...HAPPY READING...
...----------------...
Setelah dari toilet, There ke ruang Andre.
"Sayang!" There memulai dengan rayuannya untuk menghasut Andre.
Ia melingkarkan kedua tangannya dileher belakang Andre.
"Em ...." Jawab Andre yang fokus dengan layar laptopnya.
Merasa tak dihiraukan, There mulai merajuk.
"Ya udah, aku pulang aja!" There melepaskan lingkaran tangannya dan berjalan menuju pintu.
"Kalau mau bicara yang jelas! Kalau mau pulang juga, ya sudah pulang saja," sahut Andre yang asal bicara.
There membanting tasnya ke lantai. Andre melihat kelakuan There seperti itu, ia mengusap kasar wajahnya.
"Kenapa sih?" tanya Andre sewot.
"Aku mau kamu pecat adiknya Pras!" rengek There.
"Siapa?" tanya Andre yang tidak ingat peristiwa sandiwaranya beberapa jam lalu.
"Anjani!" jelas There sedikit berteriak.
"O, dia!" sahut Andre dengan santai dan kembali dengan layar laptopnya.
There menghampiri Andre dengan wajah kesal. Ia duduk diatas meja kerja Andre.
"Kamu jangan sampai nggak pecat dia, ya!" pinta manja There.
"Kamu ini, aku belum tahu salahnya apa. Main pecat aja. Aku nggak mau kalau aku asal pecat disebut bos yang kejam. Setidaknya, harus kasih surat peringatan dulu," alasan Andre untuk meredam keinginan There.
"Tumben banget kamu panjang lebar, biasanya karyawan yang nggak benar kerjanya langsung di pecat," sahut There yang mulai curiga.
"Kata siapa? Aku mau mulai memanajemen sumber daya manusia sesuai aturan," jawab Andre yang memandang kearah There.
"Keluar yuk, Sayang. Aku bosen," pinta There.
Andre melihat jam pada pergelangan tangannya.
"Waktu jam makan siang hampir habis. Tapi buat kamu, apa sih yang nggak," ujar Andre yang memegang dagu There.
Andre dan There segera keluar dari ruangan. Mereka berjalan melewati Anjani yang tengah menunggu makanan pesanan konsumen. There memasang wajah sombong pada Anjani. Tidak dengan Anjani, ia membalas lambaian tangan. Andre pun melihatnya.
Sebenarnya di hati Andre cemas. Ia takut bila Anjani mengadu pada Ayahnya. Andre meletakkan jari telunjuk pada bibirnya kearah Anjani. Anjani tertawa melihat sikap Andre seperti itu.
Dari kejauhan, Anita memperhatikan pandangan Anjani pada Andre.
"Naksir?" Anita menyenggol pundak Anjani.
"Hah?" sahut Anjani yang tak mengerti.
"Enaknya yang jadi pacarnya Bos. Minta apa pasti dikabulin," gumam Anita yang melihat Andre dan There berlalu.
Anjani yang mendengar gumaman Anita berkata.
"Buruan deketin Pak Pras," bisik Anjani.
Bisikan Anjani membuat pipi Anita bersemu.
"Bos mah bebas," lanjut Anjani menggoda dan segera menghantarkan pesanan konsumen yang sudah siap.
Anita membelalakan matanya dengan gurauan Anjani itu.
Jadwal shift satu telah berakhir. Dalam ruang loker wanita, Anita dan Anjani berbincang sambil bercanda.
"Jalan yuk!" ajak Anita.
"Kemana?" sahut Anjani.
"Cuci mata lah," terang Anita sambil mengambil tasnya dalam loker.
"Boleh. Tapi aku bilang dulu sama Pras," jelas Anjani.
"Oke, gue tunggu di depan loby ya!" sahut Anita.
Anjani mengacungkan ibu jari kearah Anita.
Anjani selesai menemui Pras. Ia menuju loby dan menghampiri Anita yang setia menunggunya.
"Yuk!" ucap Anjani.
Mereka berdua meninggalkan resto dan memanggil taksi.
Taksi membawa mereka ke sebuah mol. Setelah membayar ongkos taksi, mereka masuk kesalah satu store aksesoris.
"Sebenarnya, lo itu cantik," ucap Anita tiba-tiba.
"Trus!" sahut Anjani.
"Muka tuh, poles dikit," saran Anita.
"Nggak ah, liat pacarnya Bos aja sebenarnya gue takut," sahut Anjani.
"Takut kenapa?" tanya Anita penasaran.
"Takut Bos naksir gue," jawab Anjani dengan senyum sumringah.
Anita tertawa mendengar jawaban Anjani.
"Nggak apa lah, biar kita kencan bareng," sambung Anita.
Mereka tertawa, tanpa disadari dari kejauhan ada pria yang memperhatikan mereka.
Pria itu menghampiri mereka.
"Yang di resto tadi ya?" tanya pria itu.
Anita dan Anjani terdiam dan mencoba mengingat.
"Kenalin. Gue Roby," pria itu menyodorkan tangan kanannya pada Anjani.
Anjani pun menyambutnya begitu juga dengan Anita.
"Mana bodyguardnya?" tanya Anjani sambil mencari kesegala arah.
Pria itu menggaruk-garuk kepalanya setelah mendengar perkataan Anjani.
"Sebagai permintaan maaf, kalian mau nggak aku traktir makan," ucap pria itu.
"Gue ...." Kalimat Anjani terpotong oleh Anita.
"Iya, mau. Kebetulan kami berdua belum makan. Iya kan, Anjani?" sahut Anita yang langsung merangkul tangan Anjani.
"Oke! Gue yang cari tempatnya," jelas pria itu.
"Di food court atas aja," ucap Anjani.
"Oke, nggak masalah," sahut pria itu.
Mereka bertiga berjalan kelantai atas dimana food court berada.
Setelah dilantai food court, pria itu menawari mereka, makanan apa yang mereka sukai. Dengan kesepakatan, akhirnya masakan sunda pilihan mereka.
Mereka mengambil posisi tempat duduk dipojok. Sambil menunggu hidangan, Anita pamit ke toilet.
"Kamu baru di resto itu?" tanya Roby di lanjut meminum minuman dingin miliknya.
"Iya, baru hari ini aku kerja," jelas Anjani.
"Pantes, aku baru lihat," jelas Roby.
Tak berapa lama makanan telah dihidangkan oleh pramusaji.
"Anita lama banget," gumam Anjani.
Gumaman Anjani terdengar oleh Roby.
"Lumayan toiletnya aga jauh," sahut Roby.
"Silakan dimakan, nanti keburu dingin," sambung Roby yang memulai mencuci tangannya pada air kobokan yang tersedia.
"Duluan deh, aku tunggu Anita," sahut Anjani.
Roby tersenyum tipis mendengar ucapan Anjani.
"Ya udah, aku mulai duluan. Biar kamu yakin kalau makanan ini aman," ledek Roby.
Anjani mengerutkan dahinya. Melihat ekspresi wajah Anjani, Roby tersedak saat makan.
Dengan segera Anjani memberikan air dan mendekat kearah Roby sambil memukul-mukul pelan pundak belakang Roby.
Dari kejauhan ruapanya Andre melihat keberadaan Anjani.
"Ngapain dia disini? Sama siapa ya?" Andre terus memperhatikan Anjani yang perhatian dengan Roby. Hingga ia tak sadar menguntit dan meninggalkan There yang sedang memilih makanan.
"Kemana Andre?" gumam There yang celingukan.
There membawa makanan pada meja yang tersedia. Kemudian ia mengambil gawai pada tasnya. There menekan tombol nomor Andre.
Sementara Andre yang mengendap-endap, memata-matai Anjani terkejut dengan bunyi gawainya pada saku kemejanya. Dilihatnya nomor There memanggil.
"Ya ampun, aku sampai lupa kalau sama There," gumam Andre sambil menepuk dahinya.
Andre mengangkat panggilan There.
"Sebentar, Sayang! Aku lagi di toilet," sahut Andre pada panggilan There. Kemudian ia mematikan panggilan tersebut.
"Awas nanti di rumah, ya!" Andre berbicara sendiri. Sehingga orang yang berlalu lalang di hadapan memperhatikannya. Merasa diperhatikan orang, Andre bersiul meninggalkan tempat dan menghampiri There.
Anita pun telah selesai dari toilet.
"Maaf, ya! Toiletnya lumayan jauh!" jelas Anita.
"Ayo dimakan! Sudah mulai dingin," sahut Roby.
Akhirnya Anjani pun mulai makan setelah menunggu Anita dari toilet.
Pertemuan tidak sengaja dengan Roby selesai. Anita dan Anjani pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya di depan pagar, terlihat pagar belum buka.
"Ya ampun, gue lupa minta kunci serepnya. Auto nunggu Andre," gumam lemas Anjani.
"Mana lupa minta nomornya," sambung Anjani.
Ia terduduk didepan pagar. Tanpa di sadari, ia pun tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments