Restoran.
Disini Gita berada sedang mondar-mandir kesana kemari mengantar makanan untuk pelanggan. Gita melakukan itu dengan senyum seperti tak ada beban apapun yang gadis itu rasakan tetapi pada kenyataannya badannya semua terasa runtuh. Pegal sekali. Tetapi saat mengeluh Gita ingat tujuan dia kerja untuk apa jadi ia kembali semangat.
"permisi ini pesanan,selamat menikmati" ucap Gita ramah pada pengujung lalu kembali kedapur untuk mengambil pesanan yang lain.
Saat sedang asik bekerja tiba-tiba dirinya mendadak kaku saat melihat siapa yang tengah duduk di meja ujung dekat kaca bersama dua orang lainnya.
"mampus gue" batin Gita.
Gita mencoba menghindar tapi sayang pesanan yang akan ia antar adalah pesanan dimeja itu. Gita mencoba mencari cara agar ia tidak datang kesana. Tapi maaf Gita harus karena tak mungkin ia menyuruh seniornya yang mengantarkan kesana. Bisa bahaya baru hari pertama kerja sudah kurang ajar menyuruh senior.
"permisi ini pesanannya selamat menikmati" ucap Gita pelan sekaligus gugup.
Dimas menoleh. shock.
Bagaimana tidak tadi Dimas sudah mengantarkan gadis itu hingga depan gang sempit lalu mengapa dia bisa berada disini. Ini bukan mimpi kan? ini nyata? apa karena gue takut dia nyebar masalah Yura jadi pikiran gue terfokus sama dia batin Dimas.
"Lo...." ucap Dimas.
Gita hanya diam sambil menunduk "permisi kak saya harus kerja lagi" pamit Gita tetapi sayang tangannya sudah dicekal oleh Dimas.
"ikut gue!" tarik Dimas membuat pengunjung yang lain menoleh.
"mau kemana kak? aku lagi kerja nanti aku dipecat ini hari pertama aku soalnya" rengek Gita.
"bodoamat gue gak peduli! sekarang lo ikut gue"
Gita terus berontak minta dilepaskan namun sayang tenaga Dimas lebih besar apalagi saat ini Gita belum makan dari jam istirahat tadi.
Dimas menghentikan langkahnya didepan restoran tersebut sambil terus menatap gadis cantik didepannya ini tajam.
"kenapa bisa ada disini! buat apa tadi gue nganterin Lo?"
"kan dari disekolah saya sudah bilang kakak gak perlu anterin saya tapi kakak malah terus maksa saya"
"berani ngejawab ya Lo"
Gita segera menutup mulutnya rapat. Ia sadar ia salah bicara seperti tadi pada seorang Dimas Aditya Arron.
"kenapa Lo kerja?" tanya Dimas sedangkan Gita masih menutup mulutnya tak mau menjawab.
"gue tanya itu dijawab!" tegasnya membuat Gita semakin ciut.
"dijawab salah gak dijawab juga salah hftt macam Raisa" gerutu Gita.
"hah apa?" Dimas mencoba mendengar apa yang tadi Gita bicarakan namun sayang tak terdengar jelas.
"memang ada yang salah kak kalau aku kerja?"
"kenapa Lo kerja?" ulang Dimas penuh penekanan.
"untuk kebutuhan hidup!" jawab Gita lantang.
Dimas hanya ber'oh' ria membuat Gita mengerucutkan bibirnya kedepan. Dimas yang melihat itu tersenyum tipis sangat tipis. ia senang ketika cewek didepannya ini kesal karena sangat menggemaskan. Sepertinya hobi baru Dimas bertambah yaitu membuat cewek satu ini kesal.
"ikut gue!" perintah Dimas,lalu menarik Gita kembali kedalam restoran.
Didalam sana terlihat supervisornya menatapnya garang namun berubah jadi senyum ketika Dimas datang menghampirinya.
"kenapa anda memperkerjakan dia yang masih sekolah?" tanya Dimas tanpa basa-basi.
"em anu mas,dia meminta pekerjaan untuk keperluan sekolah katanya" jawab Fahri sopan.
"mulai besok dia udah gak kerja lagi eh mulai detik ini dia berhenti kerja" tegas Dimas membuat Fahri mengangguk tapi tidak dengan Gita.
"eh kak apa-apaan,pak plis jangan pecat saya ya saya butuh banget pekerjaan ini" mohon Gita pada Fahri.
"Lo mau dia yang dipecat atau Lo yang dipecat?" tanya Dimas datar.
hah? gue gak bisa ngebiarin pak Fahri dipecat hanya karena gue batin Gita.
"maaf Gita bapak tidak bisa bantu kamu" ucap Fahri pelan.
Gita menatap Dimas tajam. Mengapa sih harus ketemu ini cowok lagi juga kenapa pak Fahri itu nurut banget sama dia.
"yaudah kalau begitu saya permisi" pamit Gita ingin kembali kebelakang untuk berganti pakaian lalu pulang kerumah.
Dimas membiarkan Gita pergi. Sambil menunggu Gita kembali Dimas menghampiri dua sahabatnya yang sedang asik mskan,namun sebelum itu ia mengatakan sesuatu pada Fahri.
"besok kalau dia datang lagi kesini minta kerja kamu kasih aja tapi bukan kaya tadi,suruh dia duduk manis sambil lihatin kalian kerja aja,ngerti?" perintah Dimas.
"baik mas" jawab Fahri.
ada hubungan apa sebenarnya mereka berdua batin Fahri.
Yaps restoran yang saat ini adalah restoran milik kedua orangtua Dimas. Dimas sering sekali kesini hanya untuk makan siang atau sekedar nongkrong bersama kedua sahabatnya.
"Lo darimana aja dah?" tanya Gilang.
"ada urusan sama tuh cewek tadi"
"Lo beneran pacaran sama tuh cewek Dim?" tanya Reno.
"seperti yang kalian dengar disekolah tadi"
"kenapa?" tanya Gilang tak percaya.
"karena dia pegang rahasia besar gue" jawabnya santai.
"cuma itu?hati-hati Lo suka beneran nanti sama tuh cewek,kalo dilihat-lihat cantik juga sih" timpal Reno.
"iya cantik juga Dim" sahut Gilang.
"Cantik sih tapi sorry dia bukan tipe gue" jawab Dimas sombong.
Tak lama Gita keluar dari restoran tersebut membuat Dimas ikut bangkit dari sana. Sebelum itu Dimas pamit kepada kedua curutnya untuk mengantar gadis itu.
"gue duluan,kalo kalian mau cabut kabarin gue biar gue nyusul nanti" pamit Dimas lalu pergi begitu saja ketika keduanya mengangguk.
Dimas melihat Gita berjalan menuju bus. Dengan cepat Dimas menghampirinya menggunakan mobil. Gita heran ini siapa sih yang mengikutinya tetapi Gita ingat mobil yang sama seperti tadi ia diantarkan pulang. ohya Dimas.
Dimas menurunkan kaca mobilnya sembari berkata "masuk" perintah Dimas.
"gausah kak,saya pulang sendiri aja makasih" tolak Gita.
"masuk cepetan!" teriak Dimas.
"dibilang gausah kak"
Dimas turun dari mobil lalu memaksa Gita masuk kedalam mobilnya. Gita yang tidak mempunyai pilihan akhirnya ia masuk kedalam sana.
"dasar pemaksa" desis Gita.
"dasar pembangkang" desis Dimas.
"eh..." Gita menoleh ke arah Dimas,ternyata Dimas menatapnya juga.
"apa mau bilang apa?" tanya Dimas.
"mau bilang kakak itu nyebelin! kenapa sih selalu ikut campur urusan aku,aku itu butuh pekerjaan itu kak" frustrasi Gita. Gita lupa siapa yang sedang diajak bicara saat ini. sedangkan Dimas hanya senyum tipis melihat Gita.
"Lo butuh kerjaan?"
Gita mengangguk.
"kasih gue alasan yang kuat kenapa lo harus kerja nanti gue pikirin lagi dan kasih lo kerjaan"
"aku itu butuh uang untuk bayar SPP sekolah"
"orangtua lo?"
"ada,cuma ibu yang kerja,aku kasihan sama dia kak makanya aku bantu dia" lirih Gita. Sejujurnya ia tidak mau menceritakan apapun pada siapapun tentang kehidupannya. Tetapi ini Dimas ia tidak bisa membantah. Ia takut yang cuma serpihan debu nantinya akan hilang karena membantah Dimas.
"ok gue kasih lo pekerjaan"
"serius kak?" tanya Gita dengan mata berbinar.
"lo kerja sama gue,jadi mulai besok lo harus selalu sama gue. Terutama disekolah. oke deal?"
"maksud kakak?" Gita tak mengerti.
"Lo kerja jadi pelayan pribadi gue,gimana?" tawar Dimas.
"tapi kak-" Ucapan Gita terpotong.
"gaji lo 10 juta perbulan" Ujar Dimas dengan tegas.
Gita hanya diam tak menjawab,ia berpikir apakah harus ia mengambil tawaran ini. 10juta berbulan. Astaga Gita belum pernah melihat uang sebanyak itu. Setelah dipikir-pikir akhirnya Gita mau menerima pekerjaan itu.
"oke aku mau kak" jawab Gita pelan.
Dimas tersenyum.
kalau gini kan Lo gak ada celah buat ngebocorin rahasia gue sama siapa pun batin Dimas licik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
resaiza
licik juga kmu y dim,,nanti juga kamu cinta beneran sama gita
2022-11-17
0