hari
44
Bab 43 - Lagi-lagi Kejahilan Adinda
45
Bab 44 - Terkejut.
46
Bab 45 Suasana ruang kantor Ryan
47
Bab 46 - Kebersamaan yang hangat.
48
Bab 47 Perdebatan.
49
Bab 48 - Malam Yang tidak terduga.
50
Bab 49 Perseteruan.
51
Bab 50 - Pelayanan Adinda.
52
Bab 51 - Kebahagiaan yang sekejap
53
Bab 52 - Muncul Hasrat Cemburu.
54
Bab 53 - Kepo
55
Bab 54 - Kenapa yah?
56
Bab 55 - Hari yang menyebalkan.
57
Bab 56 - Perbincangan Ryan dan Adinda.
58
Bab 57 - Secercah Senyuman
59
Bab 58 - Mengagumi Adinda.
60
Bab 59 - Terpesona
61
Bab 60 - Surel untuk Lim.
62
Bab 61 - Firasat Buruk.
63
Bab 62 - Keguguran
64
Bab 63 - Kemarahan yang Tidak Terbendung.
65
Bab 64 - Hikmah di Balik Musibah
66
Bab 65 - Nasihat Kehidupan
67
Bab 66 - Rasa Berontak
68
Bab 67 - Keputusan
69
Bab 68 - Kegalauan Ryan.
70
Bab 69 - Kang Mas Ryan Belah Duren.
71
Bab 70 - Pagi ceria
72
Bab 71 - Keraguan Jiwa
73
Bab 72 - Tersenyum - senyum.
74
Bab 73 -Siapa Pengirim Mawar.
75
Bab 74 - Secercah Cahaya.
76
Bab 75 - Duel Sengit.
77
Bab 76 - Perjanjian Telah Usai
78
Bab 77 - Kejujuran.
79
Bab 78 - Senyum Menggoda
80
Bab 79 - Aksi kebucinan.
81
Bab 80 - Cinta ditolak
82
Bab 81 - Pada akhirnya
83
Bab 82 - Apartemen
84
Bab 83 - kejutan
85
Bab 84 - Terungkap
86
Bab 85 - Berontak
87
Bab 86 - Pemberitahuan
88
Bab 87 - Cemburu.
89
Bab 88 - Marah membawa cinta.
90
Bab 89 - Dalam Incaran.
91
Bab 90 - Penculikan
92
Bab 91 - Tidak Terduga.
93
Bab 92 - Pertikaian
94
Bab 93 - Frans tertembak
95
Bab 94 - Kesedihan
96
Bab 95 - Protes.
97
Bab 96 - Bertolak ke Singapura.
98
Bab 97 - Pertemuan dengan Lim
99
Bab 98 - Peninggalan Yong
100
Bab 99 - End
101
Pengumuman
102
Series Kedua - Mutiara Hatiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!