Bag 4

Setelah sampai di UKS,Dimas segera menaruh tubuh Gita di brankar. Anggota PMR yang sedang bertugas berusaha menahan teriakannya. Bagaimana tidak baru kali ini Dimas menginjakkan kakinya di UKS setelah 3tahun sekolah. Meskipun mukanya sering babak belur tetapi ia tak pernah mengobati nya.

"Ngapain lo semua pada bengong? cepet ambilin kotak p3k bodoh" ucap Dimas.

"ii..yaa kak." Gugup siswi yang ada di sana.

Dengan cepat salah satu siswi mengambil kotaknya dan memberikan pada Dimas dengan rasa gugup. Dimas segera merampas kotak itu. Lalu mengobati siku Gita dengan hati-hati.

"awwss" ringis Gita.

"jangan lebay, cuma luka begini doang aja meringis." ketus Dimas lalu meniup-niup luka Gita pelan.

*astaga kenapa jantung gue kaya pengen copot gini batin Gita.

lah gue kenapa ini? batin Dimas*.

"udah kak,aku gapapa" ucap Gita.

"ok" Dimas bangkit dari duduknya ingin segera keluar dari ruangan yang bau obat ini.

*ih nyebelin banget baru di bilang begitu udah beneran kabur. batin Gita.*

Gita diam memperhatikan pacar barunya,eh?

Sebelum benar-benar keluar Dimas kembali menoleh ke belakang "pulang gue anter!" teriak Dimas di depan pintu.

"gak-" saat ingin menolak Dimas sudah menghilang dari sana.

Lalu perasaan Gita berubah menjadi gak enak. Dan benar saja semua tatapan sudah berada padanya. Tatapan tidak suka lebih tepatnya.

"Lo pake pelet apaan buat godain Dimas?" ucap Gisel,siswi yang tadi memberikan kotak p3k pada Dimas.

"Lo gak inget dia siapa dan lo siapa? Lo itu cuma debu" ucap Rara anggota yang lain.

Rasanya Gita ingin menangis saja. Selalu saja ia direndahkan. Selalu saja ia menjadi sasaran buat semuanya. Salah Gita apa selama ini pada mereka? Apa karena Gita orang yang tidak mampu makanya mereka memperlakukannya dengan beda. Tanpa berlama-lama lagi Gita bangkit lalu berlari keluar UKS.

"Ngapain lo nangis Gita, ini udah jadi makanan lo setiap hari." monolog Gita pada dirinya sendiri.

****

Dikelas.

Dimas yang di perhatikan dua sahabatnya karena bersikap aneh setelah dari kantin tadi. Bagaimana tidak,sekarang ia hanya diam saja biasanya kan Dimas lah yang buat kelas riuh.

"lo kenape bro?" tanya Reno.

Dimas diam.

"tau lo kenapa? kayanya lo kesambet setan si cabe Yura ye?" celetuk Gilang.

"Lo gausah sebut dia bisa gak?" sinis Dimas.

Reno dan Gilang mengangkat bahu bingung. Kenapa bisa Dimas menjadi sependiam ini. Sungguh sangat tidak seru. Akhirnya jam pelajaran dimulai.

Bel pulang sekolah berbunyi. Dengan cepat Gita bangkit dari tempat duduknya,tidak seperti biasa. Gita akan keluar kelas jika semua orang sudah keluar tetapi kali ini ia lebih dulu keluar kelas setelah guru pengajar keluar tentunya. Pertama Gita harus segera ketempat kerjanya, Kedua Gita takut ucapan Dimas tadi yang mengajaknya pulang bersama terjadi. Ia tak sanggup jika harus terus jadi bulan-bulanan murid lain saat melihat idola mereka jalan dengannya.

Setelah sudah hampir sampai digerbang sekolah tiba-tiba ada yang mencekal tangannya. Otomatis membuat Gita berbalik badan siapa yang berani menariknya. eh tentu mereka berani dengannya memang dia siapa. Kan katanya dia itu cuma debu di sini.

"mau kabur kemana Lo?" ucap Yura dengan sinis.

"jangan kira gue bakal diem aja setelah apa yang udah lo dapet" lanjutnya.

"ma.. maksud kakak?" ucap Gita gugup.

*plak*

suara tamparan terdengar nyaring membuat siapapun yang berada disana melihat mereka. Tidak ada yang berani melerai mereka karena takut dengan Yura tentunya. Untung saja tidak ada satpam disana,jika ada mereka berdua sudah dibawa keruang BK.

"Woi lo apain cewek gue!" teriak cowok yang saat Yura kenalin suaranya.

Dimas sudah berada disana berjalan ke arah mereka. Semua yang baru saja mendengar perkataan Dimas tadi shock. Bagaimana tidak most wanted disandingkan dengan upil gajah astaga rasanya sulit dipercaya.

Gita yang melihat Dimas semakin panik. Ia takut kena amuk Dimas karena membantah keinginan pacar barunya eh. Bukan, lebih tepatnya Gita takut semua mempercayai omongan Dimas dan membuat Gita semakin tersiksa di sekolah. Kalau ia bisa memilih, ia ingin sekali pindah sekolah.

"Dimas" lirih Yura.

"sekali lagi gue liat lo ganggu dia! abis lo sama gue!" tegas Dimas.

"Maksud kamu apa?" tanya Yura.

Pertanyaan Yura di abaikan begitu saja. "dan buat lo semua,jangan pernah ganggu cewek gue lagi kalo enggak kalian bakal tau akibatnya" lanjutnya lalu menarik tangan Gita menuju parkiran sekolah.

Gita hanya diam saat tangannya ditarik, menolakpun tak bisa karena ia takut jika berurusan dengan Dimas. Setelah sampai didepan mobil Dinas segera masuk kedalam mobil tidak dengan Gita yang masih diam didepan mobil tanpa ada pergerakan apapun.

tin..tin..tin...

Dimas membunyikan klakson untuk menyadarkan Gita dari lamunannya. Tak lama kepala Dimas menyembul keluar mobil.

"woi cepet masuk! ngapain lo malah bengong bego!" teriak Dimas.

Dengan cepat Gita melangkah masuk kedalam mobil Dimas. Banyak dari warga sekolah yang melihat itu lalu menatapnya tajam.

Setelah Gita masuk,Dimas segera melajukan mobilnya keluar sekolah. Diperjalanan Dimas mulai membuka percakapan.

"rumah lo dimana?" tanya Dimas.

"hm kak turunin saya di halte bus aja,rumah saya jauh" jawab Gita gugup.

"rumah lo dimana?" tanya Dimas lagi.

"di jalan manggis kak" cicit Gita.

Dimas segera mengemudikan mobilnya menuju rumah Gita tanpa ada pembicaraan apapun lagi. Setelah sampai di jalan tersebut Dimas membuka suara lagi.

"yang mana rumah lo?" tanya Dimas.

"rumah saya didalam gang kak,mobil gak bisa masuk kesana jadi sampai sini aja gapapa" jelas Gita.

Dimas nampak berpikir. Setelah itu memberhentikan mobilnya.

"saya pamit ya kak,makasih tumpangannya" ucap Gita hendak turun namun terhenti karena Dimas.

"nama lo siapa? hape lo mana sini pinjam" ucap Dimas santai.

"untuk apa kak? ini hape aku satu-satunya jangan diambil kak pliss" ujar Gita takut. Memang benar, ponsel ini adalah satu-satunya barang berharga miliknya.

"siapa juga yang mau ambil hape lo,gue bisa beli yang lebih canggih kali" ketus Dimas.

"udah cepetan mana hape lo?" lanjutnya.

Dengan takut Gita memberikan ponselnya pada Dimas. Lalu Dimas mulai mengutak-atik ponsel milik Gita. Setelah cukup lama lalu ia kembalikan pada sang pemilik.

"nama?" tanya Dimas.

"ha?"

"nama lo siapa conge"

"Gita kak"

*gak tau nama pacarnya sendiri? batin Gita*

"oke itu nomer gue,besok pagi gue jemput!"

Gita hanya mengangguk lalu keluar dari mobil Dimas. Setelahnya Dimas segera pergi dari sana. Gita menepuk jidatnya lalu segera pergi ke halte bus untuk pergi ke restoran ia bekerja. Bisa telat dia karena Dimas itu.

Terpopuler

Comments

Ari Arie

Ari Arie

emaknya dibully suami, anaknya dibully teman sekolah..kasihan

2024-07-20

1

resaiza

resaiza

waduh dimas jangan bilang gita conge dong

2022-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!