Tak lama, Leo keluar dari kamar mandi. Namun, Sisil dibuat terkejut karena Leo langsung pergi menuju pintu keluar kamar hotel.
"Pak Leo, Anda akan ke mana?" tanya Sisil.
Leo mengabaikan Sisil dan membuka pintu kamar hotel. Dia keluar dari kamar hotel tersebut.
Sisil pun bergegas mengejar Leo dan melihat Leo mendekati sebuah lift.
"Apa Anda akan pergi?" tanya Sisil.
Leo menghela napas dan menoleh pada Sisil.
"Ya, kamu pulang saja dengan taksi. Kamu bisa mengatakannya pada Saya, berapa ongkos taksimu," ucap Leo, sontak Sisil tercengang.
Baru saja Sisil akan mengatakan sesuatu, tetapi Leo justru lebih dulu memasuki lift. Sisil pun kembali ke kamar hotel dan menutup pintu dengan keras. Dia mengacak tempat tidur, dan melemparkan apa saja yang ada di atasnya ke lantai.
"Dia benar-benar br*ngsek! Bagaimana bisa dia selalu pergi seenaknya? Ini pasti gara-gara istrinya!" geram Sisil.
Sisil benar-benar kehilangan kesabaran, Leo benar-benar pria paling baj*ngan yang pernah dia temui di dunia ini. Hari ini, dua kali Leo membuat tubuhnya memanas, tetapi kemudian Leo meninggalkannya begitu saja.
Sisil mengepalkan tangannya dengan erat.
"Tak bisa, aku harus meminta kejelasan padanya. Dia sebenarnya menganggap aku apa, sih? Dia bilang dia menyukaiku, tapi apa maksudnya dia pergi meninggalkanku seperti ini? Hari ini dia bahkan melakukannya dua kali!" geram Sisil.
Ya, Leo pernah mengatakan pada Sisil, bahwa Leo menyukai Sisil. Pertama kali Sisil memasuki perusahaan Sasongko dan bekerja sebagai sekretaris Leo, Leo bahkan sudah mencoba menggodanya. Bagaimanapun, Sisil seorang wanita yang hatinya mudah tersentuh oleh kata-kata manis pria. Apalagi, ketika Leo memuji kecantikannya, wanita mana yang tak senang dengan pujian? Apalagi yang mengatakan pujian itu adalah pria tampan serta kaya raya seperti Leo. Sisil pun akhirnya tak bisa menolak pesona Leo.
Meski Sisil tahu Leo memiliki istri, tetapi karena terus mendapatkan ucapan-ucapan manis dari Leo, Sisil pun jadi benar-benar menyukai Leo. Bahkan mungkin Sisil telah jatuh cinta pada Leo. Namun, dia juga seorang wanita yang memiliki perasaan, tetap saja dia tak terima jika Leo terus mengabaikannya seperti ini. Dia merasa kesal pada Leo, Leo benar-benar telah mempermainkannya.
Sisil melihat sekeliling kamar dan mengambil tasnya.
'Kenapa aku harus diam di sini? Aku benar-benar seperti orang bodoh!' batin Sisil kesal dan bergegas keluar dari kamar hotel. Dia pun meninggalkan hotel tersebut.
***
Sementara itu di sisi lain, Leo sedang di perjalanan menuju kembali ke rumah.
Tak hanya mengemudikan mobilnya, tetapi dia juga sedang memikirkan cara untuk membujuk istrinya yang sudah jelas akan marah ketika dia sampai di rumah nanti.
Leo tiba-tiba teringat, seharian ini dirinya merasa telah melupakan sesuatu. Namun, dia tak mengerti apa yang telah dia lupakan? Sekarang dia akhirnya mengerti, ternyata dia melupakan hari pernikahannya bersama Lili.
"Benar-benar bodoh, bagaimana bisa kamu melupakan hari pernikahanmu sendiri? Kenapa juga kamu lupa, bahwa ingatan wanita begitu kuat? Jangankan tanggal pernikahan, kesalahan sekecil apapun yang membuatnya marah akan selalu dia ingat!" kesal Leo.
Ya, Leo merasa kesal sekarang. Jangan sampai ketika sampai di rumah nanti Lili benar-benar marah dan mendiamkan dirinya. Bagaimanapun, akan sangat tak nyaman baginya karena berada di satu rumah, bahkan berada di kamar dan di tempat tidur yang sama dengan Lili, tetapi dia dan Lili hanya saling diam layaknya orang yang tak bisa bicara.
Leo sekilas melihat ke sisi kanannya, sepertinya dia telah melihat pemandangan menarik. Seketika itu juga sebuah ide muncul di kepalanya.
Leo pun bergegas memutar balik mobilnya dan berhenti di sebuah tempat yang sekilas dia lihat tadi. Ternyata benar dugaannya, dia tak salah melihat.
Ya, dia pikir ketika melihat sekilas tadi, dia melihat banyak bunga. Setelah mencoba mendekati tempat itu, ternyata yang dilihatnya benar-benar toko bunga.
Leo pun memarkirkan mobilnya di area parkir toko bunga tersebut, dan keluar dari mobil. Dia lantas menghampiri seorang wanita berusia sekitar 25 tahunan. Wanita itu adalah penjaga toko bunga di sana.
"Permisi," ucap Leo.
"Selamat malam, Pak. Apa Anda butuh bunga?" tanya penjaga toko.
"Ya, memangnya apa lagi? Tak mungkin Saya butuh Anda," ucap Leo.
Wanita itu tersenyum malu mendengar apa yang Leo katakan.
"Baiklah, bunga apa yang Anda inginkan?" tanya wanita itu.
Leo terdiam sejenak. Jujur saja, dia tak pernah membelikan bunga untuk istrinya. Saat ulang tahun pernikahan yang pertama pun, dia memesan bunga dan justru meminta penjaga toko bunga itu untuk memilihkannya bunga. Kini, dia jadi bingung akan memberikan bunga apa untuk Lili? Dia juga tak tahu bunga apa yang sebenarnya Lili sukai?
Leo tersentak ketika sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalanya.
"Lily?" ucap Leo seraya mengerutkan dahinya.
"Lily? Maksud Anda, Anda menginginkan bunga Lily?" tanya wanita itu bingung. Ekspresi Leo terlihat aneh.
Ya, Leo tiba-tiba teringat nama Lili sehingga pikiran untuk memilih bunga Lily pun muncul di kepalanya. Apalagi, nama bunga itu sama seperti nama Lili. Dia berpikir, mungkin Lili akan menyukai bunga berwarna putih tersebut.
"Ya, bunga Lily. Apakah ada?" tanya Leo.
"Ada, berapa tangkai yang Anda inginkan? Apakah Anda ingin bunganya dibuat seperti buket?" tanya wanita itu.
"Ya, buket. Itu ide yang bagus," ucap Leo.
"Baiklah, berapa banyak tangkainya?" tanya wanita itu dan mulai bersiap melakukan pekerjaannya.
"Buat berapa saja, asalkan terlihat dengan cantik. Bunga itu untuk istri Saya, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami," ucap Leo.
Wanita itu tersenyum mendengar apa yang Leo katakan.
"Anda benar-benar suami yang manis. Istri Anda pasti akan sangat senang mendapatkan buket Lily, pilihan Anda sangat tepat," ucap wanita itu.
"Benarkah? Kenapa begitu?" tanya Leo sedikit penasaran. Padahal, dia hanya memilih bunga itu karena namanya sama dengan nama Lili.
"Bunga Lily memiliki arti cinta yang mendalam, jadi sangat cocok diberikan pada istri Anda di hari ulang tahun pernikahan," ucap wanita itu.
Leo terdiam, tetapi kemudian dia tersenyum kecil. Entah mengapa, dia merasa Lili juga tahu makna dari bunga Lily yang memiliki arti cinta yang mendalam. Dia sangat yakin, Lili takan marah lagi setelah dia memberikan buket Lily pada Lili.
"Kalau begitu, buatkan dengan cepat," ucap Leo.
"Baik, Saya akan buatkan untuk Anda," ucap wanita itu, dan memulai pekerjaannya.
Selang beberapa menit, wanita itu telah selesai membuat buket Lily. Wanita itu lantas memberikan buket Lily itu pada Leo.
Leo pun terdiam sejenak dan memperhatikan buket Lily itu, entah mengapa dia merasa ada sesuatu yang kurang.
Tiba-tiba dia teringat sebuah film yang pernah dia tonton beberapa bulan lalu, dia melihat buket bunga diberikan dengan sebuah kartu ucapan dan kartu ucapan itu disimpan di antara tangkainya.
"Tolong ambilkan kartu ucapan, Saya akan menulis sesuatu," ucap Leo pada wanita itu.
Wanita itupun mengambil sebuah kartu ucapan dan bolpoin pada Leo. Leo lantas menuliskan sesuatu di kartu ucapan tersebut.
Setelah selesai, Leo membayar buket itu dan kembali ke mobil. Dia meletakan buket itu di kursi di sampingnya.
"Kuharap dia takan marah setelah aku memberikan buket Lily ini. Kupikir, buket ini cantik juga," ucap Leo dan bergegas melajukan mobilnya menuju rumah.
Sesampainya di rumah, Leo memasuki rumah dengan terburu-buru seraya membawa buket Lily di tangannya. Dia pergi ke kamar.
"Sayang!" teriak Leo seraya membuka pintu kamar, dan memperhatikan sekeliling kamar. Ternyata tak ada siapapun di dalam kamar.
Perhatian Leo lantas tertuju pada pintu kaca slide yang menghubungkan kamarnya menuju taman belakang dan kolam renang. Dia pun melangkah menuju pintu itu dan keluar dari kamar. Pandangannya lantas tertuju pada sebuah meja dan dua buah kursi yang ada di tepi kolam.
Di atas meja itu terdapat dua piring yang tertutup dengan tutup saji stainless dan ada lilin yang menyala.
Seketika dia teringat pada ucapan Lili tadi pagi di telepon, di mana Lili sempat mengatakan agar dirinya tak pulang terlambat.
'Jadi, dia menyiapkan makan malam ini? Apa dia menyiapkannya sendiri?' batin Leo.
Leo menarik napas dalam-dalam mengembuskannya dengan perlahan.
'Kenapa dia tak mengatakannya saja di telepon, bahwa dia menyiapkan makan malam? Mana aku tahu dia yang tak pernah menyiapkan makan malam, lalu malam ini akan menyiapkan makan malam?' batin Leo tak habis pikir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
istri mu may ngasih u surprise 🎉🎁Leo🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️u aja ya g peka kalo istri itu anuuu🙈🙈
2023-05-05
1
manda_
laki2 tuh emang gak peka kl urusan sama istri bilang nya istri itu cerewet bikin ribet tp kl sama orang laen baiknya tuh luar biasa
2023-01-10
0
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
halah..ga usah banyak alesan untuk membenarkan tindakan mu Leo.. kalo salah ya salah aja.. udah...😌
2022-10-26
0