Episode 5

Alluce bukan lagi Mahasiswi di Kota X, bukan pula Mahasiswi di Kota A. Dia adalah Nyonya muda atau istri kedua dari Tuan Skay Lioward–seorang CEO di Mall Group terbesar di kota A. Selama seminggu tinggal bersama Skay Lioward, Alluce mengagumi pria yang berstatus suaminya itu. Dia penyayang dan penyabar.

Dan kini, mereka telah berada di perumahan elit yang ada di pusat Kota A. Skay sengaja membawa pulang Alluce, dengan begitu, dia tak perlu melakukan penerbangan berulang kali dari Kota A ke Kota X hanya untuk memastikan anaknya baik-baik saja di dalam rahim istri keduanya.

"Apa Paman akan kembali malam ini?" tanya Alluce mengantar Skay hingga di depan pintu. Jujur, Skay tidak suka Alluce memanggilnya dengan panggilan Paman tapi di juga tidak mau membuat Alluce sedih.

"Tidak, sepertinya aku tidak pulang" jawab Skay sebelum masuk ke dalam mobil. Alluce mengangguk paham.

Walau usia keduanya terpaut jauh, tapi Skay lebih nyaman dipanggil kamu daripada dipanggil 'Paman'. Ingin mengatakan pada Alluce untuk memanggilnya Honey namun rasanya sedikit egois jika dia memaksa istri kecilnya itu.

Seminggu tinggal bersama Alluce di Kota X, Skay merasa nyaman dan hatinya terasa damai. Alluce menghargainya. Meminta izin sebelum pergi, bahkan menunggunya saat Skay keluar untuk pekerjaan. Selain itu, Alluce penurut. Beberapa sikap itulah yang membuat Skay merasa dihargai hingga tak ingin Alluce pergi meninggalkannya.

"Cepat masuk" titah Skay.

Sesuai perintah dari suaminya, Alluce membalikan badan masuk ke dalam rumah. Di dalam, wanita itu menarik langkah ke kamar. Entahlah, dua hari belakangan ini dia selalu mengantuk dan bawaannya ingin tidur.

Skay telah tiba di rumah utama. Di sana, dia mendapati Bianca sedang menikmati beberapa hidangan penutup yang di sajikan oleh Lydre.

"Setelah makan, tanda tangani surat perceraian ini" Skay meletakkan surat cerai di atas meja. Tanpa pamit, pria itu menggiring langkah ke kamar. Tak berapa lama, dia keluar berpakaian formal.

"Jangan lupa tanda tangani, Bianca!" ucap Skay kembali mengingatkan. Dia mencintai wanita itu, tapi penghianatan yang dia lakukan tak bisa dimaafkan lagi.

Bianca tak bergeming, dia hanya diam sambil memasukkan sedikit demi sedikit makanan penututup ke dalam mulutnya. Sekalipun begitu, dia sedang memikirkan cara untuk tetap menjadi istri dari Skay Lioward.

Hujan badai tiba-tiba menerpa seluruh Kota A. Di perumahan elit pada pusat Kota, Alluce nampak mencoba menghubungi seseorang. Dan orang itu adalah Skay Lioward. Berulang kali menghubungi namun Skay tak kunjung menjawab panggilan darinya. Sementara di lantai satu, suara tembakan terdengar menggelegar.

Prank!!

Ponsel Alluce jatuh ke lantai. Prasangka buruk pun menghantuinya. Namun dengan menguatkan hati dia berusaha untuk tetap tenang. Tak berapa lama, terdengar tawa seorang pria di lantai satu. Tawa itu terdengar semakin mendekat kearahnya.

Alluce mundur beberapa langkah hingga dinding yang dijadikan tempat bersandar tiba-tiba membawanya dalam satu ruangan yang juga seperti kamar. Bukan seperti kamar, tapi memang itu kamar. Kamar rahasia yang sengaja di bangun sesuai intruksi dari Skay Lioward.

"Jika kamu ingin hidup, maka keluarlah dari tempat persembunyian mu!" kalimat mengancam itu terdengar menakutkan.

"Apa dia pikir aku bodoh" lirih Alluce. Dengan tenang, dia diam di dalam tanpa menimbulkan suara. Tak tahu cara keluar, Alluce merebahkan diri di dalam hingga malam menyapa, wanita itu dibangunkan oleh perutnya yang keroncongan.

"Siapa yang memindahkan aku di sini?" gumam Alluce bertanya. Pasalnya, dia tak lagi di ruang rahasia, melainkan di ranjang yang akan dia dan Skay tempati tidur juga berolahraga, pastinya.

Pintu terbuka, lalu seorang pria berbadan kekar masuk membawa nampan. Menarik senyum, pria itu menghampiri wanita yang menautkan kedua keningnya.

"Paman yang membawa ku ke sini?" tanya Alluce pada Skay.

"Iya. Maaf ya, tadi ponselku kehabisan daya. Mulai besok, kamu ikut aku ke Kantor. Kamu jadi sekretaris ku" kata Skay mengambil tempat di sisi ranjang.

"Ayo makan, aku tahu kamu lapar" sambungnya menatap makanan yang dia bawa dari dapur.

"Paman yang mengolahnya?" Alluce bertanya lagi.

Skay mengangguk. "Ahh ..." Skay membuka mulut sambil menyodorkan makanan ke mulut istri mudanya.

Wajah Alluce memerah, jantungnya berdetak tak menentu. Sungguh, baru kali ini dia diperlakukan seperti saat ini. Apa karena Alluce belum pernah menikah sebelumnya? Atau memang keberuntungan sedang berpihak padanya? Entahlah.

"Kenapa? Kamu tidak mau makan?" tanya Skay menatap tanya istrinya.

Alluce mengangguk pelan.

Kruk Kruk ... perut Alluce berbunyi. Petanda bahwa dirinya lapar. Segera ia menunduk malu, menggigit bagian bawah bibirnya. "Kenapa harus sekarang" batin Alluce.

Skay menarik senyum. Senyumnya begitu menawan. Sungguh, walau usia Skay sekarang 34 tahun namun parasnya tak menampakkan usianya. Dia terlihat muda dan berkarisma. Pantas saja banyak gadis cantik diluaran sana yang ingin menjadi istrinya. Sekalipun begitu, Bianca yang menjadi istrinya pun masih berselingkuh dengan pria yang ketampannya tak dapat mengalahkan ketampanan Skay. Entah apa yang tak Skay miliki namun dimiliki pria lain, sehingga Bianca selalu bercinta dengan pria lain.

"Aku tahu kamu lapar, ayo dimakan" kembali Skay menyodorkan makanan pada mulut Alluce.

Walau malu, Alluce tetap menerima suapan dari suaminya. "Makanannya enak" batin Alluce.

Sesuap demi sesuap, makanan pun habis dimakan oleh Alluce. Setelah menyuapi istrinya, Skay kembali ke lantai satu kemudian ke kamar setelah meletakkan piring kotor di dalam mesin cuci piring.

Di kamar, ia tak mendapati Alluce. Nyatanya, Alluce ada di dalam kamar mandi. Setelah mandi dan mengenakan pakaian tidur, Alluce keluar menemui suaminya.

"Sini" Skay mengibaskan jari memanggil.

Alluce naik di atas tempat tidur. Menarik selimut hingga menutupi bagian leher. Jujur, baru kali ini Alluce salah tingkah. Karena baru kali ini juga Skay memperlakukannya seperti ratu. Saat di Kota X, Skay juga sering memberi perhatian padanya, tapi tak menyuapinya seperti tadi.

"Ada yang mau kamu tanyakan soal pekerjaan?" tanya Skay sekedar berbasa basi.

Alluce berpikir. "Umm ... Apa saja yang akan aku kerjakan saat menjadi sekretaris mu?" tanya Alluce menarik diri sedikit duduk seperti Skay yang saat ini sedang membaca sesuatu di layar ponselnya.

"Hanya membaca buku sesuai dengan jurusan yang kamu ambil saat kuliah" jawab Skay tanpa mengalihkan arah pandang.

Alluce menautkan kedua alisnya. "Membaca buku? Paman yakin?" tanya Alluce tak percaya.

"Hmmm" balas Skay singkat.

Alluce menghela napas panjang, lalu kembali ke posisi awal. Melihat Alluce mulai memejamkan mata, Skay meletakkan gawainya di atas nakas, kemudian memeluk Alluce yang tidur terlentang.

"Tetaplah berada di sisiku. Menjadi istri yang menghargai suami juga istri yang hanya mencintai satu pria" lirih Skay dekat telinga Alluce.

Dalam hati Alluce bahagia. "Sepertinya malam ini aku akan tidur nyenyak" batin Alluce.

Terpopuler

Comments

Aqila

Aqila

disini kok allu ngak nanya siapa penjahat yg mengincarnya

2023-02-05

0

MIKU CHANNEL

MIKU CHANNEL

permintaan kecil yg Skay inginkan, tp sepertinya susah didpt dr Bianca, dan Skay Mendapatkan semua itu dr Allunce,

2022-10-17

0

faridah ida

faridah ida

Allunnce mah setia ,babang Skay....😁😁

2022-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!