Bab 3 - Penyejuk hati

**Azzah yang pemalu, menutup wajah dengan kerudungnya. Jarak Azzah dan Ronald terpisahkan oleh tiga orang ibu - ibu di depan Azzah.

"Maaf sebelumnya, ibu benar ini perkebunan teh milik Abah Akbar?" tanya Ronald

"Benar, Den," jawab Narsih

"Gantengnya ..." lirih Mbok Sani

Pujian Mbok Sani masih dapat didengar Ronald. Ia menarik sudut bibir ke atas, Saat sekilas matanya beradu dengan Azzah.

Wajah adem azzah yang sempat Ronald lihat, sebelum Azzah benar - benar menutup wajah. Membuat Ronald seolah angin mendinginkan kulitnya sejenak, di tengah sengatan terik siang hari.

"Kak Mirza, kok bisa barengan sama Pria itu," ucap Azzah

Tak ingin bertambah penasaran. Azzah memilih pulang dan menanyakan langsung pada Umi dan Abah.

"Assalamualaikum," ucap Azzah masuk rumah

Umi menjawab salam. Umi Fatma melebarkan mata saat Azzah pulang dengan muka merah kepanasan.

"Umi, kenapa, kok mukanya ditekuk?" tanya Azzah

"Azzah, anak cantik Umi, solehah umi, nggak bisa kamu tenang aja duduk di rumah," ujar Umi Fatma dengan nada menekan.

"Umi, Azzah suka di kebun, hijau dan lagi kalau hobi pasti menyenangkan Umi," balas Azzah

"Oh ya, Umi tadi Azzah lihat, Kak Mirza sama cowok siapa Umi?" tanya Azzah

"Tamu Abah dari kota Azzah, dan dua keponakan wanitanya sekarang ada di villa," kata Umi Fatma

"Abah mau jadi pebisnis, sampe cari investor segala." Azzah mengira Akbar akan beralih profesi

"Umi kurang tahu pasti kedatangan mereka, yang jelas sebagai tuan rumah Kita harus menyambut dengan baik," terang Umi Fatma

"Makan dulu, Kamu pasti belum makan,kan?" tanya Umi Fatma

"Iya Umi, Azzah lapar," jujur Azzah

.

.

Sore hari

"Assalamualaikum," ucap Azzah mengetuk pintu depan villa

Klek

Tanpa menjawab salam.

"Siapa?" tanya Esme

"Saya Azzah putri Abah Akbar, cuma mau nganterin bolu kukus buatan Umi, dimakan, yah Mbak, pumpung masih anget," ucap Azzah ramah.

Azzah berlalu pergi.

"Kampungan sekali," batin Esme

Esme meremehkan penampilan Azzah yang tertutup dengan baju landung seperti daster.

"Siapa Kak," tanya Charlotte

"Nih, dikasih anak perempuan Abah," sodor Esme pada Charlotte

Charlotte menerima piring berisi potongan bolu rasa pandan.

"Hm ... kayaknya enak, Kamu beneran nggak mau coba, Mbak?" tanya Charlotte

"Nggak masuk selera," angkuh Esme

"Giliran Ronald saja geragas," batin Charlotte

"Ronald kenapa belum pulang, setengah hari nggak ada capeknya, kan masih ada waktu besok," kelakar Esme

"Mbak kaya nggak tahu Ronald," seloroh Charlotte

"Aku lebih tahu Ronald, luar dalam!" tegas Esme

"Haha ... ngeri Mbak,"

Mendapat lirikan tajam dari Esme

"Diem," ucap Esme

"Judes abis," batin Charlotte

🍂🍂🍂

Ronald pulang dengan wajah cukup merah karena Ronald memiliki kulit putih bersih.

"Suamiku, kasihan cup cup cup, " ucap Charlotte membelai rahang Ronald.

Charlotte mengambil inisiatif memijat pelipis Ronald.

"Gimana enakan?" tanya Charlotte

"Haus sayang," kata Ronald

"Tunggu sebentar, Aku ambil minum dulu," tambah Esme

Bukan Raja di kehidupan dongeng, yang di kelilingi selir - selir. Ronald pun tak kalah, memperistri dua wanita yang melayaninya dengan baik.

Malam bertabur bintang

Azzah duduk sambil menikmati teh buatan Umi Fatma, dengan sesekali menyantap brownies buatannya sendiri.

"Permisi," suara pria serak basah mengagetkan Azzah

Azzah menjatuhkan buku novelnya.

"Maaf mengganggu, Abah Akbar ada?" tanya Ronald

"A - Ada, " gugup Azzah sambil mengambil kembali buku tebal yang belum selesai Azzah baca.

"Silahkan masuk." Azzah mempersilahkan Ronald duduk .

"Abah, di depan ada tamu Abah," kata Azzah

"Siapa, zah ..."

Azzah mengangkat bahu sambil menggeleng.

"Tuan Ronald," sapa Abah

"Maaf menganggu, Abah malam - malam," ucap Ronald sopan.

"Oh ya, Azzah kenalkan ini Tuan Ronald," kata Abah Akbar

"Ronald." Ronald mengulurkan tangan

Azzah menyebut namanya tanpa menjabat tangan Ronald.

"Azzah." Azzah meletakan kedua tangan menangkup di depan dada.

Ronald menautkan alis.

Posisi duduk Ronald berhadapan dengan Azzah. Yang bersebrangan dengan meja kaca. Ronald mulai membuka suara.

Dua puluh menit perbincangan Abah Akbar dan Ronald. Azzah menyimak perihal yang dibicarakan.

"Gimana menurut Azzah?" tanya Abah pada Azzah

"Azzah nggak tahu, Abah tanya Umi saja." Azzah melimpah pertanyaan yang Abah tanyakan kepada Uminya, jelas - jelas yang saat itu ditanya adalah Azzah.

"Azzah memang lugu, tuan Ronald," ungkap Abah

"Putri Abah mewarisi wajah Umi tapi tingkah kocak sepertinya menurun dari Abah," balas Ronald membasahi bibir.

Azzah menatap Ronald. Tak dipungkiri Azzah sadar bahwa tamu Abah nya memang tampan.

Umi Fatma datang ditengah tengah gelak tawa yang Ia dengar.

"Asik banget, Abah ketawa terus bawaannya kalau ngobrol sama, Nak Ronald," ujar Umi

"Ini Azzah, loh umi,"

"Kenapa, Zah?" tanya umi pada Azzah

Azzah menggelengkan kepala.

"Zah, udah malem, Kamu masuk sana, nggak baik anak gadis," kata Umi

"Iya umi," jawab Azzah

Azzah beranjak, Ronald sempat melirik Azzah dengan ekor matanya.

"Azzah abibah - " potong Umi yang masih bisa di dengar Azzah saat berlalu dengan langkah pelan.

Firasat Azzah Umi Fatma sedang membicarakan tentang dirinya dengan Ronald. Entah Azzah canggung di dekat Ronald, atau karena Azzah tidak biasa karena kehadiran pria selain Akbar dan Mirza. Apalagi Abah dan Uminya terlihat akrab dengan tamu dari kota itu**.

Episodes
1 Bab 1 - kerudung merah
2 Bab 2 - Sayur lodeh
3 Bab 3 - Penyejuk hati
4 Bab 4 - Visual
5 Bab 5 - menuju restu
6 Bab 6 - Mengambil hati
7 Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8 Bab 8 - Tersisih
9 Bab 9 - Mistake
10 Bab 10 - Tidak ada rasa
11 Bab 11 - Perhatian
12 Bab 12 - Hanya akting belaka
13 Bab 13 - Tahu diri
14 Bab 14 - Ronald junior
15 Bab 15 - Fighting girl
16 Bab 16 - Sampai hati
17 Bab 17 - Melting
18 Bab 18 - Next Aisyah
19 Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20 Bab 20 - Izin kuliah
21 Bab 21 - Coba Lagi
22 Bab 22 - Ronald berubah
23 Bab 23 - Bukan Aku
24 Bab 24 - Lelaki yang mana?
25 Bab 25 - Subjektif
26 Bab 26 - Di ambang cemas
27 Bab 27 - Kehilangan
28 Bab 28 - Esme momen
29 Bab 29 - Anak mu Anak ku
30 Bab 30 - Diary
31 Bab 31 - Bercinta
32 Bab 32 - Mimpi saja.
33 Bab 33 - Bahagia
34 Bab 34 - Masih
35 Bab 35 - Deg Deg Der
36 Bab 36 - Deal
37 Bab 37 - Jitu
38 Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39 Bab 39 - Teror
40 Bab 40 - Tak bersyarat
41 Bab 41 - Iri bilang bos
42 Bab 42 - Esme berulah
43 Bab 43 - Pisah ranjang
44 Bab 44 - Lahir batin Ku
45 Bab 45 - Baiknya
46 Bab 46 - Adakah keadilan?
47 Bab 47 - Secercah
48 Bab 48 - Dia tak biasa
49 Bab 49 - Mendamaikan diri
50 Bab 50 - Sesak!
51 Bab 51 - Asing
52 Bab 52 - Kenali aku
53 Bab 53 - Menghangat
54 Bab 54 - Satu atau dua
55 Bab 55 - Kepergian Charlotte
56 Bab 56 - Harta yang paling berharga
57 Bab 57 - Pilihan sulit
58 Bab 58 - Bahaya!
59 Bab 59 - Balik lawan
60 Bab 60 - Belaian mesra
61 Bab 61 - Masa lalu yang datang
62 Bab 62 - Imbas pada Zayn
63 Bab 63 - Jodoh
64 Bab 64 - Me time with you
65 Bab 65 - Pertaruhan diri.
66 Bab 66 - Main senggol
67 Bab 67 - Ritual
68 Bab 68 - petak umpet
69 Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70 Bab 70 - Kamu ketahuan
71 Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72 Bab 72 - Luar biasa!
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - kerudung merah
2
Bab 2 - Sayur lodeh
3
Bab 3 - Penyejuk hati
4
Bab 4 - Visual
5
Bab 5 - menuju restu
6
Bab 6 - Mengambil hati
7
Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8
Bab 8 - Tersisih
9
Bab 9 - Mistake
10
Bab 10 - Tidak ada rasa
11
Bab 11 - Perhatian
12
Bab 12 - Hanya akting belaka
13
Bab 13 - Tahu diri
14
Bab 14 - Ronald junior
15
Bab 15 - Fighting girl
16
Bab 16 - Sampai hati
17
Bab 17 - Melting
18
Bab 18 - Next Aisyah
19
Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20
Bab 20 - Izin kuliah
21
Bab 21 - Coba Lagi
22
Bab 22 - Ronald berubah
23
Bab 23 - Bukan Aku
24
Bab 24 - Lelaki yang mana?
25
Bab 25 - Subjektif
26
Bab 26 - Di ambang cemas
27
Bab 27 - Kehilangan
28
Bab 28 - Esme momen
29
Bab 29 - Anak mu Anak ku
30
Bab 30 - Diary
31
Bab 31 - Bercinta
32
Bab 32 - Mimpi saja.
33
Bab 33 - Bahagia
34
Bab 34 - Masih
35
Bab 35 - Deg Deg Der
36
Bab 36 - Deal
37
Bab 37 - Jitu
38
Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39
Bab 39 - Teror
40
Bab 40 - Tak bersyarat
41
Bab 41 - Iri bilang bos
42
Bab 42 - Esme berulah
43
Bab 43 - Pisah ranjang
44
Bab 44 - Lahir batin Ku
45
Bab 45 - Baiknya
46
Bab 46 - Adakah keadilan?
47
Bab 47 - Secercah
48
Bab 48 - Dia tak biasa
49
Bab 49 - Mendamaikan diri
50
Bab 50 - Sesak!
51
Bab 51 - Asing
52
Bab 52 - Kenali aku
53
Bab 53 - Menghangat
54
Bab 54 - Satu atau dua
55
Bab 55 - Kepergian Charlotte
56
Bab 56 - Harta yang paling berharga
57
Bab 57 - Pilihan sulit
58
Bab 58 - Bahaya!
59
Bab 59 - Balik lawan
60
Bab 60 - Belaian mesra
61
Bab 61 - Masa lalu yang datang
62
Bab 62 - Imbas pada Zayn
63
Bab 63 - Jodoh
64
Bab 64 - Me time with you
65
Bab 65 - Pertaruhan diri.
66
Bab 66 - Main senggol
67
Bab 67 - Ritual
68
Bab 68 - petak umpet
69
Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70
Bab 70 - Kamu ketahuan
71
Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72
Bab 72 - Luar biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!