01 : Eldania : Masa lalu

...Empat tahun yang lalu....

...Kehidupan sebelumnya....

...Saat malam yang gelap jauh lebih biru dari yang sekarang....

Di bawah langit malam, kegelapan hutan tidak lebih mengerikan ketimbang kehadiran derap suara langkah orang-orang yang terus berlari.

Suara tembakan demi tembakan tidak pernah lepas dari kehadiran mereka yang terus berusaha untuk mengejar seseorang di depan jauh sana.

Jika hari ini adalah siang hari, maka terlihat sudah bahwa sekelompok orang yang terdiri dari puluhan pria ini memakai setelan celana dan jas berwarna hitam. Tetapi apa yang di bawa di tangan masing-masing dari orang ini tidak lain adalah pistol.

Sampai akhirnya, suara tembakan kembali terdengar.

DORRR......!

Peluru yang keluar dengan melesat sangat cepat justru hanya mengenai salah satu batang pohon yang dijadikan tempat berlindung dari orang yang sedang mereka kejar.

Seakan itu adalah tembakan peringatan bahwa orang yang dijadikan target perburuan mereka malam ini untuk segera berhenti.

"Alinda!" Panggil pria ini dengan sedikit lantang.

Setelah keluar dari bayangan hitam dari deretan pohon, pria tinggi dengan tubuh dibalut sebuah mantel hitam ini, dia terus berjalan ke depan dan berhenti tepat di jarak kurang dari dua puluh meter dari satu-satunya orang yang menjadi alasannya berada di dalam hutan ini. Seseorang yang kini sedang berdiri di balik pohon jauh di depan sana.

Sedangkan pemilik dari nama ini segera menjeling ke samping kanan belakang dan bertanya. "Ada apa?" dengan kedua tangan sudah bersiap dengan pistolnya sendiri.

"Setelah sekian lama tidak menerima kabar darimu, akhirnya kita bertemu. Alinda......ada satu pertanyaan yang terus menggangguku, apa alasanmu keluar dari organisasi? Apa kau tahu, aku masuk juga karenamu, tapi kenapa kau tiba-tiba keluar?" Tanya pria muda awal dua puluh tahunan ini kepada seorang wanita yang masih bersikap siaga di balik pohon sana.

Sepuluh orang pria lainnya hanya berdiam diri memberikan waktu laki-laki yang statusnya lebih tinggi dari mereka ini berbicara pada wanita yang bersangkutan. Namun tangan mereka tidak pernah lepas dari memegang senjata mereka.

"Kau tanya karena penasaran?" tanya Alinda dengan keringat sudah mulai membanjiri wajah lelahnya.

Apa alasan mereka termasuk satu pria itu datang dan mengejar-ngejarnya?

Apa lagi kalau bukan mereka sedang mengejar seorang buronan. Dan itu adalah dia sendiri....

Alinda.

Maka dari itu bagi Alinda hari ini adalah hari yang cukup sial. Padahal hari ini adalah hari di mana dia sedang mengikuti outdoor training, tapi siapa yang menyangka bahwa deretan orang-orang yang sedang berdiri di belakangnya itu adalah orang-orang yang sebenarnya harus dihindari.

Karena mereka semua berasal dari satu organisasi yaitu mafia.

Dan Alinda?

Dia hanyalah seorang gadis yang baru menginjak umur sembilan belas tahun, dia sedang mengikuti outdoor training karena sekarang dia baru saja masuk dalam organisasi pemerintah, yaitu militer angkatan darat.

Tetapi siapa yang akan mengira bahwa sebenarnya Alinda adalah satu-satunya orang yang memiliki latar belakang paling gelap di antara mereka semua. Namun sekarang, dia hanyalah seorang mantan mafia dari organisasi yang biasa bergerak di malam hari itu.

Tetapi hari ini dia sedang bernasib buruk.

Orang-orang ini sekarang sudah berhasil menemukan dia setelah satu tahun ini berhasil sembunyi dengan baik. Tapi sebaik-baiknya Alinda sembunyi dan menghindari pengawasan dari mereka serta mantan bos-nya, ia sudah tahu bahwa suatu saat pasti akan ada momen di mana dia akan ketahuan juga.

Dan itu adalah hari ini.

Sedangkan pria muda si pemilik rambut pirang dengan iris mata biru itu adalah hanya salah satu di antara beberapa orang yang pernah Alinda selamatkan dari beberapa kasus yang pernah Alinda tangani sendiri. Dan pria ini sekarang ada di sini juga tidak lain sebab perintah dari bos-nya.

"Tentu saja."

Alinda melihat wajah pria itu sedang diliputi rasa penasaran, membuatnya mau tidak mau harus menjawab.

"Aku keluar dari sana, cuma karena ingin." jawab Alinda singkat membuat pria itu terdiam sejenak. "Sekalipun bos memerintahmu untuk menyeretku dengan paksa karena dulu kau adalah orang yang paling dekat denganku, aku akan tetap dengan pendirianku. Apa ada yang salah jika aku tiba-tiba keluar? Jadi tidak perlu mengatakan kau masuk karena ku, seolah aku yang menyuruhmu ikut masuk menjadi seorang mafia. Atau aku yang salah mengira, kau tiba-tiba masuk demi mengikutiku karena satu alasan lain?"

" ................ " Pria ini terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Benar. Sebenarnya aku masuk sebab aku ingin bisa bersamamu karena aku menyukaimu. Tapi belum satu tahun aku bekerja di sana, kau tiba-tiba keluar" Pungkas pria ini dengan cepat. Sebuah ekspresi serius ditunjukkan dari wajah tampannya.

[Blak-blakan sekali dia.] Hal itu membuat Alinda menghela nafas sejenak, dia berusaha mengatur pikirannya dan kembali menjawab. " ..................., Ernald, itu hakmu. Seseorang punya hak untuk menyukai orang yang disukainya. Tapi rasa sukamu padaku itu terasa seperti dia. " Lalu Alinda menjeling ke arah Ernald lagi. "Bos menyukaiku karena aku adalah orang bisa dimanfaatkan dengan sangat baik. Dan kamu, menyukaiku adalah bentuk dari rasa tertarik seorang pria yang suka wanita, memang sih.......terdengar ada perbedaan, tapi......aku tidak punya perasaan yang sama denganmu. Sebab semua perasaan ini terus menganggap bahwa tujuan pria itu sama saja, manfaat dan memanfaatkan.  Apa jawabanku memuaskan rasa penasaranmu?" 

Tidak ada yang tidak pernah dia rasakan dan dia lihat. Semua hal yang berhubungan antara pria dan wanita yang saling menyukai, Alinda mengetahuinya dengan jelas.

Baginya, pria adalah keberadaan yang melengkapi dari keberadaan seorang wanita. Tetapi di dunia ini, di zaman seperti ini kata 'Menyukai' tidak lebih dari sebuah obsesi belaka.

Itulah kenyataan dari sudut pandang perempuan ini.

"Tuan." satu panggilan dari salah satu orang di sekitarnya segera menarik segala pemikiran pria yang di panggil tuan dan di panggil Ernald oleh Alinda.

"....................., jadi begitu ya?" sepasang matanya sekilas berubah menjadi sendu. sambil menatap gadis di depan sana, Ernald memberikan senyuman tipis yang bahkan hampir seperti tidak ada senyuman, karena langsung menghilang begitu saja.

" ...................." Membuat mereka berdua akhirnya melakukan kontak mata untuk beberapa waktu yang sangat singkat itu.

"Aku cukup puas, bisa mendengarnya langsung darimu. Dan puas rasanya........mengetahui sudut pandangmu tentangku" Kata Ernald lagi.

Namun ekspresi wajah apa yang bisa diberikan Ernald kepada perempuan ini, tidak lain adalah wajah sedih penuh dengan rasa kecewa. [Apa aku salah?] batin Alinda.

Menyembunyikan kembali tubuhnya dari balik pohon, di saat itulah ketika salah satu tangan Ernald terangkat semua anak buahnya kembali beraksi.

"Tangkap dia." Perintah Ernald dengan sorotan mata yang seolah terus tenggelam dalam kegelapan, wajah dinginnya pun menjadi jawabannya. Mau tidak mau melanjutkan tugasnya yang tadi sempat tertunda karena sebuah perbincangan.

"................!" Mendengar sebuah perintah untuk menangkapnya, Alinda sontak langsung kembali berlari ke depan. Dengan tangan kanan diarahkan ke belakang, ujung jari telunjuknya langsung menekan pemicunya.

DORR.....!

Hutan yang biasanya dalam posisi hening, untuk malam ini, ada yang berbeda.

Hutan lebat itu akhirnya diisi dengan berbagai suara.

Dari tembakan, suara langkah kaki yang banyak, teriakan yang memilukan, serta burung gagak yang sudah bersiap di tempatnya untuk menyambut kedatangan mangsa mereka yang satu-persatu tumbang hanya gara-gara satu orang gadis.

Kian waktu berlalu mereka semakin masuk lebih dalam.

"Kalian semua cukup gigih juga." gumam Alinda. Dia terus berlari untuk menghindari mereka semua. Sekalipun sadar bahwa hanya dengan berlari tidak akan mungkin membuatnya terus bertahan, maka tidak ada pilihan lain Alinda jadi terpaksa menumbangkan satu per satu dari mereka.

DORRR.......

DORRR.......

"Akh....!" Dari sepuluh orang pria yang sedang mengejar gadis itu, di antaranya sudah berhasil dilumpuhkan dengan menembak antara kaki maupun bahu si korban.

Pada akhirnya dia tetap mengotori kedua tangannya.

Alinda mengetahui itu, tapi karena insting dari seorang manusia yang ingin bertahan maka hasilnya adalah ini.

Kedua tangannya terus refleks bergerak untuk melawan musuh yang kiranya cukup mengancam.

[Bagus, tapi mereka tetap saja masih banyak.] pikir Alinda. Sekalipun tidak melihat ke belakang lagi, dia tetap tahu bahwa jumlah orang yang mengejarnya masih saja banyak. Makin lama jika seperti itu terus maka dia sendiri akan terpojok.

Maka dari itu untuk sesaat niatnya adalah ingin berhenti dan melawannya satu per satu sampai tuntas.

Tapi si Ernald.......

Ketika Alinda mendongak ke atas, entah sejak kapan pria itu sudah berada di atas pohon tepat di atas kepalanya.

".....................!" mendapatkan sebuah bahaya, otomatis tangannya dia arah kan ke atas dan sebuah tembakan kembali terjadi.

DORR......

Tetapi Ernald lebih dulu dapat menghindari pelurunya, sekalipun di dalam hutan adalah area yang gelap. Dan Ernald yang lebih cepat, segera turun menerjang ke arahnya.

Sontak Alinda segera berjalan mundur.

"........................., pada akhirnya kamu masih dengan mudah melukai orang lain." Tiba-tiba Ernald angkat suara.

DEG...............

Dengan senyuman getir Alinda menjawab. "Aku tahu. Itu terpaksa sebagai reaksi pertahanan diri."

"Memang." Ernald memejamkan matanya sesaat dan kembali menjawab. "Tapi kamu salah mengartikan satu hal. Itu bukan tindakan yang dilakukan karena terpaksa, tapi itu adalah kebiasaan yang sudah mendarah daging. Kebiasaanmu tidak akan hilang dengan mudah Alinda, sampai...........kapan pun." Ucap Ernald dengan akhir kalimat yang cukup lirih. Namun kalimatnya tetap berhasil sampai di telinga yang bersangkutan. "Sekalipun menahan diri, kebiasaanmu untuk melukai orang tidak akan pernah menghilang dari dirimu, karena itulah jati dirimu." Peringat Ernald kembali.

"................., kalau kebiasaanku memang tidak bisa dihilangkan, aku hanya perlu menggunakan kebiasaan itu untuk hal lain yang lebih jelas dan bermanfaat." Jelas Alinda.

Dari awal dia sudah bertekad untuk keluar dari organisasi yang gelap itu karena ada satu alasan yang sebenarnya dia miliki. Itu karena seseorang berhasil memberikan cahaya kepadanya.

Dan jika memang kebiasaannya dalam melukai maupun membunuh tidak bisa di hilangkan, dia hanya perlu mencari alasan yang tepat dari tindakannya.

Apakah tindakannya berdasarkan niat untuk sebuah kebaikan atau untuk kejahatan?

Hanya itulah pedomannya untuk Alinda saat ini.

".................." Ernald sejujurnya tertegun dengan jawaban yang diucapkan oleh Alinda. Jadi pada akhirnya Ernald tidak bisa membuat perempuan ini merubah pikirannya di kala perempuan ini punya masa-masa yang gelap. "Aku memang salah. Seharusnya waktu itu aku mengulurkan tanganku untuk membawamu keluar, bukan mengikutimu masuk ke dalam dunia yang gelap dan menyuruhmu kembali ke dalam organisasi ini."

Ernald juga memiliki satu kesalahan. Dari awal, dia harusnya menarik keluar perempuan ini dari dunia gelap dari organisasi mafia, bukannya ikut masuk ke dalam organisasi dan ketika tahu Alinda keluar, Ernald menyuruhnya masuk kembali.

"Hidup memang penuh dengan keegoisan. Tapi Alinda, aku tidak bisa menentang perintah bos. Kembalilah selagi aku masih bicara baik-baik." tawar Ernald lagi sambil mengulurkan tangannya ke arah Alinda.

Tetapi tanpa perlu pikir panjang, Alinda menolaknya dengan cara menodongkan pistolnya ke depan Ernald.

"Jawabanku tetap sama. Apapun cara yang akan kau lakukan, lakukan saja Ernald. Tidak perlu sungkan." Kata Alinda.

" ..................." Ernald yang sudah mendapatkan sebuah kepastian dari tindakan dan sorotan mata serta dari jawabannya Alinda, Ernald pun mau tidak mau pada akhirnya menggunakan cara kasar.

Terpopuler

Comments

N. Mudhayati

N. Mudhayati

Alinda tangguh juga ya ternyata... 🤔🤔👍

2022-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 00
2 01 : Eldania : Masa lalu
3 02 : Eldania
4 03 : Eldania
5 04 : Eldania
6 05 : Eldania
7 06 : Eldania
8 07 : Eldania
9 08 : Eldania
10 09 : Eldania
11 10 : Eldania
12 11 : Eldania
13 12 : Eldania
14 13 : Eldania
15 15 : Eldania
16 16 : Eldania
17 17 : Eldania
18 18 : Eldania
19 19 : Eldania
20 20 : Eldania
21 21 : Eldania
22 22 : Eldania
23 23 : Eldania
24 24 : Eldania
25 25 : Eldania
26 26 : Eldania
27 27 : Eldania
28 28 : Eldania
29 29 : Eldania
30 30 : Eldania
31 31 : Eldania
32 32 : Eldania
33 33 : Eldania
34 34 : Eldania
35 35 : Eldania
36 36 : Eldania
37 37 : Eldania
38 38 : Eldania
39 39 : Eldania
40 40 : Eldania
41 41 : Eldania
42 42 : Eldania
43 43 : Eldania
44 44 : Eldania
45 45 : Eldania
46 46 : Eldania
47 47 : Eldania
48 48 : Eldania
49 49 : Eldania
50 50 : Eldania
51 51 : Eldania
52 52 : Eldania
53 53 : Eldania
54 54 : Eldania
55 55 : Eldania
56 56 : Eldania
57 57 : Eldania
58 58 : Eldania
59 59 : Eldania
60 60 : Eldania
61 61 : Eldania
62 62 : Eldania
63 63 : Eldania
64 64: Eldania
65 65 : Eldania
66 66: Eldania
67 67 : Eldania
68 68: Eldania
69 69 : Eldania
70 70 : Eldania
71 71 : Eldania
72 72 : Eldania
73 73 : Eldania
74 74 : Eldania
75 75 : Eldania
76 76 : Eldania
77 77 : Eldania
78 78 : Eldania
79 79 : Eldania
80 80 : Eldania
81 81 : Eldania
82 82 : Eldania
83 83 : Eldania
84 84 : Eldania
85 85: Eldania
86 86 : Eldania
87 87 : Eldania
88 89 : Eldania
89 90 : Eldania
90 91 : Eldania
91 92 : Eldania
92 93 : Eldania
93 94 : Eldania
94 95 : Eldania
95 96 : Eldania
96 97 : Eldania
97 98 : Eldania
98 99 : Eldania
99 100 : Eldania
100 101 : Eldania
101 102 : Eldania
102 103 : Eldania
103 104 : Eldania
104 105 : Eldania
105 106 : Eldania
106 107 : Eldania
107 108 : Eldania
108 109 : Eldania : Kenangan
109 107 : Eldania : Aneshka
110 108 : Eldania : Raja & Asisten
111 109 : Eldania : Harapan Aneshka
112 110 : Ereshkigal si Dewi Kematian
Episodes

Updated 112 Episodes

1
00
2
01 : Eldania : Masa lalu
3
02 : Eldania
4
03 : Eldania
5
04 : Eldania
6
05 : Eldania
7
06 : Eldania
8
07 : Eldania
9
08 : Eldania
10
09 : Eldania
11
10 : Eldania
12
11 : Eldania
13
12 : Eldania
14
13 : Eldania
15
15 : Eldania
16
16 : Eldania
17
17 : Eldania
18
18 : Eldania
19
19 : Eldania
20
20 : Eldania
21
21 : Eldania
22
22 : Eldania
23
23 : Eldania
24
24 : Eldania
25
25 : Eldania
26
26 : Eldania
27
27 : Eldania
28
28 : Eldania
29
29 : Eldania
30
30 : Eldania
31
31 : Eldania
32
32 : Eldania
33
33 : Eldania
34
34 : Eldania
35
35 : Eldania
36
36 : Eldania
37
37 : Eldania
38
38 : Eldania
39
39 : Eldania
40
40 : Eldania
41
41 : Eldania
42
42 : Eldania
43
43 : Eldania
44
44 : Eldania
45
45 : Eldania
46
46 : Eldania
47
47 : Eldania
48
48 : Eldania
49
49 : Eldania
50
50 : Eldania
51
51 : Eldania
52
52 : Eldania
53
53 : Eldania
54
54 : Eldania
55
55 : Eldania
56
56 : Eldania
57
57 : Eldania
58
58 : Eldania
59
59 : Eldania
60
60 : Eldania
61
61 : Eldania
62
62 : Eldania
63
63 : Eldania
64
64: Eldania
65
65 : Eldania
66
66: Eldania
67
67 : Eldania
68
68: Eldania
69
69 : Eldania
70
70 : Eldania
71
71 : Eldania
72
72 : Eldania
73
73 : Eldania
74
74 : Eldania
75
75 : Eldania
76
76 : Eldania
77
77 : Eldania
78
78 : Eldania
79
79 : Eldania
80
80 : Eldania
81
81 : Eldania
82
82 : Eldania
83
83 : Eldania
84
84 : Eldania
85
85: Eldania
86
86 : Eldania
87
87 : Eldania
88
89 : Eldania
89
90 : Eldania
90
91 : Eldania
91
92 : Eldania
92
93 : Eldania
93
94 : Eldania
94
95 : Eldania
95
96 : Eldania
96
97 : Eldania
97
98 : Eldania
98
99 : Eldania
99
100 : Eldania
100
101 : Eldania
101
102 : Eldania
102
103 : Eldania
103
104 : Eldania
104
105 : Eldania
105
106 : Eldania
106
107 : Eldania
107
108 : Eldania
108
109 : Eldania : Kenangan
109
107 : Eldania : Aneshka
110
108 : Eldania : Raja & Asisten
111
109 : Eldania : Harapan Aneshka
112
110 : Ereshkigal si Dewi Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!