Baby Blues

Pagi berikutnya Rhea sudah bisa bangun dari tempat tidurnya. Meskipun nyeri masih menjalar di sekujur perutnya, ia tidak bisa diam saja berbaring sementara ibunya di Sukabumi sudah dikebumikan.

Pagi buta itu, Rhea berniat melarikan diri dari rumah sakit, meninggalkan bayinya yang masih di dalam inkubator lalu pulang ke Sukabumi.

Rhea yakin pasti akan ada orang yang mau mengambil dan merawat bayi yang ditinggalkannya. Sementara Dika masih terlelap tidur di kursi dekat ranjang Rhea, ia mengemasi barang-barangnya untuk segera pergi sebelum ada orang yang tahu.

Sebelum pergi, ia menyempatkan diri untuk melihat anaknya yang masih tertidur pulas di dalam tabung inkubator. Bayi itu begitu kecil, mungil, lemah dan tak berdaya. Ia bahkan tak akan sanggup menangis sekalipun tahu Rhea meninggalkan dan menelantarkannya.

Ada rasa sakit yang kembali membakar hati Rhea. Ia merasa sangat terbebani dengan kehadiran bayi yang tidak pernah sekalipun diharapkannya itu, tapi ia juga merasa sangat keji membuang bayi yang tidak berdosa itu begitu saja. Rhea tahu betul bagaimana sakitnya tidak diinginkan, dibuang dan dicampakkan oleh orang yang paling disayanginya.

Rhea melihat bayi kecil itu menggeliat seakan lelah menerima beban hidup yang akan ditanggungnya. Bibirnya terlihat mengecap seakan ingin menunjukkan betapa lemahnya ia yang sangat membutuhkan bantuan orang lain hanya sekedar untuk makan dan minum agar terus hidup. Ia terlihat seperti sedang meringkuk, menahan dinginnya udara malam ketika ia hanya seorang diri tanpa perlindungan seorang ibu.

Seketika ia merasa tubuhnya kaku. Ia tak mampu beranjak pergi dari sisi bayi mungilnya. Ia terisak, menangis bersimpuh di samping bayinya. Ia adalah pezina yang nista dan penuh dosa. Tapi bagaimanapun juga ia bukanlah manusia tak berperasaan yang tega menelantarkan anak tak berdosa yang hadir karena kesalahannya.

Rhea mendengar bayinya menangis yang hampir menyerupai suara anak kucing yang sedang mengeong lemah. Bayi itu begitu lemah, ia bahkan tak mampu mengeluarkan suara tangis yang kencang dan menggelegar seperti bayi lain. Rhea mulai bimbang, ia yakin bayi itu bisa saja mati jika ditinggalkannya begitu saja malam itu.

Sejak saat itulah Rhea sadar bahwa ia harus bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuatnya. Ia tidak ingin melarikan diri lagi. Meskipun ia tidak yakin bahwa dirinya mampu, Rhea bertekad untuk menjaga dan melindungi bayi mungil itu. Setidaknya ia berharap beban dan dosa akan sedikit berkurang jika ia berusaha memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Sesulit apapun itu, Rhea siap menanggungnya seorang diri.

Rhea mengurungkan niatnya untuk pergi. Ia bertekad merawat bayinya lalu membawa bayi itu menemui ayahnya ketika sudah siap. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana menjaga bayinya agar bertahan hidup sampai hari itu tiba.

***

"Rhe, kamu sudah bangun?"

Rhea melihat sekeliling. Ia sudah kembali ke ranjangnya.

"Tadi pagi kamu pingsan di dekat ruang bayi." Dika berusaha menjelaskan situasinya.

Rhea ingat ketika berusaha meninggalkan bayinya sebelum subuh tadi. Kepalanya masih pusing dan nyeri di perutnya belum berkurang, tapi ia berusaha duduk.

"Apa boleh aku menggendong bayiku?"

"Belum bisa, Rhe, bayimu masih harus berada di dalam inkubator sampai kondisinya stabil. Tapi aku bisa mengantarmu melihatnya jika kau mau."

Rhea mengangguk, lalu Dika membantunya turun dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang bayi.

***

Setelah tiga hari menjalani perawatan di rumah sakit, Rhea akhirnya diijinkan pulang ke rumah, tetapi bayinya masih harus tetap dirawat di dalam inkubator selama satu sampai dua minggu hingga kondisinya stabil dan layak untuk dirawat di rumah.

Karena tak ingin berada jauh dari putranya dan jarak rumah sakit dan rumah Bara yang sangat jauh, akhirnya Rhea memutuskan untuk menginap di sebuah kamar kos di dekat rumah sakit sampai putranya diijinkan pulang bersamanya.

Rhea sudah menghabiskan semua sisa tabungannya untuk membayar biaya rumah sakit, biaya melahirkan dan perawatan bayinya, serta sewa kamar kos dan kebutuhan sehari-hari selama ia tidak bekerja. Hanya tersisa satu juta delapan ratus ribu rupiah untuk membeli perlengkapan bayi yang mendesak dan makan sampai ia mendapatkan pekerjaan.

Dua puluh hari kemudian, Rhea diijinkan membawa bayinya pulang. Sesampainya di rumah, Rhea bingung bagaimana cara merawat makhluk super kecil itu. Berat badannya baru sekitar dua setengah kilogram dengan panjang empat puluh delapan centimeter, tulangnya lunak dan kulitnya sangat halus. Rhea takut bahwa gendongannya akan membuat tulang sang bayi kelelahan, atau justru menjadi kegerahan karena selimut atau malah kedinginan karena selimutnya kurang tebal.

Bayinya terus saja menangis sementara ia tidak tahu bagaimana cara menenangkannya. Ia mencoba memberikan asi untuk putranya, tapi ia tetap saja menangis karena sepertinya asi Rhea belum lancar. Ia terus memaksa putranya minum asinya yang tak kunjung keluar banyak sampai putingnya lecet dan perih setengah mati.

Ia mengerang menahan sakit setiap kali putranya mengenyot putingnya. Tapi ia tak punya pilihan karena uangnya sudah banyak terkuras untuk membeli popok, bedak, baby oil, minyak kayu putih, minyak telon dan baju bayi. Hanya sisa beberapa ratus ribu yang akan ia gunakan untuk pulang ke Sukabumi. Tidak akan cukup untuk membeli susu formula untuk bayi baru lahir yang harga sangat mahal.

Rhea sangat berharap ayahnya akan luluh melihat kepolosan putranya lalu memaafkan salahnya dan memintanya untuk tinggal bersama lagi di Sukabumi. Dengan begitu, setidaknya Rhea tidak perlu khawatir soal uang untuk keperluan sehari-harinya dan putranya.

Sementara menahan lecet putingnya, si bayi tak kunjung merasa tenang. Ia masih saja menangis. Rhea yang hampir gila menenangkan anaknya, memiliki inisiatif untuk membalurkan minyak telon pada tubuh putranya agar merasa lebih hangat dan nyaman sehingga tidak akan menangis lagi.

Tapi alih-alih mengambil minyak telon, Rhea justru membalurkan baby oil ke tubuh putranya. Sadar bahwa tubuh putranya jadi licin dan berminyak, ia segera menambahkan minyak kayu putih. Bukannya diam, si bayi justru menangis semakin kencang.

Rhea depresi, ia takut untuk mendekati bayinya. Takut kalau-kalau si bayi justru menangis karena dirinya. Ia mulai menyalahkan dirinya sendiri. Ia sama sekali tidak tahu bagaimana cara menenangkan si bayi.

Tak lama kemudian, Dika dan Mbok Tun yang tinggal berdekatan dengan Rhea datang ketika mendengar suara tangis bayi Rhea semakin kencang. Mbok Tun mengecek suhu tubuh bayi Rhea yang ternyata demam tinggi. Dika segera mengeluarkan motornya dan membawa Rhea dan bayinya ke rumah bidan. Setelah diperiksa, ternyara bayi Rhea mengalami dehidrasi akut sehingga terpaksa dibantu dengan susu formula dan cairan rehidrasi oral.

Rhea masih tampak sangat depresi, tatapannya kosong. Ia bahkan tidak bereaksi apapun ketika bidan panik dan segera memberikan pertolongan pertama pada putranya. Bukan tidak peduli, hanya saja Rhea seperti hilang akal, shock untuk sesaat. Ia tidak tahu apa yang terjadi, apa yang harus dilakukan dan tidak yakin apakah ia mampu bertahan dalam situasi yang sangat mencekiknya itu.

Bukannya bertanya bagaimana kondisi putranya saat itu, Rhea justru bertanya apakah bayinya diijinkan untuk dibawa pulang ke Sukabumi. Dengan kondisi seperti itu, sang bidan jelas melarang Rhea. Akan sangat berbahaya membawa bayi baru lahir yang kondisinya belum stabil seperti itu, untuk bepergian terlalu jauh seperti ke Sukabumi.

Untuk sesaat, Rhea kehilangan harapan hidup satu-satunya, yaitu ayahnya. Rhea yakin hanya ayahnyalah yang bisa membantunya keluar dari situasi paling sulit dalam hidupnya seperti saat itu.

Terpopuler

Comments

Raisa Kalyna

Raisa Kalyna

pastinya rhea ngalamin baby blues...panik sakit jadi satu ga tau rasanya

2022-11-05

1

Uthie

Uthie

cukup seru sampai part 2 ini 👍

2022-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!