Pesan fb dari sahabat lama

Setelah membereskan piring bekas sarapan, aku kembali kedalam kamar untuk menemui mas Rangga yang mungkin sudah menungguku sedari tadi. Mbok Ijah kebetulan lagi kepasar berbelanja bahan makanan untuk dimasak buat nanti.

Saat menaiki anak tangga, aku berpapasan dengan bocah tengil namun aku membuang muka biar dia berasa kalo aku lagi marah padanya.

"Awas ntar jatoh lagi kayak tadi! " ucapnya namun tak kuhiraukan.

"Kak, jangan marah-marah dong! ntar keriputan loh." Ucapnya lagi lalu menahan pergelangan tanganku sehingga membuat langkahku terhenti.

"Lepaskan! mulai detik ini jangan ajak bicara diriku lagi. Aku gak mau kamu sok akrab denganku apalagi sampai bersikap keterlaluan kepadaku. " Ucapku menepis kan tangannya dan  melanjutkan langkahku dengan cepat walaupun daerah sensitif ku masih perih kutahan saja agar tak berlama-lama dekat dengan bocah tengil itu.

Tapi tunggu, kayaknya bocah itu mau pergi deh, soalnya kelihatan rapi saat memakai kemeja kotak dan celana jin serta topi yang terpasang dikepalanya membuat wajahnya terlihat sangat tampan, pasti mau bertemu dengan pacarnya disuatu tempat.

Omegat, aku menyebutnya tampan? Idih, kalo dia denger ucapanku ini pasti otaknya mikirin yang aneh lagi. Tapi emang tampan sih kuakui, sebelas duabelas ama mas Rangga.

Saat masuk kedalam kamar, kulihat mas Rangga sibuk dengan ponselnya. Tapi karena melihatku, segera ditaruhnya ponsel tersebut diatas nakas dan menyuruhku untuk duduk di sampingnya.

"Sayang, aku mau ngomong sesuatu denganmu! " ucapnya sambil merangkul ku.

"Mau ngomong apa, mas? " tanyaku penasaran, karena kelihatannya sangat serius.

"Anu, hmmm besok aku akan keluar kota selama tiga hari karena ada pekerjaan yang harus ku selesaikan disana. " Ucapnya membuatku sedih karena akan ditinggal lagi.

"Yah, aku tak bisa melarang juga kalo memang ini urusan penting, mas. Hanya saja, aku minta kamu jangan nakal yah disana! " ucapku menyubit lengannya sehingga dirinya meringis kesakitan. Padahal aku nyubit nya pake perasaan tapi lebay sok meringis segala.

"Kamu tenang aja, aku orangnya setia kok. Jadi gak perlu khawatir. " Ucapnya lalu mengecup kening ini.

"Iya setia, setiap tikungan ada mungkin? " ucapku meledek nya sehingga tangannya menggelitiku karena tak terima dengan ledekanku barusan.

"Kamu tuh, gak boleh berpikiran seperti itu pada suami sendiri. " Ucapnya lalu menghentikan aksinya dan menunjukan muka cemberut.

"Ci elahh, ngomong gitu aja pake ngambek segala. Aku percaya sama kamu kok, mas. " Ucapku lalu mencium pipinya.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Saat makan malam, kami menikmati makanan kami masing-masing tanpa bersuara. Itu sudah jadi tradisi dimeja makan, gak boleh ada obrolan kalau sedang makan. Barulah, setelah selesai menyantap makanan, mas Rangga angkat bicara memulai percakapan,

"Rendy, besok abang akan berangkat ke luar kota karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan disana. Jadi, abang mohon kamu jagain istri abang ini yah? jangan dijahilin terus kayak tadi pagi. Ajaklah ngobrol, biar kakak iparmu tak bosan dirumah ini. " Ucap mas Rangga membuatku terperangah mendengarnya.

"Siap bang, aku akan memperlakukan kak Renata seperti ratu dirumah ini. Jadi abang gak perlu khawatir, aku akan selalu menjaganya setiap saat. " Jawaban dari Rendy, membuatku makin syok mendengarnya. Apa maksud omongannya itu? Ratu? Iss, ingin kutabok kepala bocah tengil itu.

Mas Rangga mempercayakan adiknya untuk menjagaku saat dirinya tak ada dirumah. Padahal yah, tanpa dijaga pun oleh adiknya yang tak punya etika itu,aku gak bakalan kenapa-kenapa juga kan? Ini mah, mas Rangga malah memberi kesempatan dalam kesempitan pada adiknya sendiri.

Aku memilih diam dan tak mau mengambil pusing dengan obrolan mereka. Toh, walaupun aku menolak tawaran mas Rangga, aku tetap tinggal serumah juga dengan adik iparku tersebut. Semoga saja, tak terjadi hal-hal yang berada dibenakku. Apalagi, adik iparku tersebut berani mencium ku padahal ada abangnya dirumah, apalagi kalo abangnya gak ada dirumah? Pokoknya aku akan berusaha agar hal itu tidak terjadi lagi.

Setelah selesai makan, aku langsung membereskan meja dan memutuskan untuk mencuci piring bekas kami makan tadi. Kebetulan mbok Ijah setelah selesai masak tadi, minta izin pulang kerumahnya karena hendak mengantar cucunya berobat. Pikirku, mungkin rumah mbok Ijah gak terlalu jauh dari rumah mertuaku, jadi besok pagi mungkin sudah kembali lagi kesini.

Saat sedang melap piring, tiba-tiba sebuah tangan memelukku dari belakang. Aku senang karena kupikir mas Rangga yang melakukannya.

"Ciee, yang senang dipeluk ama adik ipar ampe senyum-senyum begitu.aghh, sungguh romantis bukan? " ucap suara bocah tengil yang membuatku terlonjak kaget. Untung saja piring yang kupegang tak jatuh berkeping-keping.

"Rendy.. Apaan sih kamu? kalo abangmu lihat gimana? jangan kayak gini dong. " Ucapku dengan nada pelan takut mas Rangga mendengarnya.

"Berarti kalo gak ada abang Rangga, gak apa-apa dong aku meluk kakak kayak tadi lagi. " Ucapnya menaik turunkan alisnya.

"Bukan begitu maksudku. Kamu gak boleh seperti itu, seharusnya kamu menghormati kakak iparmu, bukan melecehkan seperti ini. " Ucapku dengan emosi.

"Kak, jujur aku mencintai kakak dengan sepenuh hatiku. Aku berharap, ada sedikit terselip rasa cinta dihati kakak untukku. " Ucapnya lalu menggenggam tanganku sehingga aku tak berkedip mendengar omongannya barusan.

"Walaupun kakak sekuat tenaga menyuruhku untuk menjauh, itu tak akan pernah bisa kulakukan. Terserah kakak anggap aku pshikopat atau apapun yang ada dibenak kakak sekarang, intinya aku akan tetap mengejar cinta kakak. " Ucapnya lalu mengelus pipi ini dengan lembut.

Aku hanya bisa mematung tak tau harus bagaimana menghadapi ini semua. Dengan percaya diri, dia menyatakan cintanya padaku. Apa dia gak sadar, kalau aku ini sudah jadi milik abangnya? Lagipula masa dia cintanya sama tante-tante sih. Secara umur kami terpaut 6 tahun. Aghh, otaknya geser kali atau perlu kedokter untuk periksa otaknya sekalian mungkin sedang bermasalah.

"Sayang, ngapain bengong? " Suara mas Rangga mengagetkan ku.

"Hmmm, gak kok mas. Aku lagi beresin piring aja biar terlihat bersih. Kan mbok Ijah lagi gak ada, jadi aku berinisiatif membersihkannya." Ucapku sambil melihat sekeliling ruangan, untung bocah tengil itu sudah tak ada.

Karena sudah selesai, aku pun menuju kekamar sambil menggandeng tangan suamiku tersebut. Malam itu, kami tak melakukan ritual percintaan karena berhubung daerah sensitif ku masih terasa perih. Untung saja Mas Rangga mengerti dengan keadaan ku sehingga tak terasa lagi aku telah terlelap dialam mimpi.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

"Kak, masih marah yah sama aku? Jangan marah lagi dong, pliss! " ucap Rendy yang datang menghampiri ku yang tengah menonton TV.

Aku tak menghiraukannya dan mataku tetap fokus menatap layar televisi. Bodoh amatlah, pokoknya aku gak mau menanggapi omongannya mengingat sikapnya yang sangat keterlaluan kepadaku.

"Oh ya kak, aku mau keluar sebentar yah?kalo ada apa-apa,telepon aku saja! " ucapnya meminta izin segala padaku. Aku hanya mengangguk sembari tatapan ku tetap pada layar televisi.

Dia pun melangkahkan kakiknya keluar, dan mata ini sempat melirik kearahnya lalu saat mendengar suara motor, aku baru bisa bernafas lega. Bagaimana tidak? disaat gak ada orang seperti ini, takutnya dia melakukan hal macem-macem lagi kayak biasanya.

Mas Rangga sudah berangkat ke luar kota pukul 05.00 pagi tadi, sedangkan mbok Ijah minta cuti karena cucunya dirawat inap dan mengharuskan nya untuk mengurus cucunya tersebut. Mana sama lagi dengan mas Rangga gak ada dirumah ini selama tiga hari. Semoga aja bocah tengil itu berpikiran waras dan tak melakukan hal aneh lagi.

Karena bosan menonton acara televisi, kuputuskan untuk masuk kekamar dan mungkin menonton film drakor lewat ponsel bisa mengurangi rasa sepi yang sedang melandaku saat ini. Namun sebelum itu, aku buru-buru keruang depan untuk mengunci pintu.

Saat membuka ponsel, sekilas aku membuka aplikasi layar hijau namun ternyata tak ada yang mengirim chat atau pun yang menelpon. Aghh, mereka semua berarti tak ada yang merindukanku.

Akupun membuka aplikasi layar biru, dan disana ternyata ada pesan masuk dan ternyata itu dari teman semasa sma dulu. Tumben, setelah sekian lamanya tak ada kabar, kini mengirimi ku sebuah pesan sebanyak lima kali. Karena penasaran, kubuka satu per satu isi pesannya tersebut

[Say, kok aku ngeliat adikmu jalan sama om om sih? ] pukul 09.14

[Kalau saudara, gak mungkin juga kan terlihat mesra ditempat umum] pukul 09.15

[Say, kok mereka masuk ke sebuah hotel? ] pukul 09.25

[Apa ada acara keluarga yah dihotel tersebut? ] pukul 09.27

[Berarti kamu juga ada dong ditempat ini. Izz jahat kamu, gak mau ketemuan ma aku say] pukul 09.27

Aku pun tersontak kaget saat membaca tiap pesan yang dikirim oleh Nia kepadaku. Tapi gak mungkin dong yang dimaksud sahabat lamaku tersebut adalah adikku?secara Nia kan tinggal di kota B, berada jauh dari tempatku. Mungkin salah lihat kali, mungkin hanya mirip doang apalagi Nia kan sudah tidak pernah bertemu denganku ataupun keluargaku karena dirinya pindah dikota B mengikuti orangtuanya.

[Salah lihat kali, say. Gak mungkin juga kali adikku bakalan pergi keluar kota apalagi dengan om om. Lagipula mana mau Reni pacaran dengan om om? ] kubalas pesannya dan langsung dibaca olehnya.

[Gak mungkin salah lihat kali. Walaupun sudah lama tak bertemu, tapi aku masih hafal betul dengan wajah kalian yang kusayangi. Itu beneran Reni yang kulihat didepan hotel tadi. Dan jangan salah, walaupun  umurnya keliatan tua, tapi lelaki itu berwajah tampan loh. Kalau kuperhatikan, mungkin seumuran lah dengan kita berdua.Tapi yah, kalau dibanding dengan usia Reni, bisa dibilang om om kan beda jauh umurnya. Hehe. ] pukul 10.20

[Eh iya baru ingat, dia kan lagi merayakan acara kelulusan dikota B. Mungkin saja yang kamu lihat adalah gurunya dan mereka baru saja kembali dari mana gitu? Kalo aku sih percaya pada adikku tak mungkin mau sama lelaki yang umurnya jauh diatasnya. ]  Balas ku agar Nia tak berpikiran aneh tentang Reni.

[Oh mungkin juga sih, tadi juga aku lihat sekumpulan anak seumurannya yang berada tak jauh darinya. Hehe maaf yah kalo aku berprasangka buruk terhadap adikmu? ]

Aku menghela nafas panjang dan kepikiran juga sebenarnya dengan pesan yang dikirim Nia tentang adikku tersebut. Tapi, aku tetap berpikiran positif kalo Reni gak mungkin melakukan hal aneh diluar sana. Dia kan anak baik, gak mungkinlah dia gadis seperti itu.

Tapi tunggu, mas Rangga kan juga saat ini ada dikota B? apa jangan-jangan lelaki yang dimaksud Anita tadi? Isssh, gak boleh asal menuduh, mungkin saja kan hanya kebetulan berada dikota yang sama. Daripada penasaran, apa aku minta tolong pada Nia untuk mengambil foto Reni dan lelaki tesebut? Yah gak ada salahnya dicoba, tapi nanti dia malah curiga lagi padaku. Ya sudahlah, aku tak boleh berprasangka buruk terhadap adikku sendiri. Kuyakin itu adalah gurunya, karena kemarin melihat statusnya lewat di beranda,dia akan merayakan perpisahan dengan teman sekolahnya diluar kota.

Terpopuler

Comments

Imas Maela

Imas Maela

apa rangga ada main dengan adik ipar y

2023-01-06

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!