03 murid baru ...

Setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa jam, akhirnya jam istrahat yang di tunggu-tunggu para murid datang juga.

Semua para murid berhamburan keluar kelas, baru saja ingin melakukan aktifitas masing-masing tapi di hentikan oleh guru. Mereka semua di kumpulkan di depan kantor katanya adahal penting ingin di sampaikan.

"Ris, cepetan." Ucap Cerry.

"Iya bentar," Risma pun berdiri dan menyusul teman-temannya untuk ikut berkumpul.

"Ada apa yah, kok di kumpul sih?"

"Tau nih, perut gue dari tadi menyanyi lagi." Cicitnya Ayu.

"Makan ajah yang elu urus." Ketus Risma, sebenarnya dia juga sudah lapar dari tadi, tapi mau bagaimana lagi.

Semua para murid heran pasalnya guru menyuruh mereka semua berkumpul di depan halaman depan kantor guru.

"Baik anak-anak terimah kasih karna sudah berkumpul semua, ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kalian kalau kita kedatangan murid baru."

"Silahkan perkenalkan namamu!" Sambung kepala sekolah kepada seseorang yang baru datang dan berdiri di samping kirinya.

Anak baru itu pun memperkenalkan dirinya. "Hay semua Perkenalkan namaku Dion saputra, aku pindahan dari Amerika dan mohon pertemanannya." Setelah mengucapkan perkenalan tak lupa Dion memberi mereka senyum manis.

Semual para siswi pun ikut tersenyum, dan banyak yang melaibaikan tangan ada pula yang mulai bertanya hal-hal yang aneh.

'Wah gantengnya'

'Apa dia sudah punya pacar?'

'Calon suami idaman'

'Ya ampun, sungguh dia tampan sekali."

Itulah kata-kata yang keluar dari mulut para siswi-siswi.

"Wah, ternyata doaku terkabulkan." ucap Cerry. Dan mulai senyum-senyum genit memandang Dion di depan sana.

"Dasar mata keranjang, setiap ada cowok yang tampan pasti saja seperti itu." Ayu melihat Cerry lalu menggelengkan kepalanya.

Risma pun kaget karna kedatangan Dion, bagaimana bisa Dion adalah anak baru di sekolahnya iya pun mulai bertanya-tanya dalam hati. Dan dia lebih di kejutkan lagi dengan kedatangan seseorang lagi yang berdiri di samping Dion dan memperkenalkan diri.

"Perkenalkan namaku Leon Al'firzy, aku juga pindahan dari Amerika. Terimah kasih."

Anak-anak lebih menganga lagi memandang Leon yang berdiri tegap di samping Dion. Bahkan ada yang loncat-loncat kecil kegirangan, ada pula yang melambai tangan, dan lebih parah dari pada sewaktu masih Dion yang berdiri di sana.

Sebenarnya Leon sebelum menikah dengan Risma, dia sebenarnya sekolah di Amerika dari sejak masuk sekolah dasar, tapi dia harus pulang ke tanah air karna ke inginan sang orang tua.

Dan Dion adalah adik Leon, yah meraka itu adalah saudara jadi mereka pinda sekolah barengan dan memilih sekolah di mana Risma sekolah. Dan meraka hanya berdua bersaudara.

Dion yang setingkatan kelas dengan kakaknya di karnakan sewaktu masuk sekolah mereka di masukkan bersamaan, di karenakan Dion juga cukup pintar dan cerdas dan hampir sama dengan Leon. Makanya itu mereka selalu bersama.

'Wah ini lebih tampan.'

'Ini baru sempurnah'

'Apa dia malaikat?'

'Dia adalah pangeranku'

'Maak, tolong sadarkan anakmu ini'

'Dia calon suamiku masa depanku'

Lebih banyak lagi kata-kata yang keluar dari mulut mereka dari pada sewaktu Dion yang memperkenalkan diri dan lebih heboh lagi.

Dan mereka tidak tau kalau pria yang mereka kagumi itu sudah punya status yang berbeda dari mereka.

Apa jadinya kalau mereka tahu si Leon itu sudah punya istri, dan parahnya lagi istrinya adalah salah satu siswi yang bergabung denga mereka.

'Apa? Jadi dia juga murid baru?' Ucapnya dalam hati.

"Ris, elo kenapa melihat mereka seperti itu?" tanya Ayu yang sedari tadi melihat temannya itu memandang murid baru.

"Iya, baru pertama kali ini kamu liat cowok kaya gitu." Sambung Cerry yang juga ikut melihat Risma.

Pasalnya Risma tidak pernah melihat laki-laki baru sangat lama dengan serius seperti saat ini.

"Oh ngak kok, ternyata doa Cerry terkabulkan, hehe." Bohongnya, karna tidak mungkin kalau dia cerita pada temannya itu kalau dia kenal pria di depan sana, lebih tepatnya lagi pria itu adalah SUAMI nya.

"Oh, tapi benar juga katamu Ris. Karna kali ini dua sekaligus muridnya cowok." Ucapnya Cerry lalu cengengesan. Risma dan Ayu hanya menggeleng melihat Cerry.

Setelah memperkenalkan diri. Kepala sekolah kembali membubarkan siswa-siswi yang berkumpul itu.

"Ke kantin yuk, dari tadi perutku minta di isi."

"Ok, dari tadi juga gue sudah lapar."

"Tumben, biasanya selalu menolak!" Kata Cerry.

"Soalnya tadi pagi gue tidak sempat serapan karna kesiangan."

Mereka pun menuju ke kantin sekolah untuk mengisih perut mereka yang sedari tadi berdemo.

Risma juga sudah tidak ambil pusing dengan Leon yang menjadi siswa baru di sekolahnya.

Sedangkan di tempat lain Leon yang di antar guru terlebih dahulu ke kelas yang akan dia tempati.

Leon juga sedari tadi mencari keberadaan istrinya itu tapi nihil dia tidak bisa menemukannya.

"Apa yang kau cari, dari tadi celingak-celinguk?" Tanya Dion yang sedari tadi juga melihat tingkah Leon.

"Aku mencari seseorang." Bisiknya

"Oh, aku juga tidak melihatnya."

"Yah sudah. Aku masuk dulu." Ucap Leon. Lalu masuk ke kelas yang di tunjukkan oleh guru.

.

.

.

.

.

.

Risma dan teman-temannya sedari tadi menikmati makanan yang mereka pesan terlebih dahulu.

"Eh Ris, kenapa dari tadi aku liat kamu selalu diam?"

"Iya, tidak seperti biasanya."

"Ngak kok, cuman agak pusing sedikit." Risma juga dari yadi memijit pelipisnya karna agak pusing.

"Mungkin karna kamu kurang tidur," kata Ayu yang ingat kalau Risma tadi bilang kalau dia kurang tidur semalam.

"Kurasa begitu, apa lagi kamu lambat makan." Sambung Cerry.

Mereka melanjuti makan masing-masing, tapi tidak lama meraka di hebokan karna siswi-siswi pada terik lantaran melihat kedatangan dua pria tampan yang tidak lain adalah siswa baru itu.

Leon dan Dion yang baru datang pun langsung di sapa para siswi-siswi dengan genit dan bertanya macam-macam.

"Hay ganteng."

"Minta nomor telponya donk."

Dan lebih banyak lagi yang menyapa mereka dengan segala cara. Sedangkan Leon hanya diam, berbeda dengan Dion yang hanya melempar senyum manis ke mereka dan makin membuat mereka klepek-klepek karna senyuman Dion.

Leon memilih duduk di salah satu meja yang tak jauh dari meja Risma, dan Dion pergi memesan makana di ibu kantin. Tak lama kemudia Dion datang dengan pesanan yang di bawahnya lalu memberi salah satunya ke Leon.

Leon sesekali melirik ke meja Risma, sedangkan yang dilirik hanya membuang muka, mungkin dia tidak mau ketahuan dengan teman-temannya itu.

"Bukankah itu dia?" Tanya Dion.

"Hem," hanya deheman yang terdengar dari Leon.

"Kenapa lingkaran matanya hitam? Apa kurang tidur?" ucap Dion karna melihat Risma yang bermata panda.

Leon hanya mengangkat kedua bahunya lalu menyantap makanan didepannya. Sebenarnya dia juga dari tadi pagi melihat mata istrinya itu dan merasa kasihan karna dia penyebab kalau Risma kurang tidur.

"Kalian begadang semalaman? Oh yah ampun, apa bener kalian melakukan itu?" tanyanya lagi.

Leon menatap Dion dengan tajam yang bertanya hal aneh itu. "Buang pikiran kotormu itu, kalau tidak mau dapat masalah." lalu menunduk lagi sesekali meminum minumannya di atas meja.

"Hay ka, apa boleh minta nomor telponnya?" Tanya seorang siswi yang baru datang dan berdiri di samping meja Leon.

Dan lebih banyak lagi siswi yang bediri di dekatnya dan mulai bertanya. "Apa kakak sudah punya pacar?" Leon tetap diam, sedangkan Dion hanya senyum melihat tingkah mereka.

Risma yang berada di beja sebelah mendengar semua pertanyaan para perempuan genit itu.

'Bukan punya pacar lagi tapi ISTRI, dan istrinya adalah aku' batin Risma.

"Mereka sudah punya pacar belum ngak yah?" Tanya Cerry.

"Tanya aja sendiri," ucap Ayu dan ikut melihat meja sebehnya yang rameh itu. Tapi tidak lama meja itu kembali sepih hanya menyisakan dua cowok tampan.

Risma hanya diam dan tidak mengubris, hanya berbicara dalam hatinya.

'Kenapa dia selalu menatapku seperti itu?'

'Tapi kenapa dia hanya diam ditanya begitu?'

'Awas saja kalau dia bocorkan masalah ini, maka gue tidak akan maafkan dia.'

Monolognya dalam hati yang sesekali meliri Leon. Sedangkan Dion juga melihat Risma lalu melihat Leon lagi secara bergantian. Dion berdiri dan melangkahkan kakinya menujuh meja Risma dan memecahkan keheningan.

"Ternyata kau disini?" ucap Dion.

Risma menatap Dion yang bertanya kepadanya lalu melirik temanya secara bergantian pasalnya dia takut jangan sampai Dion keceplosan.

"Dari tadi kami mencarimu." Risma mulai keringat dingin dengan perkataan Dion.

"Jadi kalian saling kenal?" Tanya Cerry bersamaan dengan Ayu.

"Ehh, itu em... Anu." Dia mulai gugup tak tau harus bilang apa.

"Tentu saja kita saling kenal!" Sambung Dion.

"Benarkah? Ris, yang dia bilang itu bener?" Tanya Ayu.

Risma hanya diam sesekali meremas rok di atas pahanya.

"Jadi kalian tidak tau, aku adiknya Leon dan Leon itu su..." belum sempan Dion melanjutkan kata-kata tapi Risma sudah berdiri dan menyahut. "Dia sepupuku, iyan Dion?" Risma melototkan matanya melihat Dion agar adik iparnya itu membenarkan yang di ucapnya barusan.

Dion hanya menganga dengan ucapan Risma yang mengatakan kalu mereka sepupuan.

"Kita sepupuan." ucap Leon yang berdiri di samping Dion dan menatap Risma. Sebenarnya dia tidak mau mengatakan itu tapi apa boleh keadaan memaksakan mengatakan kalau mereka sepupuan, dan hanya kata itu yang bisa menyelamatkan mereka berdua.

"Tuh kan, apa aku bilang!" ucap Risma dan memandang temannya yang sedarj tadi minta jawaban.

"Oh begitu." kata Cerry.

"Pantas saja, waktu mereka memperkenalkan diri elo menatap mereka sangat lama terutama Leon." sambun Ayu, lalu ikut berdiri dan memperkenalkan dirinya.

"Oh iya, aku Ayu."

"Dan aku Cerry," ucap Cerry yang ikut mamperkenalkan dirinya.

Risma melirik sesekali ke Leon, untung Leon dengan cepan membenarkan ucapannya tadi, hampir saja dia dapat mesalah karna Dion.

"Yah sudah, gue mau balik ke kelas dulu." ujar Risma lalu berbalik dan melangkahkan kakinya. Tapi baru beberapa langkah dia bertabrakan dengan seseorang.

Brukk

Risma hampir terjatuh tapi dengan sigap Ayu menangkap Risma.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Ayu.

"Hem, terimah kasih Yu."

Risma melihat dengan siapa iya bertabrakan tadi. "Aduh kenapa sih harus dia?" ucapnya dalam hati.

Sedangkan dari tadi orang yang di depannya itu sudah marah melihat Risma yang berada di depannya.

"He, elo cari masalah baget sih," ucap orang itu dan memandang sinis Risma.

"Elo punya mata kagak? Main nabrak ajah." sambung seseorang disamping orang yang lagi marah itu.

"Maaf, aku tidak sengaja." Risma hanya meminta maaf kepada orang itu dari pada makin ribut lagi.

"Apa maaf katamu? He, tidak semudah itu kali." Ucap Dira yang mulai marah, lalu mengambil botol air di tangan salah satu temannya itu lalu menyiram ke wajah Risma.

Byurr

Seketika wajah dan baju Risma ikut basa karna siraman itu.

"Elo itu apa-apaan sih, main siram aja?" Tanya Ayu dengan marah yang melihat tingkah Dira seenaknya saja menyiram Risma.

"Emeng kenapa, kamu mau ikut aku siram juga?"

"Jika kau menyiramnya lagi maka muka elo yang akan penuh dengan sambal ini." kata Cerry yang ikut berdiri disamping Risma sambil memegang botol sambel dan memperlihatkannya pada Dira.

Mereka tahu kalau bukan Risma yang salah, tapi Dira yang disini salah karna berjalan sambil melihat kebelakang.

Sedangkan Leon yang ikut kanget karna Dira yang langsung menyiram muka Risma, padahal istrinya sudah terlebih dahulu minta maaf.

Leon pun mendekat ke istrinya itu lalu menyerahkan tisu ditangannya ke Risma agam mengelap wajahnya yang basah itu. Dion juga ikut berdiri di samping Ayu.

"Kenapa kau langsung menyiramnya, dia kan sudah minta maaf." Kata Dion yang mulai ikut marah melihat iparnya yang di siram dengan air, Tapi dia menahan marahnya itu.

"Siapa suruh cari masalah,"ucap Dira.

Leon langsung menarik lengan Risma tampa menyahut sepata kata pun untuk meninggalkan tempat itu karna dia tidak mau melihat istrinya menjadi tontonan parah siswa-siswi yang sedari tadi melihat perdebatan itu.

Semua siswa dan siswi hanya heran dengan kepergian Risma dengan Leon, dan mereka mulai bertanya-tanya sebenarnya ada hubungan apa di antara mereka berdua.

Risma hanya diam saat lengannya di tarik oleh Leon, dan hanya mengikuti langkah suaminya kemana dia membawahnya pergi.

Leon yang menyadari karna Risma hanya diam dan mengikutinya sedari tadi tampa melepaskan gengaman tangan Leon dari lengannya hanya senyum kecil, bahkan tak bisa di lihat oleh siapa pun.

'Istri baik.' batin Leon.

.

.

.

Bersambung .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!