Mendapati Bianca bugil di hadapan pria yang cukup dikenal Skay, hati pria itu bagai tersayat pisau. Ini bukan kali pertama dia mendapati Bianca selingkuh, tapi teman main Bianca kali ini adalah teman Skay sendiri. Dialah Lion, pria tampan yang telah memiliki istri.
Haruskah Skay memukul pria yang telah bersenggama dengan istrinya? Tidak! Skay tidak akan menggunakan kekerasan lagi. Dia yakin, itu bukan pemerkosa*n, tapi mau sama mau.
Dalam sekejab, niat Skay berubah, dia yang awalnya berniat menjadikan Bianca sebagai Ibu dari anak yang di kandung Alluce, menjadi ingin menceraikan Bianca.
"Honey, aku bisa jelaskan semuanya. Ini tidak seperti yang kau lihat! Aku, aku dijebak oleh Lion. Dia menjebak ku, Honey. Dia menjebak ku ... Hiks ... Hiks ... Hiks ..." tangis Bianca pecah diakhir kalimatnya. Dia kembali mengkambing hitamkan pria yang bernama Lion itu.
"Lion, aku kecewa padamu. Haxarras sedang hamil dan kau mengkhianatinya" sorot kekecewaan tergambar jelas dari wajah Skay.
Lion terdiam, dia tak menyangka Skay akan membiarkannya hidup. Satu yang Skay tak tahu, peristiwa ini terjadi karena Bianca. Ya, wanita itu menggoda Lion. Tapi, apa benar hanya Bianca saja yang salah? Bukankah Lion bisa menolaknya. Benar kata Skay, perbuatan menjijikan itu terjadi karena keduanya sama-sama mau.
Skay kembali ke rumah diikuti oleh Bianca. Setibanya di rumah, perdebatan sengit kembali terjadi. Bianca, wanita itu masih saja berdalih.
"Honey ... percayalah padaku ... Aku hanyalah korban. Aku korban, Honey ..." ucap Bianca. Netra matanya mulai berembun. Sedetik kemudian ia mulai mengeluarkan jurusnya. Ya, jurusnya. Apalagi kalau bukan menangis histeris.
"Lydre ...!" panggil Skay.
Pelayan wanita bernama Lydre menghampiri majikannya. "Iya, Tuan"
"Lydre, panggil pelayan yang lain, arahkan mereka untuk mengemasi semua barang barang Bianca. Ingat! Jangan sampai ada yang tertinggal. Jika sudah selesai, Kirim semuanya di rumah keluarga Jewer" jelas Skay memberi perintah.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau pergi dari sini ..." seru Bianca. Wanita itu berlari ke kamar mengunci diri di dalamnya.
Sebelum meninggalkan rumah, Skay menghubungi asistennya. Meminta sang asisten untuk menghandle pekerjaan hingga pekan mendatang. Selesai, pria itu melajukan mobil menuju Bandara.
Jujur, Skay Lioward begitu kecewa pada Bianca. Selama 6 tahun bersama, Skay selalu menuruti permintaan wanita itu. Bianca mau ini dan itu Skay selalu mengabulkannya. Bahkan Skay berulang kali memberi maaf pada Bianca perihal insiden memalukan yang kerap dilakukan oleh sang istri. Dengan harapan sang istrk tidak akan mengulanginya lagi.
Setibanya di Bandara, Skay pergi membeli tiket sekaligus check in. Ia memesan ruangan VVIP untuk menunggu jadwal keberangkatan. Tak berapa lama, para penumpang tujuan Kota X diminta masuk ke dalam pesawat.
.
.
Skay telah tiba Bandara Kota X. Dia masuk ke dalam taxi Bandara. Mobil yang dinaikinya pun melaju menuju alamat tujuan. Hanya beberapa puluh menit saja, Skay tiba di depan apartemen mewah dimana istri keduanya berada.
Menarik langkah cepat, Skay masuk ke dalam lift. Angka 20 yang ia tekan, tak berapa lama, dia pun sampai di lantai dua puluh. Keluar dari lift, Skay memasukkan sandi apartemen.
Alluce mengerutkan kening saat mendapati Skay merebahkan diri di sofa. Tampak jelas pria itu sedang tidak bersemangat.
"Paman, bukankah Paman sudah kembali. Kenapa sekarang Paman ada di sini lagi?" tanya Alluce mengambil tempat di sofa yang sama.
"Alluce, apa ada makanan? Aku lapar" tanya Skay dengan jujur.
"Iya ada" jawab Alluce.
Skay beranjak dari sofa menarik langkah ke dapur. Tanpa meminta diambilkan makanan, pria itu menyiapkannya sendiri. Setelah makan, ia kembali memuntahkan makanan yang belum lama masuk ke dalam mulutnya.
Lemas, Skay naik ke kamar dilantai dua. Disusul oleh Alluce yang terlihat cemas. Dengan gerakan cepat, Alluce memijat bagian kepala Skay, lalu ke tangan, dan terakhir ke bagian kaki. Tak berapa lama, Skay terlelap tanpa mandi terlebih dahulu.
Alluce sudah berada di kampus. Tinggallah Skay seorang di apartemen. Pria itu masih terlelap di atas ranjang. Boleh dikata matahari sejak tadi terbit dari ufuk Timur.
Pukul sembilan pagi, Skay menggeliat dan tak mendapati Alluce di sampingnya. "Dia pasti ke kampus" gumam Skay memijat pelipisnya.
Walau terasa pusing, Skay tetap ke kamar mandi membersihkan diri sebelum keluar dari kamar. Usai mandi, Skay menghela napas panjang, dia tidak punya persediaan pakaian di sini.
"Pergi belikan aku satu lusin celan* dala* dan beberapa pakaian formal dan non formal. Aku tunggu di apartemen, sekarang"
Pesan terkirim. Tak berapa lama, ponselnya berdering. Nyatanya dari asistennya di Kota A. Segera Skay menerima panggilan dari sang asisten.
"Aku percayakan semuanya padamu. Aku yakin, kau bisa mengatasinya. Jika kali ini kau berhasil lagi, maka gaji mu aku naikkan jadi 3 kali lipat dari biasanya. Bekerjalah dengan giat, agar bisa membanggakan orang tuamu" jelas Skay pada sang sekretaris.
Pria di seberang telepon terdengar bersemangat. Gaji dinaikan 3 kali lipat? Sungguh, dia merasa seperti sedang bermimpi. "Bos, serahkan semuanya padaku. Aku pastikan, Nyonya Bianca tidak berulah, Bos"
"Aku harap begitu" ucap Skay. Skay memutuskan panggilan, di detik yang sama, Alluce mengirim pesan.
"Bisa nanti sore saja? Sekarang aku di kampus"
Skay berdecak kesal. Saat ini dia hanya mengenakan handuk dan Alluce mengirim pesan berisi negosiasi. Tidak! Skay tidak akan membiarkan Alluce menunda lagi. Tersenyum mesum, Skay memotret benda tumpulnya, mengirimnya pada sang istri.
"Kuberi kamu waktu dua jam, lebih dari itu, maka bersiaplah untuk nanti malam.
Terkirim, selang beberapa puluh detik. Balasan pesan dari Alluce masuk. Wanita cantik itu hanya mengirim stiker marah.
Dua jam kemudian, Alluce baru saja memasuki apartemen. Pemandangan konyol di depannya membuat wanita itu tertawa. Sungguh, Skay benar-benar konyol. Bisa-bisanya dia mengenakan pakaian istrinya.
"Alluce ... Kenapa kamu datang tanpa mengirim pesan?" tanya Skay sedikit ketus. Dia malu, tapi mau diapa, Alluce telah melihat tingkah konyolnya.
"Ini" Alluce menyerahkan beberapa paper bag.
Skay menerima, kemudian kembali ke kamar mengganti pakaian. Tak berapa lama, dia turun menemui Alluce di lantai satu.
"Alluce, apa yang membuatmu kuliah?" tanya Skay ikut bergabung di sofa yang sama.
"Agar mudah mencari pekerjaan" jelas Alluce tanpa ragu.
"Apa hanya itu alasannya?" tanya Skay lagi. Alluce mengangguk.
"Jika benar hanya itu, aku mau kamu berhenti kuliah. Kamu bisa bekerja di Perusahaan Lioward" ujar Skay.
"Dengan ijazah SMA? Hmmm, paling aku jadi OB di sana" protes Alluce.
Skay terkekeh. "Tidak, kamu akan jadi asistenku. Bagaimana? Kamu mau?"
"Benarkah? Jadi aku tidak perlu kuliah lagi? Apa perkataan Paman bisa dipegang?" tanya Alluce dengan mimik wajah serius.
Skay mengangguk. Sedetik kemudian dia tersenyum. "Apa kau bahagia?" tanyanya.
"Tentu saja aku bahagia. Dengan memiliki pekerjaan, anak-anak ku kelak tidak akan menderita seperti aku. Aku akan mencari uang, menabungnya untuk masa depan mereka nanti" ungkap Alluce dengan binar bahagia. Dia jadi lupa, pria di depannya adalah Ayah dari janin yang dia kandung.
"Jika itu alasan mu, kau bisa andalkan aku" ucap Skay.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Mak Aul
nama keluarga bianca kagak keren pisan 😭 jewerrrr
2023-01-09
0
MIKU CHANNEL
Hai Nona apa kau lupa siapa suami mu, mn mungkin dia menelantarkan anaknya yg lm dia nantikan,
2022-10-17
0
faridah ida
harus bisa di andalkan laah ,kan kamu bapak nya Skay ....🤦😁😁😁
2022-10-17
0