Bab 5 - menuju restu

**Ronald tidak menyerah begitu saja, dari jarak satu meter di belakang Azzah. Ia mengikuti Azzah, merasa peka dengan posisi Ronald yang membuntutinya. Azzah mendorong sepeda sambil tersenyum samar.

Dua puluh menit Azzah sampai di depan rumahnya, dan disambut oleh Umi.

"Azzah ... kenapa berangkat pake sepeda, kok pulang sepedanya kamu tuntun sayang?" tanya Umi heran.

"Tadi ada sedikit masalah kecil Umi, Azzah hampir bablas ke sawah yang baru di bajak petani, ini sepeda remnya blong Umi," jawab Azzah

"Tapi kamu nggak kenapa - kenapa, kan Zah." Umi memutar badan Azzah untuk mengecek kondisi Azzah barang kali ada luka atau lecet.

"Alhamdulillah Umi, Azzah baik - baik saja," ucap Azzah

"Yang penting lain kali Azzah lebih hati - hati, Ayok, Nak masuk, urusan sepeda Umi nanti bilang ke Kakakmu," ujar Umi.

Umi Fatma melihat Ronald dari kejauhan. Ronald menunduk kepala seperti sedang menyapa Umi, sementara hal itu disadari Umi dengan balik menunduk sopan.

🍁🍁🍁

Satu tahun berlalu.

Azzah bertambah cantik. Ia mulai pandai merawat diri dan terlihat lebih dewasa secara penampilan maupun sikap.

Selama kurun waktu tersebut. Tak serta merta Ronald memutuskan koneksi dengan Azzah, sesering mungkin Ronald menelpon untuk sekedar menanyakan kesehatan Azzah, Azzah sedang apa, dan sudah makan atau belum.

Azzah malu ketika Ronald meminta video call, karena itu Azzah kadang risih. Ia memilih komunikasi lebih banyak chatting dan pesan suara.

Terpisah antara jarak kota dengan pedesaan. Susah sinyal acap kali Azzah dapati, saat habis turun hujan.

[ Azzah ]

[ Dalem ]

[ Gimana kabar kamu sekeluarga, sehat? ]

[ Alhamdulillah Abah, Umi, Kak Mirza semua sehat ]

[ Sudah makan ? ]

[ Sudah, tuan Ronald ]

[ Jangan panggil Tuan, kesannya saya tua banget ]

Azzah jeda untuk membalas pesan Ronald. Azzah sedikit tahu maksud dari teks singkat Ronald. Walaupun dari desa, Azzah paham tabiat lelaki yang sedang berusaha untuk melakukan pendekatan dengannya.

[ Azzah lebih muda dari tuan Ronald, tidak etis kalau Azzah panggil nama saja ]

Bak petir menggelegar yang menyambar hati Ronald, perkataan Azzah memang ada benarnya, Tapi bukankah Ronald masih tampan di usia kepala tiga.

[ Zah, besok saya berniat ke rumahmu, silaturahmi, saya juga kangen sama udara segar di pedesaan ]

[ Iya Tuan, nanti Azzah kasih tahu ke Abah sama Umi ]

[ Saya rindu teh buatan kamu ]

[ Terimakasih ]

Tanpa Azzah tahu Ronald berniat meminta restu untuk yang ke dua kalinya. Dulu secara gamblang lamaran Ronald sempat ditolak Abah. Karena Azzah masih terbilang muda, sekarang dengan memantapkan hati, Ronald ingin meminang daun muda itu.

Pagi hari

Mengingat Ronald akan datang lagi mengunjungi rumahnya. Umi Fatma dan Azzah menyiapkan hidangan lontong dengan sayur gulai nangka dan rendang.

"Umi tuan Ronald katanya sudah sampe di depan gapura desa, sepuluh menit lagi sampai," kata Azzah

"Iya sudah Azzah bikin teh anget, yang pas sayang jangan kemanisan, kasihan Abah mu," ujar Umi

"Hehe ... Kan yang bikin sudah manis," tandas Azzah

"Hm." Umi geleng kepala

"Nak habis itu kamu ganti baju, pakai baju gamis yang baru tiga hari Umi belikan buat kamu sayang," kata Umi

Azzah mengernyit, ada apa dengan Umi nya. Tidak biasanya meminta Azzah menyambut tamu dengan seheboh ini.

Setelah membuat Teh manis, Azzah bergegas mengganti pakaian. Azzah membalut tubuh dengan gamis soft semu pink dengan corak polos, Tak lupa jilbab senada panjangnya sampai menutupi pinggang.

Azzah hanya memoles bedak tipis, sedangkan Ia membiarkan bibir alami merah muda dan alis tebal tanpa tambahan apapun. Tampil ala kadarnya, Azzah cukup membius mata. Apalagi senyuman manis yang terukir di wajah Azzah membuat pesona tersendiri seorang putri Abah Akbar.

"Assalamualaikum," salam Ronald mengetuk pintu depan rumah**.

Episodes
1 Bab 1 - kerudung merah
2 Bab 2 - Sayur lodeh
3 Bab 3 - Penyejuk hati
4 Bab 4 - Visual
5 Bab 5 - menuju restu
6 Bab 6 - Mengambil hati
7 Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8 Bab 8 - Tersisih
9 Bab 9 - Mistake
10 Bab 10 - Tidak ada rasa
11 Bab 11 - Perhatian
12 Bab 12 - Hanya akting belaka
13 Bab 13 - Tahu diri
14 Bab 14 - Ronald junior
15 Bab 15 - Fighting girl
16 Bab 16 - Sampai hati
17 Bab 17 - Melting
18 Bab 18 - Next Aisyah
19 Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20 Bab 20 - Izin kuliah
21 Bab 21 - Coba Lagi
22 Bab 22 - Ronald berubah
23 Bab 23 - Bukan Aku
24 Bab 24 - Lelaki yang mana?
25 Bab 25 - Subjektif
26 Bab 26 - Di ambang cemas
27 Bab 27 - Kehilangan
28 Bab 28 - Esme momen
29 Bab 29 - Anak mu Anak ku
30 Bab 30 - Diary
31 Bab 31 - Bercinta
32 Bab 32 - Mimpi saja.
33 Bab 33 - Bahagia
34 Bab 34 - Masih
35 Bab 35 - Deg Deg Der
36 Bab 36 - Deal
37 Bab 37 - Jitu
38 Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39 Bab 39 - Teror
40 Bab 40 - Tak bersyarat
41 Bab 41 - Iri bilang bos
42 Bab 42 - Esme berulah
43 Bab 43 - Pisah ranjang
44 Bab 44 - Lahir batin Ku
45 Bab 45 - Baiknya
46 Bab 46 - Adakah keadilan?
47 Bab 47 - Secercah
48 Bab 48 - Dia tak biasa
49 Bab 49 - Mendamaikan diri
50 Bab 50 - Sesak!
51 Bab 51 - Asing
52 Bab 52 - Kenali aku
53 Bab 53 - Menghangat
54 Bab 54 - Satu atau dua
55 Bab 55 - Kepergian Charlotte
56 Bab 56 - Harta yang paling berharga
57 Bab 57 - Pilihan sulit
58 Bab 58 - Bahaya!
59 Bab 59 - Balik lawan
60 Bab 60 - Belaian mesra
61 Bab 61 - Masa lalu yang datang
62 Bab 62 - Imbas pada Zayn
63 Bab 63 - Jodoh
64 Bab 64 - Me time with you
65 Bab 65 - Pertaruhan diri.
66 Bab 66 - Main senggol
67 Bab 67 - Ritual
68 Bab 68 - petak umpet
69 Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70 Bab 70 - Kamu ketahuan
71 Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72 Bab 72 - Luar biasa!
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - kerudung merah
2
Bab 2 - Sayur lodeh
3
Bab 3 - Penyejuk hati
4
Bab 4 - Visual
5
Bab 5 - menuju restu
6
Bab 6 - Mengambil hati
7
Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8
Bab 8 - Tersisih
9
Bab 9 - Mistake
10
Bab 10 - Tidak ada rasa
11
Bab 11 - Perhatian
12
Bab 12 - Hanya akting belaka
13
Bab 13 - Tahu diri
14
Bab 14 - Ronald junior
15
Bab 15 - Fighting girl
16
Bab 16 - Sampai hati
17
Bab 17 - Melting
18
Bab 18 - Next Aisyah
19
Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20
Bab 20 - Izin kuliah
21
Bab 21 - Coba Lagi
22
Bab 22 - Ronald berubah
23
Bab 23 - Bukan Aku
24
Bab 24 - Lelaki yang mana?
25
Bab 25 - Subjektif
26
Bab 26 - Di ambang cemas
27
Bab 27 - Kehilangan
28
Bab 28 - Esme momen
29
Bab 29 - Anak mu Anak ku
30
Bab 30 - Diary
31
Bab 31 - Bercinta
32
Bab 32 - Mimpi saja.
33
Bab 33 - Bahagia
34
Bab 34 - Masih
35
Bab 35 - Deg Deg Der
36
Bab 36 - Deal
37
Bab 37 - Jitu
38
Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39
Bab 39 - Teror
40
Bab 40 - Tak bersyarat
41
Bab 41 - Iri bilang bos
42
Bab 42 - Esme berulah
43
Bab 43 - Pisah ranjang
44
Bab 44 - Lahir batin Ku
45
Bab 45 - Baiknya
46
Bab 46 - Adakah keadilan?
47
Bab 47 - Secercah
48
Bab 48 - Dia tak biasa
49
Bab 49 - Mendamaikan diri
50
Bab 50 - Sesak!
51
Bab 51 - Asing
52
Bab 52 - Kenali aku
53
Bab 53 - Menghangat
54
Bab 54 - Satu atau dua
55
Bab 55 - Kepergian Charlotte
56
Bab 56 - Harta yang paling berharga
57
Bab 57 - Pilihan sulit
58
Bab 58 - Bahaya!
59
Bab 59 - Balik lawan
60
Bab 60 - Belaian mesra
61
Bab 61 - Masa lalu yang datang
62
Bab 62 - Imbas pada Zayn
63
Bab 63 - Jodoh
64
Bab 64 - Me time with you
65
Bab 65 - Pertaruhan diri.
66
Bab 66 - Main senggol
67
Bab 67 - Ritual
68
Bab 68 - petak umpet
69
Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70
Bab 70 - Kamu ketahuan
71
Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72
Bab 72 - Luar biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!