Rutinitas Di pagi Hari

...HAPPY READING...

...----------------...

Tanpa jawaban, Andre mengambil bantal dan selimut. Membawanya ke sofa yang tak jauh dari tempat tidurnya.

Anjani merasa menang dan menguasai tempat tidur empuk itu.

Andre mengucek-ngucek matanya sambil menguap. Di lihatnya jam menunjukkan pukul sepuluh. Ia terkejut dan langsung pergi ke kamar mandi. Saat melintasi tempat tidurnya, ia melihat Anjani masih terlelap tidur dengan gaya tidur seperti anak kecil.

"Ya ampun, tidurnya seperti anak kecil," gumam Andre dan lekas ke kamar mandi. Andre telah selesai mandi, saat sedang mengeringkan rambutnya, Anjani masih belum bangun juga.

"Cewe aneh," gerutu Andre.

Andre memakai pakaian untuk bersiap-siap ke resto miliknya. Andre melemparkan handuk yang bekas ia gunakan ke wajah Anjani. Anjani terbangun dan menyingkirkan handuk tersebut.

"Emang kamar ini bocor, ya? Basah banget ini muka gue," gumam Anjani terduduk.

"Lo gimana sih, suami mau berangkat kerja bukan bangun duluan," ucap Andre yang menolak pinggang ke Anjani.

"Nggak salah ucap, Bro. Kan katanya jangan mencampuri urusan kita masing-masing," sahut Anjani menarik kembali selimutnya.

Andre yang geram membangunkan Anjani secara paksa.

"Bangun nggak," perintah Andre.

Anjani enggan untuk bangun. Tanpa sengaja tangan Andre memegang bukit kembar Anjani yang tak di bungkus.

"Ih lo, ya. Jangan mesum, cari kesempatan lagi," ujar Anjani kesal.

Andre yang tak sengaja memegangnya, mundur dari posisinya.

"Lagian bukannya bangun," sahut Andre.

Anjani yang memakai kaos oblong tanpa menggunakan bra dan celana hot pants, bergegas ke kamar mandi. Ia menutupi bagian dadanya dengan handuk yang dilemparkan Andre.

Anjani keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di badannya. Di lihatnya Andre masih duduk di sofa.

"Ko, masih di kamar?" tanya Anjani.

Andre yang melihat Anjani memakai handuk, tersenyum tipis dan berkata.

"Cewek aneh," ucap Andre meninggalkan kamarnya.

Anjani sedang memakai pakaiannya. Saat memakaikan bra, tiba-tiba pintu kamar di buka. Andre masuk tanpa mengetuk pintu. Anjani berteriak. Andre melihat bukit kembar sintal milik Anjani dan tubuh putih mulus Anjani. Anjani bergegas memakai handuk dan melilitkannya.

"Kenapa sih lo, tau-tau nongol aja tanpa permisi," oceh Anjani.

"Ini kamar gue, lo lupa ya?" sahut Andre.

"Besok gue pindah kamar," ucap Anjani.

"Baguslah," jawab Andre yang mengambil sesuatu dari lemarinya dan meninggalkan Anjani lagi.

Cepat-cepat Anjani mengunci kamar dan memakai pakaiannya.

Andre membuat sarapan dengan menu nasi goreng dan secangkir kopi. Anjani yang datang langsung duduk di meja makan. Mata Andre tak berkedip memandangi Anjani. Terlintas pikiran pemandangan yang ia lihat saat Anjani di atas kamar tadi.

"Kenapa liatin gue kayak gitu?" tegur Anjani yang merasa risih pada pandangan Andre.

Andre mengusap kasar wajahnya dan duduk di kursi bersiap-siap memakan sarapannya.

"Lo beneran nggak bisa masak?" tanya Andre.

Anjani menganggukan kepalanya sambil memakan nasi goreng.

"Nanti ikut gue ke resto," pinta Andre.

Anjani mengacungkan dua ibu jarinya ke arah Andre.

Andre memperhatikan lagi wajah Anjani.

"Cantik juga nih anak," gumam dalam hati Andre.

Anjani yang merasa di perhatikan, menoleh ke arah Andre. Namun Andre pura-pura tidak melihat Anjani.

Sarapan telah selesai, Anjani mengikuti Andre ke kedai. Sesampainya di resto, semua karyawan memperhatikan kedatangan bosnya itu. Andre mengajak Anjani ke bagian kantornya yang terletak di lantai dua.

Saat di dalam kantor, Andre menelpon Prasetyo atau Pras asistennya. Terdengar pintu di ketuk dari luar.

"Ini, Pak," ucap Pras menyerahkan dokumen pada Andre.

Mata Pras tertuju pada Anjani yang sedang membaca sebuah majalah di sofa. Dengan memakai jeans dan kemeja, menjadi ciri khas Anjani yang tomboy. Tak lupa aksesori gelang hitam yang selalu melingkar di tangannnya.

Andre melirik Pras yang memperhatikan Anjani.

"Dia, Anjani. Yang pernah aku ceritakan," ujar Andre.

Anjani menoleh ke arah Pras dan melambaikan tangannya. Sebaliknya Pras menganggukkan kepalanya.

"Kemarin, Bapak beneran nikahin Nona itu?" tanya Pras penasaran.

"Iya," sahut Andre yang serius membaca dokumen itu.

"Semalam tidur bareng dong, Pak?" tanya Pras lagi.

Andre melirik setelah mendengar perkataan Pras tadi. Pras langsung diam.

"Apa maksudmu?" tanya Andre kembali membaca dokumennya.

"Semalam, nona There kesini, Pak." Jawab Pras.

Andre menghentikan dengan bacaannya.

"Trus kamu bilang apa?" tanya Andre.

"Sesuai perintah Bapak," jawab Pras.

Nampak Andre tengah berpikir. Tiba-tiba seorang wanita cantik masuk ke dalam kantor Andre.

"Sayang, kamu kemana aja. Aku telpon nggak kamu angkat-angkat sih!" ucap wanita itu yang langsung menggelayuti Andre yang sedang duduk.

Pras yang melihatnya merasa risih dan sedikit membuang muka.

"Kamu masuk nggak ketuk pintu dulu," sahut Andre.

Wanita itu melihat Anjani yang bengong melihat tingkahnya pada Andre.

"Siapa dia?" tanyanya.

Andre panik, berpikir mencari kata-kata atas pertanyaan wanita itu.

"D-Dia, adiknya Pras. Ya adiknya Pras," sahut Andre dan memberi kode pada Pras.

Pras dengan wajah datarnya bingung harus menjawab apa. Bila ia menolak, bisa-bisa ia di pecat dan bagaimana dengan cicilan mobil dan rumahnya.

Wanita itu mendekati Anjani. Anjani pun berdiri.

"Siapa namamu?" tanya wanita itu.

Anjani menyodorkan tangan kanannya.

"Anjani," jawab Anjani.

Namun, wanita itu tidak memperdulikan jabatan tangan Anjani. Ia tersenyum sinis melihat penampilan Anjani.

Andre dari kejauhan memberi kode pada Anjani untuk diam tidak memberi tahu soal siapa dirinya. Anjani menggeleng-gelengkan kepalanya melihat penampilan seksi wanita itu. Dengan rok span berwarna merah muda dan atasan tengtop kuning, memperlihatkan dada putih mulusnya pada setiap orang yang melihatnya.

"Begini amat selera Andre, pantes om Anggoro menjodohkannya," gumam dalam hati Anjani.

"Aku There atau Theresia, kekasih bos kakakmu," ucapnya.

Anjani tersenyum simpul mendengar perkataan There.

There menghampiri Andre kembali.

"Sayang, adiknya Pras kenapa ada di ruangan ini?" tanya There yang duduk di pangkuan Andre.

"Pras minta tolong untuk mempekerjakannya di sini," jawab Andre.

Mendengar perkataan Andre, Anjani melotot. Sementara Pras diam seribu bahasa.

"Pras, adikmu boleh mulai bekerja sekarang dan tolong kamu bawa ke posisinya sekarang," perintah Andre dengan mengedipkan matanya ke arah Pras dan Anjani.

Pras yang mengerti segera mengajak Anjani keluar ruangan Andre. Anjani yang merasa tersisihkan, menendang pintu kantor itu.

There kesal dengan sikap Anjani. Ia hendak berdiri, namun segera lengannya di tarik Andre. There pun kembali di atas pangkuan Andre. There segera menyambar bibir Andre, mereka biasa melakukannya saat berdua di kantor itu. Bahkan Pras pernah memergoki mereka dengan pakaian yang acak-acakan.

Anjani di bawa ke ruangan Pras.

"Mbak, Nona eh Ibu," ucap Pras yang bingung hendak memanggil Anjani.

"Panggil aja Anjani, emang gue keliatan udah tua, ya?" sahut Anjani yang duduk di kursi kerja Pras.

"Bukan gitu, kan Ibu istri bos saya," ucap sopan Pras.

"Panggil aja Anjani," sahut Anjani kembali.

"Baiklah," jawab Pras.

"Oiya, katanya gue boleh kerja di sini kan," ucap Anjani.

"T-Tapi!" sahut Pras.

"Udah nggak usah tapi-tapian, sekarang bawa gue keliling biar tahu apa kerjaannya," sambung Anjani.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

ANJANI AS PRIM CHANIKARN

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

ANDRE AS NATTAWIN WATTANAGITIPHAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!