04 : Eldania

[Kenapa.......aku bermimpi itu lagi?] Batin Eldania.

Setelah bangun dari tidur pendeknya lagi, dia mengeluh dengan mimpi yang dia lihat adalah mimpi yang sama seperti sebelumnya. Dimana di dalam mimpinya dia hanya melihat separuh wajah bagian bawah dari seseorang yang terdiam membisu seperti sedang menatap ke arahnya.

Tapi tidak cukup sampai disitu saja.

Eldania terus-menerus mendapat tangan kanannya bersimbah berdarah dan kemudian tangannya itu menyentuh wajah seseorang itu.

Sehingga membuat wajah dari orang tersebut ikut ternodai oleh darah yang ada di tangannya.

[Siapa? Dan kenapa mimpi ini terlalu aneh? Jika dilihat dari sudut pandang mimpinya, itu adalah tanganku. Tapi....apa itu ramalan? Apa aku suatu hari nanti akan mati karena seseorang?] Eldania duduk sambil menunduk ke bawah.

Ketika tangan kirinya memegang dahinya, dia menatap tangan kanannya yang terus dibayangi darah, darah merah seperti di dalam mimpinya itu.

"Apa anda baik-baik saja?"

Eldania kemudian langsung menatapnya dengan tatapan malas. "Apa aku terlihat baik-baik saja?" Balik tanya kepada burung hantu itu dengan ketuanya. "Sudahlah, berapa lama lagi agar bisa sampai ke kota Dilshade?" Tanya Eldania setelah menghela nafas pendek. Dia berusaha untuk mengalihkan pikirannya soal mimpi yang baru saja Dania dapatkan.

"Jika anda terus menggunakan jalur udara, paling singkat adalah empat hari. Jika saja anda menggunakan sihir teleportasi, itu akan mempersingkat waktu anda. Kenapa anda tidak melakukannya?" Tanya sang burung hantu.

Mendengar hal tersebut, Eldania segera menjawab. "Aku bukannya tidak mau cepat sampai ke sana, tapi menikmati perjalanan ini dengan mata kepalaku sendiri itu lebih menyenangkan. Aku jadi melihat apa yang belum pernah aku lihat selama ini. Lagi pula, langsung sampai ke sana, tidak ada seru-serunya." Jelas Eldania dengan panjang lebar.

[Bilang saja tidak bisa menggunakan teleportasi.] Pikir Everst. Dalam hatinya dia menertawakan sebuah bualan yang terlontar dari mulut wanita ini.

Tapi disisi lain...

Eldania melirik ke arah burung di sebelahnya ini, yang sedang dalam wujud besar dan masih mendedikasikan tubuhnya sebagai tempat hangat untuk Dania tidur dari malam tadi.

[Aku sebenarnya tidak berharap bisa cepat sampai, tapi aku juga tidak akan memaksa Everst terus terbang sampai seharian terus. Sebaiknya hari ini, jalan kaki saja dulu. Aku juga lelah jika hanya duduk terus di punggungnya.] Eldania kemudian merangkak keluar dari dalam sayap Everst sambil berbicara. "Hari ini aku akan jalan kaki. Everst, kau bisa istirahat saja di bahuku." Perintah Dania kepada Everst ini.

"Terdengar seperti sedang mengkhawatirkanku." Jawab Everst sembari menutup matanya beberapa detik, lalu saat kembali membuka kelopak matanya, dia langsung menatap ke arah gadis ini dengan intens. Membuat sosok dari perempuan yang baru bangun tidur ini terpantul di iris matanya.

Eldania yang balik menatap mata elang itu mulai mengulurkan tangan kanannya ke depan dan mulai menyentuh wajah burung ini dengan lembut.

"Tentu saja. Aku tidak mungkin membuatmu kerja rodi." Menarik tangannya kembali, Eldania juga menatapnya sesaat. Saat melihat pantulan wajahnya sendiri dari mata Everst, Eldania langsung dibuat tertegun, sehingga dia segera balik badan dan memunggungi burung ini.

Meskipun Everst adalah seekor burung yang bisa bicara dan punya pemikiran seperti seorang manusia, kadang kala ada saatnya Eldania merasa tidak enak dengan makhluk ini, karena bantuannya kadang kala sering membuatnya dalam bahaya.

Seperti kejadian yang terakhir kali.

Itu sampai membuat Everst terluka parah dan berada di titik di mana tubuhnya dalam kondisi tidak adanya kehidupan.

Dalam artian mati.

Sejak saat itulah Eldania merasakan sebuah kehilangan?

[Entahlah. Aku tidak tahu itu perasaan apa, tapi di dalam hati rasanya seperti sepi. Aku merasa sepi kalau tidak ada dia. Maka dari itu saat ini, aku akan memperlakukannya dengan lebih baik lagi.] Ungkap Dania di dalam hatinya. Dia tersenyum tipis dalam diam dan di dalam sana ada rasa geli menggelitik di dalam dirinya jika melihat Everst dari dekat. [Karena dia seekor burung, aku jadi benar-benar bertambah menyukainya.]

Eldania menghela nafas kasar, dia sangat tidak yakin pada hatinya bahwa sekarang ini apakah pada dasarnya memang seperti ini?

Menyukai seekor burung?

[Apakah aku sudah mulai menjadi seorang maniak?] Jika sudah bertemu dengan Everst, dia merasa tidak bisa mengalihkan pandangannya dan terus ingin membelai bulunya yang menawan itu.

Eldania menggeleng pelan dengan mata tertutup rapat, dia berusaha mengalihkan pikirannya itu.

Dengan langkah pelan Eldania pun berjalan untuk mengambil tas selempang kecil yang diletakkan di samping batang kayu dan mengeluarkan beberapa buah yang sempat dia petik dan simpan ke dalam tas-nya.

Sebelum pergi, dia pun makan seorang diri karena dua hewan di belakangnya itu mana mungkin makan buah.

[Ngomong-ngomong aku butuh uang tambahan.] Melirik ke arah tas kecil di sebelahnya. Sebuah bungkusan kecil berisi logam yang disebut uang. Eldania menginginkan uang tambahan untuk berjaga-jaga kalau dia punya sesuatu yang ingin dibeli tapi harganya mahal ataupun sekedar sekali-kali tidur di hotel.

Dalam misinya untuk menikmati hidup, dia menginginkan semua hal yang ada di dunia ini. Dari menjadi seorang bangsawan, seorang rakyat biasa, pengusaha, menjadi tentara bayaran, intinya yang memungkinkan dirinya mendapatkan sejumlah uang agar bisa cepat-cepat menutupi seratus juta emas itu!.

Eldania bukan orang yang tahan jika sudah punya hutang, jadi sekalinya pergi setidaknya punya sambilan untuk menghasilkan uang juga. Seperti saat ini, dia berusaha untuk memungkinkan dirinya menemukan sebuah pikiran untuk menghasilkan uang di sela-sela perjalanan panjangnya.

Uang adalah segalanya dan segalanya butuh uang.

Sebuah filosofi bahwa semua yang ada selalu berhubungan dengan uang.

Maka dari itu, tujuannya hari ini akan menyimpang dari tujuan awal, yaitu mencari uang!

[Uang!] Mengepal tangannya dengan erat. Eldania sudah bertekad betul karena kebebasannya yang sudah dia miliki, maka keinginannya harus diwujudkan. Karena kali ini tidak akan ada yang menghalangi langkahnya lagi seperti kehidupan lalu.

KUU~ ?

Burung hantu ini bingung dengan tingkah gadis ini yang sering-seringnya tidak terduga, sedangkan Everst sudah kembali ke ukuran normal dengan sosoknya yang kecil dan bisa bertengger di bahu gadis ini.

[Aku dengar guild adalah tempat untuk menerima sebuah permintaan, mungkin dari sana aku bisa tahu cara mendapatkan uang paling banyak.] Eldania mengangguk-angguk tanda setuju.

Dania sejujurnya penasaran bagaimana dan seperti apa itu Guild?

Jadi kali ini dia akan mencoba mencari sebuah peruntungan dari sana.

Dania ingin menemukan seperti apa pekerjaan yang bisa dia lakukan?

____________________

DRAP.........

DRAP........

DRAP........

SYUHT.......

Dia melompat dari satu pohon ke pohon lain.

Demi menghemat sedikit waktu agar bisa sampai ke kota selanjutnya yang bisa dijadikan tempat singgah sekaligus tempat untuk mencari secercah uang, Dania melakukannya dari setengah jam yang lalu.

Baru kali ini dia bisa merasakan kebebasan di dalam hutan tanpa seorang pun kecuali dirinya.

"Tadi bilang mau jalan kaki." Peringat Everst. Tidak sesuai dengan pernyataan yang dia dapatkan dari gadis ini, jadi hasilnya sekarang dia harus terbang mengikuti kecepatan Eldania yang terus berlari dan melompat seperti.

"Aku cuma berubah pikiran, ............"

TAP.....

Berhenti di satu pohon dan berdiri untuk mengamati keadaan sekitar.

"Ada baiknya bisa cepat sampai ke kota berikutnya, yang penting hari ini jadwalmu hanya tidak membawaku terbang dengan tubuhmu, dengan kata lain istirahat saja sana!" Jelas Eldania tanpa menatap lawan bicara yang kini sedang bertengger tepat di atasnya.

Benar!

Kali ini sesuai dengan tujuannya yang sedikit menyimpang, Eldania akan singgah ke salah satu kota terdekat untuk tidur di tempat layak sekaligus mendapatkan uang tambahan.

"Apa tujuanmu di kota?" Tanya Everst.

Eldania hanya memberikan sebuah senyuman masam, lalu menjawabnya. "Mana mungkin singgah di hutan terus, aku mau mencari uang."

"Kenapa tidak ambil saja uang dari gudang harta milik manusia itu?" Everst bertanya sesuai dengan kebenaran, bahwa pria bernama Deon yang menyatakan Eldania dijadikan sebagai adik angkat adalah orang yang cukup kaya raya. Bahkan Everst sebenarnya tahu, bahwa di bawah tanah ada satu gudang hampir seluas bangunan istana, adalah harta berisi emas yang terbengkalai karena tertumpuk begitu saja.

"Aku mana sudi mengambil uangnya, aku bukan pencuri dan malas minta uang sekalipun dia mengangkatku sebagai adiknya." Celetuk Dania.

[Dia punya kepribadian yang buruk. Harusnya dia memanfaatkan kekayaan orang itu, tapi malah memilih kebiasaan lamanya untuk bisa hidup mandiri terus.] Everst tidak akan menghentikan apa yang ingin dilakukan gadis ini, karena bagaimanapun Eldania, dia selalu menginginkan hal yang diinginkan dengan usahanya sendiri.

Cukup bagus karena usaha dari diri sendiri akan menghasilkan sebuah kepuasan. Namun bagi Everst, dia akan selalu memanfaatkan apa yang dia temukan. Seperti yang terakhir kali saat berada di istana milik ratu hutan yaitu Darayad, dia meminta batu 'Mana' yang di mana, untuk sebagian besar orang batu itu adalah batu yang cukup langka. Tapi Everst justru bisa mendapatkannya secara cuma-cuma adalah suatu keberuntungannya.

"Apa ada yang salah dengan pendapatku tadi?" Tanya Eldania, sedikit terheran kenapa burung ini tiba-tiba mengutarakan hasutannya. Eldania mendarat ke tanah lalu celingukan ke arah ke kiri dan ke kanan, dia terus mengambil langkah maju lagi.

"Tidak ada. Hanya menyayangkan kesempatanmu menjadi adik angkat manusia itu." Jawab Everst.

Eldania hanya terdiam, dia memang menyayangkan kesempatan di mana pria yang sudah berusaha mengangkat dia menjadi adiknya justru tidak memanfaatkan kekayaannya. Tetapi itulah kepribadiannya, Eldania bukan tipe orang yang akan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya pada orang yang sudah banyak memberikan kebaikan kepada nya.

Baginya, hidup di istana layaknya seorang tuan putri saja sudah sangat menguntungkan. Mendapatkan jatah makanan yang enak, baju yang bagus, tempat tidur yang empuk dan suasana yang menyenangkan di antara para pekerja dari istana Scneider.

"Kita memasuki wilayah Helion." Beritahu burung hantu ini kepada mereka.

Kata ' Helion ' langsung menarik segala pemikiran Eldania terhadap Deon.

"Helion?" Eldania masih melangkah kakinya sambil membuat wajah berpikir. "Sepertinya aku pernah dengar. Karena kita mengambil jalur sedikit ke arah utara, udaranya mulai dingin."

Buktinya dengan tiap nafas yang dia ambil, maka uap air lah yang keluar. Ada alasan khusus kenapa Eldania tidak mengambil jalur lurus dari timur langsung ke barat, itu adalah karena jika dia menggunakan jalur tersebut dengan jalur udara, dia hanya akan menemukan laut biru saja.

Itu sudah tergambar di sebuah peta yang sudah pernah Eldania lihat. Jadi akan sangat sulit untuk mendapatkan waktu untuk istirahat.

Maka dari itu, satu-satunya jalan yang pas untuk pergi ke kota Dilshade adalah dengan sedikit memutar. Harus memakan waktu yang sedikit lebih lama, tapi itu jauh lebih baik agar dia sendiri dapat mengenali berbagai tempat di wilayah yang dia lalui dengan mata kepalanya sendiri.

Setidaknya dengan begitu dia akan tahu seperti apa medan yang dia lalui, sekaligus bagaimana caranya untuk melewatinya. Itu juga merupakan pengetahuan dan mencoba membuat pengalaman baru, jadi seperti inilah keputusannya.

Melihat di depannya ada halangan kecil yaitu sebuah jurang yang memiliki kedalaman 25 meter, dia langsung mengambil langkah pertamanya. Eldania berlari dan....

WUSSHH.........

"Anda ternyata orang yang gila." Burung hantu ini tidak mengerti kenapa gadis itu malah nekat melompat begitu saja, padahal ada burung peliharaannya yang bisa membantunya turun dengan lebih mudah serta lebih efisien.

Eldania tersenyum lebar sembari menahan debaran jantungnya yang terus berdetak kencang karena langsung melompat dari ketinggian seperti itu tanpa pikir panjang.

"Ahaha....inilah yang namanya menguji adrenalin!" Langsung menerjang begitu saja, Eldania bisa merasakan angin dan aroma udara yang sedikit berbeda karena sekarang dia jadi mulai memasuki kawasan yang sedikit berbeda.

Ada tercium aroma hutan, tapi di satu sisi aroma tersebut tercampur dengan aroma terbakar. Seperti...

[Aroma daging bakar?!] Eldania semakin tertarik dengan bau enak itu. Dia berpikir, keberadaannya sudah mulai lebih dekat menuju sebuah pemukiman. Maka dari itu dia lebih bersemangat dari sebelumnya, dan membuatnya semakin mempercepat gerakannya.

Dia mendarat dari satu ranting pohon, ke satu ranting pohon yang ada di bawahnya. Sampai akhirnya dia bisa mendarat dengan selamat, lalu kemudian dia melanjutkan tujuannya dengan kembali berlari.

Sebuah perbedaan dasar dari sebuah zaman. Kebanggaannya adalah dia bisa menggunakan sihir di dunia ini. Eldania yang sangat menyukai kekuatan sihir yang sering ditonton di film akhirnya bisa dipraktekkan di sini.

Dan itulah kesenangannya. Bisa menggunakan kekuatan sihir yang sejujurnya bisa dia kembangkan sendiri sesuka hatinya.

SYUHHT........

SYUHT.........

"Dari sini kalian bisa pergi." Pinta Eldania dengan singkatnya.

Awalnya ke dua burung ini saling melirik satu sama lain, mereka berdua tahu kalau ucapannya tadi dalam artian agar mencegah gadis ini menjadi bahan sorotan mata. Maka dari itu, Everst dan burung hantu itu pun segera mengalihkan rutenya naik ke atas dan berpencar.

Sedangkan Eldania kini dia pergi seorang diri. Dia melanjutkan perjalanannya sendirian demi tidak menjadi pusat perhatian jika kedua burung itu dengan dengannya.

Episodes
1 00
2 01 : Eldania : Masa lalu
3 02 : Eldania
4 03 : Eldania
5 04 : Eldania
6 05 : Eldania
7 06 : Eldania
8 07 : Eldania
9 08 : Eldania
10 09 : Eldania
11 10 : Eldania
12 11 : Eldania
13 12 : Eldania
14 13 : Eldania
15 15 : Eldania
16 16 : Eldania
17 17 : Eldania
18 18 : Eldania
19 19 : Eldania
20 20 : Eldania
21 21 : Eldania
22 22 : Eldania
23 23 : Eldania
24 24 : Eldania
25 25 : Eldania
26 26 : Eldania
27 27 : Eldania
28 28 : Eldania
29 29 : Eldania
30 30 : Eldania
31 31 : Eldania
32 32 : Eldania
33 33 : Eldania
34 34 : Eldania
35 35 : Eldania
36 36 : Eldania
37 37 : Eldania
38 38 : Eldania
39 39 : Eldania
40 40 : Eldania
41 41 : Eldania
42 42 : Eldania
43 43 : Eldania
44 44 : Eldania
45 45 : Eldania
46 46 : Eldania
47 47 : Eldania
48 48 : Eldania
49 49 : Eldania
50 50 : Eldania
51 51 : Eldania
52 52 : Eldania
53 53 : Eldania
54 54 : Eldania
55 55 : Eldania
56 56 : Eldania
57 57 : Eldania
58 58 : Eldania
59 59 : Eldania
60 60 : Eldania
61 61 : Eldania
62 62 : Eldania
63 63 : Eldania
64 64: Eldania
65 65 : Eldania
66 66: Eldania
67 67 : Eldania
68 68: Eldania
69 69 : Eldania
70 70 : Eldania
71 71 : Eldania
72 72 : Eldania
73 73 : Eldania
74 74 : Eldania
75 75 : Eldania
76 76 : Eldania
77 77 : Eldania
78 78 : Eldania
79 79 : Eldania
80 80 : Eldania
81 81 : Eldania
82 82 : Eldania
83 83 : Eldania
84 84 : Eldania
85 85: Eldania
86 86 : Eldania
87 87 : Eldania
88 89 : Eldania
89 90 : Eldania
90 91 : Eldania
91 92 : Eldania
92 93 : Eldania
93 94 : Eldania
94 95 : Eldania
95 96 : Eldania
96 97 : Eldania
97 98 : Eldania
98 99 : Eldania
99 100 : Eldania
100 101 : Eldania
101 102 : Eldania
102 103 : Eldania
103 104 : Eldania
104 105 : Eldania
105 106 : Eldania
106 107 : Eldania
107 108 : Eldania
108 109 : Eldania : Kenangan
109 107 : Eldania : Aneshka
110 108 : Eldania : Raja & Asisten
111 109 : Eldania : Harapan Aneshka
112 110 : Ereshkigal si Dewi Kematian
Episodes

Updated 112 Episodes

1
00
2
01 : Eldania : Masa lalu
3
02 : Eldania
4
03 : Eldania
5
04 : Eldania
6
05 : Eldania
7
06 : Eldania
8
07 : Eldania
9
08 : Eldania
10
09 : Eldania
11
10 : Eldania
12
11 : Eldania
13
12 : Eldania
14
13 : Eldania
15
15 : Eldania
16
16 : Eldania
17
17 : Eldania
18
18 : Eldania
19
19 : Eldania
20
20 : Eldania
21
21 : Eldania
22
22 : Eldania
23
23 : Eldania
24
24 : Eldania
25
25 : Eldania
26
26 : Eldania
27
27 : Eldania
28
28 : Eldania
29
29 : Eldania
30
30 : Eldania
31
31 : Eldania
32
32 : Eldania
33
33 : Eldania
34
34 : Eldania
35
35 : Eldania
36
36 : Eldania
37
37 : Eldania
38
38 : Eldania
39
39 : Eldania
40
40 : Eldania
41
41 : Eldania
42
42 : Eldania
43
43 : Eldania
44
44 : Eldania
45
45 : Eldania
46
46 : Eldania
47
47 : Eldania
48
48 : Eldania
49
49 : Eldania
50
50 : Eldania
51
51 : Eldania
52
52 : Eldania
53
53 : Eldania
54
54 : Eldania
55
55 : Eldania
56
56 : Eldania
57
57 : Eldania
58
58 : Eldania
59
59 : Eldania
60
60 : Eldania
61
61 : Eldania
62
62 : Eldania
63
63 : Eldania
64
64: Eldania
65
65 : Eldania
66
66: Eldania
67
67 : Eldania
68
68: Eldania
69
69 : Eldania
70
70 : Eldania
71
71 : Eldania
72
72 : Eldania
73
73 : Eldania
74
74 : Eldania
75
75 : Eldania
76
76 : Eldania
77
77 : Eldania
78
78 : Eldania
79
79 : Eldania
80
80 : Eldania
81
81 : Eldania
82
82 : Eldania
83
83 : Eldania
84
84 : Eldania
85
85: Eldania
86
86 : Eldania
87
87 : Eldania
88
89 : Eldania
89
90 : Eldania
90
91 : Eldania
91
92 : Eldania
92
93 : Eldania
93
94 : Eldania
94
95 : Eldania
95
96 : Eldania
96
97 : Eldania
97
98 : Eldania
98
99 : Eldania
99
100 : Eldania
100
101 : Eldania
101
102 : Eldania
102
103 : Eldania
103
104 : Eldania
104
105 : Eldania
105
106 : Eldania
106
107 : Eldania
107
108 : Eldania
108
109 : Eldania : Kenangan
109
107 : Eldania : Aneshka
110
108 : Eldania : Raja & Asisten
111
109 : Eldania : Harapan Aneshka
112
110 : Ereshkigal si Dewi Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!