Abah Akbar tahu jika dua wanita muda di depannya tidak nyaman. Ia memaklumi karena tamunya berasal dari kota, apalagi dengan penampilan Esmeralda dan Charlotte yang jauh dari kata sederhana.
"Kami punya villa di dekat jalan yang menghubungkan dengan kebun, Tuan Ronald bisa menginap di sana," ujar Abah melirik Esme dan Charlotte.
"Maaf merepotkan, Abah kenalkan keponakan Ronald, ini Esmeralda dan Charlotte," bohong Ronald
"Apa Ronald memperkenalkan ku sebagai keponakannya, apa - apaan ini," batin Esme kesal.
Tak kalah terkejut dengan ungkapan Ronald. Charlotte menatap Ronald tanpa berkedip.
Esme dan Charlotte memilih silent. Mereka akan memberundung Ronald nanti tapi bukan saat ini.
Esme adalah sahabat baik Ronald yang naik level menjadi Istri pertama Ronald. Sedangkan Charlotte, perjodohan yang diatur mendiang orang tua Ronald, amanat yang membuat Ronald memberikan kasih sayang pada Charlotte. Meski belum sepenuhnya dikatakan perasaan cinta.
Namun sebisa mungkin Ronald bersikap adil terhadap Istri- istrinya, membagi waktu kebersamaan. Tak ingin salah satu diantara mereka merasa lebih di sayang atau kurang perhatian.
"Diminum, Nak Ronald, Mbak," ucap Umi Fatma sambil tersenyum
"Maaf, Nak Ronald, kami ini keluarga sederhana," ucap Umi lagi. Ronald mengangguk dan membalas senyum.
"Umi, Tuan Ronald ini berniat melihat kebun teh kita, benar begitu, kan Tuan?" tanya Abah
"Iya Umi," jawab Ronald
"Mir, bisa kamu antar Tamu kita ke perkebunan teh, Nak?" tanya Umi pada Mirza yang baru nongol dari pintu tengah, yang terhubung dengan dapur dan ruang tamu.
Mirza tak pernah mengatakan tidak pada Uminya. Spontan menyetujui perintah Umi Fatma.
"Bisa, kok Umi tapi ini Sudah hampir adzan, sebaiknya tunggu waktu dzuhur lewat," ucap Si Sulung Mirza.
"Ronald," ucap Ronald menjabat tangan Mirza.
"Mirza," membalas uluran tangan Ronald.
"Astagfirullah ... " batin Mirza melihat baju charlotte dan Esme.
Esme dan Charlotte sama - sama menggunakan kaos t-shirt tanpa lengan, dengan rok span di atas lutut.
Mirza mengalihkan pandangan, lalu beranjak ke belakang. Umi Fatma merasa ada sesuatu yang kurang, dimana anak perempuannya.
"Abah, Azzah kemana?" tanya Umi
"Palingan di kebun Umi," jawab Abah
"Ya allah, Azzah ... punya anak perempuan, kok hobi berjemur, siapa yang mau nikahan dia kalau bentukannya kaya singkong bakar," ujar Umi mengelus dada
"Siapa bilang, Azzah putri Abah, Umi nggak lihat. Si Bento saja ngejar ngejar Azzah dari dulu," ujar Abah
"Ehem," batuk Ronald
"Maaf, Nak Ronald, jadi nggak enak ada tamu," ucap Umi
"Kalau boleh tahu, ada apa, Umi?" tanya Ronald
"Ini loh, Nak putri Umi, Azzah dia kalau sudah di kebun, bisa lupa jam makan siang, Azzah suka bantu memetik daun teh," ujar Umi
"Perempuan memang seperti itu, bukan, sudah ditebak," sambar Abah melirik Umi
"Abah," senggol Umi pada Suaminya itu.
🍁🍁🍁
Jam makan siang tiba, Umi mengajak tamunya ke ruang makan. Ada sajian lauk sambal goreng ati kentang, teri kacang dan sayur lodeh, pelengkap seperti kerupuk. Menu aneh untuk Charlotte dan Esme.
"Ini sayur kesukaan Azzah, dia suka banget sama sayur lodeh, Nak Ronald," beri tahu Umi
"Saya baru tahu ada sayur seperti ini Umi," ungkap Ronald
"Iya Ronald, ini sayur kenapa semua jenis hijau - hijauan jadi satu dalam wadah begini, mana warnanya seperti Esme kalau belum dandan," ucap Charlotte pongah
"Mulutmu Charlotte," bisik Esme
Charlotte meringis sambil tetap menyuap nasi. Sedangkan Abah dan Umi saling terkekeh tanpa berniat menyinggung.
Setelahnya, Mirza mengantar ke penginapan tamu Abah Akbar.
Esme bernapas lega, melihat ruangan Villa yang lebih luas dan nyaman, dibanding rumah Abah Akbar yang jadul dan sempit, yang membuat Esme sakit kepala. Esme menatap desain penginapan modern yang akan menjadi tempat Esme beristirahat. Setelah lama bokongnya kram, karna perjalanan jauh.
Bruk
Esme duduk di sofa. " Huh, Ronald Aku mandi dulu, habis itu mau tidur," ucap Esme meninggalkan Ronald ke kamar.
Ronald menghela napas kasar. "Esme Aku tidak yakin, Dia bisa diajak hidup susah," gumam Ronald.
"Suamiku, mana ada istri yang mau diajak hidup sengsara," sanggah Charlotte
Ronald mencubit gemas pipi Charlotte.
"Bagaimana denganmu?" tanya Ronald.
"Bukannya tak mau susah senang bersama, tapi alangkah baiknya, seorang suami selalu berjuang membahagiakan istrinya," ujar Charlotte
"Suamiku, malam ini mau tidur sama siapa?" tanya Charlotte
"Sama Kamu," balas Ronald
"Kalau Esme ngamuk gimana, hari ini Charlotte ngalah, deh, tapi ...."
"Apa?" tanya Ronald
"Boleh Aku tahu Suamiku, kenapa tadi siang Kamu mengatakan Esme dan Aku sebagai keponakan," ketus Charlotte
SKIP
Di kamar setelah membersihkan diri.
"Aku tidak sabar mendengar sendiri dari mulut Ronald, apalagi, apa yang sedang dia rencanakan," gumam Esme.
.
.
Perkebunan teh
Azzah berada di gubug sandaran, sudah lewat jam makan siang. Alasan Azzah menepikan diri dan berteduh, karena panas matahari serasa berada di atas kepala.
"Neng Azzah, ayo makan bareng, makan sama - sama lebih nikmat," ucap salah satu pegawai wanita
"Iya, Mbok narsih di enak aja. Azzah makan di rumah nanti, kasihan Umi, udah masakin buat Azzah," ujar Azzah
Di kejauhan, Azzah melihat pria berbaju rapi berjalan tegap mendekati gubug, berjalan beriringan dengan kakaknya Mirza.
"Wajah - wajahnya bukan orang desa sini," batin Azzah.
"Permisi," ucap Ronald.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments