Mata Una terbelalak, badan serasa kaku..ingin rasanya Una balik kanan dan berlari pergi, tapi dia tetap harus bertahan seperti apapun nanti, ini hanya Regan..
dengan senyuman tipis Una berjalan pelan dan hendak duduk di kursi, tapi..
" siapa yang nyuruh kamu duduk??!" ucap Regan tiba-tiba..dengan suaranya yang sedikit keras membuat Una kaget dan langsung mengurungkan niatnya
" ada apa dengan mu Regan??biar saja dia duduk" ucap mbak defi sembari tersenyum dan mengisyaratkan tangan untuk mempersilahkan Una duduk
Una pun kembali duduk
" kita harus mengajarkan pegawai sopan santun, sebelum dia menghancurkan orang lain" ucap Regan ketus
Ya Tuhan jadi ini masih masalah kemarin,,kenapa masih di bahas terus padahal sudah minta maaf " ucap Una dalam hati
Una hanya terdiam dan tak menanggapi ucapan Regan yang terkesan ketus, karna saat ini bosnya adalah mbak Defi jadi terserah Regan mau menganggapnya seperti apa selama mbak defi masih mau menerimanya berarti karirnya masih berjalan..hahahaha
" apa Bu Dewi sudah memberi tau mu tentang pekerjaan mu di sini??" tanya Mbak defi
" sudah mbak, tapi belum keseluruhan, hanya sebagian saja" jawab Una
" sebagian...seperti apa tepatnya??" tanya Mbak defi lagi
" saya harus membantu senior dalam hal melayani artis, seperti make up, pakaian dan lain - lain.." ucap Una lirih sembari melirik ke arah Regan " dan kata nya saya harus fokus ke satu artis yaitu mas Regan saja" tambahnya
" iya betul sekali Una, jadi di sini kamu akan menjadi asisten pribadi ya tepat nya, khusus untuk Regan "
haahh??!!!asisten pribadi???!kenapa malah jadi asisten pribadi sih
" tapi Mbak kata Bu Dewi saya masih harus belajar lagi,,dan beliau bilang saya masih harus membantu senior""
" awalnya begitu, tapi sehubungan dengan semakin banyak ya jadwal artis utama kami , yaitu Regan..kami jadi kekurangan tenaga, manager kami tidak bisa menghandle semua jadi kami sangat butuh tenaga baru" jelas mbak defi
" maaf mbak bukan saya tidak tau terimakasih tapi saya ragu apakah saya bisa" ucap Una menunduk
" saya yakin kamu bisa Una..saya lihat kamu banyak sekali pengalaman kerja, dan dari banyak bidang..kamu juga terlihat semangat sekali..itu yang kami butuhkan" ucap mbak defi sambil tersenyum
" tapi Mbak semua pekerjaan itu hanya paruh waktu biasa saja"
mbak defi pun terdiam..kenapa begitu mendadak begini, Una takut kalau nanti justru dia akan mengacau..benar saat ini Una sangat membutuhkan pekerjaan karena dia harus membantu ibunya membiayai sekolah adiknya..
" jadi kamu bersedia atau tidak??" tegas mbak defi
" tujuh juta perbulan !!"Regan tiba-tiba berteriak
sontak Una dan mbak defi langsung kaget dong..yakin nih??gak salah denger nih???
" kalau kamu bersedia aku gaji kamu tujuh juta perbulan" ucap Regan mengulang
mbak defi masih melongo dong mendengar ucapan Regan
Una tak berkedip menatap Regan , seolah ini mimpi tapi ini nyata,
" setuju!!saya terima!!" ucap Una dengan penuh semangat..entah apa yang ada di pikirannya, mendengar tujuh juta perbulan langsung membuat Una hilang kendali dan langsung menyetujui
Una berjalan pelan di koridor, setelah keluar dari ruangan mbak defi dia jadi tersadar,,bagaimana kalau nanti dia di jadikan budan Regan, apakah pekerjaan nya nanti sangat berat, apa dia akan di beri hari libur..dan tiba-tiba saja dia menyesal...
" ada apa dengan pria itu??kenapa dia semangat sekali membayar ku dengan gaji besar??" gumam Una bertanya-tanya " ah sudahlah pikir belakangan, yang penting aku sudah ada jaminan kerja, gaji besar pula..
cuaca di luar memang lagi panas-panasnya..sejenak Una istirahat di bawah pohon sambil minum segelas es coklat kesukaannya..iya..ini tugas pertama Una sebagai asisten pribadi Regan..membeli kopi..baru beberapa teguk ponselnya pun bergetar..nomer baru??
" ya hallo"
" pesanan ku sudah kau belikan??" suara ketus itu sangat di kenal Una
" sudah mas..segera saya antar "
belum juga Una melanjutkan kara-katanya ponsel sudah di tutup
" dasar pria unsosial" umpat Una
dan dia langsung berlari
Una bergegas mengetuk pintu dan masuk, terlihat Regan yang sedang sibuk membaca beberapa naskah yang harus dia baca dan pertimbangkan untuk dia bintangi
" ini mas kopinya" ucap Una lirih sembari menaruh kopi di depan Regan
Una masih berdiri berharap Regan mengucapkan sesuatu, tapi nyata nya pria ini tetap fokus dengan naskahnya dan tak peduli pada Una
Una berniat pergi tapi urung karna Regan keburu teriak mengumpat kepadanya
" minuman apaan ini???kopi apa yang kamu kasih hah??!"teriak Regan
" ini kopi seperti yang mas Regan minta"
" aku minta kopi tanpa gula..kamu mau buat aku diabetes hah?!"
"tapi tadi mas Regan gak bilang kalau tanpa gula, saya pikir.."
" makanya tanya..kamu punya mulut buat bertanya kalau gak tau" muka Regan terlihat sangat marah..
" baik mas saya akan belikan lagi" ucap Una lirih
cuma gara-gara kopi aja kenapa semarah itu, bisa kan bicara baik-baik..lagian dia tadi gak bilang kalau mau kopi tanpa gula", bisik Una dalam hati
belum keluar gedung ponsel Una bergetar, ada pesan " gak usah beli kopi, belikan dua sandwich..tanpa mayones..jangan salah lagi"
una pun langsung berganti haluan..antrinya begitu panjang, sudah 30 menit Una mengantri dan masih harus menunggu 3 antrian lagi, ketika ponselnya kembali bergetar, pesan dari Regan..
" segera ke mobil.."
" ini masih antri mas, tunggu 3 antrian lagi" balas Una
" gak usah langsung balik aja, sudah mepet waktunya"
Una benar-benar kesal, kenapa dia nyuruh beli makanan yang jelas-jelas pasti antri banyak, padahal dia tau waktu dia gak banyak..tempatnya lumayan jauh pula..Una pun bergegas lari menuju mobil..tapi ternyata mobil sudah melaju duluan dan meninggalkannya..
" apa-apaan ini..aku di tinggal??" Una benar-benar merasa kesal dan marah " bukankah dia punya manager yg bisa membagi semua waktunya, tanpa harus merepotkan diri mengirim pesan dan memberitahuku secara pribadi..kalau ujungnya hanya akan menyiksa ku seperti ini""
Una terus bergumam kesal sambil masuk ke arah gedung dan berpikir akan kembali k ruangan
kluning..pesan ponsel nya kembali berbunyi
" naik bis ke jalur 8, aku tunggu di cafe buana..cepat!!"
Una benar-benar tak habis pikir,,jadi ini kerja nya dari gaji tujuh juta sebulan..apa Regan benar-benar ingin menyiksa nya hanya karena melihat Regan telanjang dada???
kenapa harus naik bis kalau ada yang lebih cepat, Una memegang kartu kredit perusahaan, salah siapa yang meminta cepat, hahaha
cafe buana....ketemu..Una clingak clinguk mencari keberadaaan Regan, ah ketemu..
" kau pake taxi??"tanya Regan sambil mengerutkan dahi nya
" iya mas " jawab Una lirih
" aku suruh kamu naik bis, kenapa malah naik taxi!!!kamu paham bahasa manusia gak sih??atau memang kamu dasarnya gak bisa ngerti dan gak punya sopan santun??!!" Regan terus nyerocos..benar-benar pria ini sangat cerewet..
" maaf mas"" Una masih berusaha keras menahan emosi nya..ini masih hari pertama .bertahan Una
Regan bahkan tidak perduli dengan orang-orang di sekitar..bagaimana bisa dia tidak peduli dengan citranya sebagai artis..dia berbicara kasar dan memaki, saat ini Regan adalah bos Una, yang akan membayarnya, meski dia sangat kesal dengan perlakuan Regan yang enggak wajar ini, tapi terbersit di hati Una untuk melindungi privasi bos nya itu..Una terus menahan emosinya berharap bosnya bisa mereda amarah nya..
hari penyiksaan ini benar-benar membuat Una capek luar dalam, sepertinya tensi ku naik" pikir Una
apakah masih sanggup untuk hari esok??apakah masih bisa menahan emosi??sebenarnya ada apa dengan Regan??dia yang tiba-tiba meminta asisten, tiba-tiba memberi gaji besar, tiba-tiba berbuat kasar, apakah wajar jika itu hanya karena Una melihat dia bertelanjang dada???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments