Amora mengingat kejadian kemarin saat dirinya mengecup bibir calon suaminya. Bibirnya begitu manis bahkan Daniel diam saja saat dirinya mengecup bibirnya.
'Aku akan memiliki kamu dalam waktu dekat ini.
Amora pergi ke supermarket membeli beberapa bahan kue, nanti malam dirinya mau membuat kue. Memasuki supermarket eh dirinya bertemu dengan calon suaminya lagi. Amora segera menghampiri calon suaminya di pojokan sana. Rupanya dia juga sedang berbelanja.'
"Sepertinya kita ditakdirkan menjadi sepasang suami istri. Lagi dan lagi aku bertemu dengan kamu. Maksud aku, kita dipertemukan lagi di supermarket ini." Ucap Amora lalu tersenyum hangat ke arahnya.
Daniel mengabaikan keberadaannya saat ini.
"Diam kamu! saya muak dengan kehadiran kamu."
Amora terkekeh lalu mendekati tubuh kekar milik Daniel. "Jangan muak dong, kamu harus tahu aku mahir dalam urusan ranjang. Aku terpesona sama kamu loh dari pertama kita bertemu." Amora membelai lengan Daniel begitu sensual.
"Oh iya. Makasih ya udah menerima aku jadi sekertaris kamu. Aku bahagia bisa kerja sama kamu sayang. Momen indah kita akan terjadi sebentar lagi. Aku akan membuat kamu puas dengan kerja sekaligus godaan dari aku." Daniel menyingkirkan tangannya dari lengan berotot miliknya.
Amora tidak kehabisan akal untuk menggoda laki-laki yang menjadi atasannya mulai besok. Yaps! mulai besok dirinya sudah bekerja di perusahaan milik Daniel Mahendra menjadi sekertaris. Keberuntungan sedang di pihaknya. Menantunya momen besok mereka bertemu lalu didinya mulai melancarkan aksinya menggoda Daniel.
Niatan aku tetap sama Daniel. Menjadikan kamu suami aku lalu membuat kamu jatuh cinta dengan aku. Aku akan melakukan seribu cara membuat kamu terpukau dengan aku lalu melupakan Renata. Sorry Renata, aku sudah terpikat dengan tunangan kamu ini. Harusnya aku di posisi kamu. Beruntung kamu dicintai Daniel Mahendra.
"Sayang aku harus pulang dulu ya. Besok aku akan ke kantor tepat waktu. Jangan panggil aku Amora, panggil aku baby. Kamu bebas menyentuh aku semau kamu." Bisiknya lalu pamit pulang
Sebelum pergi Amora sudah dulu mengecup bibirnya dengan cepat lalu berlari meninggalkan supermarket ini. Daniel menggeram, dirinya laki-laki normal. Sejak pertemuan pertama mereka kemarin dirinya sudah mulai terbuai dengan Amora. Tingkahnya membuat dirinya panas dingin. Lihat dia berani bertingkah seperti penggoda hanya karena mencari perhatian didinya. Perempuan sialan, menikmati tubuhnya oh tidak. Masih waras melakukan perbuatan itu. Didinya sudah terikat dengan Renata. Renata perempuan berkelas jauh lebih baik dari Amora.
'Sialan perempuan itu masih berani menyentuh saya, batinnya.'
Setelah membeli semua kebutuhan yang iya cari. Dirinya langsung membayar lalu pulang ke rumah. Kedua orang tuanya menyambut kedatangannya dengan baik. Dirinya jarang pulang ke rumah ini kecuali weekend.
"Apa kabar Renata, son?" tanya Papahnya ke dirinya.
"Baik." Jawabnya begitu singkat
"Kapan kalian akan menikah. Mau menunggu waktu lagi atau gimana." Ucap Mamah datang membawa cemilan dan minuman kaleng ke ruang tamu.
"Aku belum tahu mah, masih ragu. Takutnya kita ribut karena belum siap menikah."
"Apa yang kamu katakan nak. Kenapa kamu mengatakan seperti itu. Kalian tidak mungkin seperti itu. Lagian Renata sudah siap menikah dalam waktu cepat. Kamu mungkin yang masih ragu."
Daniel mengangguk lalu mengambil minuman kalengnya.
"Apa yang membuat kamu ragu."
"Takut tidak sesuai ekspektasi aja. Lagian kerjaan aku masih banyak mah, nunggu dulu aja. Renata sepakat juga nunggu aku benar-benar siap." Kedua orang tuanya tidak mau menyahut. Kerska paham dan tidak mau memaksa anak mereka untuk menikahi Renata secepatnya.
Di apartemen Amora, sudah ada Renata di sini. Datang hanya ingin mencurahkan hatinya.
"Aku sebal sama Daniel tahu. Aku udah siap menjadi istrinya tapi Daniel belum mau menikahi aku. Sampai kapan aku menunggu dia siap." Amora mendengarkan curhatan Renata dengan baik.
Kamu tidak akan menjadi istrinya. Aku yang akan menjadi istrinya, aku akan mengambil milik kamu Renata.
Renata menyenggol lengannya sekilas.
"Menurut kamu Daniel benar-benar mencintai aku atau tidak." Amora menggeleng tidak tahu
"Mungkin tapi aku ragu Daniel hanya menjadikan.kamu tempat pelampiasan. Gini loh, kamu tahu laki-laki jaman sekarang. Hubungan di gantung walaupun sudah bertunangan. Mungkin saja Daniel ada perempuan lain."
"Omo! maksud kamu tunangan aku punya simpanan." Amora mengangguk
"Iya mungkin saja begitu. Ya udahlah kamu tunggu dia siap dulu."
"Kamu tahu aku jadi overthinking."
Kamu akan terus overthinking Renata.
Pagi harinya dirinya sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Menggunakan rok span di atas lutut, kemeja ketat, high heels cukup tinggi, lalu rambutnya diikat menjadi satu. Mempersiapkan diri bertemu dengan calon suami.
Amora keluar dari apartemennya. Berjalan berlenggak-lenggok ke arah basemant gedung apartemen.
Membutuhkan waktu 30 menit untuknya sampai di perusahaan milik Mahendra group. Lalu dirinya turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya. Berjalan santai masuk ke gedung besar ini. Banyak orang tersenyum ke arahnya lalu bersiul melihat keseksiannya.
Karyawan Daniel menatap takjub ke arahnya. Apa lagi laki-laki mereka melihat bodynya yang aduhai. Amora mengabaikan mereka semua.lalu dirinya langsung masuk ke lift petinggi perusahaan. Hanya orang penting perusahaan yang menggunakan lift ini.
Suara heels menggema di penjuru ruangan. Pintu terbuka setelah Amora mengetuknya tadi lalu masuk ke dalam ruangan besar milik Daniel Mehendra.
"Sekertaris baru," ucap James lalu dirinya mengangguk.
Cantik itu lah yang James ucapkan di dalam hatinya.
Kedatangan Amora membuat Daniel berdiri lalu melihat penampilan Amora dari atas sampai bawah. Seksi, tapi murahan.
"Saya akan mulai bekerja hari ini bos Daniel."
"Ini note yang harus kamu pelajari. Ada beberapa peraturan menjadi sekertaris saya. Oh iya jangan memakai rok terlalu pendek."
"Tidak masalah bos ini style." Kekehnya
"Saya tidak suka di bantah."
James sudah keluar dari ruangannya sejak tadi. Hanya ada mereka berdua lalu Amora duduk di pangkuan Daniel. Begitu berani nyalinya membuat ulah lagi.
"Aku tertarik sama kamu baby. Jadikan aku istri kamu atau simpanan kamu." Bisiknya
"Itu tidak akan terjadi Amora!" bentaknya.
"Apa kurangnya aku buat kamu hah?! lihat tubuh aku idaman semua laki-laki. Aku lebih unggul dari calon istri kamu. Aku tahu segalanya tentang urusan ranjang. Aku yakin kamu suka dengan perempuan liar di atas ranjang."
Lalu Daniel mendorong Amora sampai terjungkal ke belakang.
"Punya etika yang baik Amora." Lanjutnya
'Sialan! sabar Amora kamu akan berhasil mengambil hatinya.'
Amora sudah berada di tempat kerjanya saat ini. Meja cukup besar lalu ada 2 kursi. Satu untuknya dan yang satu lagi untuk sekertaris pertama Daniel.
"Sania," ucap seseorang memperkenalkan dirinya.
"Amora Sandra. Panggil Amora saja, sudah lama bekerja menjadi sekertaris bos Daniel." Sania mengangguk
"5 tahun aku kerja di sini."
'Aku akan mengawasi gerak-geriknya mulai saat ini. Tidak rela jika dia suka sama Daniel. Hanya aku yang boleh mencintai Daniel. Renata saja tidak boleh apa lagi dia.'
"Harus betah di sini ya. Kerja menjadi sekertaris bos Daniel banyak cobaan. Apa lagi harus menghadapi tunangan bos Daniel yang super cemburuan."
'Menarik. Membuat hubungan mereka cepat kandas.'
Amora memiliki prinsip dalam hidupnya. Jika tidak bisa memiliki dia maka iya akan memilih ke jalur tidak benar alias menjebak dia agar terperangkap ke dalam hidupnya.
Menarik bukan? itu lah Amora Sandra.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments