Jakarta Indonesia
Sekarang kafe benar-benar ramai tidak seperti biasanya, sehingga Evelyne dan Edzard harus bekerja ekstra. Tetapi entah mengapa Evelyne merasa ada sesuatu yang kurang seperti ada yang hilang. Tapi apa?
"Vel lo kenapa?"
"Eem gue baik baik aja kok"
"Tapi lo kaya seperti kepikiran sesuatu"
"Nggak kok perasaan lo aja kali" ucap Evelyne. Evelyne terus melihat kearah tempat duduk yang bisanya diduduki pelanggan misterius.
"Lo kenapa lihatin kearah sana terus? Lo rindu sama seseorang yang biasanya duduk disana ya?" Goda Edzard dan Evelyne hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.
Pelanggan demi pelanggan pergi, namun sepertinya yang di tunggu tak kunjung datang.
Sampai pada akhirnya
Dan penantian tidak akan mengkhianati, yang di tunggu akhirnya datang. Seorang pria dengan menggunakan hoodie hitam, memakai kacamata dan juga masker memasuki kafe dan duduk di tempat biasanya dia duduk.
Edzard baru saja ingin melangkah tapi tangannya dicekal oleh Evelyne.
"Biar gue aja"
"Oooh oke" ada sedikit rasa tidak nyaman, entah kenapa Edzard tidak suka jika Evelyne berdekatan dengan orang itu.
"Mau pesan seperti biasanya mas?" Ucap Evelyne ramah sembari tersenyum manis.
Seperti biasanya pelanggan itu hanya menganggukkan kepalanya, yang berarti iya.
Entah apa yang terjadi dengan Evelyne sekarang, dia membuat pesanan pelanggan itu dengan telaten dan senang hati seperti ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.
"Gue nganterin ini kemeja pelanggan dulu ya Ed lo istirahat aja dulu aja"
"Gue juga capek banget, ntar kalau ada apa-apa lo bangunin aja gue" ucap Edzard yang terlihat mengantuk, lalu dia tidur di ruangan sebelah dapur.
Ketika Evelyne keluar dari dapur, karena hendak mengantar pesanan, betapa terkejutnya dia kafe yang tadinya ada beberapa pelanggan tapi kini hanya ada satu pelanggan.
"Silahkan" ucap Evelyne ramah dan kemudian pergi tetapi tangannya di cekal sehingga dia menoleh kebelakang.
"Apa ada sesuatu yang ingin anda pesan lagi?"
"Kenapa tidak dipakai?"
"Maaf maksudnya bagaimana? Saya tidak paham"
Pelanggan itu menunjukkan tangannya yang dipakaikan gelang, gelang itu sama dengan gelang kemarin yang ada di meja kampusnya.
Pelanggan itu membuka kacamatanya. Evelyne seperti mengenali tatapan mata itu. Dan kemudian pelanggan itu juga membuka masker yang menutupi wajahnya.
Dan ternyata orang itu Azelvin, Azelvin Aleston seseorang yang di hindarinya selama bertahun-tahun, seseorang yang menorehkan luka yang tak kunjung pulih.
"Lepas, lepasin gue"
"Hey, lo kenapa vel" ucap Azelvin yang masih memegang tangan Evelyne.
"Jangan dekat dekat, pergi"ucap Evelyne histeris.
"Vel gue tahu gue salah, gue minta maaf, lo nggak harus kaya gini vel"
"Lepasin tangan gue dan pergi dari sini" usir Evelyne semberi terus menangis.
"Vel kenapa lo kaya gini"
"Pergi lo pergi, lepasin tangan gue, pergi dari hadapan gue, lo itu monster yang menakutkan buat gue, lo penghancur segalanya, pergi lo pergi" ucap Evelyne dan semakin berteriak lebih keras dan juga menangis histeris.
"Gue tau gue salah, maafin gue vel, lo dengerin gue dulu"
"Nggak, pergi , pergi"
"Vel gue mohon jangan kaya gini vel, maafin gue" ucap Azelvin yang kini juga menangis.
Seseorang memberi pukulan pada Azelvin ya orang itu Edzard, Edzard terbangun dari tidurnya, karena mendengar teriakan Evelyne.
"Lo pergi dari sini, bangsat" Edzard emosi yang menecengkram kerah depan pada baju Azelvin.
"Gue nggak ada urusan sama lo, gak usah ikut campur" Azelvin menyingkirkan tangan Edzard darinya dengan kasar.
"Urusan Evelyne itu urusan gue juga"
"Gue bilang jangan ikut campur" setelah itu terjadilah aksi perkelahian antara keduanya. Evelyne panik, dia takut, tidak tahu harus melakukan apa? Ingatan buruk itu tiba-tiba muncul kepalanya pusing.
Flashback
"Gue nyuruh lo buat beli minuman kenapa lama banget, kenapa lo pacaran dulu" bentak Azelvin
"Gue tadi udah cepet cepet kok" elak Evelyne
"Hah, cepet cepet lo bilang? Gue lihat lo pacaran sama Edzard"
"Gue nggak pacaran sama Edzard, tadi dia cuma bilang kalau gue disuruh kerumahnya sama bunda"
"Alesan" Azelvin emosi.
"Apa dia bilang disuruh kerumahnya sama bunda, itu berarti Evelyne dekat sama Edzard, sial gue kalah start" ucap Azelvin dalam hati.
"Lo itu harus dikasih pelajaran supaya lo nggak ngulang kesalahan yang sama" dan detik kemudian Azelvin mengguyurkan minuman yang tadi dibelikan oleh Evelyne.
Seseorang datang dan memberikan pukulan pada Azelvin yang membuatnya jatuh tersungkur dengan sudut bibir berdarah.
"Jangan ikut campur urusan gue, lo pikir karena lo kakak kelas gue terus gue takut gitu sama lo" Azelvin dan membalas pukulan dari Edzard.
Kemudian mereka berkelahi, Evelyne berusaha memisahkan perkelahian antara keduanya, tetapi Evelyne malah terkena pukulan dari Edzard yang cukup keras sehingga pingsan setelah itu dia tidak tahu apa yang terjadi.
Yang terjadi tanpa Evelyne tahu adalah Azelvin mendorong Edzard dan membopong Evelyne ke UKS.
Ketika dia sudah kembali tersadar dari pingsannya, dia menghampiri Edzard dan Azelvin yang berada di tengah lapangan karena di hukum. Sebelum itu dia sudah membelikan sebuah minuman untuk Edzard.
"Kak Edzard" Evelyne dan memberikan minuman itu pada Edzard.
"Ekheem Edzard doang gue kagak? Oke awas aja lo gue bakal......." Ucap Azelvin terhenti karena Edzard melempar minuman itu ke arah Azelvin untung saja Azelvin sigap jadi dia bisa menangkapnya.
"Banyak bacot lo, buat lo ajadeh minumannya, buat nyumpelin tuh mulut" Edzard
"Tapi kak minuman itukan Evelyne beliin buat kak Edzard"
"Udah yuk" ucap Edzard mengandeng tangan Evelyne dan pergi dari lapangan. Azelvin yang melihat itu rasanya benar-benar ingin membunuh Edzard detik itu juga. Tetapi seseorang yang selalu mengganggunya datang, siapa lagi kalau bukan Elsa.
"Kak Edzard udah selesai dihukumnya?" Ucap Evelyne terheran karena Edzard membawanya ke kantin.
"Belum"
"Nanti kalau Kak Edzard diberi hukuman tambahan sama Pak Iswan gimana?"
"Tinggal bilang gini, Maaf pak kepala Edzard pusing jadi Edzard ke kantin buat beli minuman" ucap Edzard yang malah bergurau nyeleneh. Ya memang kini mereka berdua sedang berada di kantin sekolah.
"Kalau Pak Iswan gak percaya gimana?"
"Ya gue usaha buat bikin Pak Iswan percaya dong, kaya gue berusaha melindungi lo dari Azelvin"
"Emang ya cewek gampangan mah mudah percaya sama gombalan sampah" Azelvin datang entah darimana.
"Udah gak usah didengerin" Edzard memegang tangan Evelyne dan mengelus lembut berusaha memberikan kekuatan agar Evelyne tidak memperdulikan ucapan Azelvin.
"Kalau mau pacaran tuh tau tempat dong, di sekolah pacaran, lo pikir ini sekolah punya eyang lo apa?" Sindir Azelvin.
Edzard tidak melepaskan gandengan tangannya dari Evelyne dia membawa Evelyne pergi dari sana, tetapi Azelvin sengaja menendang kaki Evelyne sehingga membuat Evelyne terjatuh dan kakinya terkilir.
"Aaawwh gue nggak bisa berdiri Kak" Evelyne meringis menahan sakit di pergelangan kakinya.
"Vin bisa nggak lo, nggak gangguin Evelyne"
"Udah kak, kaki Evelyne sakit" Edzard menggendongnya ke UKS. Dan meminta petugas PMR memijat kaki Evelyne yang terkilir.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan kaki Evelyne sudah mendingan sekarang.
"Vel lo tunggu disini dulu, soalnya gue bawa motor, gue mau pulang dulu ngambil mobil"ucap Edzard yang dibalas anggukan kepala oleh Evelyne.
Setelah itu Edzard pergi dari UKS, karena Evelyne sendirian di UKS dan Evelyne juga tidak tahan dengan bau obat yang menyengat maka dia keluar dari UKS. Seseorang tengah menghadangnya di depan pintu UKS.
"Gue anterin pulang"
"Nggak gue bareng Edzard"
"Nurut aja kenapa sih"
"Nggak" Azelvin menggendong Evelyne dan Evelyne berontak tetapi karena kakinya sakit jadi dia tidak melanjutkan pemberontakannya.
Ketika mereka berada di mobil. Tidak ada yang membuka suara sama sekali, kesunyian menyelimuti, Evelyne yang melihat ke jendela dan Azelvin yang fokus ke jalanan.
Ketika sampai di depan rumah Evelyne akhirnya Azelvin membuka suara.
"Maaf gue nggak bermaksud untuk...." Belum Azelvin menyelesaikan ucapannya Evelyne keluar dari mobil Azelvin dan menutup pintu mobil dengan kasar.
"Gadis sialan aku menyesal meminta maaf padanya" Azelvin melajukan mobilnya.
Flashback end
Evelyne melihat perkelahian antara keduanya, kepalanya sakit, ketakutan menyerangnya.
"Edzard" Evelyne dan tubuhnya melemas, Edzard menghampiri Evelyne.
"Evelyne" teriak Edzard panik.
"Evelyne kenapa?" Tanya Azelvin yang terheran dengan apa yang terjadi.
"Cepet bawa Evelyne ke rumah sakit" Edzard menggendong Evelyne dan Azelvin membuka pintu mobil untuk Evelyne. Sesampainya mereka di rumah sakit, Evelyne segera ditangani oleh dokter.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Evelyne?"tanya Azelvin yang masih ingin tahu.
"Lo nggak perlu tahu"
"Gue berhak tahu"
"Apa hak Lo?"
"Evelyne milik gue"
"Milik lo? Hahaha lucu sekali, asal lo tau lo itu sumber kesengsaraan bagi Evelyne"
"Maksud lo apa hah" Azelvin hendak memukul Edzard tapi seorang dokter keluar dari ruangan Evelyne.
"Edzard mari ikut saya" ucap dokter itu yang kini pergi dengan Edzard entah kemana, Azelvin tidak memikirkan hal itu, dia masuk keruangan Evelyne.
"Evelyne"
"Pergi dari sini"
"Nggak sebelum lo jelasin apa yang udah terjadi sama lo"
"Oke kalau gitu, lo harus janji setelah ini lo bakal pergi dan jangan muncul di hadapan gue lagi. Asal lo tau gue begini karena lo, gue trauma, gue ketakutan, gue sengsara, dan gue kesakitan setiap ngelihat lo, setiap ada lo gue selalu ingat kejadian buruk yang udah lo lakuin ke gue, dan itu membuat kepala gue sakit, gue takut.... gue takut lo bakal ngelakuin hal yang sama lagi, semua karena lo. Bertemu dengan lo adalah bencana buat gue, Lo itu mimpi buruk buat gue, jadi gue mohon lo pergi dari sini dan jangan temuin gue lagi" ucap Evelyne sembari menangis karena dia sedang berada di puncak emosi.
"Gue minta maaf, tolong maafin gue, gue janji gue nggak akan melakukan kebodohan yang sama, dan gue bakalan menghapus semua luka yang telah gue buat"
"Kehadiran lo cuma menambah luka luka yang udah lo buat, kalau lo pengen memperbaiki semua ini jalan satu-satunya adalah Lo pergi jangan menemuiku lagi"
Azelvin sudah putus asa sekarang dan dia pergi..
Entah kembali atau tidak?
Siapa yang tahu?
Hati yang telah hancur bukan hanya Evelyne tapi juga Azelvin.
Mereka berdua insan yang masih terjebak di dalam labirin kehidupan.
Kasihan....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments