Bab 2 - Sayur lodeh

Abah Akbar tahu jika dua wanita muda di depannya tidak nyaman. Ia memaklumi karena tamunya berasal dari kota, apalagi dengan penampilan Esmeralda dan Charlotte yang jauh dari kata sederhana.

"Kami punya villa di dekat jalan yang menghubungkan dengan kebun, Tuan Ronald bisa menginap di sana," ujar Abah melirik Esme dan Charlotte.

"Maaf merepotkan, Abah kenalkan keponakan Ronald, ini Esmeralda dan Charlotte," bohong Ronald

"Apa Ronald memperkenalkan ku sebagai keponakannya, apa - apaan ini," batin Esme kesal.

Tak kalah terkejut dengan ungkapan Ronald. Charlotte menatap Ronald tanpa berkedip.

Esme dan Charlotte memilih silent. Mereka akan memberundung Ronald nanti tapi bukan saat ini.

Esme adalah sahabat baik Ronald yang naik level menjadi Istri pertama Ronald. Sedangkan Charlotte, perjodohan yang diatur mendiang orang tua Ronald, amanat yang membuat Ronald memberikan kasih sayang pada Charlotte. Meski belum sepenuhnya dikatakan perasaan cinta.

Namun sebisa mungkin Ronald bersikap adil terhadap Istri- istrinya, membagi waktu kebersamaan. Tak ingin salah satu diantara mereka merasa lebih di sayang atau kurang perhatian.

"Diminum, Nak Ronald, Mbak," ucap Umi Fatma sambil tersenyum

"Maaf, Nak Ronald, kami ini keluarga sederhana," ucap Umi lagi. Ronald mengangguk dan membalas senyum.

"Umi, Tuan Ronald ini berniat melihat kebun teh kita, benar begitu, kan Tuan?" tanya Abah

"Iya Umi," jawab Ronald

"Mir, bisa kamu antar Tamu kita ke perkebunan teh, Nak?" tanya Umi pada Mirza yang baru nongol dari pintu tengah, yang terhubung dengan dapur dan ruang tamu.

Mirza tak pernah mengatakan tidak pada Uminya. Spontan menyetujui perintah Umi Fatma.

"Bisa, kok Umi tapi ini Sudah hampir adzan, sebaiknya tunggu waktu dzuhur lewat," ucap Si Sulung Mirza.

"Ronald," ucap Ronald menjabat tangan Mirza.

"Mirza," membalas uluran tangan Ronald.

"Astagfirullah ... " batin Mirza melihat baju charlotte dan Esme.

Esme dan Charlotte sama - sama menggunakan kaos t-shirt tanpa lengan, dengan rok span di atas lutut.

Mirza mengalihkan pandangan, lalu beranjak ke belakang. Umi Fatma merasa ada sesuatu yang kurang, dimana anak perempuannya.

"Abah, Azzah kemana?" tanya Umi

"Palingan di kebun Umi," jawab Abah

"Ya allah, Azzah ... punya anak perempuan, kok hobi berjemur, siapa yang mau nikahan dia kalau bentukannya kaya singkong bakar," ujar Umi mengelus dada

"Siapa bilang, Azzah putri Abah, Umi nggak lihat. Si Bento saja ngejar ngejar Azzah dari dulu," ujar Abah

"Ehem," batuk Ronald

"Maaf, Nak Ronald, jadi nggak enak ada tamu," ucap Umi

"Kalau boleh tahu, ada apa, Umi?" tanya Ronald

"Ini loh, Nak putri Umi, Azzah dia kalau sudah di kebun, bisa lupa jam makan siang, Azzah suka bantu memetik daun teh," ujar Umi

"Perempuan memang seperti itu, bukan, sudah ditebak," sambar Abah melirik Umi

"Abah," senggol Umi pada Suaminya itu.

🍁🍁🍁

Jam makan siang tiba, Umi mengajak tamunya ke ruang makan. Ada sajian lauk sambal goreng ati kentang, teri kacang dan sayur lodeh, pelengkap seperti kerupuk. Menu aneh untuk Charlotte dan Esme.

"Ini sayur kesukaan Azzah, dia suka banget sama sayur lodeh, Nak Ronald," beri tahu Umi

"Saya baru tahu ada sayur seperti ini Umi," ungkap Ronald

"Iya Ronald, ini sayur kenapa semua jenis hijau - hijauan jadi satu dalam wadah begini, mana warnanya seperti Esme kalau belum dandan," ucap Charlotte pongah

"Mulutmu Charlotte," bisik Esme

Charlotte meringis sambil tetap menyuap nasi. Sedangkan Abah dan Umi saling terkekeh tanpa berniat menyinggung.

Setelahnya, Mirza mengantar ke penginapan tamu Abah Akbar.

Esme bernapas lega, melihat ruangan Villa yang lebih luas dan nyaman, dibanding rumah Abah Akbar yang jadul dan sempit, yang membuat Esme sakit kepala. Esme menatap desain penginapan modern yang akan menjadi tempat Esme beristirahat. Setelah lama bokongnya kram, karna perjalanan jauh.

Bruk

Esme duduk di sofa. " Huh, Ronald Aku mandi dulu, habis itu mau tidur," ucap Esme meninggalkan Ronald ke kamar.

Ronald menghela napas kasar. "Esme Aku tidak yakin, Dia bisa diajak hidup susah," gumam Ronald.

"Suamiku, mana ada istri yang mau diajak hidup sengsara," sanggah Charlotte

Ronald mencubit gemas pipi Charlotte.

"Bagaimana denganmu?" tanya Ronald.

"Bukannya tak mau susah senang bersama, tapi alangkah baiknya, seorang suami selalu berjuang membahagiakan istrinya," ujar Charlotte

"Suamiku, malam ini mau tidur sama siapa?" tanya Charlotte

"Sama Kamu," balas Ronald

"Kalau Esme ngamuk gimana, hari ini Charlotte ngalah, deh, tapi ...."

"Apa?" tanya Ronald

"Boleh Aku tahu Suamiku, kenapa tadi siang Kamu mengatakan Esme dan Aku sebagai keponakan," ketus Charlotte

SKIP

Di kamar setelah membersihkan diri.

"Aku tidak sabar mendengar sendiri dari mulut Ronald, apalagi, apa yang sedang dia rencanakan," gumam Esme.

.

.

Perkebunan teh

Azzah berada di gubug sandaran, sudah lewat jam makan siang. Alasan Azzah menepikan diri dan berteduh, karena panas matahari serasa berada di atas kepala.

"Neng Azzah, ayo makan bareng, makan sama - sama lebih nikmat," ucap salah satu pegawai wanita

"Iya, Mbok narsih di enak aja. Azzah makan di rumah nanti, kasihan Umi, udah masakin buat Azzah," ujar Azzah

Di kejauhan, Azzah melihat pria berbaju rapi berjalan tegap mendekati gubug, berjalan beriringan dengan kakaknya Mirza.

"Wajah - wajahnya bukan orang desa sini," batin Azzah.

"Permisi," ucap Ronald.

Episodes
1 Bab 1 - kerudung merah
2 Bab 2 - Sayur lodeh
3 Bab 3 - Penyejuk hati
4 Bab 4 - Visual
5 Bab 5 - menuju restu
6 Bab 6 - Mengambil hati
7 Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8 Bab 8 - Tersisih
9 Bab 9 - Mistake
10 Bab 10 - Tidak ada rasa
11 Bab 11 - Perhatian
12 Bab 12 - Hanya akting belaka
13 Bab 13 - Tahu diri
14 Bab 14 - Ronald junior
15 Bab 15 - Fighting girl
16 Bab 16 - Sampai hati
17 Bab 17 - Melting
18 Bab 18 - Next Aisyah
19 Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20 Bab 20 - Izin kuliah
21 Bab 21 - Coba Lagi
22 Bab 22 - Ronald berubah
23 Bab 23 - Bukan Aku
24 Bab 24 - Lelaki yang mana?
25 Bab 25 - Subjektif
26 Bab 26 - Di ambang cemas
27 Bab 27 - Kehilangan
28 Bab 28 - Esme momen
29 Bab 29 - Anak mu Anak ku
30 Bab 30 - Diary
31 Bab 31 - Bercinta
32 Bab 32 - Mimpi saja.
33 Bab 33 - Bahagia
34 Bab 34 - Masih
35 Bab 35 - Deg Deg Der
36 Bab 36 - Deal
37 Bab 37 - Jitu
38 Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39 Bab 39 - Teror
40 Bab 40 - Tak bersyarat
41 Bab 41 - Iri bilang bos
42 Bab 42 - Esme berulah
43 Bab 43 - Pisah ranjang
44 Bab 44 - Lahir batin Ku
45 Bab 45 - Baiknya
46 Bab 46 - Adakah keadilan?
47 Bab 47 - Secercah
48 Bab 48 - Dia tak biasa
49 Bab 49 - Mendamaikan diri
50 Bab 50 - Sesak!
51 Bab 51 - Asing
52 Bab 52 - Kenali aku
53 Bab 53 - Menghangat
54 Bab 54 - Satu atau dua
55 Bab 55 - Kepergian Charlotte
56 Bab 56 - Harta yang paling berharga
57 Bab 57 - Pilihan sulit
58 Bab 58 - Bahaya!
59 Bab 59 - Balik lawan
60 Bab 60 - Belaian mesra
61 Bab 61 - Masa lalu yang datang
62 Bab 62 - Imbas pada Zayn
63 Bab 63 - Jodoh
64 Bab 64 - Me time with you
65 Bab 65 - Pertaruhan diri.
66 Bab 66 - Main senggol
67 Bab 67 - Ritual
68 Bab 68 - petak umpet
69 Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70 Bab 70 - Kamu ketahuan
71 Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72 Bab 72 - Luar biasa!
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - kerudung merah
2
Bab 2 - Sayur lodeh
3
Bab 3 - Penyejuk hati
4
Bab 4 - Visual
5
Bab 5 - menuju restu
6
Bab 6 - Mengambil hati
7
Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8
Bab 8 - Tersisih
9
Bab 9 - Mistake
10
Bab 10 - Tidak ada rasa
11
Bab 11 - Perhatian
12
Bab 12 - Hanya akting belaka
13
Bab 13 - Tahu diri
14
Bab 14 - Ronald junior
15
Bab 15 - Fighting girl
16
Bab 16 - Sampai hati
17
Bab 17 - Melting
18
Bab 18 - Next Aisyah
19
Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20
Bab 20 - Izin kuliah
21
Bab 21 - Coba Lagi
22
Bab 22 - Ronald berubah
23
Bab 23 - Bukan Aku
24
Bab 24 - Lelaki yang mana?
25
Bab 25 - Subjektif
26
Bab 26 - Di ambang cemas
27
Bab 27 - Kehilangan
28
Bab 28 - Esme momen
29
Bab 29 - Anak mu Anak ku
30
Bab 30 - Diary
31
Bab 31 - Bercinta
32
Bab 32 - Mimpi saja.
33
Bab 33 - Bahagia
34
Bab 34 - Masih
35
Bab 35 - Deg Deg Der
36
Bab 36 - Deal
37
Bab 37 - Jitu
38
Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39
Bab 39 - Teror
40
Bab 40 - Tak bersyarat
41
Bab 41 - Iri bilang bos
42
Bab 42 - Esme berulah
43
Bab 43 - Pisah ranjang
44
Bab 44 - Lahir batin Ku
45
Bab 45 - Baiknya
46
Bab 46 - Adakah keadilan?
47
Bab 47 - Secercah
48
Bab 48 - Dia tak biasa
49
Bab 49 - Mendamaikan diri
50
Bab 50 - Sesak!
51
Bab 51 - Asing
52
Bab 52 - Kenali aku
53
Bab 53 - Menghangat
54
Bab 54 - Satu atau dua
55
Bab 55 - Kepergian Charlotte
56
Bab 56 - Harta yang paling berharga
57
Bab 57 - Pilihan sulit
58
Bab 58 - Bahaya!
59
Bab 59 - Balik lawan
60
Bab 60 - Belaian mesra
61
Bab 61 - Masa lalu yang datang
62
Bab 62 - Imbas pada Zayn
63
Bab 63 - Jodoh
64
Bab 64 - Me time with you
65
Bab 65 - Pertaruhan diri.
66
Bab 66 - Main senggol
67
Bab 67 - Ritual
68
Bab 68 - petak umpet
69
Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70
Bab 70 - Kamu ketahuan
71
Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72
Bab 72 - Luar biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!