Yuri menundukkan wajahnya dan tanpa sadar matanya berkaca-kaca. Pertanyaan yang dilontarkan Pandu, membuatnya teringat akan semua kejadian yang baru saja terjadi terhadapnya, sehingga dia harus berjalan sendiri di kegelapan malam dan tanpa tujuan.
Merasakan sikap canggung dan rona wajah Yuri yang seketika berubah ketika dia bertanya, membuat Pandu sadar kalau wanita yang ada di hadapannya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Namun, sedikitpun tidak ada prasangka negatif di pikiran Pandu terhadap Yuri. Wanita itu terlihat begitu tulus menolong menyelamatkan istri dan juga bayinya. Semua sikap Yuri tidak ada menunjukkan kalau dia bukan wanita baik-baik.
"Maafkan saya kalau lancang bertanya. Kalau boleh saya tahu, apa yang sebenarnya terjadi? Apa Mbak Yuri ini korban KDRT?" tanya Pandu lagi sekedar menerka-nerka.
Dengan wajah yang masih tertunduk, Yuri hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan, Pak. Saya bukan korban KDRT," sahutnya lirih.
"Lalu kenapa badanmu lebam-lebam begini?" Pandu mengerutkan keningnya.
Meski Yuri tetap bungkam, tetapi Pandu terus saja berceloteh dan menyambung bertanya banyak hal kepada Yuri, tentang bagaimana dia bisa ada di jalanan di tengah gelap dan hujan. Bahkan, Pandu juga terus mencecar Yuri, menanyakan tentang identitasnya. Melihat keadaan Yuri yang tampak menyedihkan saat itu, ada niat Pandu membantu sekaligus sebagai balas budi atas semua pertolongan yang Yuri telah lakukan untuk istri dan bayinya.
"Sebenarnya, saya habis dipukuli dan diusir warga karena sebuah kesalahpahaman, Pak."
Terdesak oleh semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Pandu, akhirnya Yuri menceritakan semua kejadian yang baru saja menimpanya.
Sambil terus menundukkan wajahnya, Yuri mencoba mengingat dan mengatakan kepada Pandu semua hal yang menjadi cikal bakal, dan membuat dia diusir oleh warga di lingkungan tempat tinggalnya.
****
Sore itu, tiba-tiba saja awan hitam berkerumun melingkupi langit dan tak khayal hujan pun turun amat deras.
Seorang pria mengetuk pintu rumah Yuri dan mohon izin berteduh di depan teras rumah kontrakan kecil milik Yuri.
Tidak tega pria itu kedinginan dan basah oleh tampias air hujan, Yuri mengijinkan pria itu masuk dan berteduh di dalam rumahnya. Namun, sesuatu yang tidak disangka justru berawal dari sana. Seorang wanita dengan sangat tidak sabaran tiba-tiba mengetuk pintu rumahnya dan berteriak keras memanggilnya.
"Keluar kalian! Aku tahu kalian berdua sedang berbuat mesum di dalam sana!"
"Mas Haikal! Keluar kamu, Mas!"
Meskipun diiringi derasnya suara rintik hujan, teriakan itu terdengar tajam dan menusuk telinga Yuri.
"Siapa yang berteriak seperti itu di tengah hujan seperti ini?" batin Yuri.
"Ada yang bertamu ya, Mbak?" heran pria yang tengah berteduh di rumahnya dan sudah memperkenalkan diri bernama Haikal.
"Kurang tahu nih, Mas. Nggak biasanya ada tamu hujan-hujan begini," jawab Yuri juga merasa heran.
"Sebentar ya, Mas. Aku akan buka pintu dulu." Yuri bergegas bangun dari tempat duduknya dan membuka pintu.
Yuri membulatkan matanya tatkala melihat seorang wanita tengah berdiri di depan pintu rumahnya dan menatapnya sinis. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja wanita itu sudah ada di sana.
"Maaf, Mbak cari siapa ya?" tanya Yuri dengan wajah terlihat bingung, karena tidak merasa mengenal wanita yang tengah ada di hadapannya.
"Aku kesini mau cari suamiku! Kau pasti menyembunyikannya di dalam sana, kan? Dasar janda ganjen! Wanita penggoda!" Tanpa aba-aba, wanita itu langsung mengumpat dan ucapan caci-maki meluncur sangat ketus dari mulutnya.
"Suami?" Yuri mengerutkan keningnya. "Oh ... jadi Mas Haikal itu suami Mbak, ya?" tanya Yuri dengan polos dan sama sekali tidak mengindahkan kalimat wanita di hadapannya, yang mengatakan dirinya adalah seorang wanita penggoda.
Ya! Tentu saja Yuri tidak peduli, karena dia tidak merasa sedang menggoda siapapun.
"Jangan pura-pura, kamu! Cepat kembalikan suamiku!" bentak wanita itu lagi.
Kendatipun rambut, wajah dan seluruh tubuh wanita itu basah oleh air hujan, tetapi Yuri bisa melihat ada aura kemarahan terpancar jelas dari wajahnya.
Mendengar suara keributan, Haikal yang masih duduk di ruang tamu bergegas menghampiri.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Haikal seraya ikut menoleh ke depan pintu.
"Lisa!" Mata Haikal terbelalak lebar begitu melihat siapa wanita yang tengah berdiri berkacak pinggang di teras rumah Yuri.
"Dasar laki-laki mata keranjang kamu, Mas Haikal! Dari tadi aku mencarimu. Di rumah anakmu sedang sakit, tapi rupanya kamu enak-enakan berbuat mesum dengan janda murahan ini!" tuduh wanita itu dan terlihat sangat marah.
Wanita itu bernama Lisa yang tak lain adalah istri Haikal dan mereka tinggal di perumahan sama dengan Yuri, hanya saja rumah Haikal dan Lisa terletak paling ujung di komplek itu.
"Aku disini hanya untuk berteduh, Lis. Hujannya sangat deras dan aku lupa membawa jas hujan," terang Haikal berusaha menenangkan istrinya.
"Alaaahh! Jangan banyak alasan kamu, Mas! Aku tahu kau dan janda tidak tahu malu ini, sudah berbuat hal tidak senonoh disini!" bentak Lisa lagi semakin terlihat marah.
Dengan cepat Lisa menarik tangan Haikal keluar dari rumah itu. Lisa lalu berdiri membelakangi suaminya dan menatap ke arah Yuri dengan sorot penuh kebencian.
"Maaf, Mbak! Ini hanya salah paham. Saya tidak pernah ada niat menggoda suami, Mbak. Hujannya sangat deras dan Mas Haikal hanya kebetulan saja sedang berteduh di rumah saya," ujar Yuri membela diri.
"Tidak perlu cari alasan! Dasar janda genit! Aku akan kasih kamu pelajaran hari ini!" bentak Lisa sambil menaikkan tangannya dan menjambak rambut Yuri, ditariknya dengan kasar hingga tubuh Yuri terpelanting dan tersungkur hingga di halaman rumahnya.
"Aaww!" Yuri meringis karena jatuh terjerembab di tanah dan lututnya terluka lecet saat menyentuh permukaan tanah.
Lisa yang masih dikuasai amarah, kembali mendekati Yuri dan mengangkat pundaknya.
Plaakk!
Sebuah tamparan keras Lisa hadiahkan di pipi Yuri.
"Rasakan ini perempuan murahan! Penggoda suami orang!" Lisa kembali mengumpat berang.
Di tengah hujan yang masih turun dan mengguyur tubuh mereka dengan derasnya, Lisa kembali menarik kerah baju yang dikenakan Yuri. Dengan sangat kasar, Lisa kembali menampar wajah Yuri. Akan tetapi, tidak ada perlawanan dari Yuri. Dia masih terlihat shock serta tidak menyangka, wanita yang mengaku istri dari pria yang berteduh di rumahnya itu sangat marah dan tega menuduhnya melakukan perbuatan kotor bersama suaminya.
"Hentikan! Tolong jangan pukuli saya lagi! Saya tidak punya hubungan apa-apa dengan Mas Haikal. Demi Tuhan, dia hanya sedang berteduh di rumah saya," rengek Yuri seraya menitikkan air mata dan berusaha membela diri. Walau merasakan sakit, dia tidak mampu melawan wanita yang mencengkram tangannya sangat kuat serta terus saja menyerangnya tanpa ampun.
"Lis ... hentikan! Kau tidak boleh memperlakukannya seperti itu. Ini hanya salah paham, aku dan dia memang tidak punya hubungan apa-apa!" pekik Haikal, sambil ikut mendekati kedua wanita itu, serta menahan tangan Lisa yang sudah siaga kembali memukuli Yuri.
"Keterlaluan kamu, Mas. Kamu masih saja membelanya, itu artinya kamu sudah benar-benar tergoda oleh perempuan ini!"
Plaakk!
Dengan kasar Lisa melepaskan tangan haikal dan balas memberi sebuah tamparan di pipi suaminya itu.
Haikal hanya bisa diam menghadapi sikap emosional istrinya. Bukannya tidak berani melawan, tetapi dia enggan beradu argumen dengan istrinya apalagi dalam keadaan dikuasai emosi seperti itu.
Meski hujan masih turun, mendengar adanya keributan di rumah itu, warga di sekitar komplek perumahan Yuri yang kebanyakan kaum perempuan, langsung berdatangan menyaksikan kejadian tersebut. Mereka saling berbisik satu sama lain, menerka-nerka apa yang membuat Lisa begitu gusar dan tega menyeret Yuri dengan kasar.
"Sudah, Lis. Berhentilah memukulnya! Malu dilihat orang-orang!" Haikal kembali menahan tangan Lisa agar berhenti memukuli Yuri yang masih duduk tersungkur, menangis di halaman rumahnya.
"Buat apa malu, Mas! Justru semua orang disini harus tahu siapa perempuan ini!" bentak Lisa lagi.
"Ibu-Ibu semua, ketahuilah! Kehadiran janda ini di komplek kita, sudah sangat meresahkan! Dia sudah menggoda dan berselingkuh dengan suami saya! Dan ibu-ibu juga bersiaplah. Sudah pasti dia akan menggoda suami-suami kalian juga!" Lisa berteriak lantang menghasut warga yang berkumpul disana.
Mereka kembali saling berbisik. "Sepertinya iya, Yuri itu kan janda. Aku dengar dulu sebelum tinggal disini dia juga diusir dari rumah sebelumnya, karena berselingkuh dengan suami orang," ujar seorang ibu disana kepada rekannya.
"Iya, itu benar," bisik seorang ibu yang lain.
"Jangan sampai suami kita juga tergoda oleh janda itu. Sebaiknya kita usir dia dari komplek ini!" Seorang ibu yang lain juga ikut menghasut.
"Kita usir dia dari sini!"
"Iya, kita usir dia!"
Kompak teriakan itu terdengar riuh. Meski masih hujan, para ibu-ibu yang tadi berkerumun bergegas beramai-ramai menerobos masuk ke halaman rumah Yuri. Ada yang membawa batu, sapu, pentungan, panci, sendok dan apa saja yang bisa mereka pakai untuk menghajar Yuri.
"Tunggu! Jangan salah paham dulu. Itu semua tidak benar!" rengek Yuri ketakutan, berusaha membela dirinya dari amukan warga.
"Tolong lepaskan saya! Saya tidak bersalah!" Yuri terus merengek dan memelas.
Warga yang sudah terhasut, sama sekali tidak memperdulikan rengekan memelas Yuri. Mereka beramai-ramai menarik tangan Yuri dan menyeretnya keluar dari halaman itu. Ibu-ibu itu juga memukuli tubuh Yuri dengan alat-alat yang mereka bawa.
Sedangkan kaum pria di kawasan itu pun tidak ada yang berani menolong Yuri. Bukan karena takut atau apa, mereka hanya malas bila harus ribut dan bertengkar dengan istri-istri mereka apabila mencoba menghentikan semua itu.
Yuri yang terdesak juga sama sekali tidak bisa melawan. Dia hanya bisa menangis dan merengek saat orang-orang itu menyeret dan menghajarnya habis-habisan. Namun, naluri menyelamatkan diri tetap ada dalam diri Yuri. Tidak sanggup melawan dari serangan warga yang terus menghajarnya, Yuri berusaha melarikan diri.
Dengan sisa tenaganya, Yuri berlari sekencang-kencangnya meninggalkan komplek, dan wargapun tidak mampu mengejarnya.
Pelarian itulah pada akhirnya membawa Yuri tiba di halte bus dan bertemu dengan Pandu bersama istrinya yang saat itu mengalami kontraksi disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Don't Ask Myname
swmakin penasaran thor...
lanjut
semangat
2022-10-16
1