Aluna dan Ara menyudahi pembahasan sosok misterius itu.
**
[Ma, Luna hari ini pulang pagi tapi gak langsung pulang soalnya mau ngerjain tugas penelian di tempat Z sama temen temen.] Aluna mengirim pesan untuk berpamitan dengan sang Mama.
Jam pelajaran terakhir sudah selesai. Aluna dan teman satu kelompoknya berencana pergi untuk penelitian. Berhubung tempat penelitian mereka yang dituju sama dengan kelompok kenzo maka, mereka berenam berangkat bersama.
"Eh kita naik apa nih?" Tanya Ara.
"Iya kita naik apa?" Zita teman satu kelompok kenzo.
"Gimana kalau kita naik taxi?" Usul Aluna.
"Kok naik taxi sih, lama tau." Ucap Nadin juga teman satu kelompok dengan Kenzo.
"Terus naik apa? Jalan kaki? Naik pesawat?" Ucap Aluna kesal.
"Gimana kalau kita naik motor?" Ucap Kenzo.
"Iya tuh, naik motor aja." Ucap Nadin bersemangat.
"Jangan ngaco kamu Ken. Kita banyak yang gak bisa naik motor, terus yang dipakai motor siapa kita kan banyak." Ucap Aluna.
"Gini deh siapa yang hari ini bawa motor sendiri selain aku?" Ucap Kenzo.
"Kamu bawa motor Ken?" Tanya Ara.
Kenzo menanggapi dengan anggukan.
"Yuk siapa yang bawa motor?" Ucap Kenzo.
"Aku." Ucap Nadin.
"Oke. Berarti yang bawa sepeda hari ini aku sama Nadin." Ucap Kenzo.
"Kalau yang bawa cuma dua mana bisa Ken. Kita kan berenam, masa harus bonceng 3 kan gak mungkin." Ucap Zita.
"Iya ya, kita kan enam berarti kita butuh 3 motor." Ucap Kenzo.
"Terus gimana?" Tanya Nadin.
"Gue. Gue bawa motor" Ucap seseorang di belakang Aluna. Ya dia shaka.
"Kenapa gak dari tadi sih Ka." Ucap Nadin malas.
"Oke berarti kita udah punya 3 motor, Ayo siapa yang mau bonceng siapa?" Ucap Kenzo.
"Aku sama kamu ya Din." Ucap Zita.
"Oke." Jawab Nadin.
"Eh kalian mau bonceng siapa?" Tanya Kenzo kepada Aluna dan Ara.
"Aku bonceng kamu Ken." Ucap Ara
Aluna yang baru mau ngomong gitu langsung melongo.
"Oke, Aluna kamu sama Shaka ya." Ucap Kenzo.
"Yaudah deh oke." Ucap Aluna.
Mengetahui Aluna akan satu motor sama dia, Shaka menyunggingkan senyum samar. Ya, Shaka terkenal dengan sikap diemnya. Dia jarang ngomong dan lebih banyak menghabiskan waktu sendiri dibanding bersama teman-temannya.
**
Mereka berangkat bersama. Tapi ditengah jalan mereka nyasar. Akhirnya karena nyasar mereka putar balik, dan Shaka yang memimpin perjalanan karena Aluna yang membaca Google Maps. Perjalanan memakan waktu hampir 2 jam, karena waktu mereka dihabiskan di jalan yang membuat mereka nyasar. Untung hari ini mereka pulang pagi karena guru-guru sedang ada rapat.
Setelah mereka sampai, mereka melakukan penilitian dan mencatat hasil penelitian. Kurang lebih mereka memerlukan waktu 3 jam. Setelah itu mereka pulang. Karena rumah Aluna sama rumah Shaka satu arah, maka Aluna diantar sampai rumah oleh Shaka.
"Makasih ya Shak." Ucap Aluna setiba di depan rumahnya.
Shaka hanya menganggukkan kepala dan tersenyum.
Setelah Shaka melajukan motornya, Aluna berjalan masuk ke dalam rumah.
"Cie.. Siapa tuh yang nganterin?" Ucap Lidya dari arah ruang keluarga.
"Mamah?" Ucap Aluna.
"Kok gak dijawab siapa yang tadi?" Ucap Lidya.
"Oh, tadi temen Aluna Ma." Ucap Aluna.
"Temen apa temen?" Ledek Lidya.
"Temen Ma." Ucap Aluna.
"Tapi kok tatapannya beda?" Ucap Lidya menggoda.
"Ish Mama mana ada, udah ah Luna mau mandi gerah." Ucap Aluna berlalu.
Setelah mandi Aluna sholat ashar karena sampai rumah sudah jam 3 sore lebih. Untung tadi dia melihat mushola di dekat tempat penilitiannya dan menutuskan untuk sholat dhuhur di sana.
"Ma." Panggil Aluna.
"Iya sayang. Mama disini." Ucap Lidya dari arah ruang keluarga.
Aluna langsung berjalan menuju ke ruang keluarga.
"Kamu gak makan?" Tanya Lidya.
"Nanti Ma, masih kenyang." Ucap Aluna.
"Emang habis makan dimana?" Tanya Lidya.
"Tadi pas waktu pulang dari penelitian Luna dan teman-teman mampir makan di warung bakso pinggir jalan." Ucap Aluna.
"Oh, yaudah. Gimana tadi penelitiannya? Lancar." Tanya Lidya.
"Alhamdulillah lancar kok Ma." Jawab Aluna.
"Oiya, yang nganterin kamu tadi siapa?" Tanya Lidya.
"Oh, tadi Shaka namanya Ma, teman satu kelas dan satu kelompok juga sama Luna." Jawab Aluna sambil nyemil jajan di dalam toples yang dia peluk.
"Oh, udah punya pacar?" Tanya Lidya lagi.
"Gak tahu Ma, dia itu terkenal pendiam di sekolah Ma, mungkin sudah. Emang kenapa?" Tanya Aluna.
"Gak papa, hati-hati ya. Kelihatannya dia punya something deh ke kamu." Ucap Lidya.
"Something? Mama ada ada aja." Ucap Aluna tertawa.
"Ya, dari tatapan matanya ke kamu sih gitu." Ucap Lidya.
"Mama nih ada ada aja." Ucap Aluna masih tertawa.
"Ah udah deh kamu dibilangin Mama gak percaya yaudah." Ucap Lidya lalu berdiri dan berjalan menjauh dari Aluna.
"Loh Ma mau kemana kok pergi?" Ucap Aluna.
"Mau ke dapur bikin bolu. Kamu juga gitu dikasih tahu gak percaya." Ucap Lidya lalu pergi.
Aluna yang melihat kelakuan Mama nya langsung ketawa lagi.
Ting.
[Hai Luna.] Isi chat masuk.
"Orang ini lagi." Ucap Aluna menggerutu.
[Luna, chat aku balas dong.]
[Luna]
[Luuunaaaaa]
"Orang ini apa-apaan sih chat orang gak di balas kok nge chat terus." Ucap Aluna kesal.
"Siapa Sayang?" Tanya Lidya sembari duduk di sebelah Aluna.
"Sayang, itu hp kamu chat terus kok gak di baca sih?" Ucap Lidya lagi.
"Gak Ma, gak penting." Ucap Aluna.
"Emang siapa yang ngechat kamu?" Tanya Lidya lagi.
"Gak tahu Mah udah sekitar dua tiga hari chat terus." Tutur Aluna.
"Kamu gak kenal?"
"Ya nggak lah Ma, kalau aku kenal juga tadi waktu Mama tanya siapa udah aku jawab." Ujar Aluna kesal.
"Hehe, iya sih. Coba Mama lihat." Ucap Lidya minta hp anaknya.
Aluna langsung memberikannya.
"Ini sih dia pengen kenalan sama kamu Lun." Ucap Lidya.
"Biarin Ma masa bodo, aku takut dia seperti mengintai aku terus. Nanti kalau tiba-tiba dia ngehadang aku di jalan gimana? Kan serem Ma." Ucap Aluna.
"Hahaha.. Kamu ada-ada aja ya nggak mungkin lah. Coba lihat dia itu cuma pengen kenalan. Terus kenapa dia selalu tahu kegiatan kamu mungkin dia ngikutin kamu." Ucap Lidya.
"Tuh kan Mama aja bilang gitu." Ucap Aluna.
"Maksud Mama, mungkin dia ngikutin kamu itu dia pengen tahu kamu itu setiap harinya ngapain. Ya bisa di bilang fans lah." Ucap Lidya.
"Coba kamu respon dia, kalau dia udah kelewat batas baru jauhin dia." Ucap Lidya.
"Nih gih, balas dia tanya kamu tadi di antar pacarmu ya? Bilang gitu dia." Ucap Lidya sambil menyodorkan hp Aluna.
"Pacar? Kok pacar sih kan temen Mah." Ucap Aluna.
"Ya mana Mama tau, dia yang bilang gitu." Ucap Lidya.
"Tapi kenapa pemikiran dia sama dengan pemikiran Mama? Kan aku gak punya pacar orang dia temen." Ucap Aluna kesal. Karena memang dia gak suka Shaka, dia gak pacaran sama Shaka.
"Ya mana Mama tahu. Kan itu menurut pandangan dia. Tapi emang tatapan si Shaka tadi kayak suka sama kamu Lun." Ucap Lidya.
"Aish Mama. Tau ah pacar mulu." Ucap Aluna sambil berlalu meninggalkan Lidya.
Lidya yang melihat tingkah anaknya hanya tersenyum dan menggeleng.
**
[Luna, kok cuma diread aja?]
[Apa?] Balas Aluna. Dia mencoba melakukan apa yang disarankan Mamanya tadi.
[Nah, gitu dong di balas. Tadi kamu diantar siapa? Pacar kamu?] Tanya orang itu.
[Bukan, temen.] Balas Aluna.
[Oh, kirain pacar. Kamu lagi ngapain?]
[Duduk.]
[Cuek amat sih, jangan cuek cuek nanti suka.] Dengan emoticon senyum.
[Idiih PD amat, kenal aja enggak ngomongin suka.] Balas Aluna.
[Oh, jadi pengen kenalan. Oke, namaku Kafka. Bisa juga di panggil sayang.] Balas Kafka menggoda.
[Gak tanya.]
[Kan tadi kamu minta kenalan.]
[Mana ada? Ngaco.]
[Haha, yaudah iya gak papa. Oiya besok kalau berangkat sekolah hati-hati jangan clingukan apa lagi tidur di taxi.]
[Kamu ini siapa sih kok tahu semua yang aku lakuin? Kamu ******* ya?] Balas Aluna.
[Iya ******* hatimu.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments