Seperti biasa sepulang sekolah Aluna langsung makan dan mengerjakan tugas. Karena tahun ini dia akan mengadapi Ujian Nasional maka tugas pun makin menumpuk.
Hari ini Aluna tidak mempunyai niat untuk menyusul orang tuanya ke caffe. Karena hari ini tugas banyak dia merasa kecapean. Lelah batin ciye elah.
Dreet..
Drett..
Dreett..
Suara getaran hp Aluna. Aluna yang habis menunaikan sholat isya dia langsung menghampiri meja belajarnya.
"Nomor baru? Siapa?" Batin Aluna.
"Angkat gak ya?" Ucap Aluna masih di dalam hati.
Tiba-tiba hpnya berhenti bergetar.
"Ah, sudah mati yaudah bagus kalau gitu." Ucap Aluna dalam hati.
Drett..
Dreett..
Dreett..
Tiba-tiba hp Aluna bergetar lagi.
"Siapa sih? Mungkin penting kali ya? Tapi nanti kalau penipu gimana?" Ucap Aluna ragu karena memang akhir akhir ini banyak telfon kasus penipuan.
"Tapi kalau gak diangkat penasaran. Yaudah deh angkat aja." Ucap Alana lalu menggeser tanda hijau di layar hpnya ke atas dan menaruh hp ke telinganya.
"Halo, Assalamu'alaikum." Ucap Aluna.
Sedetik dua detik tidak ada jawaban, senyap.
"Halo Assalamu'alaikum ini siapa ya?" Ucap Aluna lagi.
Dan diseberang masih sepi senyap tidak ada jawaban. Sampai Aluna memastikan sekali lagi dan masih senyap akhirnya panggilan itu di akhiri.
"Ih! Dasar aneh telpon kok gak ada suaranya." Gerutu Aluna.
Saat Aluna sedang fokus belajar lagi tiba-tiba hp Aluna bergetar lagi tanda ada telfon masuk. Tapi ketika di angkat masih tidak ada jawaban akhirnya di matikan Aluna lagi. Dan sekali lagi hp Aluna bergetar dan di lihat dari panggilan nomor yang sama.
"Halo! Pak Buk Mas Dek! Ini siapa sih ganggu orang terus kalau gak niat telpon gak usah telpon. Ganggu orang aja!" Ucap Aluna dan langsung mematikan sambungan telpon.
Setelah Aluna marah marah, tidak ada lagi telpon dari nomor itu.
Tapi..
Ting.
Tanda pesan masuk. Aluna lalu menggeser layar hpnya dan memencet logo hijau aplikasi pesan di hpnya. Ketika aplikasi di buka betapa terkejutnya Aluna, ternyata yang mengirim pesan nomor tadi yang terus mengganggunya. Aluna memutar bola mata malas.
[Selamat malam,]
[Malam. Ini siapa ya? Ada kepentingan apa?] Balas Aluna kesal.
[Apa benar ini nomor hp dari saudara Sarah? Sarah ayudia?] Balas orang tersebut.
"Dih! Ditanya malah balik nanya dasar sableng!" Ucap Aluna.
[Bukan.] Balas Aluna singkat.
[Oh, bukan ya mohon maaf.] Balas orang misterius itu.
[Ya.]
[Kalau boleh tahu ini nomor atas nama siapa ya? Mohon maaf tadi mengganggu.]
"Lah emang ngeganggu banget sampe sekarang juga." Gerutu Aluna.
[Luna.]
[Oh Luna, Salam kenal.] Balas orang itu lagi.
"Idih modus! Bilang aja kalau mau kenalan." Oceh Aluna merasa kesal.
Aluna mengabaikan pesan dari orang misterius tadi, karena menganggap pesan dari orang misterius itu tidak penting.
**
Matahari mulai menampakan diri, Aluna mengerjapkan matanya karena terkena sinar matahari dari celah jendelanya yang ditutup tidak sempurna.
Ting..
"Emh, siapa sih pagi pagi udah chat?" Ucap Aluna sembari mata terpecam meraba atas mejanya untuk menemukan hpnya.
Setelah ketemu Aluna langsung menyalakan hp dan melihat pesan yang masuk.
[Selamat pagi Luna.] Tulis pesan itu.
Ketika Aluna melihat nomornya ternyata nomor kemarin yang menghubunginya.
"Ish! Si sableng pagi pagi udah gangguin orang aja." Ucap Aluna kesal, lalu dia melihat jam ternyata sudah jam 5 pagi.
"Astagfirullah! Udah jam lima aku belum subuh lagi." Aluna langsung loncat dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk wudhu dan melaksanakan sholat subuh.
Setekah sholat Aluna langsung merapikan tempat tidur, memasukkan buku yang akan dibawa ke sekolah sesuai jadwalnya, dan cek tugas tugasnya. Setelah itu dia turun sarapan, lalu kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap untuk sekolah.
Jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Aluna pamit dengan kedua orang tuanya dan langsung berangkat sekolah dengan taxi online.
Ting..
Diperjalanan menuju sekolah tiba-tiba Aluna mendapatkan pesan lagi.
[Luna, selamat pagi, jangan lupa sarapan.]
"Ish! Si sableng ngapain sih chat aku terus." Ucap Aluna.
[Hati-hati dijalan, jangan tidur kalau naik taxi.] Pesan dari prang itu masuk lagi.
"Kok dia tahu sih aku naik taxi. Jangan-jangan dia lagi ngikutin aku." Ucap Aluna dalam hati.
Sambil clingak clinguk lihat ke belakang Aluna memastikan ada mobil yang mengikutinya atau tidak. Ternyata tidak. Tapi tunggu! Dibelakang ada mobil yang dari tadi seperti mengikuti mobil yang ditumpangi Aluna. Tadi tidak kelihatan karena mobil itu di belakang mobil lain yang ada pas di belakang mobil yang sedang ditumpangi Aluna.
"Apa jangan-jangan dia di dalam mobil itu ya?" Ucap Aluna dalam hati.
[Jangan cari aku, nanti kamu suka.] Chat masuk lagi.
"Ish! Sableng!" Ucap Aluna kesal.
Beberapa menit kemudian Aluna sampai di depan sekolahnya, sebelum masuk dia memastikan mobil yang sudah mengikutinya ada atau tidak dan ternyata tidak.
"Huuuhh! Syukurlah." Ucap Aluna pelan.
"Dor!" Tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk pundak Aluna.
"Astagfirullah! innalillahi!" Ucap Aluna.
"Hahahahahaha." Ara tertawa terbahak bahak.
"Ih! Kamu ini ya suka banget ngagetin orang." Ucap Aluna kesal.
"Hahaha lagian kamu pagi pagi clingak clinguk di depan gerbang. Lagi cari siapa sih?" Tanya Ara.
"Lagi cari orang sableng!" Ucap Aluna sembari berjalan masuk ke dalam sekolah meninggalkan Ara.
"Orang sableng? Siapa?" Ara clingak clinguk mencari orang yang dimaksud Aluna.
"Gak ad..." Ketika Ara menoleh ke arah Aluna, Aluna sudah tidak ada di tempat. Dia melihat Aluna sudah masuk ke dalam sekolah.
"ALUNAAAAAA!" Teriak Ara sambil berlari mengejar Aluna.
Aluna yang melihat ke arah Ara segera berlari saat temannya itu mengejarnya.
**
Ketika sampai di dalam kelas Ara langsung minta penjelasan Aluna.
"Heh, Lun. Si siapa or-orang yang kam kamu maksud tadi?" Ucap Ara terengah-engah karena habis berlari.
"Siapa?" Tanya Aluna.
"Tadi, orang sableng yang kamu maksud." Ucap Ara yang sudah duduk dan mengatur nafasnya.
"Oh, itu gak tahu." Ucap Aluna asal.
"Kok gak tahu sih?" Ucap Ara kesal.
"Ya emang aku gak tahu Ra." Ucap Alana.
"Terus kenapa kamu bisa bilang begitu?" Tanya Ara.
"Iya, kemarin ada yang telfon aku berkali-kali tapi pas diangkat gak ada yang jawab." Ucap Aluna.
"Siapa?" Tanya Ara.
"Gak tahu, nomor gak di kenal." Jawab Aluna.
"Terus yang kamu maksud orang sableng itu.." Ucap Ara belum selesai.
"Iya, dia orang yang aku maksud tapi gak tahu siapa, kemarin telpon mulu, terus chat, tadi pagi chat lagi sampai aku berangkat ke sekolah pun dia masih chat. Dan kamu tahu?" Ucap Aluna.
"Enggak. Kan kamu belum kasih tau." Ucap Ara.
"Iya ya." Ucap Aluna sambil garuk kepalanya yang gak gatal.
"Terus lanjut dong." Pinta Ara.
"Tadi sampek mana?" Tanya Aluna.
"Ish! Kamu nih pelupa. Tadi kamu ceritanya nyampe orang itu chat kamu sampai kamu berangkat sekolah dia juga masih chat." Tutur Ara.
"Oiya, hehe. Iya dia chat katanya aku gak boleh tidur sama clingak clinguk di taxi. Nah kenapa dia bisa tahu kalau aku naik taxi, terus dia bilang aku gak boleh clingak clinguk nyariin dia nanti takut aku suka sama dia. Noh gimana tuh, aneh kan? Kenapa dia tau semua yang aku lakuin? Apa mungkin dia ngikutin aku? Aku takut Ra. Aku takut nanti dia macem-macem mana aku gak tau orangnya yang gimana lagi." Ucap Aluna.
"Waduh! Gawat Lun." Ucap Ara.
"Gawat kenapa?" Tanya Aluna.
"Ya gawat aja, nanti kalau tiba-tiba di jalan dia ngehadang kamu gimana? Terus dia culik kamu? Terus kamu dibawa ke tempat yang asing, terus terus kamu di.." Ucap Ara belum selesai.
"Stop Ra! Jangan diterusin. Kamu tuh jangan nakut nakutin dong." Ucap Aluna.
"Ya maaf Lun." Ucap Ara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments