Amora membuka pintu ruangan bosnya. Sebelum masuk iya sudah dulu menaikkan rok pendeknya lalu memoleskan make-up ke wajah cantiknya. Amora berjalan dengan begitu anggun sambil membawa tab di tangannya.
"Selamat pagi bos. Aku datang membawakan berita penting untuk bos." Ucap Amora dengan suara sensualnya. Daniel mendongak lalu melihat penampilan hari kedua Amora bekerja di sini. Tambah parah bahkan membuatnya gelang-gelang. Menahan sesuatu yang ingin iya keluarkan sekarang juga.
Penampilan Amora semakin menjadi bahkan tidak takut dengan tegurannya kemarin. Amora meletakkan tab yang iya pegang lalu mendekati kursi bosnya. Melihat tatapan bosnya mengarah ke aset atasnya. Amora tersenyum senang di dalam hatinya. Sudah berhasil membuat bosnya tertarik dengannya. Sebentar lagi Daniel akan menjadi miliknya. Dirinya selalu optimis dengan keinginannya. Mustahil tapi bisa terjadi bukan.
"Mau apa kamu hah. Lancang ya kamu mendekati saya. Lupa jika saya bos sekaligus tunangan sahabat kamu." Tegur Daniel lalu berdiri menjauhkan tubuhnya dari Amora.
"Lihat sekarang kelakuan kamu Amora. Kamu seperti wanita murahan tidak ada harga dirinya. Jadi orang tahu diri. Harusnya kamu bersyukur bisa bekerja di bawah naungan saya. Bukan malah menggoda saya. Kamu pikir saya tergoda dengan kamu?! Saya jijik dengan kamu Amora."
Amora sama sekali tidak tersinggung. Harus sabar menghadapi bosnya ini. Nyalinya cukup kuat untuk mengabarkan dirinya agar tidak tersinggung. Apapun yang Daniel ucapkan bagaikan angin lalu untuk Amora. Amora justru malah terkekeh lalu duduk di kursi kebesaran milik Daniel.
Duduk santai sambil menggoyangkan kursinya.
"Aku mau menawarkan diri menjadi kekasih gelap bos atau menjadi simpanan bos. Gimana penawaran aku bagus kan."
"Gila!kamu gila Amora." Bentak Daniel
"Yah aku gila. Tergila-gila sama kamu Daniel Mehendra. Dari awal pertemuan kita aku sudah dulu suka sama kamu. Aku ingin menjadi milik kamu. Tenang saja aku bisa memuaskan kamu di ranjang. Ayoklah tawaran aku cuma-cuma hanya untuk kamu saja. Lagian Renata tidak akan tahu. Dia terlalu bego, dia selalu percaya kamu laki-laki setia. Aku tahu kamu sebenarnya sudah tertarik sama aku. Sedari tadi kamu melirik ke arah body aku yang menggiurkan."
"Kamu memang penggoda handal Amora. Saya tidak tertarik sama kamu!! Renata jauh lebih baik dari kamu. Renata bukan perempuan murahan seperti kamu. Apakah kamu akan seperti ini ketika bersama laki-laki kaya raya seperti saya. Sungguh menjijikkan kamu Amora. Saya tidak habis pikir Renata bisa punya sahabat modelan seperti kamu ini. Tidak punya etika yang baik." Amora tertawa terbahak-bahak
"Apapun yang kamu katakan tidak akan membuat aku sadar sayang. Aku cinta sama kamu, aku mau menjadi simpanan kamu. Hamili aku buat kamu puas."
"Menjijikan! keluar dari ruangan saya sekarang juga. Harusnya kemarin kamu tidak saya pekerjakan di sini. Kehadiran kamu di kantor saya membuat bencana besar. Ingat Amora, saya tidak akan pernah tertarik dengan kamu. Stop bertingkah seperti wanita murahan." Marahnya lalu menyuruhnya keluar dari ruangannya.
Sebelum keluar dari ruangan bosnya. Amora sudah dulu mengecup bibirnya. Sudah ketiga kalinya Amora melakukan ini. Tidak ounya malu, Amora keluar. Daniel menggeram lalu memegang bibirnya yang baru Amora kecup tadi. Sialan rasanya sungguh manis sekali. Bibir Amora menempel di bibirnya beberapa detik saja.
Daniel masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan diri. Ini semua gara-gara Amora sialan itu.
Sementara Amora sudah kembali ke tempatnya. Amora terbahak-bahak melihat wajah merah padam bosnya.
"Kamu membuat ulah ya sama bos Danie!l."
"Hahaha apa yang kamu katakan tadi. Mana mungkin aku berani membuat ulah sama bos Daniel. Aku tadi baru saja menyerahkan berkas kok." Bohongnya tidak mau jujur. Apa yang Sania katakan benar jika dirinya baru membuat ulah. Membuat Daniel marah lalu mengusirnya dari ruangannya.
"Untung kamu tidak membuat ulah. Oh iya nanti kita ikut makan siang bersama bos Daniel dan James." Katanya
'Wah kesempatan aku untuk menggoda calon suami idaman. Tidak sabar bertemu dia lagi. Amora kamu sudah tergila-gila dengannya. Tidak peduli dia tunangan sahabat kamu atau bukan.'
Jam berganti sekarang sudah jam makan siang. Mereka berdua sudah mengikuti langkah kedua laki-laki di depannya. Berjalan cepat ke arah cafe dekat kantor ini. Di dalam lift terjadi keheningan di antara mereka berempat.
Sampai pintu lift terbuka lalu mereka keluar. Banyak karyawan menatap sinis ke arahnya dan Sania. Mereka itu dengan kedua sekertaris bosnya itu. Di ajak makan siang bersama terus pergi sama bosnya juga.
Baru saja keluar kantor eh dirinya dikejutkan suara seseorang. Seseorang yang sangat iya kenali. Ada Renata datang lalu memeluk Daniel. Tahan Amora gak boleh emosi. Jaga image kamu di depan mereka semua. Mereja tanpa malu saling mengecup bibir di depannya dan yang lainnya.
'Sialan kamu Renata, kamu sudah menodai calon masa depan aku.'
Mereka berlima masuk ke dalam mobil yang sama. Amora dan Sania duduk di bagian belakang bersama James juga. Daniel menyetir dan Renata disampingnya.
Amora berdehem terlebih dahulu membuyarkan mereka semua yang hanya diam saja.
"Oh aku lupa ada sahabat baik aku di sini. Hai Sabahat, gimana kerja kamu di kantor Daniel. Pasti sangat menyenangkan dan membuat kamu betah."
"Hem ya gitu lah. Kamu tahu aku gimana kalau kerja. Betah iya tapi belum banget si. Mereka ramah sama aku terutama tunangan kamu."
Daniel memicingkan matanya ke arah lain.
"Hahaha itu lah yang aku suka dari Daniel. Daniel itu orangnya baik banget. Banyak orang yang suka dengannya tapi untung Daniel sudah aku ikat." Balasnya dengan rasa bangga bisa mengikat Daniel sebagai tunangan.
"Kerja yang benar jangan suka telat ya Amora. Kamu tahu aku lega saat kamu sudah kerja bukan lagi pengangguran."
"Kerja terus nikah gitu ya." Kekehnya
"Astaga kamu udah mau nikah. Bukanya kamu belum mau nikah dan
kamu takut tidak bebas. Kata kamu, kamu mau bebas sebelum nikah."
"Kebebasan aku sudah cukup Renata. Waktunya aku menikah dan hidup bahagia bersama pasangan hidup aku. "
"Nikah sama siapa kamu hah? pacar saja tidak punya." Ledek Renata seperti biasa ketika sahabatnya mulai halu.
"Kalau kamu mengizinkan aku mau nikah sama calon suami kamu. Bos Daniel idaman semua orang. Sudah ganteng, berwibawa, tegas, banyak harta, menggairahkan." Ucap Amora sengaja membuat Renata kalang kabut sudah berani meledeknya.
Terjadi keheningan tidak ada yang bersuara sama sekali. "Ah bercanda jangan dipikirkan." Kekeh Amora membuyarkan lamunan mereka.
Daniel mati-matian menahan emosi mendengar ucapan Amora tanpa di filter.
"Aku tahu. Mana mungkin kamu tega menikung sahabat sendiri."
Obrolan mereka berhenti saat mobil berhenti di parkiran cafe. Mereka semua turun dari mobil lalu berjalan ke arah tempat yang sudah James booking.
Lagi-lagi Amora melihat mereka bermesraan. Renata begitu manja dengan Daniel. Daniel malah meladeni kemanjaan Renata. Sengaja mengecup tangan Renata lalu melirik ke arahnya. Cemburu, sabar ada kalanya kamu merasakan itu semua dari Daniel.
Mereka menunggu pesanan datang. Amora dengan genitnya menyenggol kaki Daniel di bawah. Jadi kakinya mengelus kaki Daniel lalu mengedipkan matanya ke Daniel.
Daniel tersentak lalu menahan gairahnya yang membuncah. Baru di senggol kakinya saja iya sudah turn on.
"Aw," mereka semua menoleh ke Daniel.
Amora terkekeh lalu menjulurkan lidahnya ke Daniel tanpa mereka tahu kecuali Daniel.
"Sayang kamu gak papa."
"Iya aku gak papa. Tadi ada semut gila di kaki aku."
Semut gila
"Sayang ini cafe mahal masa ada semut. Kamu jangan ngarang deh."
"Gak tahu juga tapi tadi ada semut. Aku merasakan kok," balasnya tetap meyakinkan tunangannya percaya dengan ucapannya.
Hanya alasan saja kamu Daniel. Terlalu bodoh saja Renata jika percaya dengan perkataan kamu.
Renata menatap aneh ke arah Daniel. Ada yang aneh tapi apa? apa Daniel menyembunyikan sesuatu darinya.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments