Bab 4

"Lalu, apa yang harus kita lakukan Pak? Kasihan Ardi. Ibu tidak sampai hati melihat anak mu itu," tanya Ibu Maryam berharap suaminya itu memiliki solusi untuk masalah ini.

"Hhhhhh, entahlah Bu. Bapak sendiri juga tidak tau. Kita serahkan saja semuanya kepada yang di atas. Jika mereka berjodoh, pasti semua akan ada jalannya," jawab Pak Akbar menghela nafasnya kasar.

***

"Semoga saja ya Pak," ucap Ibu Maryam memakan makanannya.

Keesokan paginya, Gina sudah tiba di depan rumah Ardi.

Ia mengetuk pintu rumah yang masih tertutup rapat itu.

"Assalamualaikum," ucap Gina sambil mengetuk pintu rumah Ardi.

"Walaikumsalam," balasan dari dalam rumah sederhana tersebut.

"Gina? Ayo masuk," ucap Ibu Maryam yang cukup terkejut dengan kedatangan Gina pagi-pagi ke rumah.

"Iya Bu. Terima kasih," jawab Gina mengikuti langkah Ibu Maryam dari belakang.

"Jadi apa tujuan mu datang pagi-pagi ke rumah Ibu? Apa kamu mencari Ardi?" tanya Ibu Maryam yang memiliki watak lembut.

"Hhhhmmmm, tujuan aku ke sini ingin memberi tau Ardi sesuatu Bu. Aku boleh ya Bu ketemu sama Ardi. Sebentar saja," jawab Gina yang merasa tidak enak.

Gina yakin, Ibu Maryam pasti sudah tau semuanya dari Ardi.

"Hhhhh.. Boleh.. Kamu tunggu saja disini sebentar. Sebentar lagi Ardi keluar," jawab Ibu Maryam membuat Gina lega.

"Baik, terima kasih Bu," jawab Gina tampak senang.

'Untung saja Ibu Maryam tidak marah sama gue,' batin Gina lega.

"Gina? Ngapain paggi-oagi kamu disini?" tanya Ardi saat ia baru saja keluar dari kamarnya.

"Ardi. Ada yang harus aku bicarakan sama kamu. Kita bisa bicara sebentar?" jawab Gina sembari berjalan ke arah Ardi.

"Bicara apa?" tanya Ardi penasaran.

"Hmmmm, kita bicaranya di luar saja yuk," jawab Gina menarik tangan Ardi.

Ardi yang sebenarnya sudah berniat untuk menarik angkutan itu pun akhirnya mengikuti keinginan Gina untuk ikut bersamanya.

"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan sama aku Gina?" tanya Ardi masih terpikirkan ucapan Almira kemarin.

"Ardi, papa merestui hubungan kita, dan kamu tau, dia juga bersedia untuk menikahkan kita, tapi tanpa sepengetahuan Mama," jawab Gina seketika membuat raut wajah Ardi berubah.

"Kamu serius?" tanya Ardi mencoba meyakinkan apa yang dikatakan Gina baru saja.

"Yakin sayang. Aku yakin sekali," jawab Gina sumringah.

"Alhamdulillah. Tapi apa kamu bersedia menikah dengan ku tanpa restu Mama mu?" ucap Ardi balik bertanya.

"Aku bersedia sayang. Aku bersedia," jawab Gina lalu memeluk Ardi.

"Terima kasih sayang. Aku janji akan membahagiakan kamu dan menjadikan kamu sebagai satu-satunya wanita di dalam hidupku," ucap Ardi membuat Gina benar-benar merasa menjadi wanita paling bahagia.

"Aku percaya sama kamu Ardi. Ya sudah, kamu narik gih sana. Semangat ya," balas Gina tampak menarik tangan Ardi masuk ke angkotnya.

Beberapa saat kemudian, Gina kembali di antar pulang oleh Ardi. Namun, kali ini, Gina hanya meminta di antar sampai taman yang ada di dekat rumahnya.

"Gina, sekali lagi terima kasih ya. Kamu sudah mau menerima aku apa adanya," ucap Ardi sebelum pergi meninggalkan Gina.

"Kamu darimana saja Gina?" tanya Almira yang sedang duduk di meja makannya.

"Habis joging Ma," jawab Almira singkat.

"Joging? Tumben sekali? Kamu nggak bohongin Mama kan?" tanya Almira penuh selidik.

"Bohongi apa Ma? Aku benar-benar habis joging di taman," jawab Gina yang masih marah kepada wanita yang telah melahirkannya itu.

Sedangkan Aditama hanya diam dan fokus kepada makanannya. Ia tau, putrinya itu pasti habis bertemu dengan Ardi.

"Ya sudah. Ayo duduk disini. Kita sarapan bareng. Ada yang Mama ingin bicarakan sama kamu," balas Almira meminta Gina untuk duduk dan makan bersamanya.

"Gina mau mandi dulu Ma. Gina mau ke kampus soalnya. Mama makan duluan aja ya," alasan Gina untuk menghindari Mamanya itu.

"Sudah, kamu makan dulu. Mama mau bicara sama kamu Gina," ucap Almira memaksa Gina untuk sarapan bersamanya.

"Hhhhh, yaudah," balas Gina singkat dan sedikit kesal.

"Gina, Mama mau mengatakan sesuatu sama kamu," ucap Almira seketika membuat Gina menghentikan suapannya.

"Katakan saja," singkat Gina yang masih merajuk itu.

"Nanti malam, Niko dan keluarganya akan makan malam di rumah kita. Mama mau, kamu juga ikut serta di acara makan malam itu," ucap Almira membuat Gina bertambah kesal. Gina tau, Mamanya itu pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu di balik acara makan malam ini.

"Aku nggak bisa Ma. Aku nggak mau," tolak Gina membuat Almira yang mudah marah itu terpancing emosi.

"Apa-apaan kamu pake acara nggak mau segala. Mama nggak mau tau ya Gina, pokoknya kamu harus ikut makan malam bersama keluarga Niko," bentak Almira yang tidak mau rencananya gagal total.

"Ma sudah, kalau Gina tidak mau, jangan di paksa. Kasihan Gina," ucap Aditama berusaha membantu putrinya itu.

"Diam kamu Pa. Kamu harusnya belain aku, bukan belain Gina. Lagian Mama kan cuma mau Gima ikut makan malam bersama dengan keluarga Niko, kenapa dia harus pakai acara menolak segala?" jawab Almira kini berbalik memarahi suaminya.

"Sudah, jangan bertengkar lagi. Aku akan ikut ke acara makan malam itu. Mama puas?" ucap Gina lalu pergi meninggalkan meja makan tersebut.

"Ingat ya Pa, jangan pernah kasih tau Gina jika dia akan dijodohkan dengan Niko. Kalau sampai ini semua bocor, maka kamu yang akan aku salahkan," ucap Almira membuat suaminya itu terkejut.

"Jadi, kamu mau menjodohkan Gina dengan Niko?" tanya Aditama shock.

"Ya. Aku mau menjodohkan Gina dengan Niko. Daripada anak itu menikah dengan Ardi si supir angkot itu, mendingan dengan Niko, jelas anaknya berpendidikan dan kaya raya," jawab Almira sumringah.

"Tega ya kamu Ma. Untuk apa sih jodoh-jodohin Gina sama Niko. Gina itu cintanya sama Ardi Ma, bukan sama Niko. Lagian, kita semua juga tau jika Niko itu pacarnya banyak dan selalu gonta-ganti wanita," ucap Aditama benar-benar sudah kesal dengan kelakuan istrinya.

"Ya nggak ada salahnya lah Pa jika Niko banyak pacarnya. Namanya juga masih single. Yang terpenting, nanti setelah menikah dia tak akan seperti itu lagi. Papa kan tau sendiri jika dari dulu Niko selalu mengejar-ngejar Gina. Dan satu lagi, tadi kamu bilang apa? Tega? Kamu bilang aku tega Pa? Tega darimana? Aku cuma mau yang terbaik untuk Gina. Memang kamu tega melihat Gina hidup miskin dan serba kekurangan? Mau di kasih makan apa anak kita jika Gina benar-benar menikah dengan si supir angkot itu," balas Almira tak kalah kesalnya.

"Terserah kamu saja. Tapi yang terpenting, aku nggak akan memberikan restu ku jika Gina menikah dengan Niko. Aku nggak akan mau menikahkan mereka berdua," ucap Aditama lalu pergi meninggalkan Almira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!