Setelah selesai makan ketiganya berniat untuk kembali ke kelas. Tetapi saat di perjalanan tiba-tiba saja ada yang menabrak mereka. Lebih tepatnya menabrak Dimas. Dimas menatap gadis didepannya ini dengan garang. Sedangkan gadis ini tidak berani menatap orang didepannya.
"Lo punya mata gak sih?" tanya Dimas menusuk.
"maaf kak,aku buru-buru soalnya" ucap gadis itu takut.
"gausah alesan lo, pasti lo mau moduskan?" tanya Gilang.
"bener kak saya lagi buru-buru. Sekali lagi maaf kak" ucap Gita.
Perkenalkan namanya Gita Putri Safira. Gadis cantik berambut sebahu dengan wajah polos tanpa make-up dan sederhana. Gadis yang selalu menjadi incaran para teman sekelasnya atau bahkan kakak kelasnya untuk dibully. Padahal dirinya tidak pernah punya masalah dengan siapapun.
"mending lo pergi sekarang,dari pada gue buat lo malu disini" ucap Dimas tajam.
Buru-buru Gita pergi dari hadapan mereka bertiga. Lalu ketiganya melanjutkan jalannya menuju kelas 12 IPS 2.
Di kantor guru.
Gita yang tengah berada di kantor guru pun tau apa maksud wali kelasnya memanggil dirinya kesini. Pasti tentang SPP yang sudah menunggak beberapa bulan. Untung saja Gita adalah murid teladan yang sering mengharumkan nama sekolah karena kejuaraannya dibeberapa Olimpiade. Coba saja jika Gita adalah murid biasa,bisa dipastikan ia sudah didepak dari sekolah ini.
"Git, bagaimana uang tunggakan SPP kamu? sudah hampir 6 bulan loh kamu nunggak nak" ucap Bu Lina selaku wali murid kelas 11 IPA 1.
"iya bu maaf,tapi orangtua saya belum punya uang untuk bayar,tapi secepatnya saya akan lunasin bu, saya janji" ucap Gita lirih.
"oke kalau begitu,ibu tunggu janji kamu ya,kalau bisa kamu cicil sedikit-sedikit supaya tidak makin banyak" ujar bu Lina.
"iya bu,nanti saya bilang ke orang tua saya"
"yaudah kalau begitu,kamu bisa kembali ke kelas"
"baik bu,saya permisi" pamit Gita.
Setelah itu Gita keluar dari ruang guru. Dan otaknya berpikir keras supaya bisa menghasilkan uang tanpa harus minta ke ibu nya. Yaps hanya ibu nya lah yang bekerja. Ibunya mempunyai warung nasi didepan rumahnya. Ayahnya tidak bekerja. Bahkan ayah nya lebih sering meminta uang ibu nya hanya untuk mabuk,jika tidak di kasih pasti ia akan marah-marah sampai memukuli ibunya. Bayangkan bagaimana jika kalian menjadi Gita.
"gue harus cari kerja" gumam Gita.
Gita berjalan menuju kelasnya,karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Setelah sesampainya di kelas ia tak menemukan dimana tas miliknya. Dan sudah di pastikan jika teman-temannya lah yang menjahili dirinya.
Gita mencari kesana kemari tas nya,tak ada satupun dari mereka yang memberi tahu padanya. Hingga bel tanda masuk sudah berdering. Gita rasanya ingin menangis saat ini. Bagaimana bisa ia mengikuti pelajaran jika tas nya hilang begini. Ingin melapor kepada guru ia tak mempunyai keberanian.
"yaallah" gumam Gita.
Tak lama guru mata pelajaran Matematika yang terkenal dengan killer nya masuk kelas. Dengan perasaan takut ia mengangkat tangannya berniat memberi tahu bahwa tas nya hilang.
"maaf bu,tas saya hilang" adu Gita.
"bagaimana bisa tas kamu bisa hilang di dalam kelas? coba kamu cari dulu. Yang lain bantu cari tas milik Gita" ucap bu Reni.
Semua mata tertuju pada Gita,lebih tepatnya menatap Gita garang. Bisa dipastikan setelah ini mereka akan balas dendam dengan Gita lebih parah.
Semuanya pura-pura bergerak mencari tas milik Gita,namun hanya bergerak tidak ada niat mencari. Saat semua sibuk mencari tiba-tiba saja pintu kelas berdecit dan membuat perhatian mengalih ke arah pintu semua.
Dan....
"permisi,saya mau kasih tau itu di tong sampah ada tas,siapa tau punya kelas ini" ucap Dimas yang kebetulan lewat kelas Gita karena habis dari toilet. Yah kelas mereka bersebelahan.
"coba Gita kamu lihat,itu tas kamu apa bukan di tong sampah" instruksi Bu Reni.
Gita berjalan ke arah tong sampah depan kelasnya. Dan benar saja,tas nya sudah berada di dalam tong sampah itu. Jahat sekali mereka.
"ini tas saya bu, kak makasih ya udah kasih tau" ucap Gita pada Dimas.
Dimas hanya diam tak menanggapi.
"yaudah saya permisi" ucap Dimas. Gini-gini dia juga masih bisa sopan pada orang yang lebih tua. Jika mood nya baik,jika tidak jangan harap.
Setelah beres dengan urusan tas, akhirnya pelajaran dimulai. Sayangnya kali ini Gita tidak fokus pada apa yang sedang bu Reni terangkan di papan tulis. Ia masih terus memikirkan bagaimana caranya ia mendapatkan uang.
Bel pulang berbunyi sekitar 10 menit lalu,tetapi Gita masih di dalam area sekolah. Tekad nya sudah bulat,ia akan mencari kerja sepulang sekolah ini. Setelah beberapa saat melamun akhirnya ia melangkahkan kaki nya keluar kelas yang sudah kosong.
Tetapi lagi-lagi kesialan datang padanya. Saat keluar kelas ia malah menabrak seseorang. Hampir saja ia yang akan terhuyung ke belakang kalau dirinya tidak bisa menopang tubuhnya.
"aduh maaf kak,saya buru-buru" ucap Gita takut. Pasalnya ia melihat siapa yang tadi di tabraknya. Yah orang yang sama seperti tadi pas istirahat.
"alesan lo cuma buru-buru aja? gak ada yang lain hah?" ucap Dimas.
"saya benar-benar lagi buru kak,maaf banget"
"gue gak terima maaf lo" ucap Dimas lalu meninggalkan Gita dan di ikuti oleh kedua sahabatnya.
"kenapa sial mulu sih gue" batin Gita.
Gita kembali berjalan menuju halte bus. Karena memang jam pulang sudah lumayan lama jadilah halte sudah lumayan sepi. Gita menunggu bus untuk ia tumpangi ke arah yang akan ia tuju. Ia akan mencoba melamar pekerjaan lebih dulu barulah pulang.
Bus yang ditunggu Gita akhirnya datang. Ia segera menaiki bus itu dan duduk di bangku paling belakang. Setelah hampir 15menit akhirnya ia sampai dimana tempat yang ia tuju. Ia mendapatkan informasi dari internet bahwa di restoran ini ada lowongan pekerjaan. Jadilah ia akan mencoba.
"permisi pak,saya ingin tanya,apa benar di sini membutuhkan karyawan?" tanya Gita pada satpam yang menjaga.
"iya benar,kamu mau melamar kerja? coba saja langsung ke dalam biar lebih jelas" jawab satpam itu.
"baik, terimakasih pak"
Satpam itu hanya tersenyum. Gita mulai melangkah masuk ke dalam restoran itu. Suasana restoran itu sangatlah ramai. Dan dilihat memanglah sepertinya membutuhkan beberapa karyawan lagi agar perkerjaannya tidak terteter seperti ini.
"permisi pak,saya ingin melamar berkerja part time disini apakah bisa?" tanya Gita.
Dan pas sekali yang ia tanya adalah supervisor restoran ini.
"kamu beneran mau melamar kerja disini? kamu lihat sendirikan bagaimana perkerjaannya?" tanya supervisor itu yang bernama Fahri.
"iya pak,saya butuh uang untuk bayar SPP sekolah,jadi apakah saya di terima pak?"
"kamu saya terima,3 hari masa training kamu. kamu kerja setelah pulang sekolah hingga jam 6 sore. bagaimana? kamu bisa?"
"bisa pak bisa,jadi saya mulai kerja kapan?"
"besok saja,kamu siapin diri kamu dulu agar tidak kaget"
"baik pak, terimakasih banyak. kalau begitu saya permisi" pamit Gita lalu meninggalkan restoran tersebut.
Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya. Ia berjanji akan berkerja bersungguh-sungguh untuk membantu ibu nya. Gita melangkahkan kaki nya menuju halte dan berniat untuk pulang karena ia sudah sangar lapar.
Saat sedang menunggu bus yang tak kunjung datang tiba-tiba saja hujan mulai turun membasahi bumi. Gita merapatkan dirinya agar tidak kena air hujan. Ia takut sakit dan besok tak bisa untuk berkerja.
Gita berdiri sambil memeluk dirinya sendiri. Tiba-tiba saja ada mobil lewat dan melindas genangan air didepan halte. Hal itu membuat seragam sekolah Gita basah bahkan ada bercak coklat.
"arghhh sial" batin Gita.
Saat sedang sibuk membersihkan baju seragamnya,mobil yang tadi mencipratkan air ke seragamnya sudah berada didepannya. Ingin rasanya ia marah-marah pada pemilik mobil itu. Tetapi ia urungkan saat tau siapa pemiliknya. Pemiliknya keluar dari mobil dengan sedikit berlari.
"Lo lagi?" ucap Dimas tak percaya.
Gita diam tak berani menjawab.
"kalo tau itu lo mah gue ogah muter balik" sarkas Dimas.
"cantik beneran ternyata" batin Dimas.
"itu balasan karena udah nabrak gue dua kali" ucap Dimas.
Bersamaan dengan berakhirnya omongan Dimas,bus yang di tunggu Gita sejak tadi akhirnya datang. Ia segera meninggalkan Dimas disana. Tetapi sebelum dirinya naik ke bus,Gita mengucapkan sesuatu yang membuat hati Dimas teriris. Entah mengapa.
"oke gapapa kak,makasih buat balasannya. Jadi aku gak ada utang salah sama kak. aku duluan kak,kakak hati-hati" ucap Gita lalu menaiki bus.
"kok nyess yah?" gumam Dimas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sophia Aya
ntar bucin lho mas
2023-07-02
0
resaiza
dimas kepincut sama gita,karena denger balasan gita bikin nyesssss
2022-11-17
1