Bab 4 - Visual

Azzah abibah

Ronald

Esmeralda

...

Charlotte...

"**Azzah putri satu-satunya Umi, Azzah masih muda, Umi masih belum rela kalau Azzah berkeluarga, bukannya gimana tidur saja kadang masih sama Umi," jelas Umi pada Ronald

"Kalau, Nak Ronald niatnya serius sama Azzah. Abah sih nggak masalah, tapi untuk sekarang kami sebagai orang tua memang masih berat melepaskan Azzah," tambah Abah

"Saya dan Azzah bisa pendekatan dulu, Bah jika Abah dan Umi berkenan," ujar Ronald

"Tapi kalau pacaran Abah menentang keras, dalam keluarga kami tidak mengenal istilah itu, Nak Ronald," seloroh Umi

"Ronald hanya bertukar kabar melalui ponsel Umi dengan Azzah, selama Ronald berada di kota, untuk itikat baiknya Ronald ingin meminang Azzah tahun depan?" tanya Ronald pada Umi dan Abah

Abah dan Umi saling pandang. Mereka tampak terkejut sekaligus ragu untuk menjawab antara menolak atau menimang lamaran Ronald.

"Kami tidak bisa memastikannya saat ini, Nak tapi buktikan apa yang kamu ucapan itu sesuai dengan apa yang ada di hatimu," ucap Abah

"Rumah tangga bergantung pada nahkodanya, kalau sang nahkoda berbelok ke lain arah atau salah memutar haluan, maka apa yang terjadi bukankah. Ia mengemban tanggung jawab membawa penumpang dengan selamat?" tanya Umi

Ronald mulai paham arah pembahasannya.

"Ronald sebisa mungkin akan membahagiakan Azzah, Umi," kekeh Ronald

🍁🍁🍁

Paginya

Esme dan Charlotte, atas izin Ronald mereka balik ke kota. Ronald mulai merasa aura tidak enak dengan tatapan Esme yang pencemburu.

Tak ada yang tahu, Ronald sudah beristri, kebohongan besar baru saja Ronald ciptakan di keluarga kecil tersebut. Tanpa sekalipun Ia sadari jika nanti, dengan Azzah masuk ke kehidupannya itu akan menjadi awal untuk sebuah cerita.

Di sisi lain

Azzah mengayuh sepeda menuruni jalan ke kebun teh.

"Sejuknya ... udara pagi hari ini," hela Azzah seakan menikmati udara bersih.

Namun seketika berubah, saat roda dua yang Azzah kayuh mendadak tidak bisa di rem.

"Kenapa jadi tidak bisa berhenti," eluh Azzah cemas.

Azzah panik saat melihat turunan yang menukik tajam, dengan jalanan yang tidak rata. Sedangkan saat ini napas Azzah tak beraturan, karena menyeimbangkan tubuh dan berusaha menekan stang rem agar bisa berfungsi lagi .

"Awas ... awas!" teriak Azzah

Azzah membuat Mbok Narsih pingsan saat melewati kebun. Melihat kerudung Azzah yang sudah tersibak dan laju sepeda Azzah semakin kencang.

"Umi, Abah," rengek Azzah dalam hati

Azzah memejamkan mata, seiring dengan kekhawatiran sendiri. Azzah berpikir dirinya akan berakhir mencium romantis tanah persawahan, atau pulang dengan tubuh dipenuhi luka lecet.

Cekittt

Azzah merasa doa nya terjawab, malaikat mana yang sudah menolongnya hingga Azzah membuka mata. Di samping petani yang menatap heran. Ronald menahan beban meraih dan menahan Azzah dengan menghadang sepeda Azzah sekuat tenaga.

"Are you okay?" tanya Ronald.

Azzah mengangguk, dengan usahanya Ronald mampu menepikan Azzah.

"Terimakasih," kata Azzah

"Lain kali cek dulu sebelum berkendara sekalipun hanya bersepeda, jangan terluka Azzah," ucap Ronald lembut.

Azzah rikuh dengan suasana saat itu. Ia memilih menjaga jarak.

"Sekali lagi terimakasih," Kata Azzah tak memandang Ronald, bukan mengurangi rasa sopan tapi karena Azzah ingin menjaga pandangannya.

"Jatuh ke bawah, jangan kapok - kapok, Zah," singgung Ronald

Azzah mengerti Ronald sedang mencairkan suasana.

Azzah tersenyum manis. Ronald hanya melihatnya sekilas.

"Wajah yang meneduhkan,"

batin Ronald.

"Hm, tuan Ronald, Azzah pamit," ujar Azzah

Menerima Anggukan pelan dari Ronald. Ada senyum misterius di balik tampang gagah Ronald. Ia menatap punggung kepergian Azzah dengan mimik yang sulit dijelaskan**.

Episodes
1 Bab 1 - kerudung merah
2 Bab 2 - Sayur lodeh
3 Bab 3 - Penyejuk hati
4 Bab 4 - Visual
5 Bab 5 - menuju restu
6 Bab 6 - Mengambil hati
7 Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8 Bab 8 - Tersisih
9 Bab 9 - Mistake
10 Bab 10 - Tidak ada rasa
11 Bab 11 - Perhatian
12 Bab 12 - Hanya akting belaka
13 Bab 13 - Tahu diri
14 Bab 14 - Ronald junior
15 Bab 15 - Fighting girl
16 Bab 16 - Sampai hati
17 Bab 17 - Melting
18 Bab 18 - Next Aisyah
19 Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20 Bab 20 - Izin kuliah
21 Bab 21 - Coba Lagi
22 Bab 22 - Ronald berubah
23 Bab 23 - Bukan Aku
24 Bab 24 - Lelaki yang mana?
25 Bab 25 - Subjektif
26 Bab 26 - Di ambang cemas
27 Bab 27 - Kehilangan
28 Bab 28 - Esme momen
29 Bab 29 - Anak mu Anak ku
30 Bab 30 - Diary
31 Bab 31 - Bercinta
32 Bab 32 - Mimpi saja.
33 Bab 33 - Bahagia
34 Bab 34 - Masih
35 Bab 35 - Deg Deg Der
36 Bab 36 - Deal
37 Bab 37 - Jitu
38 Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39 Bab 39 - Teror
40 Bab 40 - Tak bersyarat
41 Bab 41 - Iri bilang bos
42 Bab 42 - Esme berulah
43 Bab 43 - Pisah ranjang
44 Bab 44 - Lahir batin Ku
45 Bab 45 - Baiknya
46 Bab 46 - Adakah keadilan?
47 Bab 47 - Secercah
48 Bab 48 - Dia tak biasa
49 Bab 49 - Mendamaikan diri
50 Bab 50 - Sesak!
51 Bab 51 - Asing
52 Bab 52 - Kenali aku
53 Bab 53 - Menghangat
54 Bab 54 - Satu atau dua
55 Bab 55 - Kepergian Charlotte
56 Bab 56 - Harta yang paling berharga
57 Bab 57 - Pilihan sulit
58 Bab 58 - Bahaya!
59 Bab 59 - Balik lawan
60 Bab 60 - Belaian mesra
61 Bab 61 - Masa lalu yang datang
62 Bab 62 - Imbas pada Zayn
63 Bab 63 - Jodoh
64 Bab 64 - Me time with you
65 Bab 65 - Pertaruhan diri.
66 Bab 66 - Main senggol
67 Bab 67 - Ritual
68 Bab 68 - petak umpet
69 Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70 Bab 70 - Kamu ketahuan
71 Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72 Bab 72 - Luar biasa!
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - kerudung merah
2
Bab 2 - Sayur lodeh
3
Bab 3 - Penyejuk hati
4
Bab 4 - Visual
5
Bab 5 - menuju restu
6
Bab 6 - Mengambil hati
7
Bab 7 - malam pertama yang tertunda
8
Bab 8 - Tersisih
9
Bab 9 - Mistake
10
Bab 10 - Tidak ada rasa
11
Bab 11 - Perhatian
12
Bab 12 - Hanya akting belaka
13
Bab 13 - Tahu diri
14
Bab 14 - Ronald junior
15
Bab 15 - Fighting girl
16
Bab 16 - Sampai hati
17
Bab 17 - Melting
18
Bab 18 - Next Aisyah
19
Bab 19 - Hantu jadi - jadian
20
Bab 20 - Izin kuliah
21
Bab 21 - Coba Lagi
22
Bab 22 - Ronald berubah
23
Bab 23 - Bukan Aku
24
Bab 24 - Lelaki yang mana?
25
Bab 25 - Subjektif
26
Bab 26 - Di ambang cemas
27
Bab 27 - Kehilangan
28
Bab 28 - Esme momen
29
Bab 29 - Anak mu Anak ku
30
Bab 30 - Diary
31
Bab 31 - Bercinta
32
Bab 32 - Mimpi saja.
33
Bab 33 - Bahagia
34
Bab 34 - Masih
35
Bab 35 - Deg Deg Der
36
Bab 36 - Deal
37
Bab 37 - Jitu
38
Bab 38 - Klarifikasi jebakan
39
Bab 39 - Teror
40
Bab 40 - Tak bersyarat
41
Bab 41 - Iri bilang bos
42
Bab 42 - Esme berulah
43
Bab 43 - Pisah ranjang
44
Bab 44 - Lahir batin Ku
45
Bab 45 - Baiknya
46
Bab 46 - Adakah keadilan?
47
Bab 47 - Secercah
48
Bab 48 - Dia tak biasa
49
Bab 49 - Mendamaikan diri
50
Bab 50 - Sesak!
51
Bab 51 - Asing
52
Bab 52 - Kenali aku
53
Bab 53 - Menghangat
54
Bab 54 - Satu atau dua
55
Bab 55 - Kepergian Charlotte
56
Bab 56 - Harta yang paling berharga
57
Bab 57 - Pilihan sulit
58
Bab 58 - Bahaya!
59
Bab 59 - Balik lawan
60
Bab 60 - Belaian mesra
61
Bab 61 - Masa lalu yang datang
62
Bab 62 - Imbas pada Zayn
63
Bab 63 - Jodoh
64
Bab 64 - Me time with you
65
Bab 65 - Pertaruhan diri.
66
Bab 66 - Main senggol
67
Bab 67 - Ritual
68
Bab 68 - petak umpet
69
Bab 69 - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
70
Bab 70 - Kamu ketahuan
71
Bab 71 - Kepekaan Zayn.
72
Bab 72 - Luar biasa!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!