Eps. 05. Perubahan Sikap

Waktu berganti begitu cepat. Tak terasa sudah hampir dua bulan Yuri bekerja sebagai perawat bayi untuk pasangan Pandu dan Tamara. Dan selama itu pula, ada sedikit kedamaian mulai bisa dirasakan oleh Yuri. Meski hanya menjadi seorang baby sitter, tetapi Yuri merasa nyaman ada di keluarga itu. Baik Pandu maupun Tamara, selalu bersikap baik dan sangat menghargainya.

Kehadiran bayi mungil yang oleh Pandu dan Tamara diberi nama Alicia, juga mampu mengusir semua rasa kesepian yang dirasakan Yuri selama ini. Sehingga, dia bisa mencurahkan kasih sayang sepenuhnya untuk merawat bayi itu.

***

Hari sudah menjelang malam ketika Pandu pulang dari bekerja. Hari itu dia cukup banyak kesibukan di toko miliknya, sehingga dia pulang agak terlambat.

Pandu adalah seorang yang bisa dibilang cukup sukses dalam usahanya sebagai pemilik sebuah toko elektronik di kota itu. Meski tidak tergolong orang yang kaya raya, namun kehidupan mereka selama ini memang serba berkecukupan. Ditambah lagi, Tamara istrinya, juga bekerja di sebuah perusahaan asing sebagai sales and marketing. Semua itu membuat perekonomian keluarga kecil itu sangat tercukupi.

Dengan sebuah senyum di bibirnya, Pandu masuk ke dalam rumahnya. Semenjak memiliki seorang bayi, perasaan bahagia selalu dia rasakan ketika tiba di rumah dan disambut tangisan imut dari bayi mungilnya.

"Selamat malam, Pak Pandu," sapa Yuri ketika dia tiba di ruang tengah. Tentu saja Yuri lah orang yang pertama kali menyambutnya, karena setelah memiliki seorang bayi, Tamara sangat jarang menyambutnya ketika dia pulang dari bekerja. Pandu juga sangat bisa memakluminya. Saat ini bayi itu adalah prioritas dan Pandu tidak pernah protes apabila istrinya lebih banyak memperhatikan buah hati mereka, ketimbang dirinya.

"Malam, Yuri. Apa Chia sudah tidur?" Pandu membalas ramah sapaan Yuri, seraya menanyakan tentang putri kecilnya yang biasa dia panggil 'Chia'. Bayi itu terlihat tenang dalam gendongan Yuri.

"Sudah, Pak. Bu Tamara baru saja habis menyusuinya dan Chia langsung tertidur. Sebentar lagi akan saya bawa Chia ke kamar," sahut Yuri.

"Hallo Baby Chia, Papa kangen kamu, Sayang." Pandu mendekati Yuri dan menyentuh gemas wajah imut bayinya yang sudah terlelap di gendongan Yuri. Pandu menjulurkan tangannya, dia sangat ingin menggendong bayi itu, walau hanya sebentar saja.

"Jangan, Pak! Pak Pandu baru pulang kerja. Sebaiknya bapak mandi dan ganti pakaiannya dulu, setelah itu baru bapak boleh gendong Chia. Saya takut bapak bawa virus dari luar sana," cegah Yuri dengan setengah bergurau. Dia memang selalu melarang Pandu mendekati bayinya ketika baru datang dari luar rumah. Takut kalau-kalau ada virus serta kuman penyakit yang bisa saja terbawa olehnya dari luar dan itu tentunya bisa berakibat kurang baik bagi kesehatan bayinya.

"Hmm ... baiklah," sungut Pandu sedikit kecewa. Namun, dia sangat memaklumi sikap protected Yuri, semua itu dilakukan Yuri, semata demi kesehatan putri kecilnya.

"Oh ya ... Tamara dimana?" sambung Pandu, menanyakan keberadaan istrinya.

"Bu Tamara ada di kamar, Pak. Mungkin sedang mandi, karena sedari tadi sibuk mengurus Chia."

Pandu hanya mengangguk dan bergegas menuju kamarnya. Dia juga ingin segera mandi dan berganti pakaian agar bisa bersama bayinya.

Tiba di kamar, Pandu tersenyum lebar karena mendapati istrinya sudah selesai mandi. Wangi sabun masih tercium dari tubuh Tamara, yang membuat Pandu tergoda untuk segera mendekati istri tercintanya. Ditambah lagi, saat itu Tamara terlihat berdiri di depan cermin hias, dengan hanya mengenakan selembar handuk untuk menutupi tubuh seksinya.

"Maafkan, hari ini aku pulang sedikit terlambat, Sayang." Pandu memeluk pinggang istrinya dari belakang serta menyelipkan wajahnya di antara wajah dan pundak Tamara sambil memberi sebuah kecupan di pipi istrinya itu.

"Nggak apa-apa, Mas. Aku sangat paham akan kesibukanmu," balas Tamara dengan senyuman indah yang selalu menghiasi wajah cantiknya, serta menatap bayangan mereka berdua di balik pantulan cermin.

"Chia sudah tidur dan Yuri melarangku menggendongnya. Dia bilang sebelum aku mandi dan ganti baju, aku belum boleh menyentuhnya," ungkap Pandu berkeluh kesah kepada istrinya.

"Yuri benar, Mas. Chia itu masih bayi dan masih sangat sensitif, kita kan tidak pernah tahu, bisa saja dari luar sana kamu bawa kuman penyakit." Tamara ikut mendukung Yuri.

"Aahh, kamu dan Yuri sama saja. Terlalu over-protected." Pandu kembali bersungut.

Tamara terkekeh kecil. "Makanya buruan mandi gih!" perintahnya seraya berusaha melepaskan tangan Pandu yang masih melingkar erat di pinggangnya.

"Nggak mau. Aku malas mandi." Pandu sama sekali tidak ingin melepaskan tangannya. "Aku kangen, Sayang," bisiknya genit di telinga Tamara, serta memberi kecupan mesra di sana.

"Sayang, bukankah masa nifas kamu sudah selesai? Apa aku sudah boleh menuntut kewajibanmu lagi sebagai istriku." Pandu kembali berbisik.

Sudah beberapa bulan lamanya dia menahan kerinduan dan semua rasa terhadap istrinya. Semenjak Tamara hamil tua hingga empat puluh lima hari setelah melahirkan, Pandu harus berpuasa. Tentu saja dia sudah tidak sabar untuk mendapatkan nafkah batin lagi dari istrinya.

"Iihh, kamu ini, Mas. Buruan mandi sana. Aku nggak mau melayani kamu kalau badan kamu masih bau keringat!" Tamara mencubit tangan Pandu, sehingga Pandu pun melepaskan pelukannya.

"Baiklah, Sayang. Tapi kamu harus janji ya! Aku tidak ingin malam ini kamu menolakku lagi seperti kemarin-kemarin," harap Pandu. Memang sudah beberapa hari ini Pandu selalu meminta haknya dari Tamara, tetapi Tamara selalu menolak dan mengatakan bahwa dia belum siap melakukan kewajibannya, karena masih merasa trauma dengan proses persalinan sebelumnya. Apalagi di minggu awal pasca melahirkan, Tamara sempat mengalami baby blues syndrome, sehingga Pandu tidak pernah ingin memaksakan keinginannya terhadap istrinya itu.

Tanpa berniat menunda waktu, Pandu bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Keluar dari kamar mandi, Pandu hanya menghela nafas pelan dan langsung memasang wajah masam. Istrinya sudah tidak ada lagi di kamar itu, Pandu langsung bisa menebak kalau Tamara sudah pasti sengaja menghindar darinya serta mencari cara agar tidak perlu melayaninya malam itu.

Meskipun harus menahan segala keinginannya, Pandu tetap berusaha memaklumi sikap istrinya yang seketika berubah dingin setelah kelahiran bayi mereka. Pandu tahu, perubahan psikologis Tamara terjadi karena kini ada anggota keluarga baru di tengah mereka. Semua itu memaksanya bersabar dan menerima semua perubahan sikap istrinya.

"Aku akan menemui bayiku, pasti Tamara sedang bersamanya." Pandu berusaha mengalihkan semua rasa kecewanya.

Setelah memakai pakaiannya, dia segera keluar dari kamarnya.

"Mas Pandu, ayo kita makan dulu!" Terdengar Tamara memanggilnya ketika dia sudah ada di luar kamar dan Pandu bergegas menghampiri istrinya di ruang makan.

Sebuah senyum terkembang di bibirnya kala melihat aneka makanan lezat sudah tersaji di meja makan.

"Wah ini semua makanan kesukaanku," seru Pandu merasa senang karena baru pertama kali istrinya menyiapkan makan malam yang cukup istimewa untuk mereka.

"Iya, Mas." Tamara hanya tersenyum kecil dan segera menyiapkan piring untuk suaminya.

"Makan yang banyak, Mas. Semua makanan ini khusus buat kamu." Tamara mengisi penuh piring Pandu dengan berbagai jenis makanan dan tanpa banyak bicara, Pandu makan dengan lahapnya. Tamara juga ikut makan menemani suaminya, dan semua itu, cukup mengurangi kekecewaan Pandu sebelumnya.

"Terima kasih, Sayang. Masakanmu sangat lezat," puji Pandu setelah menghabiskan semua makanan di piringnya.

"Bukan masakanku, Mas. Ini semua Yuri yang mempersiapkan," ucap Tamara datar. Dia merasa tidak pantas menerima pujian dari suaminya karena kenyataanya, Yuri lah yang sudah mempersiapkan semua masakan itu.

"Ehm ... pantas saja masakannya sangat enak. Yuri memang piawai dalam segala hal. Dia cekatan merawat bayi dan dia juga pandai memasak." Pandu tersenyum, tanpa sadar dia memuji semua hal istimewa yang dimiliki wanita yang menjadi baby sitternya itu.

Tamara hanya memasang wajah datar. Dia sama sekali tidak merasa iri ataupun cemburu terhadap Yuri. Dalam pikirannya, Yuri tidaklah selevel dengannya. Mereka memiliki pemikiran yang jauh berbeda. Tamara lebih mengutamakan kecerdasan serta karirnya. Sehingga, mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga juga bukan hal yang terpenting baginya.

Terpopuler

Comments

Diana Susanti

Diana Susanti

benar juga,,,,tapi kebanyakan kalau istri bersikap seperti itu salah,,, istri harus bisa semuanya

2022-10-18

1

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

hati hati kamu Tamara ...🤔🙄😏

2022-10-17

2

Don't Ask Myname

Don't Ask Myname

makin menarik nih. konflik di rumah tangga pandu mulai muncul.
lanjut trs kak...

2022-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 01. Permulaan Kisah
2 Eps. 02. Awal Perkenalan
3 Eps. 03. Diusir Warga
4 Eps. 04. Ditawari Menjadi Baby Sitter
5 Eps. 05. Perubahan Sikap
6 Eps. 06. Tidak Langsing Lagi
7 Eps. 07. Kurang Bisa Menghargai
8 Eps. 08. Alergi Susu Formula
9 Eps. 09. Perhatian Kecil
10 Eps. 10. Lebih Pantas
11 Eps. 11. Tiga Bulan Berlalu
12 Eps. 12. Terbakar Cemburu
13 Eps. 13. Termakan Hasutan
14 Eps. 14. Kepergok
15 Eps. 15. Kesalahpahaman
16 Eps. 16. Mau Menang Sendiri
17 Eps. 17. Kerepotan Sendiri
18 Eps. 18. Kejadian Tidak Terduga
19 Eps. 19. Pertemuan Tak Disangka
20 Eps. 20. Mencari Tempat Tinggal Baru
21 Eps. 21. Titip Chia
22 Eps. 22. Merasa Diperlakukan Istimewa
23 Eps. 23. Selisih Paham
24 Eps. 24. Sahabat Lama
25 Eps. 25. Cerita Lama Belum Kelar
26 Eps. 26. Merasa Istimewa
27 Eps. 27. Kejutan Sesungguhnya
28 Eps. 28. Hubungan Yang Tak Seharusnya
29 Eps. 29. Takut Dicurigai
30 Eps. 30. Kecanduan Berbuat Dosa
31 Eps. 31. Semangat Baru
32 Eps. 32. Cara Yang Berbeda
33 Eps. 33. Diterima Bekerja
34 Eps. 34. Tak Sengaja Melihat
35 Eps. 35. Jangan Terlalu Curiga
36 Eps. 36. Pupus
37 Eps. 37. Perubahan Gaya Hidup
38 Eps. 38. Kecurigaanku Benar Adanya
39 Eps. 39. Tidak Disangka
40 Eps. 40. Terpaksa Jujur
41 Eps. 41. Rencana Licik
42 Eps. 42. Tidak Sebodoh Yang Kamu Pikir
43 Eps. 43. Hadiah Dari Gaji Pertama
44 Eps. 44. Sama-Sama Tidak Menyadari
45 Eps. 45. Jangan Merasa Bersalah
46 Eps. 46. Rela Menjadi Yang Kedua
47 Eps. 47. Siapa Dia?
48 Eps. 48. Melenyapkan Bukti
49 Eps. 49. Pria Tak Dikenal
50 Eps. 50. Dibawa Pergi
51 Eps. 51. Kontak Hati
52 Eps. 52. Menemukan Bukti
53 Eps. 53. Menguak Rahasia
54 Eps. 54. Menyusul Ke Luar Kota
55 Eps. 55. Kegelisahan Tamara
56 Eps. 56. Lapor Polisi
57 Eps. 57. Tertangkap
58 Eps. 58. Terimalah Karmamu
59 Eps. 59. Pelakor Sebenarnya
60 Eps. 60. Bukan Anakku
61 Eps. 61. Dia Tidak Berdosa
62 Eps. 62. Kebahagiaanmu, Deritaku
63 Eps. 63. Pilihan Yang Tak Bisa Dipilih
64 Eps. 64. Masih Berusaha Adil
65 Eps. 65. Menabuh Genderang Perang
66 Eps. 66. Perang Dingin Menjadi Panas
67 Eps. 67. Sandiwara Berujung Celaka
68 Eps. 68. Melimpahkan Kesalahan
69 Eps. 69. Aku Menyesal
70 Eps. 70. Sakit Hati Seorang Ibu
71 Eps. 71. Omongan Miring Tetangga
72 Eps. 72. Pesan Singkat Dari Tamara
73 Eps. 73. Meninggalkan Kenangan
74 Eps. 74. Mengabdikan Diri Untukmu
75 Eps. 75. Tujuan Akhir
76 Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Eps. 01. Permulaan Kisah
2
Eps. 02. Awal Perkenalan
3
Eps. 03. Diusir Warga
4
Eps. 04. Ditawari Menjadi Baby Sitter
5
Eps. 05. Perubahan Sikap
6
Eps. 06. Tidak Langsing Lagi
7
Eps. 07. Kurang Bisa Menghargai
8
Eps. 08. Alergi Susu Formula
9
Eps. 09. Perhatian Kecil
10
Eps. 10. Lebih Pantas
11
Eps. 11. Tiga Bulan Berlalu
12
Eps. 12. Terbakar Cemburu
13
Eps. 13. Termakan Hasutan
14
Eps. 14. Kepergok
15
Eps. 15. Kesalahpahaman
16
Eps. 16. Mau Menang Sendiri
17
Eps. 17. Kerepotan Sendiri
18
Eps. 18. Kejadian Tidak Terduga
19
Eps. 19. Pertemuan Tak Disangka
20
Eps. 20. Mencari Tempat Tinggal Baru
21
Eps. 21. Titip Chia
22
Eps. 22. Merasa Diperlakukan Istimewa
23
Eps. 23. Selisih Paham
24
Eps. 24. Sahabat Lama
25
Eps. 25. Cerita Lama Belum Kelar
26
Eps. 26. Merasa Istimewa
27
Eps. 27. Kejutan Sesungguhnya
28
Eps. 28. Hubungan Yang Tak Seharusnya
29
Eps. 29. Takut Dicurigai
30
Eps. 30. Kecanduan Berbuat Dosa
31
Eps. 31. Semangat Baru
32
Eps. 32. Cara Yang Berbeda
33
Eps. 33. Diterima Bekerja
34
Eps. 34. Tak Sengaja Melihat
35
Eps. 35. Jangan Terlalu Curiga
36
Eps. 36. Pupus
37
Eps. 37. Perubahan Gaya Hidup
38
Eps. 38. Kecurigaanku Benar Adanya
39
Eps. 39. Tidak Disangka
40
Eps. 40. Terpaksa Jujur
41
Eps. 41. Rencana Licik
42
Eps. 42. Tidak Sebodoh Yang Kamu Pikir
43
Eps. 43. Hadiah Dari Gaji Pertama
44
Eps. 44. Sama-Sama Tidak Menyadari
45
Eps. 45. Jangan Merasa Bersalah
46
Eps. 46. Rela Menjadi Yang Kedua
47
Eps. 47. Siapa Dia?
48
Eps. 48. Melenyapkan Bukti
49
Eps. 49. Pria Tak Dikenal
50
Eps. 50. Dibawa Pergi
51
Eps. 51. Kontak Hati
52
Eps. 52. Menemukan Bukti
53
Eps. 53. Menguak Rahasia
54
Eps. 54. Menyusul Ke Luar Kota
55
Eps. 55. Kegelisahan Tamara
56
Eps. 56. Lapor Polisi
57
Eps. 57. Tertangkap
58
Eps. 58. Terimalah Karmamu
59
Eps. 59. Pelakor Sebenarnya
60
Eps. 60. Bukan Anakku
61
Eps. 61. Dia Tidak Berdosa
62
Eps. 62. Kebahagiaanmu, Deritaku
63
Eps. 63. Pilihan Yang Tak Bisa Dipilih
64
Eps. 64. Masih Berusaha Adil
65
Eps. 65. Menabuh Genderang Perang
66
Eps. 66. Perang Dingin Menjadi Panas
67
Eps. 67. Sandiwara Berujung Celaka
68
Eps. 68. Melimpahkan Kesalahan
69
Eps. 69. Aku Menyesal
70
Eps. 70. Sakit Hati Seorang Ibu
71
Eps. 71. Omongan Miring Tetangga
72
Eps. 72. Pesan Singkat Dari Tamara
73
Eps. 73. Meninggalkan Kenangan
74
Eps. 74. Mengabdikan Diri Untukmu
75
Eps. 75. Tujuan Akhir
76
Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!