Rayuan Maut Amora

Amora melihat ke arah laki-laki di hadapannya sekarang. Matanya membola melihat wajah tampan yang begitu rupawan. Lihat tubuh atletisnya membuat Amora tidak bisa menelan air liurnya dengan baik.

"Ra, are you okay?"

Amora tersadar dari lamunannya lalu mengangguk. Matanya masih menatap ke arah laki-laki di hadapannya. Apakah dia yang bertunangan dengan Renata. Kenapa harus dengan Renata? kenapa tidak dengannya saja. Lihat bibir seksinya Tuhan, demi Tuhan inti-ku berdenyut.

Amora tersentak lalu mengangguk.

"Sayang ini sahabat yang aku mau kenalin ke kamu." Ucap Renata

Aku cuman memasang wajah sok imut.

"Cinta pertamaku haha." Gumamnya tanpa sadar

Laki-laki di hadapannya mengulurkan tangannya ke arah Amora. Amora langsung membalas jabat tangan dari tunangan Renata. Oh astaga tangannya begitu besar dan lembut. Tangannya saja besar apa lagi itunya. Astaga Amora apa yang kamu pikirkan sampai sejauh itu.

Suara deheman Kenan membuyarkan lamunanku lagi. Aku segera melepaskan tanganku dari tangannya. Sungguh ciptaan Tuhan paling indah.

"Ayok masuk ke dalam. Gak enak banget berdiri di teras."

Mereka semua masuk ke dalam sebuah rumah megah milik orang tua Renata.

"Oh sayang apa kabar kamu nak." Mamah Renata datang langsung menyapa aku dan memeluk sayang ke aku. Mereka sudah menganggap aku anak mereka.

"Ah Tante aku selalu baik. Nih lihat aku baik-baik saja dan bisa bertemu dengan kalian." Balasku sedikit anggun sengaja agar tidak terlihat sembrono di depan calon masa depan.

Amora malah ada niatan jadi tukang tikung. Sebelum mereka nikah ya tikung duluan saja. Lumayan dapat suami tampan seperti laki-laki di samping Renata. Renata masih menggenggam lengan laki-laki itu.

"Oh iya guys, ini tunangan aku namanya Daniel Mahendra. Sayang ini sahabat aku namanya Amora. Dia itu bar-bar tahu yang, aku selalu di bercandain sama dia." Mengadu sambil memperkenalkan dirinya. Sialan kamu Renata tapi gak papa tetap santai aja Amora.

"Sudah bekerja belum sayang?" tanya Mamah Renata.

pertanyaan yang paling aku hindari.

"Coming soon Tante." Jawab aku malu-malu seperti kucing.

Kita semua sedang berada di ruang tamu. Mengobrol bersama sesekali aku menoleh ke arah Daniel ganteng. Tidak sabar menyicipi tubuh kekarnya. Gimana rasanya di buat melayang sama dia ya. Apa gue jadi simpanan dia aja ya. Menawarkan diri sebelum dia nikah sama Renata. Itu ide baik, menaklukan hatinya sekaligus membuat dia jatuh cinta.

"Renata, kamu mau nikah kapan kalau boleh tahu." Celetuk aku pengin tahu mereka nikah kapan. Jangan dalam waktu dekat ini lah belum juga berjuang mendapatkan Daniel.

"Penginnya cepat si tapi tergantung sama Daniel juga. Sayang kamu mau nikahin aku kapan."

"Nunggu waktu yang tepat." Katanya sambil melirik ke arah Amora. Mereka bertatapan lalu Daniel membuang muka ke arah lain.

Apakah Daniel sudah mulai tergoda dengan aku. Hem ada baiknya menggodanya, reaksinya gimana ya aku goda.

Siang harinya mereka semua makan siang bersama. Renata pamit ke kamar dulu mau mandi karena belum mandi sejak pagi. Betapa joroknya Renata, kenapa si Daniel mau sama Renata yang jorok.

Kenan juga di kamar lagi ambil apa tadi katanya ada yang ketinggalan. Papah dan Mamah Renata sedang berada di dapur. Di meja makan hanya ada aku dan Daniel. Daniel membuka room chat di handphonenya.

'Diam-diam mataku mengarah ke tubuh kekarnya. Benar-benar udah di pandang terus sampai tidak bosan memandangnya.'

Daniel meletakkan handphonenya ke meja lalu menoleh ke arahnya. Amora menggigit bibirnya lalu menjilat bibirnya sensual. Daniel tidak berekspresi sama sekali hanya ada wajah datarnya saja.

"Besok aku rencananya mau interview di kantor kamu, sayang. Gimana apa kamu langsung terima aja ya."

"Maksud kamu apa?"

"Renata sudah bilang sama aku kalau aku disuruh datang ke kantor kamu. Kebetulan sekali kamu lagi butuh sekertaris baru ya kan. Aku siap bekerja sama kamu. Bayaran urusan belakangan yang paling penting aku kerja." Jawabnya

"Tidak usah datang ke kantor saya."

"What! kamu menolak aku."

"Iya. Wanita murahan seperti kamu tidak pantas bekerja ke jadi sekertaris saya atau karyawan saya."

'Astaga. Aku di katain wanita murahan. Kenapa aku jadi gini gak sabar banget miliki dia jadi berubah tingkahnya.'

"Aduh maaf Bos, ya udah aku gak genit lagi kaya tadi. Pekerjakan aku jadi sekertaris kamu ya. Aku janji gak genit kok sama kamu. Aku sadar kamu tunangan sahabat aku."

"Syukurlah kalau kamu masih sadar dan punya urat malu."

'Awas kamu ya aku bakal menaklukkan kamu Daniel Mehendra, batin Amora.

"Sayang maaf ya lama." Daniel mengangguk

Mereka semua bergabung ke ruang makan bersama. Mereka makan siang bersama tanpa ada suara kecuali suara dentingan sendok dan garpu. Amora menahan cemburunya melihat mereka berdua terlihat begitu mesra.

Daniel menyuapi Renata makan. Dirinya dan yang lainnya seperti angin lalu. Dunia seperti milik mereka saja. Sebentar lagi posisi Renata akan aku gantikan. Aku yang akan selalu di perhatikan oleh Daniel.

'Maaf Renata. Aku melakukan ini karena cinta pandangan pertama.'

Setelah makan siang mereka kembali berbincang lalu Daniel pamit pulang. Amora juga pamit pulang setelah Daniel pulang duluan. Amora tidak benar-benar pulang ke apartemennya. Amora menguntit targetnya, dirinya harus tahu dimana Daniel tinggal.

Beberapa jam kemudian Amora berada di sebuah perumahan elit. Perumahan yang ditinggali orang-orang berduit. Amora melihat Daniel turun dari mobilnya lalu masuk ke rumah megahnya. Wow indah itu lah perlihatkannya ke arah rumah Daniel.

'Dia kaya, tampan, berkuasa. Aku harus miliki dirinya! tidak masalah dijadikan simpanan atau istri siri.'

Keesokan harinya Amora sudah berada di kantor Daniel. MAHENDRA group, melihat banyak orang memandang ke arahnya. Mereka takjub dengan kecantikannya yang tidak ada tandingannya.

Resepsionis di depan langsung mengajaknya masuk ke sebuah ruangan cukup besar. Amora menunggu kedatangan pemilik perusahaan dan asistennya untuk melakukan interview. Nekat itu lah Amora. Tidak boleh datang tapi tetap saja datang.

Suara pintu terbuka membuat Amora menoleh lalu matanya lagi-lagi bertatapan dengan mata elang milik Daniel. Daniel dan James, asisten pribadinya langsung duduk di hadapan Amora.

"Hai Amora. Saya James asisten pribadi bos Daniel. Di sini saya mau interview kamu dan beberapa orang yang menunggu di depan ruangan ini."

Amora mengangguk lalu memulai menjawab pertanyaan yang mereka ajukan kepadanya. Jawabannya membuat mereka terpengarah.

15 menit berlalu dirinya baru saja menyelesaikan sesi tanya jawab bersama mereka. Lalu dirinya keluar dari ruangan ini.

'Aku yakin dia akan menjadikan aku sekertarisnya.'

"Aku harap kamu di terima cantik. Kamu kompeten bangga aku sama kamu." Bisik James

'Aku memang kompeten sejak kecil sampai tumbuh dewasa.'

Amora berjalan ke arah kamar mandi. Keberuntungan untuknya saat melihat calon bosnya masuk ke kamar mandi yang sama dengannya.

"Halo ganteng kita bertemu lagi. Mungkin saja aku dan kamu berjodoh."

Amora dengan agresif langsung memojokkan tubuh Daniel ke dinding.

"Aku ingin mencicipi bibirmu sayang." Bisiknya

Grep

"JANGAN USIK KEHIDUPAN SAYA *****!"

"Ak-u,"

To be continued

Yuk ditunggu kelanjutannya happy reading.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!