jika harus berhenti mungkin memang harus berhenti..nasib nya sudah tamat..apa yang dia lakukan kemarin memang sudah keterlaluan..tapi Regan pun juga lebih keterlaluan..bagaimana bisa dia mengatakan hal aneh semacam itu..pikir Una
uan masih bergelut dengan selimut..sudah pukul 7, biasanya dia sudah on the way tapi kali ini dia masih betah berlama-lama di atas kasur..dia akan menyerahkan surat pengunduran dirinya esok, pikirnya
sudah pukul 9, Regan bolak balik seperti gelisah..dia mulai berpikir sepertinya dia sangat keterlaluan kemarin..
Regan melihat jam tangannya " sudah jam 9, kenapa dia bahkan tidak muncul??seharusnya dia sudah menyiapkan kopi untuk ku..asisten macam apa yang bahkan tidak menyapa bis nya terlebih dahulu" pikir Regan
dia membuka pintu dan sedikit mengintip keluar..tidak ada bahkan bayangannya sekalipun..
" dimana orang itu??"
tentu saja Regan tak akan menemukannya di kantor, karena Una sudah memutuskan untuk tak datang hari ini..
" Una belum datang ya ?" tanya Zein sambil celingunkan
" dia tidak menghubungi mu?" Regan balik bertanya
" tidak ada sama sekali..jadi benar dia tidak datang??" tanya Zein lagi
Regan hanya terdiam, matanya fokus menyorot ke satu sisi sambil berpikir
" hubungi dia dan katakan untuk cepat datang kemari" pinta Regan
" aku??"tanya Zein sambil menunjuk ke dirinya sendiri
" haruskah aku??"jawab Regan sedikit ketus
" apa kalian bertengkar??kau memarahi dia lagi??ah tidak..kau pasti lebih kejam kali ini"
Regan terdiam
" benar kan?? ya Tuhan Regan apa kali ini kesalahan dia menurut mu??"
" dia sengaja mengintip ku saat ganti baju"
" kau yakin dia mengintip mu dengan sengaja, bukan karena dia yang ada di sana lebih dulu??"
" ya dia harusnya ngomong kalau ada di situ kan"
" kau pikir dia akan berani bicara dengan sikap mu yang seperti itu?? kenapa kau selalu memarahinya dan tak mau menerima dia seperti yang lain??kamu lho yang bawa dia kemari"
" sudahlah..panggil dia kemari"
Zein pun hanya melengos sambil berlalu
memang benar dia kali ini keterlaluan, hanya saja Regan merasa gengsi untuk meminta Una kembali secara pribadi..
drreeettt...dreetttt...dreetttttt...
ponsel Una bergetar..ada pesan
dari Zein
" Una segera datang ke kantor..jangan berpikir untuk berhenti, atau aku datangi dan jemput kamu langsung ke rumah mu"
darimana dia tau kalau Una berencana mengundurkan diri..
" aku akan datang besok kak" balas Una
" hari ini..sekarang.."
" besok ya kak..please" balas Una memohon
"aku sedang ingin istirahat hari ini, tapi jika dengan ini aku di pecat juga tak apa-apa"
Una benar-benar sudah sakit hati sepertinya..separah apa Regan memarahinya, pikir Zein
" oke..tapi hanya hari ini saja..aku anggap ku ijin cuti..tapi besok datang lagi ke kantor"
"iya kak" jawab Una..iya aku datang sekaligus mengundurkan diri, bisik Una dalam hati
" bang..sudah kau suruh dia datang kan??" tanya regan
" heem"
"apa katanya??"
" jika kamu sesemangat ini untuk minta dia datang, bukankah seharusnya kau sendiri yang menghubungi dia sekaligus minta maaf"
" kenapa aku harus minta maaf??"jawab regan
Zein hanya terdiam dan pergi..sulit menghadapi orang egois
" jadi dia tak mau datang lagi??bukankah seharusnya dia yang datang dan meminta maaf karna sudah mengintip dan membentak ku??kenapa harus aku??"terserah mau datang atau tidak itu urusannya..dia yang butuh kerjaan"
Regan terus merasa gelisah..dia bahkan tidak fokus membaca naskah..terasa sangat tidak nyaman..bolak balik keluar untuk memastikan apakah Una beneran gak mau datang
tok..tok..tok..
kepala Regan melongok masuk
" mbak aku masuk ya" ucap nya
" Regan..masuk..masuk" ucap mbak defi ramah " ada apa ini, tumben"
Regan seperti ragu mengatakan, tapi akhirnya dia tanyakan juga
" boleh lihat alamat Una??cuma mau tau aja, sebagai atasannya aku harus tau alamat asisten ku" jelas Regan bahkan tanpa mbak defi minta
" oh itu..tapi aku gak punya data nya"
"gak punya?"
"he'em"
" bagaimana data staff bisa tidak ada??"
" bukan gak ada, tapi aku yang gak punya..datanya ada di Dewi..kamu bisa minta kesana"
Regan langsung lari keluar..spontan dia lari langsung menuju lift untuk menuju ruangan Bu Dewi, sesampainya justru Regan menemui kekecewaan..Bu Dewi sedang keluar..
Regan naik ke lantai tujuh dengan perasaan agak kecewa..dia terdiam, berpikir..kenapa dia jadi seperti ini..
seperti apapun sikap Regan, dia sadar dia sudah salah, hanya karena gengsi dia jadi seperti itu
" bang..tau alamat Una??"
" tentu saja.."
Regan tersenyum
" tidak punya.." jawab Zein
Regan kecewa dong..
" tapi temennya pasti tau..dia datang awalnya untuk menggantikan temennya kan?"
"siapa??dimana??"
"kalau gak salah namanya Ranti, staffnya Bu Dewi"
" aku harus turun lagi?"
" kamu sudah ke bawah.."
Regan sudah buru-buru pergi..seperti tak ingin melewatkan nya lagi
bagaimana bisa agensi sebesar ini, alamat staff harus berlari naik turun, pikir Regan, dia berpikir menyerah jika kali ini tidak bisa menemukan orang yang di maksud lagi.
sesampainya di ruang staff tatarias Regan clingak clinguk..dan ada seseorang yang akhirnya menyadari kalau ada dia di sana
" mas Regan..ada apa datang ke sini??"
" aku bisa ketemu yang namanya Ranti gak?" ucap nya malu-malu
" oh Ranti..bentar tak tanyain dulu ya mas..soale tadi dia keluar.."
" keluar??"
" bentar mas"
setelah di tanyakan ternyata Ranti ada dong
" iya mas?" tanya Ranti
" kamu temennya Una kan?""
" iya mas bener. ada apa ya??"
" tau alamat nya?"
dengan senyum sumringah Regan naik ke atas, alamat sudah di tangan, tapi haruskah dia beneran datang dan membujuk nya sendiri??apakah harus??
" ah sudahlah kenapa harus repot-repot, urusan dia mau datang atau tidak" ucap Regan lirih sambil membuang potongan kertas berisi alamat Una ke tempat sampah dan berlalu masuk ke ruangannya
selang beberapa saat Regan kembali mengorek sampah dan mencari alamat yang sudah dia buang..belum lama kenapa sudah bertumpuk sampahnya..Regan mengorek tempat sampah tapi tak dia temukan alamat nya
Regan jadi heran kenapa malah jadi hilang
" cari ini??" Zein menyodorkan kertas ke arah Regan
" lah kok bisa di Abang?"
" aku tau kamu pasti bakalan nyari lagi..jadi ku ambil lah dari tempat sampah tu..eehh ternyata benar di cariin..hahaha" ucap Zein sembari sedikit ngledek
Regan langsung meraih kertas itu dan buru-buru pergi
" aku keluar sebentar"
Regan sudah sampai di alamat yang di tunjukkan Ranti..tapi dia ragu apakah Una mau menerima kedatangannya dan menemui nya, dia berusaha berbalik arah dan berniat masuk ke mobil yang dia parkir tak begitu jauh dari alamat
" mas Regan??"
seperti kenal dengan suara ini, apa ini penggemar? padahal dia sudah memakai atribut tertutup biar gak di kenali orang..Regan berusaha menghindar dan mau masuk mobil
tapi niat nya urung, karena akhirnya dia mengenal suara siapa itu
"Una!"panggilnya
Una berbalik..jadi benar itu Regan..Regan mendekat..seperti seorang musuh, Una berdiri kokoh dan tak mau menghampiri
"ada apa?" tanya Una ketus, gantian dong sekarang Una yang jutek..emang cuma Regan aja yang bisa begitu, pikir Una
" bisa bicara di tempat lain gak? takut ada yang lihat" suara Regan lirih
Una pun memberi isyarat untuk mengikuti nya, alih- alih mengajak masuk rumah, Una malah mengajak Regan ke taman bermain
" di sini sepi jadi gak akan ada yang lihat"
"iya"
kali ini Regan terlihat berbeda, dia lebih hati-hati dalam bicara
" mau ngomong apa? maaf ya saya gak bisa lama-lama"
Regan mengangguk..si raja singa sudah berubah jadi anak kucing..sejenak mereka terdiam..Regan seperti bingung mau mulai dari mana
" bisa di percepat gak?" ucap Una
Regan sejenak kaget..kenapa dia jadi begini..padahal dia sudah terbiasa menghadapi banyak orang dan biasa saja, di depan Una dia seperti mbisu tak bisa bicara apapun
" maaf. " ucap Regan lirih..sangking lirihnya Una bahkan tak bisa dengar dengan jelas
" apa?" tanya Una
Regan menghela nafas
" aku minta maaf..aku tau sudah keterlaluan kemarin" ucapnya spontan sekali nafas sambil menunduk
Una yang mendengar itu merasa puas dong..jadi si singa ini bisa juga bilang maaf..
" iya aku maafin kok mas"
Regan tersenyum dong " besok sudah bisa masuk lagi kan?" tanyanya
Una terdiam sejenak " entahlah..tergantung sikap mas Regan gimana" jawab Una
" aku kan sudah minta maaf..aku sadar kalau salah..kenapa masih juga jual mahal..tinggal masuk lagi aja apa susahnya sih" si singa kembali ngreog nih
" nah ini nih kenapa aku masih harus mempertimbangkan buat masuk kerja lagi atau keluar"
" apa lagi mau kamu?"
" mas Regan kan orang hebat..mas bisa kok nyari asisten lain yang lebih baik dari saya..kenapa harus minta saya balik lagi..kerja saya juga gak bagus kan??saya orang rendahan, wanita penggoda, yang kerja nya cuma ngintipi bos nya ganti baju!!" Una gak kalah ngreog
jleb..kena deh si Regan, semua kata-kata dia kemarin masih di hafal sama Una, seperti nya memang Una sakit hati banget
" iya aku minta maaf sudah keterlaluan kemarin..aku butuh kamu un, please balik ya" ucap Regan memohon..ada apa ini, orang yang bicara seolah paling bener, gak mau kalah tiba-tiba memelas seperti ini
" saya gak ada kehebatan mas..mas bisa cari asisten lain yang lebih terampil"
" tapi kopi buatan mu enak.."
Una pun terdiam..jadi karena kopi dia repot datang untuk meminta Una kembali bekerja??what???
Una tertawa geli mendengar itu, dan langsung buru-buru berlari pergi ninggalin Regan
Regan bingung kenapa Una tiba-tiba pergi tanpa menjawab apapun
" dasar orang egois..kopi ku enak??kenapa dia gak sewa barista aja sih??alasan yang aneh" Una ngedumel " bilang aja mau bekerjasama lagi, bantu aku lagi..gitu apa susah nya sih"
tapi Una merasa puas dong ya, berhasil mengerjai bos nya yang super galak, egois dan bawel itu..
Regan kembali ke kantor dengan sedikit kurang semangat, seperti nya niat dia buat meminta Una balik kerja gagal..
pagi ini Una memutuskan kembali bekerja, tapi saat Una sampai, suasana kantor sangat riuh, semua sibuk dengan telponnya masing-masing..staff humas terlihat sangat kerepotan karena telfon tak henti nya berdering..tumben seperti ini..semua hilir mudik panik..
"ada apa kak?" tanya Una ke Zein
" sedang ada masalah..ada yang buat laporan di buletin tentang Regan..kamu cek sendiri aja" ucap Zein sambil berlari meraih telpon
semua berusaha menjelaskan yang terjadi lewat telpon yang masuk,
buletin..Una langsung membuka buletin..dia bahkan tidak membuka apapun dari kemarin, kejadian hari ini pun dia tak tau sama sekali
yang benar saja, seorang anonim mengunggah berita tentang kejadian waktu di kafe, waktu Regan marah ke Una, di situ tertulis, " ARTIS TERKENAL YANG BAIK TAPI TERNYATA SANGAT KASAR"
komentar pun banyak di lontarkan yang menghujat si artis yang tak lain adalah Regan
Una hanya terdiam..baru saja dia senang karena sikap Regan yang berubah, dan sekarang harus melihat berita yang di dalamnya ada gambar dirinya..akankah Regan baik-baik saja..ataukah dia akan kembali menjadi singa yang buas lagi???bagaimana nasib Una selanjutnya jika seperti ini..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments