Siswa-siswi kini sekarang berada di dalam kelas masing-masing, menunggu kedatangan para guru untuk melakukan proses belajar-mengajar.
"Ris, hari ini loe tidak naik sepeda yah," tanya Ayu.
"Ngak," ucapnya singkat.
"Kenapa?" tanyanya lagi.
"Gue naik mobil, terpaksa soalnya papa yang minta." Lalu Risma melirik ke pintu karna ada seseorang yang datang.
Ternyata yang masuk itu adalah Dion adik iparnya. Dion pun menujuh ketempat Risma, karna dia meminta untuk duduk sebangku dengan iparnya itu dengan beralasan karna Risma adalah sepupunya dan dia anak baru.
"Hai.." sapa Dion.
"Hai juga," sapa Ayu dan Cerry bersamaan.
"Kau dari tadi datang?" tanya Dion pada iparnya.
"Hemm... Soalnya aku dibangunkan pagi sekali." Ujarnya pada Dion yang sudah duduk dan mengeluarkan buku-buku dari dalam tasnya.
"Dia memeng begitu. Dia tidak suka telat, oh iya kalian berangkat bersama?"
"Mau gimana lagi," ucapnya lalu melirik sekilas kedepan karna guru sudah tibah.
Pelajaran pun dimulai dengan tentram tampa ada yang ribut. Hingga matapelajaran selesai dan menandakan istrahat.
____________________________
"Ris, ke lapangan yuk," ajak Cerry.
"Ngapain?," tanya Risma.
"Hari ini ada pertandingan basket antar kelas," jelas Ayu.
Mereka pun menujuh ke lapangan basket, tapi saat di perjalanan Risma memilih untuk ke kantin dulu untuk membeli beberapa cemilan dan air minum.
Setelah sudah membeli semuah yang dia butuhkan, dia pun menyusul teman-temannnya. Meraka bertiga memilih duduk di bangku bagian depan agar lebih terlihat jelas pertandingannya.
"Eh. Liat deh, bukankah itu Leon?" kata Cerry.
"Jadi dia ikut lombah basket?"
"Kurasa begitu, apa lagi dia pakai seragam olahraga." sambung Risma.
"Loe kenapa sih, seperti tidak suka pada dia," tanya Ayu yang duduk di dekatnya.
"Biasa aja kali." Lalu memekan cemilan yang dibeli tadi.
"Kalau loe tidak suka buat gue aja, hehehe." ujar Cerry lalu cengengesan.
"He, dasar buaya loe. Kan elo udah punya Riki, mau dijitak sama dia. Bisa-bisa jidat itu biru, mau lo?" terang Ayu.
Mereka kembali diam dan melihat pertandingan seruh, apa lagi saat Leon dan Dion saling merebut bola tersebut. Semua para siswi-siswi berteriak menyemangati kedua pria yang saling merebut bola.
"Semangat Leon."
"Ayo, jangan sampai kalah dengan musuh,"
"Wah calon suamiku keren baget."
"Itu pacar gue tau!"
Teriakan begitu berisik dan makin banyak lagi yang terik dengan kalimat aneh-aneh untuk Leon dan Dion. Sedangkan Risma sepertinya mulai jengkel berada di sana karna terlalu berisik.
"Eh Yu,Cer gue ke kelas dulu yah," ujarnya lalu berdiri.
"Kenapa? Pertandingan kan belum selesai, nanti ajah yah." pintah Ayu dan Cerry.
"Disini berisik banget," ucapnya lagi sambil mulai melangkah.
Tapi baru saja beberapa langkah meninggalkan tapi dia terheti karna bola basket yang terlempar menyentuh kakinya. Risma pun membungkuk merai bola tersebut.
"Boleh aku minta bolanya," ucap seseorang.
"Oh, ini." lalu menyerahkan bola tersebut.
"Terimah kasih," ucap orang itu lagi lalu mengedipkan sebelah mata ke Risma, dan ternyata orang itu adalah Leon.
Risma membuang muka tak mau melihat Leon, masih merasa kesal karna perbuatan Leon yang tadi pagi memaksa dia untuk bangun pagi sekali padahal dia masih sangat mengantuk.
"Kenapa mukanya digituin? tanya Leon yang merasa kalau Risma sedang berkomat-kamit karna kesal.
"Kenapa, ngak suka?"
"Mukanya jadi ngak cantik kalau digituin," goda Leon.
"Apaan sih, sana main lagi, yang lain udah nunggu bolanya," usirnya.
Dion pun menghampiri mereka, "woi ngak usah pacaran, sini bolanya dari tadi juga kita nunggu eh mala pacaran." sindir Dion.
"Siapa yang lagi pacaran coba?" tanya Risma dengan wajah jutek.
"Terus ini apa?" -Dion.
"Tau ah," juteknya.
Leon malah tertawa melihat wajah Risma yang sudah memerah, entah karna malu atau sedang marah karna tingkah kedua pria didepannya.
Saat di ruang ganti Leon dan Dion sedang berganti pakaiannya dengan seragam yang lain tapi saat Leon membuka bajunya dan menampakkan tubuh sispecknya Dion begitu kaget karna ada sesuatu di dada kakaknya.
"Itu kenapa?" tanyanya lalu menunjuk dada Leon.
Leon menunduk melihat dadanya ternyata yang dilihat Dion itu adalah bekas gigitan Risma tadi malam. Yang sedikit keras sehingga meninggalkan bekas biru keunguan.
"Risma yang gigit semalam," ujarnya sambil memakai bajunya.
"What? Serius, kalau dia yang menggigit itu?" herannya tak percaya pada ucapan kakanya.
"Hem."
"Kok bisa digigit?"
"Soalnya aku peluk semalam, karna dia tidak mau tidur jadi aku peluk biar cepat tidur." jelas Leon.
Dion pun hanya menggeleng melihat tanda di dada Leon karna ulah sang kakak iparnya.
____________________________
Saat pelajan terakhir selesai semua siswa-siswi berhamburan keluar untuk pulang.
"Elo pulang naik apa?" tanya Cerry pada Risma.
"Naik mobil, kenapa?" tanyanya.
"Dijemput papa elo atau ka Baim?"
"Pulang bareng aku," ucap seseorang dari belakang mereka.
"Kok bisa?" heran Cerry.
"Yuk pulang," ajak Leon.
Risma pun mulai mengikuti Leon dari belakang dengan teman-temannya menuju parkiran.
"Leon tinggal di rumah gue, jadi berangkat dan pulangnya barengan. Apa lagi kan dia sepupu gue." Jelasnya agar teman-temannya tidak curiga tentang pernikahan mereka.
"Oh gitu, yah udah deh kami pulang dulu yah,"
"Iya, sampai ketemu besok."
Risma naik ke mobil Leon dan tak lama kemudian Leon menyalakan mobilnya lalu meninggalkan pekarangan itu. Dan selang beberapa menit mereka pun sampai di rumahnya.
___________________________
Di dalam kamar, Risma lalu merebahkan tubunya di atas kasur empuknya sedangkan Leon memilih terlebih dahulu membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket. Dan saat dia keluar dari kamar mandi dia malah mendapati istrinya lagi tiduran dengan seragam yang masih lekat ditubuhnya, Leon pun menghampiri Risma lalu menggoyamgkan tubuh mungil itu.
"Mandi dulu baru tidur, itu badan udah bau," ujarnya sambil tetap menggoyangkan tubuh kecil itu.
"Hemm, nanti ajah aku ngantuk," lirihnya dengan tetap mata tertutup.
Leon yang melihat istrinya tetap menutupkan mata, dia mulai sebel yang menggoyangkan tubuh itu tapi tetap tidak bergeming juga.
"Kalau kamu tidak mau bangun, akan aku cium," ancamnya.
Dengan sigap Risma membuka matanya lalu bangkit dan menujuh kamar mandi, karna takut dengan ancaman suaminya.
Padahal dia tak tahu kalau semalam Leon sudah menciumnya dengan sembunyi-sembunyi saat dia tertidur pulas dalam pelukan Leon.
Tapi Risma akui kalau tidurnya semalaman sangat nyekak walau Leon memeluknya. Tak seperti dimalam pertama tidur bersama dia sangat terganggu karna tak terbiasa, tapi malah dia sangat nyaman ada kehangatan berada di dalam pelukan Leon, pagi harinya dia juga sangat enggan membuka matanya. Untung saja Leon memaksanya bangun agar tak lambat masuk sekolah, tentunya membangunkannya dengan acaman CIUMAN agar dia mau bangun.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments