Cinta Ku Terhalang Level
Triitt...triiit..triit..triiit...
Dering suara jam membangunkan Una dari mimpi indahnya.
" Sudah pukul 7 " gumamnya, buru-buru dia meraih handuk dan langsung berlari ke kamar mandi. " Wah..pagi yang indah, semoga ini hari yang baik dan aku bisa mendapatkan pekerjaan yang baik" ucapnya lirih
Gemericik air shower membuat Una jadi berlama-lama, tanpa sadar sudah hampir satu jam dia di kamar mandi, segera setelah keluar dia langsung mengenakan setelan yang sudah dia persiapkan sedari semalam.
Dengan optimis dia berjalan mantap menuju halte bis, di lihatnya jam tangannya sudah hampir jam 8, dia harus sampai di tempat kerja jam 8.30, ini hari pertama Una menggantikan Ranti temannya yang tiba-tiba sakit sebagai asisten tata rias artis, jika ingin bertahan lama maka dia harus bekerja dengan disiplin.
" Aku terlambat!!" teriaknya dalam hati sembari melihat jam sudah pukul 8.40
Una langsung menuju ruang staff dan segera bertemu ibu Dewi seperti yang di infokan Ranti, dan benar saat Una sampai ternyata Bu Dewi sudah menunggu di tempat.
" maaf Bu saya terlambat" ucap Una lirih sembari menunduk
" kamu Una? penggantinya Ranti ?" tanya Bu Dewi
" iya Bu saya Una..mohon maaf karna terlambat di hari pert.."
bruukk..belum sempat Una meneruskan ucapannya, tiba-tiba Bu Dewi sudah memberikan setumpuk pakaian ke arahnya
" cepat bawa itu ke ruangan Regan" suruhnya
" ya?" Una masih melongo
" lantai dua nomer delapan" lanjut Bu Dewi
" baik Bu" ucap Una
tanpa pikir panjang Ina langsung naik ke lantai dua, dengan tergopoh-gopoh dia membawa beberapa tumpuk baju berharap baju itu tidak sampai berantakan.
" lantai dua nomer delapan" ucap Una lirih
dan akhirnya dia pun menemukannya
masih sepi, tak ada seorangpun yang lewat, di pintu tertulis REGAN " ah benar ini ruangannya " ucap Una dalam hati
Una langsung masuk tanpa mengetuk pintu karena memang kedua tangannya sudah penuh dengan baju-baju yang di bawanya, ketika tiba-tiba..
" maaf mas..maaf..maaf..saya tidak sengaja.." ucap Una keras sembari berbalik badan
Seorang pria tampan, tinggi, berkulit putih sedang bertelanjang dada di depan cermin, Una yang tiba-tiba masuk tentu merasa kaget karna melihat adegan yang membuat dia spontan berteriak
" siapa kamu!!" teriak pria itu lantang
" maaf mas saya datang untuk mengantar baju-baju ini,,," ucap Una sambil terus membelakangi pria itu
" Apa kau tak punya sopan santun,,hah?!kenapa tidak ketuk pintu dulu!!" ucapnya semakin keras
" tangan saya penuh dengan baju, dan saya pikir tak ada orang karna disini sangat sepi"
Tapi pria itu terlihat masih sangat marah dan tidak bisa menerima alasan Una,
" banyak alasan!!jangan-jangan kamu sengaja nyari-nyari cara untuk bisa membuat berita!!kamu dari media mana,hah?!!!""pria ini terus saja mengoceh tak berhenti, bahkan Una pun tak mengerti apa yang sebenarnya pria itu bicarakan
Tanpa banyak bicara lagi Una pun langsung pergi dan kabur, dia tak mau semakin memperkeruh keadaan jika dia terus menjawab dan beralasan, dengan rasa yang sedikit dongkol Una pun berpikir " apa itu Regan si artis itu??klo benar itu dia kenapa dia begitu kasar??apa karna aku yang terlalu tidak sopan??atau memang itu adalah dia yang sebenarnya??" banyak sekali pertanyaan di kepala Una sampai akhirnya dia sadar klo ternyata baju yang seharusnya untuk Regan masih ada di tangannya
" ya Tuhan..kenapa aku bisa lupa" ucapnya " haruskah aku kembali kesana?" Una pun melangkah lagi ke lantai dua, tapi kemudian dia berpikir lagi " bagaimana kalau dia semakin marah??" dan Una pun kembali kebawah lagi " tidak..jangan sampai gara-gara ini aku kehilangan pekerjaan lagi, ayo Una kamu bisa!!ini hanya di marahi, toh kamu sudah minta maaf" ucapnya penuh semangat
" kenapa kamu kesini lagi!!" ucap Regan keras
seketika nyali Una kembali ciut, dia menunduk dan hanya terdiam
" apa aku harus memanggil security untuk mengusir mu??" hardiknya
seketika Una langsung mengangkat kepalanya
" tolong jangan mas Regan..saya datang kesini untuk menyerahkan baju- baju ini, saya gak ada niat apa-apa, tolong jangan salah faham" ucap Una memelas " ini hari pertama saya kerja..jadi saya belum begitu mengerti seluk beluk tempat ini..tolong maafkan saya" ucap Una memohon
Regan hanya memandang ke arah Una dengan tatapan sinis, lalu dia mengibaskan tangannya sebagai isyarat Una untuk pergi
Dengan cekatan Una paham maksudnya " terimakasih banyak mas Regan" ucap Una sembari ngibrit keluar
" bagaimana kalau regan sampai bilang ke Bu Dewi" ucap Una dalam hati
Tanpa pikir panjang Una kembali berlari ke lantai dua, dia terpaku sebentar di depan ruangan Regan, dan dengan sopan dia mengetuk pintu,
" masuk" ucap Regan
kepala Una nongol dan dia tersenyum, Regan yang awalnya bersuara pelan jadi ngegas lagi
" ada urusan apa lagi!!"
" maaf mas Regan...mengenai hal ini saya minta tolong jangan di sampaikan ke Bu Dewi ya" mohon Una
" apa maksud mu??!!"tanya Regan dengan nada membentak
" saya masih ingin belajar kerja di sini mas, jadi tolong masalah ini jangan sampai ke Bu Dewi ya" ucap Una sembari menelungkup kan tangannya untuk memohon
" kamu pikir aku tukang ngadu-ngadu??begitu!!"
"bukan mas..bukan itu maksud saya" Una jadi merasa serba salah, padahal niatnya bukan seperti itu " iya mas saya mohon maaf..saya permisi " pamit Una
Una berjalan dengan perasaan galau, bagaimana bisa pekerjaan yang baru dia kerjakan belum 1 jam sudah seberantakan ini..
dengan lesu Una kembali ke ruang staff dan bertemu bu dewi untuk melaporkan kalau dia sudah mengerjakan tugas nya
" Una.." panggil Bu Dewi
" sini sebentar "
waduh..kenapa lagi nih..jangan-jangan apa yang terjadi tadi sudah sampai ke Bu Dewi
" dasar pria bermulut kompor " gumam Una
Una tidak menyangka kalau akan secepat ini Regan melapor, bagaimana mungkin orang yang di elu-elukan oleh banyak wanita bahkan hampir se negeri menyanjungnya, ternyata tak bisa berbelas kasihan kepada rakyat jelata sepertinya
" silahkan duduk" ucap Bu Dewi
" maaf Bu ada apa ya?? maafkan saya Bu kalau saya ada salah, karena saya baru belajar di sini Bu, saya benar-benar ingin belajar banyak di sini" ucap Una memelas
" memangnya kamu melakukan kesalahan Una??" tanya Bu Dewi
Una seketika diam" jadi bukan karna kesalahan tadi??lalu apa??" bisik Una dalam hati
Una menggelengkan kepalanya
" sebelumnya maaf sudah memberi mu tugas saat kamu bahkan belum memperkenalkan diri" ucap Bu Dewi" Ranti sudah banyak bercerita ke saya, dan menurut dia kamu sangat cocok untuk mengemban tugas yang seharusnya dia kerjakan"
" jadi gini Una..maksud saya adalah dari rincian biodata yang kamu serahkan ke saya, saya sangat yakin kalau kamu adalah orang yang tepat di bidang ini"
" terimakasih banyak Bu" ucap Una sambil tersenyum..sepertinya ini akan jadi kabar yang sangat baik, pikirnya
" jadi kamu tidak perlu lagi mengerjakan pekerjaan sebagai asisten tatarias lagi"
Una langsung terbelalak, bagaimana bisa yang tadi katanya bagus tapi justru tidak bisa bekerja lagi..
" tapi Bu..bukankah tadi ibu bilang bagus??kenapa justru saya tidak bisa bekerja lagi Bu??"
" bukan begitu maksud saya Una..kamu tetap bekerja, dengan pertimbangan dari cerita Ranti, kamu lebih cocok bekerja dengan berfokus ke satu orang saja"
"maksudnya,Bu?" tanya Una bingung
" mulai sekarang kamu bisa jadi asisten rias untuk Regan, di situ kamu bisa belajar terlebih dahulu"
Una terbelalak kaget, apa maksudnya jadi asisten tatarias Regan??apa jadinya nanti
" tapi Bu. saya bahkan belum belajar apapun..saya takut nanti mengecewakan dan banyak kesalahan"
" saya tidak minta kamu jadi penanggungjawab, tapi kamu jadi asisten, sehingga kamu bisa belajar banyak"
" Bu apa tidak bisa saya di sini saja Bu,,,gak apa-apa meski part time Bu" mohon Una
" kenapa Una??apa kamu buat kesalahan??ini penawaran besar lho untuk orang baru seperti mu""
Una menggeleng
" untuk hari ini sementara kamu fokus di sini dulu, karena manajemen kita satu atap dengan manajemen Regan, jadi kamu bisa belajar banyak nantinya..silahkan banyak bertanya kepada senior mu, dan ingat..kamu harus lebih berhati-hati..oke?!" ucap Bu Dewi sembari tersenyum
"apa maksud nya hati-hati??ya tuhan apa ini ujian bagi ku untuk naik kelas" pikir Una
dia menyandarkan kepalanya di meja seakan ingin menangis..awal ketemu saja sudah seperti itu, bagaimana nanti kalau sampai bertemu setiap hari..." Tuhan tolong aku!!" teriak Una dalam hati..
triiitt....triiit...triiit..triiit..
Una terbangun dengan lemas, dia galau haruskah dia berangkat atau melepaskan saja pekerjaan ini??tapi kalau di lepas kapan lagi dia akan dapat kesempatan baik ini dengan gaji yang lumayan, lebih dari gaji part time dia sebelumnya..ada baiknya dia sudah melanglang buana selama ini menjelajah banyak pekerjaan paruh waktu..
Una pun optimis..yakin kalau Regan pasti sudah lupa kejadian kemarin, dengan penuh semangat dia berjalan..sudah bukan lagi lantai dua, kali ini dia harus menuju ke lantai tujuh, ruangan khusus untuk bintang idola..awal masuk sudah terasa sangat aneh, terasa panas padahal ruangannya sudah berpendingin, langkah Una terasa berat, padahal ruangannya terlihat sangat nyaman..
" kamu asisten yang baru?" sapa salah satu staff di situ
" iya kak " jawab Una sambil tersenyum
" langsung saja masuk ke ruangan yang berwarna biru itu ya, sudah di tunggu sama mbak defi " jelasnya
" baik mbak terimakasih"
orang-orang nya ramah, semoga begitupun yang lain termasuk Regan
Una mengetuk pintu..tok..tok..tok .
dan pintu pun terbuka " Una ya?? silahkan masuk Una" sapa seorang wanita dengan begitu renyah
Una masuk dan langsung terdiam..karena ternyata di dalam ruangan itu tak hanya Mbah defi seorang tetapi ada Regan yang juga sudah menunggu..tatapannya tajam..seperti mau menerkam..
Una berdiri mematung, menelan ludah pun serasa tak mampu..
" ya Tuhan akankah ini jadi hari pertama aku di siksa ..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments