Kesatria Eldania S2

Kesatria Eldania S2

00

...Era dimana manusia, dewa, iblis, monster, berjalan sesuai dengan takdir keberadaan mereka...

...____________________________________________...

Rambut pirang tersebut, kini sepenuhnya sudah basah.

Awan kelabu yang menghiasi langit, merubah lautan yang awalnya menampilkan sebuah keindahan yang menakjubkan untuk mata yang memandang, kini berubah menjadi pemandangan yang mengerikan.

Sebuah pertunjukkan yang begitu ganas, tidak membuat orang ini pergi meninggalkan tempat ia duduk itu.

Badai yang lebat ini pun mengguyur lautan luas itu.

ZRASHHHH...........

ZRASHHH............

ZRASHHH...........

Hujan yang begitu amat deras, lalu disertai kilatan demi kilatan yang disusul dengan dentuman keras dari petir menjadi pengisi situasi saat itu.

Tidak ada jeda yang lama untuk menghasilkan petir berikutnya dan berikutnya...

JDERR............

Deburan ombak yang begitu besar juga kasar akhirnya menemui sang penghalang, menerjang sebuah batu tebing yang tinggi, membuat gelombang dari air laut tersebut seketika itu juga pecah. Hal itu sukses menciptakan sebuah

Cipratan air yang meninggi, sampai pada akhirnya menerpa tubuh dari pria ini.

Air hujan yang mengguyur dari ujung kepala lalu mengalir menyusuri wajahnya dan berakhir ke ujung dagu dengan sebuah tetesan.

TES........

TES........

TES........

JDERRR...........

Seakan langit pun tahu.

Bahwa sekarang saatnya untuk menangis.

Mata yang awalnya terpejam itu perlahan membuka kelopak matanya. Menampilkan siluet dari iris mata berwarna merah dengan dengan bentuk layaknya mata reptil.

Tatapan matanya yang sendu, terpaku pada seseorang yang sedang ia pangku di atas kedua pahanya.

Seseorang yang selalu menyembunyikan separuh wajahnya dengan selembar cadar tipis berwarna coklat yang senada dengan warna rambutnya.

Lingkar kepala yang terhias oleh sebuah ikat kepala berwarna merah, kerudung putih yang menutupi ujung kepalanya hingga belakang punggungnya.

Dan dimana sebuah gaun berwarna hijau tua, yang mana satu lengan bagian kiri memiliki lengan panjang dan di bagian kanan memperlihatkan bahu nya yang putih bersih.

Tapi kulit yang semula putih itu perlahan menjadi pucat.

Gaun yang biasanya melekat dengan sebuah keindahan di tubuhnya, kini.......sudah ternodai oleh darah berwarna merah segar di bagian perut.

Wanita dari pemilik rambut berwarna coklat yang memiliki ketaatan yang melebihi dirinya.

Kini..........

Mulut yang selalu mewakili keterdiaman-nya ketika malas bicara.

Ocehan perintah dan saran tegas yang selalu diutarakan oleh wanita ini, membuat pria sebagai pemilik jabatan tertinggi ini tidak bisa melawan ucapannya.

Dia......

Si pemilik bibir mungil yang selalu terhias oleh sebuah senyuman yang cantik dan memukau.

Dan wanita pemilik dari sepasang mata coklat yang menawan itu, akhirnya sudah tidak akan dapat dia lihat lagi.

Wanita di pangkuannya benar-benar sudah terlelap tidur, menutup mata untuk selama-lamanya.

Tapi........

Kapan terakhir dia melihat wajah di balik cadarnya ini?

Sejak kapan dan kenapa?

Tangan pria ini yang hendak membuka cadar tipis itu pun terhenti di udara. Sekalipun samar-samar dengan wajah aslinya, tapi....

Hatinya ternyata tetap tidak mengizinkan untuk membuka cadar itu, karena sama saja melukai kehormatan wanita ini.

Pria ini akhirnya menghentikan niatnya itu, sampai pada akhirnya dia hanya menarik tangannya lagi sambil mengepalkan tangannya dengan erat.

Jadi, dia pun hanya memandangnya terus dalam diam.

Karena ini adalah pertemuan untuk terakhir kalinya, juga merupakan perpisahan di antara mereka berdua.

ZRASHHH..............

ZRASHHHH...........

ZRASHHHH.........

Pria bersurai emas ini kemudian mendongak ke atas, menatap gumpalan awan kelabu yang berada di atas kepalanya.

Wajahnya yang diterpa langsung oleh hujan yang lebat. Gemuruh petir yang tiada henti, ombak besar tak habis-habisnya menerjang tebing dari batu karang, yang akhirnya menciptakan keributan yang teramat sangat berisik.

Inikah yang namanya alam mengikuti kesedihan yang dialaminya?

Lalu bibir itu bergerak, mengucapkan untaian kalimat pendek. Ucapan terakhir untuk wanita yang tidak akan pernah bisa dia lupakan itu.

" ...-...-...-...-...-...-...-.... "

Disinilah, tempat terakhir untuk pertemuannya dengan wanita yang selama ini berada di sisinya.

Kenangan terakhir ini tidak akan lama lagi akan berubah menjadi sebuah masa lalu, masa lalu yang terus tertimbun waktu demi waktu tiada henti.

Sekaligus akan menjadi waktu yang teramat sangat panjang untuk pria ini.

I

I

I

I

Membuka telapak tangannya yang berlumur darah.

Tangan yang awalnya ternodai oleh darah milik wanita itu, kini perlahan sudah bersih terbilas air hujan itu sendiri.

Pria ini, kini sudah berdiri.

Dia berdiri di pinggir tebing dan mulai memandang sebuah cakrawala yang bisa ia pandang dengan kedua matanya sendiri.

Mulai saat ini, wanita itu sudah tidak akan ada lagi.

Di detik ini, jalan hidupnya akan ia tempa sendiri...

Yah.....

Sendirian.

Di Bawah terpaan hujan lebat yang terus mengguyur wilayah kekuasaannya, meski matanya tidak menangis tapi hujan inilah...alam ini yang menggantikannya menangis atas kepergiannya.

Banyak yang merasa kehilangan atas kepergiannya, tapi hanya dirinya seorang yang bisa berada di sisi wanita ini setelah tubuh wanita ini sudah tidak berisi nyawa lagi.

Dan hanya dia seorang yang bisa membawanya ke tempat ini, sebagai pesan dari impian wanita yang belum terwujud itu.

Impian bisa melihat laut bersama dengannya.

Meski memang terlambat, pria ini akhirnya tetap berusaha untuk mengabulkan permintaan kecil tersebut, walau pada akhirnya mata cantik itu sudah terlambat untuk menyaksikan keindahan dari laut yang selama ini di idam-idamkan.

Hasilnya apa?

Setidaknya...

Wanita ini, akhirnya bisa pergi dengan ketenangan karena sudah sukses menyelesaikan tugas terakhir, sebagaimana mestinya wanita ini bertugas dan tak lain adalah karena melindungi kehormatan pria ini.

Sebagai satu-satunya wanita yang selalu berdiri di sampingnya yang berani ikut mengemban tugas berat demi membantu pekerjaannya sebagai penguasa tanah ini.

Ocehan perintah yang selalu tegas dan membuat pria ini tidak bisa melawan ketegasan atas ketaatan dari wanita ini, meski dianya memiliki status di bawahnya, semuanya ikut menghilang karena kepergiannya.

Dan bagaimana untuk kedepannya?

Untuk kedepannya, tidak akan ada satu orang pun yang bisa menggantikan posisi dari wanita ini.

Hanya ada satu hal yang salah.

Wanita itu pada akhirnya meninggalkan bekas di pikiran serta hati untuknya.

Apakah semua itu adil?

Dia sudah pergi, tapi beraninya meninggalkan pesan terakhir yang tidak terduga itu.

Wanita itu pergi meninggalkan satu hal, hal yang tidak akan pernah pria ini balas karena dia sudah tiada untuk selamanya.

ZRASHHH.........

ZRASHHH..........

Jadi apa yang harus dia lakukan dengan hati yang sudah dibuat berlubang oleh wanita itu?

Sebuah keputusan mustahil, itulah yang akan dia lakukan, yang tak lain adalah menunggu.

Bertahan dan menjalani hidupnya sampai melebihi umurnya.

Mengarungi waktu demi waktu, hanya untuk mendapatkan kepastian dan membalas apa yang sudah diperbuat wanita itu selama ini.

Tapi.................

Sampai berapa lama?

l

l

l

l

Kelopak matanya yang perlahan terbuka itu, akhirnya menampilkan mata reptil berwarna merah.

SYUHHHH..............

Aroma asin itu kini tercium jelas oleh indera penciumannya, meninggalkan bekas akan masa lalu yang sudah lama berlalu ditelan waktu.

Angin kencang  segera menerpa tubuhnya, membuat surai emas itu menari mengikuti gerak angin yang datang. Jubah kain merah yang melekat di pinggangnya pun ikut berkibar.

Ini seperti masa lalunya.

Itulah kenapa dia beberapa kali datang ke sini, itu semua demi mendapatkan bekas luka masa lalunya lagi.

Dia berusaha untuk terus mengingat alasan kenapa sampai sekarang dirinya masih hidup dan bisa berdiri di sini.

Pria ini berdiri di pinggir tebing dan keberadaannya pun sudah menjadi fakta nyata, bahwa dia adalah pria yang mempunyai pesona orang bermartabat meski hanya berdiri saja.

Tapi.

Meski begitu tidak dengan tatapan matanya.

Siluet mata merah yang dingin itu sebenarnya menampilkan kilatan dari masa lalu, membuat tangannya tiba-tiba menerima sebuah kalung kristal berwarna biru yang keluar dari cahaya emas yang merupakan kekuatan miliknya.

Ekspresinya berubah datar saat menatap kalung itu, yang bisa tahu apa yang sedang di pikirannya hanya dirinya seorang.

Menggantikan bibir yang awalnya terdiam rapat dengan sebuah seringaian tipis mencibir, lalu menggenggam erat kalung itu.

"Memanggil rohnya ke dunia ini sebelum......kesempatan terakhir ini berakhir begitu saja. Pada akhirnya, kami hanyalah pion di atas papan caturnya. Sungguh permainan dewa yang menyebalkan." Pria ini berkata dengan sebuah cibiran.

Detik-detik waktu yang sulit pada akhirnya sudah dilewati dan hasilnya adalah kini keberadaannya sudah ada di dunia yang sama dengannya.

Setelah selesai dengan keperluannya, dia pun berbalik melangkah menjauhi tebing itu dan kemudian menghilang dengan sangat senyap bagai ikut masuk ke dalam kabut yang pelan-pelan datang.

...__________________...

...Takdir akan kenyataan pahit yang membuat mereka berdua terpisah sekian lama akhirnya berakhir....

...Dan keberadaan masa lalu membuat mereka berada sampai di titik ini, itu juga merupakan takdir yang sudah diputuskan oleh langit....

...Sebuah kisah masa lalu dan masa kini....

...Kisah yang terukir di dunia penuh dengan cerita mereka....

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

saya mampir

2022-11-01

1

N. Mudhayati

N. Mudhayati

hay.... eldania, salken... aku mampir baca pelan2 ya... 🤗 udah aku favorit jg ya... 😍💕
hebaattt... mantab kak thor, 3 novel sekali jln 👍👍👍🥰

kalau sempat mampir di berandaku jg ya 🤭🙏

2022-10-30

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Nyimak...
Pria bersurai emas, siapkah dia?

2022-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 00
2 01 : Eldania : Masa lalu
3 02 : Eldania
4 03 : Eldania
5 04 : Eldania
6 05 : Eldania
7 06 : Eldania
8 07 : Eldania
9 08 : Eldania
10 09 : Eldania
11 10 : Eldania
12 11 : Eldania
13 12 : Eldania
14 13 : Eldania
15 15 : Eldania
16 16 : Eldania
17 17 : Eldania
18 18 : Eldania
19 19 : Eldania
20 20 : Eldania
21 21 : Eldania
22 22 : Eldania
23 23 : Eldania
24 24 : Eldania
25 25 : Eldania
26 26 : Eldania
27 27 : Eldania
28 28 : Eldania
29 29 : Eldania
30 30 : Eldania
31 31 : Eldania
32 32 : Eldania
33 33 : Eldania
34 34 : Eldania
35 35 : Eldania
36 36 : Eldania
37 37 : Eldania
38 38 : Eldania
39 39 : Eldania
40 40 : Eldania
41 41 : Eldania
42 42 : Eldania
43 43 : Eldania
44 44 : Eldania
45 45 : Eldania
46 46 : Eldania
47 47 : Eldania
48 48 : Eldania
49 49 : Eldania
50 50 : Eldania
51 51 : Eldania
52 52 : Eldania
53 53 : Eldania
54 54 : Eldania
55 55 : Eldania
56 56 : Eldania
57 57 : Eldania
58 58 : Eldania
59 59 : Eldania
60 60 : Eldania
61 61 : Eldania
62 62 : Eldania
63 63 : Eldania
64 64: Eldania
65 65 : Eldania
66 66: Eldania
67 67 : Eldania
68 68: Eldania
69 69 : Eldania
70 70 : Eldania
71 71 : Eldania
72 72 : Eldania
73 73 : Eldania
74 74 : Eldania
75 75 : Eldania
76 76 : Eldania
77 77 : Eldania
78 78 : Eldania
79 79 : Eldania
80 80 : Eldania
81 81 : Eldania
82 82 : Eldania
83 83 : Eldania
84 84 : Eldania
85 85: Eldania
86 86 : Eldania
87 87 : Eldania
88 89 : Eldania
89 90 : Eldania
90 91 : Eldania
91 92 : Eldania
92 93 : Eldania
93 94 : Eldania
94 95 : Eldania
95 96 : Eldania
96 97 : Eldania
97 98 : Eldania
98 99 : Eldania
99 100 : Eldania
100 101 : Eldania
101 102 : Eldania
102 103 : Eldania
103 104 : Eldania
104 105 : Eldania
105 106 : Eldania
106 107 : Eldania
107 108 : Eldania
108 109 : Eldania : Kenangan
109 107 : Eldania : Aneshka
110 108 : Eldania : Raja & Asisten
111 109 : Eldania : Harapan Aneshka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
00
2
01 : Eldania : Masa lalu
3
02 : Eldania
4
03 : Eldania
5
04 : Eldania
6
05 : Eldania
7
06 : Eldania
8
07 : Eldania
9
08 : Eldania
10
09 : Eldania
11
10 : Eldania
12
11 : Eldania
13
12 : Eldania
14
13 : Eldania
15
15 : Eldania
16
16 : Eldania
17
17 : Eldania
18
18 : Eldania
19
19 : Eldania
20
20 : Eldania
21
21 : Eldania
22
22 : Eldania
23
23 : Eldania
24
24 : Eldania
25
25 : Eldania
26
26 : Eldania
27
27 : Eldania
28
28 : Eldania
29
29 : Eldania
30
30 : Eldania
31
31 : Eldania
32
32 : Eldania
33
33 : Eldania
34
34 : Eldania
35
35 : Eldania
36
36 : Eldania
37
37 : Eldania
38
38 : Eldania
39
39 : Eldania
40
40 : Eldania
41
41 : Eldania
42
42 : Eldania
43
43 : Eldania
44
44 : Eldania
45
45 : Eldania
46
46 : Eldania
47
47 : Eldania
48
48 : Eldania
49
49 : Eldania
50
50 : Eldania
51
51 : Eldania
52
52 : Eldania
53
53 : Eldania
54
54 : Eldania
55
55 : Eldania
56
56 : Eldania
57
57 : Eldania
58
58 : Eldania
59
59 : Eldania
60
60 : Eldania
61
61 : Eldania
62
62 : Eldania
63
63 : Eldania
64
64: Eldania
65
65 : Eldania
66
66: Eldania
67
67 : Eldania
68
68: Eldania
69
69 : Eldania
70
70 : Eldania
71
71 : Eldania
72
72 : Eldania
73
73 : Eldania
74
74 : Eldania
75
75 : Eldania
76
76 : Eldania
77
77 : Eldania
78
78 : Eldania
79
79 : Eldania
80
80 : Eldania
81
81 : Eldania
82
82 : Eldania
83
83 : Eldania
84
84 : Eldania
85
85: Eldania
86
86 : Eldania
87
87 : Eldania
88
89 : Eldania
89
90 : Eldania
90
91 : Eldania
91
92 : Eldania
92
93 : Eldania
93
94 : Eldania
94
95 : Eldania
95
96 : Eldania
96
97 : Eldania
97
98 : Eldania
98
99 : Eldania
99
100 : Eldania
100
101 : Eldania
101
102 : Eldania
102
103 : Eldania
103
104 : Eldania
104
105 : Eldania
105
106 : Eldania
106
107 : Eldania
107
108 : Eldania
108
109 : Eldania : Kenangan
109
107 : Eldania : Aneshka
110
108 : Eldania : Raja & Asisten
111
109 : Eldania : Harapan Aneshka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!