Kesurupan

Setelah membaca isi chat dari Kafka. Aluna tidak membalas karena merasa bisa gila jika dia terus membalas pesan dari Kafka.

**

Ting..

[Pagi cantik.] Isi pesan masuk di hp Aluna. Siapa lagi kalau bukan Kafka.

Melihat jam masih pukul 5 pagi Aluna mengabaikan pesan Kafka dan lebih memilih membaca buku.

Ting..

"Huftt." Aluna menghela nafas berat karena dia tahu itu pasti dari Kafka lagi. Aluna masih mengabaikan chat itu.

Ting...

Ting..

Ting..

Ting..

Ting..

Tak lama hp Aluna kembali berbunyi, tak hanya satu kali notif chat masuk, tapi banyak notif yang menandakan ada banyak chat masuk.

"Huft! Dasar si sableng. Pagi-pagi udah bikin badmood." Dengan malas Aluna membaca chat dari Kafka.

[Luna.]

[Hai Cantik.]

[Kok cuma di read?]

[Kenapa gak balas?]

[Kamu habis baca chat ku tidur lagi ya?]

Isi chat Kafka di dalam aplikasi hijau.

[Apa sih? Pagi pagi udah brisik.] Balas Aluna.

[Hehe, kirain tidur lagi. Udah bangun?]

[Pakek tanya lagi. Kalau udah balas chat berati udah bangun.] Dengan emoticon wajah merah padam.

[Jadi, tadi kamu balik tidur lagi?] Ledek Kafka

[Ya gak lah.]

[Terus kenapa chat aku gak dibales? Mana cuma di read doang lagi.] Balas Kafka lagi.

[Ya suka suka aku lah. Hp juga hp ku.] Jawab Aluna ketus.

[Sabar cantik biasa aja, gak usah pakek ngegas. Nanti cepet tua lo.] Dengan emoticon tertawa.

[Bomat.]

[Hahaha, yaudah sana mandi sarapan terus siap siap berangkat sekolah.]

[Idih, siapa kamu nyuruh nyuruh?] Balas Aluna.

[Aku Kafka. Kalau mau dianggap ayang juga gak papa.] Dengan emoticon tertawa.

[Ogah! Males banget punya pacar kayak kamu.]

[Idih, jangan bilang gitu nanti kalau udah bucin sama aku tau rasa kamu.]

[Gak bakalan.] Balas Aluna.

Setelah membalas chat dari Kafka, Aluna mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah. Tak lupa sebelum berangkat dia sarapan bareng dengan kedua orang tuanya.

Saat asyik melahap nasi goreng, tiba tiba ada notif chat masuk di hp Aluna.

[Udah sarapan?] Ya itu pesan dari Kafka.

[Ini lagi sarapan.] Balas Aluna.

[Nanti berangkat naik apa?] Tanya Kafka.

[Taxi.] Jawab Aluna singkat.

[Nanti aku antar aja gimana?]

"Uhuk uhuk.." Aluna tersedak membaca chat dari Kafka.

"Duh, kalau makan hati-hati dong sayang." Ucap Lidya sembari mengulurkan air minum.

"Iya maaf Ma." Ucap Aluna.

"Lagian baca chat dari siapa sih sampai keselek begitu?" Tanya Ferdy.

"Temen Pa." Ucap Aluna.

[Gak usah. Aku bisa berangkat sendiri.] Balas Aluna.

[Yah, gimana dong ini aku udah di depan rumah kamu.] Balas Kafka dengan emoticon nyengir.

"Apa?! Di depan rumah? Gawat nih kalau Mama Papa liat." Batin Aluna.

"Mah Pa, Luna berangkat dulu ya." Pamit Aluna sembari minum air dan langsung mencium tangan kedua orang tuanya.

"Kok buru-buru sayang, ini sarapannya kenapa gak dihabisin?" Ucap Lidya.

"Udah kenyang Ma, taxinya juga udah nyampe depan rumah." Ucap Aluna sambil berlalu.

"Eh! Tunggu dulu." Ucap Lidya. Seketika Aluna langsung berhenti dan memutar badannya.

"Ada apa lagi Ma?" Ucap Aluna.

"Nih Bekel bawa. Jangan lupa dihabiskan." Ucap Lidya sambil berjalan mendekati Aluna.

"Makasih Ma." Aluna langsung menerima bekal dari sang Mama dan mencium pipi Mamanya. Kemudian berlalu meninggalkan mereka.

Sesampainya di teras Aluna benar melihat mobil parkir di depan rumahnya dan satu motor scuba terparkir disana. Dan ada satu laki laki memakai hodie dan celana panjang sedang ngobrol dengan supir taxi. Tapi saat Aluna berjalan menuju mobil yang terparkir, mobilnya pergi. Ternyata itu mobil taxi online yang Alana pesan tadi.

"Heh sableng!" Ucap Aluna.

"Siapa yang kamu panggil sableng?" Tanya orang itu.

"Kamu sableng kan yang selalu chat aku setiap hari?" Ucap Aluna memastikan.

"Aku Kafka, bukan sableng sayang." Ucap Kafka.

"Ya terserah siapa kamu. Tapi kenapa kamu kesini? Terus ngapain kamu nyuruh pergi taxi yang aku pesan tadi?" Cerocos Aluna.

"Kalau nanya tuh satu satu, jangan langsung nyerocos gitu. Aku di sini ya mau jemput kamu, kan tadi aku udah bilang mau antar kamu ke sekolah. Kalau soal taxi tadi udah aku bayar, aku suruh pergi kan udah ada aku yang mau nganter kamu." Ucap Kafka dengan senyum manisnya.

"Aduh dasar sableng! Aku gak mau berangkat sama kamu. Aku gak kenal kamu. Nanti kamu bisa nyulik aku lagi." Ucap Aluna.

"Gak akan, lagian kamu kan udah kenal aku. Masa masih gak percaya sih?" Tanya Kafka.

"Tau ah." Ucap Aluna lalu berlari menyusuri jalan.

Melihat Aluna berlari Kafka langsung mengejar menggunakan motornya.

"Kamu kenapa lari?" Ucap Kafka.

"Lagi lari pagi. Ya mau ke sekolah lah pakek tanya lagi." Ucap Aluna yang masih berlari.

"Kamu gak capek? Mending aku antar aja." Tawar Kafka.

"Gak." Aluna masih berlari.

"Yakin? Sekolah kamu tempatnya jauh lo, dan kamu bakal telat kalau lari. Nih udah jam setengah tuju lebih." Ucap Kafka sambil tersenyum.

Aluna segera melihat jam yang ada di tangannya. Dan benar ini sudah jam setengah tujuh lebih. Bisa gawat kalau telat.

"Gimana? Masih mau lari? Kalau masih mau lari yaudah aku balik pulang aja." Ucap Kafka dengan senyum jailnya.

"Yaudah iya anterin aku tapi buruan nanti telat." Ucap Aluna. Dia terpaksa mau dibonceng si sableng karena ini udah mepet banget.

"Nah gitu dong, kalau ayangnya mau ngabterin itu di iyain bukannya malah lari-lari, kaya mau di ajak nikah aja lari." Ucap Kafka sembari mengambil helm yang di bawa satunya.

"Aduh! Kok mukul?" Ucap Kafka. Aluna yang mendengar ucapan Kafka tadi sontak langsung memukul punggung Kafka.

"Biarin." Ucap Aluna.

"Iya maaf, nih helm nya mau dipakai sendiri atau mau dipakaiin?" Ucap Kafka meledek.

"Sini." Aluna langsung mengambil helm yang ada di tangan Kafka. "Aku bisa pakek sendiri." Ucap Aluna sambil memakai helmnya.

Setelah memakai helm Aluna langsung naik ke motor.

"Udah siap?" Tanya Kafka.

"Udah." Ucap Aluna.

"Pegangan yang kenceng ayang, nanti takut jatoh." Ucap Kafka.

"Iya udah." Ucap Aluna yang sudah meletakkan tangannya di belakang jok motor.

Setelah memastikan Aluna berpegangan, Kafka langsung menancap gas motornya. Selang 10 menit Aluna dan Kafka sudah sampai di sekolahnya. Bayangkan saja waktu yang Aluna tempuh biasanya 30 menit menjadi 10 menit.

"Dah sampai." Ucap Kafka.

"Huuft! Kamu kesurupan ya? Nyetir ugal ugalan." Ujar Aluna sambil memberengut.

"Yah gimana lagi. Kan takut nanti kamu telat. Udah sana masuk nanti beneran telat. Tuh bel udah bunyi." Ucap Kafka yang mendengar bel sekolah berbunyi.

"Nih." Aluna menyodorkan helm Kafka dan langsung berlari.

"Luna!" Aluna langsung bergenti dan menoleh pas di gerbang sekolah. "Makasih." Ucap Kafka lagi sambil tersenyum.

"Iya Makasih." Ucap Aluna langsung berlari lagi menuju kelasnya.

Setelah melihat Aluna menghilang dari pandangannya, Kafka langsung tancap gas lagi untuk pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!