Di dalam mobil menuju arah pulang, Lusiana jadi canggung. Lusiana mencuri pandang ke arah Hendra yang sedang fokus menyetir.
" Kenapa liat- liat, hati-hati nanti kamu jatuh cinta sama aku", Hendra yang biasanya berbicara dengan saya jadi aku.
" Bapak jangan kegeeran, saya cuma pengen tau kenapa tadi di depan teman-teman bapak ngakuin saya sebagai pacar bapak?"
" Panggil aku dengan mas, kecuali di kantor, kalau di luar jam kerja aku pengen kamu bicara non formal sama aku, ga usah pakai saya saya juga".
" Terus kalau masalah aku ngakuin kamu sebagai cewek aku, itu suka- suka aku kamu jangan kegeeran, ini sebagai ganti gaji kamu tidak dipotong".
"Bilang aja mas malu dibilang jomblo sama teman-teman mas, terus ga mau kalah sama mantan pacar mas biar dibilang sudah move on gitu, ya kan mas?"
" Kamu paling bisa ngejawab aku ya, sudah berani kamu sama bos?"
" Loh siapa juga yang nyuruh tadi ngomong jangan formal sama mas."
" Ga ada menangnya ngomong sama kamu, untung cantik kalau ga udah aku turunin di jalan."
Lusiana berdehem dalam hati, bosnya yang galak dan menyebalkan mengakui dirinya cantik. Terasa ada yang menggelitik dalam hatinya. Ga tau itu perasaan senang atau malu.
" Mas kalau berani turunin saya di jalan, gimana pertangjawaban mas sebagai laki-laki kepada mama saya, tadi mas izin untuk ajak saya, jadi pulang juga harus diantar dalam kondisi utuh dong".
Hendra hanya bisa menggerutu dalam hati, ini cewek paling bisa nyolot. Di antara pegawai Hendra, hanya Lusiana yang berani pada Hendra, walaupun Hendra mengakui apa yang Lusiana katakan itu tidaklah salah. Dan Lusiana juga menjawab masih dalam batasan sopan.
" Mantan mas cantik juga si Nadine, kenapa mas putus sama dia?"
" Jangan bahas dia, aku ga suka."
Lusiana langsung bungkam, mungkin si bos masih ada rasa atau sakit hati dengan perpisahan dengan sang mantan.
Suasana mendadak hening, Hendra jadi tak enak hati, " Lusiana ga salah bertanya, Hendra saja yang sensi.
" Nadine cinta pertama aku, aku sangat mencintainya. Tiga tahun kami pacaran, ternyata cinta kami tidak cukup kuat. Papa mama Nadine terlalu mencampuri urusan kami dan mau mengatur hal- hal yang berhubungan kapan kami harus menikah, tinggal di mana setelah menikah, bahkan hal yang berhubungan dengan pekerjaan aku juga diurusin."
" Kami juga sering bertengkar kalau sudah berhubungan dengan ikut campurnya papa mama Nadine terhadap hubungan kami, akhirnya kami putus."
" Aku selama ini seperti melarikan diri dengan bekerja dan bekerja agar bisa melupakan segala masalah."
Lusiana hanya menyimak yang Hendra ceritakan. Dia juga bisa merasakan sepertinya Hendra masih sedih. Ternyata itu juga penyebab Hendra sangat ulet bekerja seperti ga ada capeknya.
" Terima kasih untuk hari ini, karena kamu bersedia menemani saya hadir di pesta nikahan Nadine, seenggaknya aku mau tunjukan ke dia bahwa aku juga bisa move on dari dia."
" Tumben ni si galak bisa berkata lembut dan berterima kasih, biasanya juga galak."
Tak lama kemudian, mereka tiba di depan rumah Lusiana dan mama Lusiana segera menyambut mereka dengan senyum.
" Selamat malam Tante, saya langsung pamit ya".
"Tidak mampir dulu Nak Hendra?" tanya mama Lusi ramah
" Tidak usah Tante, udah malam ga enak sama tetangga sini takutnya terganggu. Saya pamit ya Tante."
" Makasih ya Nak Hendra, hati- hati di jalan."
" Iya Tante, Lus saya pamit dulu ya,"
" Iya Pak, hati- hati."
Hendrapun pamit pulang ke rumah dengan mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
i am strong
good buat author
2022-10-26
1
naga langit
👍👍👍👍👍
2022-10-19
3
Agatha Caulie
mantap , lanjut
2022-10-18
3