Istri Ke Tiga Tuan
Mobil Rimac C two seharga 3,7 M, limited edition yang hanya 150 unit di dunia. Kini melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan di tengah pedesaan.
Semua pasang mata memandang heran, Si pemilik yang berada di dalam mobil dengan kaca setengah terbuka. Silau matahari memperlihatkan seorang Pria berjanggut tipis, beralis tebal, berkacamata hitam dan hidung mancung.
Sedangkan di jok belakang, ada dua wanita dewasa dengan gaya oriental, meski wajah mereka ke barat - baratan.
"Suamiku, kamu tidak salah membawaku kemari," selidik Charlotte
Nihil, Si Pria tida menggubris.
"Diam charlotte," ucap Esmeralda
"Aku ini suami Kalian, jadi kemanapun Aku pergi Kalian harus ikut," kata Ronald
"Kalian berdua memang serasi, membatu saja bagus begitu, sementara Aku, bukankah wajar manusia normal sepertiku bertanya, aku masih ingat kata pepatah, bersesat - sesat dahulu, bersenang - senang kemudian," ujar Charlotte
"Ya tuhan," batin Esmeralda
Sementara Ronald menepuk jidat.
"Astaga Charlotte, lebih baik jangan banyak bicara," tegas Esmeralda
"Suamiku, kenapa dengan Esme, Dia terus menyinggungku, memang apa yang salah denganku?" tanya Charlotte
"Tidak sayang Kamu selalu benar," jawab Ronald
Esme memutar bola mata jengah, posisi tubuhnya yang berpangku tangan sambil menyilang kaki. Seolah Ia nyaman, sebenarnya tidak dengan hati Esme yang gundah. "Kenapa Ronald mengajak ke pelosok desa,"
"Suamiku, sepertinya Kamu memutari jalan yang sama, lihat tugu itu, sudah dua kali kita melewatinya," ucap Charlotte
"Iya benar, Ronald," ucap Esme
Malu bertanya sesat di jalan, ungkapan yang pas untuk membenarkan slogan yang sempat ambyar karena Charlotte.
Mobil Ronald menepi di bahu jalan, tepi kanan kiri persawahan.
Ronald bingung, akan bertanya kepada siapa, tak ada satu orang pun yang Ia jumpai. Di kejauhan terlihat sepeda motor keluaran taun 2000 an, berhenti dan mendekati Ronald.
"Ada yang bisa dibantu, anak muda?" tanya Lelaki paruh baya yang datang membonceng wanita seusia lelaki itu.
"Iya, Pak salam kenal, saya Ronald, saya pendatang di desa ini, dan sepertinya saya tersesat," ucap Ronald
"Alamat mana yang sedang dituju, Nak?" tanyanya
Ronald menunjukan denah lokasi pada ponselnya, nama desa tersebut tidak tercantum pada layanan Gps.
"Desa ini, ya yang sekarang Anda pijak Tuan, anda sudah sampai tujuan,"kata Akbar
Lelaki paruh baya yang ditemui Ronald adalah Abah Akbar, pemilih kebun teh terluas di desanya.
"Saya mencari Rumah, Pak Akbar, Rt 08 Rw 02 di desa ini, kalau boleh merepotkan saya ingin minta di tunjukan rumahnya, apa Bapak keberatan?" tanya Ronald
"Abi," ucap Fatma
"Kebetulan dengan saya sendiri Tuan Ronald," jawab Akbar
"Dunia begitu sempit, tidak menyangka tuhan langsung mempertemukan dengan orangnya langsung," ujar Ronald
"Pamali ngobrol di jalan, bisa Kita lanjutkan obrolan di rumah Kami, mari," ucap Umi Fatma
Ronald mengikuti laju kendaraan itu, orang yang biasa di panggil Abah Akbar di kampung. Selang lima belas menit, sampailah Mereka di depan halaman. Rumah model tugu jawa, sederhana, dengan sentuhan ukiran kayu jati.
Hijaunya tanaman hias rumah yang berbentuk bulat, menandakan si pemilih rumah adalah orang yang rajin.
"Silahkan masuk, duduk dulu maaf rumah kami sederhana, maklum kami orang desa, sebentar Umi tinggal kebelakang dulu, Nak,"
ucap Umi Fatma
Fatma ke dapur untuk membuatkan minuman, menjamu tamu Suaminya. Tak lama umi datang membawa nampan berisi lima gelas dan poci sedang dengan dua piring kecil potongan lapis legit. Fatma meletakan teh manis untuk dua orang perempuan dan satu lelaki gagah itu.
"Di minum Tuan, Mbak - Mbak nya," ucap Umi Fatma
"Terimakasih," ucap Charlotte
Ronald mengangkat sudut bibirnya melirik Charlotte. Ia salut dengan Charlotte yang bisa bersikap sopan. Karena selama ini Istri - istri Ronald terbiasa menginjak bangunan mewah bahkan Ronald memfasilitasi mereka dengan baik.
🍁🍁🍁
Sepuluh menit berlalu, Ronald membicarakan maksud kedatangan ke desa tersebut, perbincangan antara Dirinya dan Abah akbar tenang, sesekali diiringi gelak tawa. Keramahan Umi Fatma dan Abah Akbar terhadap Ronald, membuat Ronald cukup nyaman.
Sedangkan Kedua Bidadari Ronald, sibuk mengamati Rumah jadul yang sekarang mereka datangi. Serasa pemandangan saat ini, merusak mata indah Esme Ia mulai jenuh, tak terkecuali Charlotte, Ia menjentikan kuku yang kemudian di senggol Ronald.
"Jangan buat malu, tunjukan attitude Kalian dalam bertamu," bisik Ronald yang di dengar Esme dan Charlotte
Mendapat teguran dari Ronald, keduanya menegakan posisi duduk dan berusaha bertahan dengan suasana yang membuat mereka jengah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Selviana
Mampir juga di novel aku yang berjudul (suami ku belum bisa move on dengan masa lalunya)
2022-11-22
1