ke suatu tempat

Sebelum jam tujuh malam, Lusiana sudah bersiap-siap. Setelah mengirimkan lokasi rumahnya melalui hp nya, Lusiana merias wajah seadanya. Ia memang gadis yang jarang menggunakan make up. Gadis berkulit putih bersih, berhidung bangir, bermata ga terlalu besar tetapi ga sipit juga ini mempunyai kecantikan alami walaupun tanpa riasan.

Lusiana bertanya- tanya dalam hati, sebenarnya apa maksud Hendra memintanya ikut ke suatu tempat yang kata si bos nya nanti baru dikasihtau.

Lusiana juga bingung ketika mamanya menanyakan kemana bosnya akan mengajak Lusiana pergi ketika Lusiana meminta izin.

Jam tujuh malam tepat, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah Lusiana. Lusiana segera keluar, dan benar ternyata Hendra sudah sampai di depan rumahnya. Dengan pakaian kasual dan rambut tersisir rapi, Hendra terlihat tampan. Lusiana sampai bengong melihatnya.

" Saya ga dipersilakan masuk dulu? malah bengong di situ".

" Eh, iya iya Pak, maaf silahkan masuk dulu", Lusiana tergagap sambil menggaruk tengkuknya untuk menghilangkan groginya.

"Selamat malam Tante", sapa Hendra sopan ketika melihat ibu Lusiana yang sedang duduk di ruang tamu.

Hendra segera menyalami ibu Lusiana dengan sopan. Ibu Lusiana tersenyum.

"Silakan duduk dulu Nak Hendra".

" Maaf Tante, saya mau izin mengajak Lusiana ke pesta nikahan teman saya".

Dalam hati Lusiana berkata tumben nih bos sopan begini, biasanya kalau di kantor suka seenak jidat, marah-marah ga jelas.

" Oh iya Nak Hendra, silahkan tapi tolong jangan pulang terlalu malam ya karena Lusiana besok kan juga harus bangun pagi".

" Baik Tante, kalau begitu kami pergi dulu ya, selamat malam".

Setelah berpamitan, Hendra dan Lusiana segera menuju ke mobil yang terparkir. Hendra membuka pintu depan buat Lusiana. Lalu Hendra juga masuk ke mobil.

" Sebelum pergi ke pesta nikah teman saya, kita mampir dulu ke butik mama saya".

" Emang mau ngapain Pak?"

" Mau makan", ketus Hendra.

" Ke butik ya mau ambil baju buat kamu, emang kamu mau ke pesta dengan baju kayak gitu".

Lusiana menelan salivanya, dia lalu menunduk melihat penampilannya sendiri yang hanya memakai kaos santai yang dipadu dengan celana jeans.

" Dan satu lagi, panggil saya dengan mas Hendra kalau lagi di luar jam kerja seperti sekarang, mengerti kamu?"

Lusiana bergumam," galaknya keluar".

" Apa kamu bilang?"

" Gak Pak eh mas, saya ga bilang apa-apa".

Sesaat kemudian, Hendra memutar mobilnya dan berhenti di depan sebuah butik.

" Ayo turun, kamu ganti baju dulu".

Mereka sudah disambut oleh Niken, pegawai kepercayaan ibu Hendra.

" Selamat malam Pak Hendra, semua sudah saya siapkan, silakan mbaknya ikut saya".

" Ini Lusiana dan ini Niken", Hendra memperkenalkan Lusiana dan Niken.

Lusiana lalu mengekor di belakang Niken masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan gaun- gaun yang indah.

" Pak Hendra sangat perhatian sama mbak Lusiana, dan sudah meminta saya untuk menyiapkan gaun yang cocok buat mbak Lusiana, ayo kita coba dulu ya, ini gaunnya dan ruang gantinya di sana. Silahkan mbak ", kata Niken ramah.

Lusiana segera masuk ke ruang ganti sambil membawa gaun yang diberikan oleh Niken. Ia segera mengganti pakaiannya, dan melihat ke cermin yang ada di situ. Lusiana takjub melihat dirinya sendiri di depan cermin. Dress simple berwarna merah maroon yang dipakainya sangat cocok dan membuatnya semakin terlihat cantik dan anggun.

Lusiana keluar dari ruang ganti dan Niken pun terlihat takjub.

" Cantik sekali, sekarang saya bantu poles wajah dan rambut mbak Lusiana sedikit ya, silahkan duduk mbak", tunjuknya ke kursi yang ada di situ.

Lusiana duduk, dan Niken pun dengan gesit memberi tambahan polesan di wajah Lusiana kemudian mengeblow rambut Lusiana. Tak makan waktu lama, Niken menyelesaikan pekerjaannya. Dan hasilnya luar biasa, Lusiana bak seorang putri yang sangat cantik.

" Sudah selesai mbak, cepat temui Pak Hendra biar ga telat ke pestanya. baju mbak tinggalkan saja di sini".

"Terima kasih Mbak Niken, saya pamit dulu".

Lusiana segera menemui Hendra yang menunggunya di sofa depan, Hendra melihat Lusiana dengan takjub.

" Cantik sekali", gumam Hendra tak berkedip melihat Lusiana.

" Maaf Pak, kita jadi pergi?"

" Eh iya, ayo takut telat. Niken kami pergi dulu dan terima kasih bantuannya", kata Hendra kepada Niken yang sudah berdiri di belakang Lusiana.

" Sama-sama Pak, hati-hati di jalan"

Terpopuler

Comments

i am strong

i am strong

mantulll buat author

2022-10-26

1

i am strong

i am strong

makin seru.... bisa disinetronkan

2022-10-26

0

Eric Andryan

Eric Andryan

makin suka...

2022-10-22

2

lihat semua
Episodes
1 bos arogan
2 ke suatu tempat
3 ke pesta nikah mantan pacar Hendra
4 ada apa ini
5 POV Lusiana: sepenggal cerita
6 POV Hendra: suka atau tidak
7 Nino si perayu ulung
8 Nino berkunjung
9 Hendra cemburu?
10 POV Hendra: apa aku keterlaluan?
11 POV Nino: suka atau tertantang?
12 POV Lusiana: apa salahku?
13 POV Hendra: Lusiana sakit
14 POV Lusiana: demam
15 POV Hendra: menjenguk Lusiana
16 POV Lusiana: Aldo dan Fendi
17 POV Aldo: jatuh cinta
18 POV Lusiana: Kemarahan Tante Linda
19 POV Nadya: masa lalu
20 POV Nadya: masa lalu 2
21 POV Nadya: masih tentang masa lalu
22 POV Lusiana: masa kini
23 POV Lusiana: bersama Hendra
24 POV Nino: Terperangkap pesona seorang Lusiana
25 POV Nino: pantang menyerah
26 POV Lusiana: Tante Linda kembali berulah
27 POV Yanti :
28 Masih POV Yanti
29 POV Aldo: Yanti dan Lusiana
30 Teman Tapi Mesra
31 Cinta dan Pemilik Hati
32 POV Hendra: tekanan dari papa
33 Firda
34 Surprise
35 Dirga
36 Bertemu Eni dan Rina
37 Bang Vino seperti beo
38 Aldo berkunjung
39 POV Dirga
40 POV Lusiana: ultah Mas Dirga
41 POV Lusiana: gratisan
42 POV Hendra:
43 POV Firda: membeli cinta
44 POV Hendra dan Lusiana :Ancaman Papa Hendra
45 POV Hendra: khawatir
46 POV Lusiana: Tiga pria bertemu
47 POV Dirga: " minder"
48 POV Hendra: andai saja
49 POV Beyudha: Pertengkaran
50 POV Lusiana: Berita mengejutkan
51 POV Lusiana: semua perhatian padaku
52 Kak Yanti dan Herman
53 POV Hendra: Kemarahan yang kutahan.
54 POV Lusiana: isi hati aku dan Fendi
55 POV Fendi: aku ingin senyum Lusiana hanya untukku.
56 POV Lusiana: Kepergian Fendi
57 POV Lusiana
58 POV Lusiana & Hendra
59 POV Lusiana: karena Pak Nino
60 Pak Nino belum menyerah
61 POV Nino: benar- benar penasaran
62 POV Lusiana:
63 POV Pak Nino dan Lusiana
64 POV Lusiana: Hendra berang
65 POV Hendra: melindungi Lusiana
66 Pernikahan Abang Eni
67 Setelah pesta
68 POV Nino : hampir ketahuan
69 Ternyata
70 Rahasia Nino terbongkar
71 Keputusan
72 POV Hendra: getir
73 Direndahkan
74 POV Firda: Hendra bersikap dingin
75 Perilaku Firda
76 Bikin ulah
77 Sport jantung
78 Curhatan Desi
79 Desi siap bercerai
80 Antara Lusiana dan Aldo, Hendra dan Firda
81 Kepedihan Hendra
82 Akhirnya....
83 Sesuatu terjadi pada Aldo
84 Aldo pergi
85 Menjelang akhir cerita
86 POV Lusiana : Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 86 Episodes

1
bos arogan
2
ke suatu tempat
3
ke pesta nikah mantan pacar Hendra
4
ada apa ini
5
POV Lusiana: sepenggal cerita
6
POV Hendra: suka atau tidak
7
Nino si perayu ulung
8
Nino berkunjung
9
Hendra cemburu?
10
POV Hendra: apa aku keterlaluan?
11
POV Nino: suka atau tertantang?
12
POV Lusiana: apa salahku?
13
POV Hendra: Lusiana sakit
14
POV Lusiana: demam
15
POV Hendra: menjenguk Lusiana
16
POV Lusiana: Aldo dan Fendi
17
POV Aldo: jatuh cinta
18
POV Lusiana: Kemarahan Tante Linda
19
POV Nadya: masa lalu
20
POV Nadya: masa lalu 2
21
POV Nadya: masih tentang masa lalu
22
POV Lusiana: masa kini
23
POV Lusiana: bersama Hendra
24
POV Nino: Terperangkap pesona seorang Lusiana
25
POV Nino: pantang menyerah
26
POV Lusiana: Tante Linda kembali berulah
27
POV Yanti :
28
Masih POV Yanti
29
POV Aldo: Yanti dan Lusiana
30
Teman Tapi Mesra
31
Cinta dan Pemilik Hati
32
POV Hendra: tekanan dari papa
33
Firda
34
Surprise
35
Dirga
36
Bertemu Eni dan Rina
37
Bang Vino seperti beo
38
Aldo berkunjung
39
POV Dirga
40
POV Lusiana: ultah Mas Dirga
41
POV Lusiana: gratisan
42
POV Hendra:
43
POV Firda: membeli cinta
44
POV Hendra dan Lusiana :Ancaman Papa Hendra
45
POV Hendra: khawatir
46
POV Lusiana: Tiga pria bertemu
47
POV Dirga: " minder"
48
POV Hendra: andai saja
49
POV Beyudha: Pertengkaran
50
POV Lusiana: Berita mengejutkan
51
POV Lusiana: semua perhatian padaku
52
Kak Yanti dan Herman
53
POV Hendra: Kemarahan yang kutahan.
54
POV Lusiana: isi hati aku dan Fendi
55
POV Fendi: aku ingin senyum Lusiana hanya untukku.
56
POV Lusiana: Kepergian Fendi
57
POV Lusiana
58
POV Lusiana & Hendra
59
POV Lusiana: karena Pak Nino
60
Pak Nino belum menyerah
61
POV Nino: benar- benar penasaran
62
POV Lusiana:
63
POV Pak Nino dan Lusiana
64
POV Lusiana: Hendra berang
65
POV Hendra: melindungi Lusiana
66
Pernikahan Abang Eni
67
Setelah pesta
68
POV Nino : hampir ketahuan
69
Ternyata
70
Rahasia Nino terbongkar
71
Keputusan
72
POV Hendra: getir
73
Direndahkan
74
POV Firda: Hendra bersikap dingin
75
Perilaku Firda
76
Bikin ulah
77
Sport jantung
78
Curhatan Desi
79
Desi siap bercerai
80
Antara Lusiana dan Aldo, Hendra dan Firda
81
Kepedihan Hendra
82
Akhirnya....
83
Sesuatu terjadi pada Aldo
84
Aldo pergi
85
Menjelang akhir cerita
86
POV Lusiana : Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!