"Bu,,, bu Mala" Andra memanggil nama bu Mala saat dia sudah berkeliling menjual mie ayam bu Mala.
"Eh nak Erick sudah pulang? Mana Lisa? " Tanya bu Mala yang clingak clinguk mencari Lisa.
"Mbak Lisa??? Memangnya kemana dia? Dari tadi saya cuma sendiri bu" Jawab Andra yang masih heran.
"Loh! Bukannya tadi dia mengejar kamu. Untuk mengantar form dan juga kresek yang ketinggalan." Kata bu Mala.
"Saya tidak tau bu,,, " Jawab Andra, tak lama kemudian Lisa datang mendekati mereka.
"Mana uang setorannya. Sepertinya hari ini laris manis, tuh di gerobak berkurang banyak tuh mie nya." Kata Lisa tanpa basa-basi. Dia pura-pura tidak tahu kejadian yang menimpa Andra.
"Maaf, hari ini saya tidak dapat uang" Andra menundukkan kepalanya.
"Apa maksud kamu? Minggir aku mau melihat berapa mie yang sudah keluar dari sini." Lisa menyerobot Andra dan menghitung sisa mie mentah yang ada di gerobak.
"Ini mienya sisa 50 porsi berarti mie yang keluar hari ini ada 15 porsi. Kamu bilang gak dapat uang??!! Mau nilep uang kami!!! " Lisa melotot ke arah Andra.
"Sebenarnya tadi orang-orang yang beli tak mau membayar, karena rasa mienya tak seenak mie racikan bu Mala. Mereka menuduhku menipu, makanya mereka tak mau membayarnya karena sudah ditipu." Andra tampak bersedih mengingat tadi dia dicemooh dan dibentak oleh pembeli.
"Lisa kamu sudah ajarin belum nak Erick meracik mie ayamnya?" Tanya bu Mala kepada Lisa.
"Belum bu xixixi" Lisa menjawabnya dengan nyengir kuda.
"Dasar kamu!!! Kasian dong nak Erick. Gara-gara kamu tadi dia jadi diomelin banyak orang dan dituduh penipu." Bu Mala menatap Andra dengan kasian.
"Gak papa bu,,, mungkin mbak Lisa tidak sempat mengajarinya. Baiklah saya permisi pulang dulu, kasihan ibu menunggu dirumah." Dengan sopannya Erick mencium tangan bu Mala. Melihat hal itu, bu Mala semakin kasihan melihat Andra.
"Nak,,, sampai kapan kebohongan ini? Kasian nak Andra, dulu dia hidup enak dan ibu yakin dia tak pernah bekerja kasar seperti saat ini" Tanya bu Mala saat masuk kedalam rumahnya.
" Sampai, Lisa bisa melupakan bagaimana rasa sakitnya ayah bu. Lisa masih tidak bisa melupakan bagaimana teriakan bapak saat rumahnya dirobohkan dan bagaimana dia ikut roboh sampai tak bisa diselamatkan" Lisa menteskan air matanya, jiwanya dipenugi dengan emosi setiap kali mengingat ayahnya. Lisa memang sangat dekat dengan ayahnya, baginya dia adalah cinta pertamanya. Sosok ayah yang bertanggung jawab, penyayang, pengertian dan seorang laki-laki yang humoris. Lisa merasa sangat hancur ketika ayah yang selama ini terlihat selalu ceria itu menangis sampai bersujud mencium kaki seorang Rafiandra. Dan seluruh jiwanya seakan hilang saat dilihatnya ayahnya meninggal dipangkuannya dengan air mata yang masih mengalir dari matanya yang tertutup itu.
"Tapi nak,,, Erick yang sekarang sangat berbeda jauh dari Andra yang kita lihat dulu. Erick adalah sosok penyayang, dia sangat rajin dan sopan. Cobalah kamu lebih berbaik hati padanya. Kasihan dia jika pulang kerja harus keliling berjualan. Ijinkan dia berjualan saat jam kerja." Bu Mala mencoba menasehati putrinya.
"Gak bisa bu, ini sudah menjadi keputusan Lisa. Maafkan Lisa untuk kali ini tidak bisa mendengarkan ibu." Lisa menghapus air matanya dan meninggalkan bu Mala yang masih duduk diruang tamu.
"Mas,,, seandainya kamu masih ada. Pasti dia akan mendengarkan perkataanmu." Bu Mala menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes.
Dirumah bu Surti.
"Bu,,, Erick pulang" Erick masuk kerumah reot itu dan melihat sekeliling tak melihat bu Surti. Dia langsung kekamar bu Surti untuk mengeceknya.
"Ibu,,, ibu kambuh lagi??? Obatnya gak diminum bu? " Andra bergegas mendekat ke bu Surti.
"Obatnya habis nak,,, " Kata bu Surti yang lemah.
"Maafkan Erick ya bu,,, baiklah Erick akan kasbon dulu ke bu Mala. Untuk menebus obatnya." Kata Erick yang segera berdiri dan berlari kerumah bu Mala.
Tok...
Tok...
Tok...
"Assalamu'alaikum" Erick tampak panik.
"Wa'alaikum salam, eh nak Erick ada masalah apa? Sepertinya sedang panik? " Tanya bu Mala saat membuka pintu rumahnya.
"Ini bu, sebelumnya Erick minta maaf. Boleh tidak Erick kasbon lagi? Ibu kambuh, Erick akan menebus obatnya tidak ada uang." Kata Erick dengan mata yang sedih.
"Enak ajah kasbon-kasbon. Sudah tiga kali kasbon malah minta kasbon lagi. Gak bisa" Lisa datang dari dalam menyahutnya dengan gayanya yang sengaja dibuat songong.
"Tapi mbak,,, saya butuh duit mbak,,, " Erick mengiba.
"Kalau butuh duwit ya kerja,,, jangan ngandelin kasbon mulu!!! Tuh ada motor nganggur! Narik ojek kan bisa!!! " Lisa menatap motornya yang terparkir dihalaman rumahnya.
"Maksud mbak Lisa saya narik ojek pakai motor mbak Lisa? Memangnya gak papa mbak?" Kini wajah Erick tampak berbinar.
"Yah boleh, asalkan nanti bensinnya diisi" Kata Lisa.
"Baiklah mbak,,, terimakasih ya mbak,,, " Erick memegang tangan Lisa. Entah perasaan apa itu, jantung Lisa berdetak kencang.
"Sudah ah jangan pegang-pegang." Lisa menghentakkan tangan Andra. Andra tersenyum manis kepada Lisa. Dia sangat beruntung memiliki tetangga seperti Lisa, walaupun tak langsung memberikan uang, dia selalu memberinya jalan untuk mendapatkan uang. Bagi Andra Lisa adalah malaikat penolongnya.
"Nih, kunci motornya. Awas yah jangan sampai lecet sedikitpun tuh motor. Katena hanya itu peninggalan dari ayah ku" Kata Lisa saat memberikan kunci motor matic nya berwarna hitam itu. Andra sangat senang sekali. Segera dia pulang dan mengambil jaket dan helm punya mendiang anak bu Surti dulu.
"Bu,,,Erick pamit ngojek dulu ya bu" Erick mendekat ke ibunya.
"Baik nak,,, Trimakasih ya nak,,, maafkan ibu yang sudah merepotkan kamu" Bu Surti merasa bersalah karena sudah membohonginya. Tapi dia tak mau kehilangan Andra, makanya dia terus bersandiwara untuk mempertahankan Andra disisinya. Dia juga sangat menyayangi Andra, dia menemukan kembali sosok anaknya yang sudah meninggal. Air matanya jatuh saat dia teringat kembali dengan anak dan suaminya.
"Ibu,,, ibu gak usah bilang seperti itu. Ini sudah jadi kewajiban Erick sebagai anak ibu." Ucap Erick dengan menghapus air mata bu Surti. Mendengar kata-mata Erick tangis bu Surti semakin pecah. Tapi Erick segera memeluk bu Surti untuk menenangkannya. Perlahan bu Surti bisa menguasai dirinya, tangisnya terhenti. Andra pamit pergi, dia memakai jaketnya dan helm kemudian keluar dan menghidupkan mesin motornya.
Dia berhenti dipost yang bertuliskan 'Pangkalan Ojek'.
"Eh, baru ya disini?" Kata seorang dari tukang ojek itu.
"Iya bang," Jawab Andra dengan sopan
"Wah ada tukang ojek ganteng nih,,, aku mau sama abang ganteng saja" Kata seorang perempuan yang menghampiri pangkalan ojek, dia segera berdiri disamping Andra.
"Trimakasih mbak,,, ayok mau kemana?" Tanya Andra
"Ke minimarket depan sono ya bang" Kata perempuan itu dengan centilnya.
"Oh baiklah" Kata Andra, dia menyerahkan helm kepada penumpang pertamanya dan kemudian mengantarkannya ke minimarket yang jaraknya hanya 7km itu.
Dia kembali lagi kepangkalan ojek, belum sempat dia mencopot helmnya. Ada lagi perempuan lebih muda darinya, dia ingin Andra mengantarnya ke tempat kursus nya. Dengan senang hati Andra mengantarkannya. Begitu seterusnya, ada kurang lebih 10 penumpabg yang hanya ingin Andra yang mengantarkannya. Semua tukang ojek itu menatap benci ke arah Andra.
"Hei anak baru!!!" Kata orang yang bertubuh gemuk itu menghampiri Andra yang sedang menghitung uang yang dia dapat hari ini.
"Iya bang,,, " Kata Andra menghentikan kegiatannya menghitung hasil ngojeknya.
"Sini" Orang bertubuh gemuk itu merampas uang yang ada ditangan Andra.
"Loh bang apa-apaan ini? " Kata Andra dan berusaha mengambil kembali uangnya
"Ini adalah jatah kita hari ini yang sudah kamu ambil" Katanya sambil mengipas-kipaskan uang itu pada wajahnya.
"Ya gak bisa gitu bang, aku yang mengantar mereka aku juga yang sudah mengeluarkan bensin untuk mengantarkannya" Andra tak patah semangat untuk merebut kembali uang itu.
"Berani kamu sama saya hah? " Lelaki gendut itu memberi isyarat mata kepada yang lain untuk menghajar Andra.
Andra dihajar sampai babak belir oleh tukang ojek itu.
"Nih, aku masih berbaik hati." Kate lekaki gendut itu sambil melempar uang lima belas ribu.
Andra kembali pulang dengan wajah yang babak belur dan tangan kosong. Uang yang tadi diberikan padanya dia belikan bensin untuk motor Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments