Saat diriku melangkah kearah dapur, kulihat sosok lelaki yang tertidur disofa ruang tamu. Aghh, kenapa mas Rangga tidur disitu sih? karena tenggorokan terasa kering, kuputuskan mengambil air minum lalu ku teguk hingga rasa hausku sirna. Saat hendak kembali untuk membangunkan suamiku, tiba-tiba saja Reni keluar dari dalam kamar mandi. Alisku bertaut, karena merasa heran kok dijam seperti ini adikku itu sudah keramas.
"Reni, kok tumben jam segini udah mandi? " tanyaku sambil melihat kearah jam dinding yang berada di dapur.
"Aku juga heran kak, jam segini gerah amat mana AC pake rusak segala lagi. Akhirnya gak betah karena keringetan. Makanya aku putuskan untuk mandi sekalian keramas biar seger. " Ucapnya sambil melap rambutnya dengan handuk.
"Perasaan, hawanya dingin deh. Aneh amat sih kamu tuh, kesambet kali yah? " ucapku lalu meninggalkannya begitu saja dan menghampiri mas Rangga yang tertidur disofa.
Ku bangunkan suamiku itu dengan suara yang pelan sambil menggoyangkan lengannya agar terbangun dari tidurnya. Gak pake lama, mas Rangga langsung bangun sambil mengucek matanya. Kubiarkan diam sejenak, lalu aku duduk disampingnya sambil memijiti tangannya dengan lembut.
"Maaf yah, kalau mengganggu mimpi indahmu!" Ucapku karena sejujurnya aku tak enak hati sudah membangunkannya dijam seperti ini. Tapi kan, itu semua kulakukan agar suamiku itu pindah tidur dikamar. Gak enak aja kan, kalo orangtuaku melihat mas Rangga tidur diluar. Bisa dibilang istri durhaka lagi ama ibu dan bapak.
"Ehmm, gak perlu minta maaf dong. Aku yang salah karena tertidur disini. Soalnya tadi dikamar, gak enak aja ada adik kamu. "
Gara-gara Reni nih, mas Rangga malah tidur diruang tamu seperti ini. Coba saja dia gak ngerengek minta bobo bareng, kan ritual malam pertama kami sudah terlaksana, mungkin saja sudah sampai tujuh ronde. Emang diriku mampu melakukannya sebanyak itu? Aghh, merasakannya aja belum pernah, mungkin saja baru satu ronde udah kelelahan. Ihh, otak ini kenapa malah mikir kesitu sih, ada-ada aja deh.
"Kok malah bengong? apa mau tidur disini bareng aku? " Ucap mas Rangga membuyarkan lamunanku.
"Ihh, kan punya kamar masa tidur disini sih mas? Ayo, kita masuk kedalam kamar! " ajakku lalu menggandeng tangan mas Rangga menuju kekamar tidur.
Saat didalam kamar, aku membaringkan tubuhku diatas kasur. Mas Rangga terlihat sedang memainkan ponselnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada yang menelpon.Saat melihat ke layar ponselnya,gak pake lama segera diangkatnya dengan wajah yang terlihat panik.
"Apa? emang gak bisa dikerjakan besok aja yah pak? " terdengar mas Rangga seperti terkejut mendengar ucapan lawan bicaranya ditelepon.
Entah apa yang dibicarakan lagi aku tak mendengarnya karena mas Rangga langsung keluar dari kamar begitu saja. Aku sih mengerti, mungkin saja itu obrolan penting dengan rekan kantornya jadi aku tak berhak ikut campur.
Selang berapa lama, mas Rangga kembali masuk kedalam kamar dengan wajah yang terlihat begitu khawatir. Dalam pikiran ini, mungkin ada masalah dalam pekerjaannya. Sehingga ku beranikan untuk bertanya,
"Ada apa mas? kok kamu tampak khawatir seperti itu? "
"Hmm anu, ehh bolehkah aku berangkat sekarang kekantor? Soalnya ada masalah penting yang harus ku selesaikan saat ini juga. Kalau gak, aku bakalan dipecat dari perusahaan. " Ucapnya panjang lebar sambil mondar-mandir membuatku pusing tujuh keliling melihatnya.
"Ini kan masih jam lima pagi, mas. Apa gak bisa ditunda dulu? " tanyaku menghampirinya lalu menuntunnya untuk duduk disofa kamar.
"Maaf yah sayang, aku harus pergi sekarang. Nanti jam makan siang, kamu tunggu aku jemput yah dan kita pindah kerumah orangtuaku. " Ucapnya lalu mengecup kening ini dengan mesra.
Setelah berganti pakaian, mas Rangga melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Aku pun berinisiatif mengantarnya sampai dipintu depan. Walaupun hati ini sedih sih, belum bisa merasakan malam pertama kami. Tapi mau gimana lagi, daripada suamiku dipecat,lebih baik mengalah aja.
Lagipula ini udah pagi, masih ada banyak waktu untuk bermanja pada suamiku yang tampan itu. Saat mobil milik suamiku itu berlalu, aku pun kembali masuk kedalam kamar untuk melanjutkan tidurku, siapa tau dapet mimpi yang indah.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Jam makan siang pun tiba. Aku yang sudah siap menunggu jemputan sedari tadi, akhirnya dijemput juga oleh pemilik hati. Jujur saja, aku sebenarnya belum siap pindah kerumah mertuaku. Apalagi, kata mas Rangga mereka sedang menunggu kedatangan kami. Pasti taulah yah rasanya saat serumah dengan mertua itu seperti nano nano. Semoga saja mereka baik sehingga membuat diri ini betah tinggal berlama-lama disana.
Sebelum pergi, aku memeluk orangtua dan adikku secara bergantian sambil menangis sedih karena harus berpisah dengan mereka. Sudah pasti nanti aku akan merindukan suasana rumah ini. Tapi gak apa-apa, toh nanti bisa main kesini sekedar melepas rindu bersama mereka.
"Kak, jangan males yah kalo udah dirumah mertua nanti! ntar ditendang loh ama ibu mertua kayak di sinetron itu loh. " Ucap Reni membuatku membulatkan mata sambil memanyunkan bibir menanggapi omongannya.
"Ibuku gak sejahat itu kali, Ren. Jangan samakan kayak di sinetron dong! " Ucap mas Rangga membuat kami semua tertawa mendengarnya.
"Kebanyakan nonton sinetron nih bocah. " Ucapku lalu mengacak rambut adikku itu sehingga terlihat berantakan.
"Yah udah yuk, kita berangkat sekarang!"
" Kami pamit yah, nanti bakalan sering main kesini kok jadi jangan bersedih yah! " Ucapku lagi lalu naik kedalam mobil.
Aku pun melambaikan tangan saat mobil mulai bergerak maju. Saat dalam perjalanan menuju kerumah mertuaku, kami bersenda gurau lalu menceritakan kisah indah pertemuan kami dulu. Sedikit curhat, dulu aku kenal mas Rangga karena dicomblangin oleh adikku.Yah,siapa lagi kalo bukan Sih Reni biang kerok. Kalau diingat-ingat lucu juga awal pertemuan kami tersebut. Nanti lain kali lah aku ceritain.
Tanpa terasa kami pun tiba di sebuah rumah mewah milik mertuaku. Jantungku berdegup kencang saat melihat ibu mertua datang menghampiri kami di halaman depan dengan senyuman yang indah. Semoga saja, ibu mertuaku ini orang yang baik bukan kayak di sinetron seperti ucapan Reni tadi. Hmm, tapi beliau memang baik sih terlihat dari caranya tersenyum padaku.
"Akhirnya yang ditunggu datang juga. Ayo, kita masuk kedalam! " ucap Ibu mertua sambil cipika cipiki segala denganku,aku kan jadi gerogi dibuatnya.
Ibu mertua menggandeng tanganku lalu mengajak masuk kedalam rumah. Saat sampai diruang tamu, sudah ada bapak mertua dan bocah seumuran Reni yang kutebak adalah adik dari mas Rangga. Akupun memberikan senyuman termanis kepada mereka lalu meraih tangan bapak mertua dan mencium punggung tangan beliau.
Saat senyuman ini kuberikan kepada adik mas Rangga, eh dianya malah memiringkan bibir tanda tak suka padaku. Tapi masa bodohlah, yang penting ibu dan bapak mertuaku terlihat baik saat menyambut kedatanganku.
"Karena kalian sudah datang, sekarang giliran kami yang harus pergi. " Ucap Ibu mertua membuat mas Rangga terkejut. Kalo aku sih gak, malah bagus kalo mereka pergi biar gak gerogi seperti ini.
"Loh, secepat ini? gak bisa besok aja berangkatnya? kasian loh Renata baru juga datang, langsung ditinggal begitu saja. " Ucap mas Rangga membuatku kaget mendengarnya.
Aku hanya terdiam membisu mendengar obrolan mereka. Kan malu kalo ikut berbicara, nanti dibilang sok akrab. Jadi nikmati alurnya aja deh.
"Maafin kami yah, nak! sebenarnya ibu ingin berlama-lama disini dan mengobrol denganmu, tapi pekerjaan yang harus membuat kami pergi saat ini juga. " Ucap Ibu mertua dengan raut kesedihan.
Aku hanya mengangguk sebagai respon karena gak tau harus ngomong apa kepada ibu mertuaku tersebut. Walau ada raut kesedihan diwajah mas Rangga, tetap saja kedua mertuaku tersebut pergi meninggalkan rumah.
Sepeninggal mertuaku, kupikir mas Rangga akan mengajakku kekamar. Eh padahal dia juga pergi dengan alasan masih ada kerjaan yang harus diselesaikan. Harusnya yah, ajak dulu buat nunjukin letak kamar yang akan kami tempati, ini malah main kabur aja. Jadinya kan aku bingung, sehingga terus mematung diruang tamu.
"Gak capek yah berdiri mulu? " ucapan bocah itu mengagetkan ku saja. Akhirnya aku langsung duduk aja disampingnya karena gak tau harus ngapain.
"Kalo capek yuk kekamar? " Ucapnya membuatku terkejut bukan main.
"Ih, bocah ngapain ngajak kekamar segala?jangan pikir gak ada mas Rangga disini, seenaknya yah ngajakin kekamar bareng. Dasar otak mesum. " Ucapku dengan nada tinggi.
"Geer amat sih jadi orang. Aku tuh cuma mau nunjukin kamar bang Rangga biar kakak bisa istirahat.Belum tau kan letak kamarnya dimana? Aihh, kakak tuh bukan level aku juga kali. Nanti, kalo pengen istirahat, dilantai atas,ada dua kamar. Biar gak keliru lihat saja, yang ada tulisan Rendi dipintu,itu kamar aku. Jadi kakak masuknya dikamar yang gak ada tulisan namaku. "Ucapnya panjang lebar membuatku salah tingkah karena sudah salah paham padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Hmm mencurigakan si Reni ini 🤫
2023-02-13
0
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Masa sih?
2023-02-13
0