Bag 3

Dimas sudah berada dirumahnya,lebih tepatnya di kamar pribadi nya. Pikirannya melayang ke gadis yang baru saja ia cipratkan air comberan. Kenapa rasanya sesak saat gadis itu berbicara seperti tadi? Rasanya Dimas merasa bersalah pada gadis itu.

"arghh" frustrasi Dimas.

Dimas melangkahkan kaki nya keluar kamar,dan menuju ruang makan. Sepi. Rumah sebesar ini sepi. Jam segini hanya ada dirinya dan pembantu,supir serta tukang kebun. Kedua orangtuanya pulang sore hari atau bahkan malam hari. Maklum orang sibuk.

"mau di buatin apa den?" ucap Bi Asih.

"makanan sama minuman yang seger aja bi,aku lagi kusut banget ini" curhat Dimas.

"tumben kenapa tuh? masalah pacar?"

"pacar aja gak punya bi,gak tau nih perasaan lagi terombang-ambing aja"

"lagi jatuh cinta ya den?" goda bi Asih.

Dimas hanya diam. Ia tak tau harus menjawab apa. Masa iya dia benaran jatuh cinta? cinta pada pandangan pertama? sungguh sangat sulit di percaya. Btw kenapa Dimas asik banget curhat dengan pembantu nya? karena bagi Dimas,bi Asih adalah ibu kedua setelah Terry. Karena bi Asih lah yang mengasuh Dimas sejak kecil. Jadi percakapan seperti ini sudah sering terjadi.

"nih buat aden yang sedang jatuh cinta" ucap bi Asih membuyarkan lamunan anak majikannya itu.

"terimakasih bibi cantik" ucap Dimas.

Dimas mulai acara makannya,tetapi pikirannya masih saja ke cewek yang sudah dua kali menabraknya. Ia merasa kalau cewek itu tak asing untuknya. Tapi ia sendiri tak ingat itu siapa.

Setelah selesai,Dimas kembali ke kamarnya. Dan menghubungi kedua sahabatnya untuk berkumpul di cafe biasa. Sepertinya dirinya butuh hiburan.

Dimas bersiap-siap setelah selesai mengirimi Gilang dan Reno pesan untuk bertemu di tempat biasanya. Setelah di rasa siap dirinya melangkah keluar kamar menuju keluar rumah dan menunggangi mobil merah miliknya. Tapi tidak lupa sebelum Dimas keluar rumah,ia pamit lebih dulu ke Bi Asih.

Hampir 25menit bermacet ria bersama pengendara lain,akhirnya ia sampai di tempat mereka janjian untuk kumpul. Dan bisa di pastikan kedua curut itu akan ngaret. Dan itu sangat biasa.

Dimas mengambil tempat duduk di pojok dekat kaca lalu memesan minuman ke sukaannya. Menunggu hampir 15menit akhirnya Gilang dan Reno hadir. Mereka mulai bercanda ria,sampai sesekali dilihati oleh pengunjung lain,bukannya malu malah cuek bebek.

Pagi hari. Gita yang sedang bersiap-siap untuk sekolah terganggu karena mendengar suara ribut diluar kamarnya. Gita mengintip sedikit,dan betapa sedih nya Gita melihat kejadian ini dipagi hari. Meski hampir setiap hari ia melihat kejadian itu tetapi hatinya masih saja sakit.

"ibu.." ucap Gita lirih.

Dengan keberanian yang sudah terkumpul ia maju untuk melindungi ibu nya dari sang ayah yang tengah memukuli ibunya.

plak

Suara tamparan itu menggema keseluruh ruangan yang ada dirumah sederhana ini. Gita mengusap pipi nya pelan. Bisa dipastikan ada tanda merah dipipi nya yang baru saja ayah nya tempelkan.

"bangun kamu anak sialan! ayah belum puas mukulin ibu kamu!" teriak Gio.

"pukulin aja Gita yah,jangan ibu. Ayah gak kasian sama ibu! yang udah banting tulang cari duit"

"nakk.." lirih Ratih.

"biarin Bu,biarin ayah mikir kalo selama ini dia itu cuma nyusahin ibu!"

"kurang ajar kamu!"

plak

Tamparan kedua.

Panas. Sedih. Kecewa. Sakit semua jadi satu saat ini yang Gita rasa. Gita sering bertanya pada dirinya sendiri 'kenapa bisa keluarganya seperti ini? padahal dulu sangatlah harmonis' selalu begitu.

"dasar istri gak berguna!" teriak Gio lalu keluar dari rumah menyisakan tangisan Gita dan Ratih di dalam.

"maafin Gita ya bu,maaf Gita gak bisa jaga ibu setiap waktu" ucap Gita yang masih memeluk Ratih.

"ibu gapapa sayang,sekarang kamu siap-siap untuk sekolah nanti terlambat" ucap Ratih pelan sambil tersenyum miris kepada anak perempuannya.

Gita mengangguk,lalu bangun menuju kamarnya untuk melanjutkan acara prepare nya. Setelah selesai Gita berpamitan dengan ibu nya untuk pergi ke sekolah.

"ibu Gita berangkat dulu dan kayanya aku bakal sering pulang lebih sore,karena banyak tugas yang harus aku kerjakan,ibu gapapa kan?" pamit Gita. Yah mulai hari ini ia akan berkerja di cafe yang kemarin dirinya melamar.

"ibu gapapa nak,kamu yang rajin belajarnya ya,kalau ibu guru kamu nanyain uang SPP bilang saja secepatnya ya"

"iya Bu,yaudah Gita berangkat assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Gita menghilang dari penglihatan Ratih,dan membuat Ratih kembali menangis melihat anaknya yang sudah beranjak dewasa tetapi malah keluarganya seperti ini.

maafin ibu nak,ibu belum bisa bikin kamu bahagia ucap Ratih pelan.

****

Disekolah.

Dimas yang sedang dikantin bersama kedua sahabatnya sambil menikmati siomay dihadapan mereka plus es jeruk. Duh segerrrr.

Sesekali mereka bercanda membuat semua perhatian tertuju pada ketiga cowok tampan tapi sayang brandal. Ketiganya tertawa asik seperti tanpa beban.

Sedang asik bercanda,tiba-tiba ada seorang cewek datang ke tempat duduk mereka, seketika keadaan menjadi hening.

"Lo ngapain?" sinis Gilang.

"gue mau ngomong sama Dimas" ucap Yura. Yah Yura,satu angkatan dengan Dimas yang berstatus sebagai mantan Dimas. Cewek cantik dan populer disekolah.

"Lo sama Dimas udah selesai,jadi ngapain lagi?" sarkas Reno.

"gue gak ada urusan sama lo berdua! Dim,aku mau ngomong sama kamu" ucap Yura melembut saat bicara dengan Dimas.

"ngomong aja disini emang kenapa?" sahut Dimas acuh.

"Dim,ini masalah kita,aku mohon sebentar aja" mohon Yura.

Drama ini tak luput dari penglihatan warga di kantin. Semuanya terus memperhatikan. Dulu mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi entah kenapa mereka memutuskan hubungannya.

Dimas bangkit dan berjalan lebih dulu ke arah taman belakang sekolah dan Yura mengikuti kemana Dimas. Sesampainya di taman sekolah,Yura mulai menangis dalam diam.

"cepet ngomong,gue gak ada waktu" ucap Dimas.

"aakuu..hamil..Dim hiks..hiks" ucap Yura lirih.

Dimas menoleh ke arah Yura yang sudah berbanjir air mata. Yura hamil? Dimas menggeleng tak percaya.

"maksud lo apa?hah?" bentak Dimas.

"ini anak kamu Dim,aku cuma ngelakuin itu sama kamu" tangis Yura pecah.

"gak,gak mungkin! yang udah pake Lo itu banyak! bukan gue doang!"

"ini anak Lo!" teriak Yura sambil menunjuk perutnya.

"gue tau Ra pekerjaan Lo buat bayar SPP! jangan kira gue gak tau,Lo lupa siapa gue?"

"makanya gue pacarin lo,gue pengen tau seenak apa tubuh lo,ternyata b aja" lanjutnya.

Tangis Yura makin pecah,ia tak menyangka Dimas setega ini. Tetapi yang di katakan Dimas memang benar,ia bekerja sebagai pemuas para laki-laki hanya untuk membiayai dirinya. Sebenernya Yura orang ada,namun sayang karena orang tuanya tidak peduli jadi ia salah pergaluan. Uang yang tiap bulan dikirim orang tuanya pun jarang ia pakai.

"Lo bener-bener tega Dim,gue bakal laporin Lo ke orangtua Lo!" ancam Yura.

"silahkan gue gak takut" ucap Dimas santai lalu meninggalkan Yura yang masih menangis.

Saat akan berbalik ia tak sengaja melihat perempuan yang kemarin menabraknya selama dua kali. Bisa di pastikan perempuan itu mendengar semua apa yang Dimas dan Yura tadi bicarakan. Dengan cepat Dimas mengejar gadis itu.

mampus gue batin Gita. Gita terus melangkah agar tidak tertangkap oleh Dimas. Namun sayang,hasilnya nihil. Dimas lebih dulu membekap mulutnya dan menyeretnya ke belakang sekolah lagi yang disana masih ada Yura sedang menangis.

bruk

Suara hentakan itu berasal dari Dimas yang menjatuhkan Gita ke tanah. Sakit. itulah yang sedang Gita rasakan.

"Lo mau pergi? setelah apa yang udah Lo denger? hah" maki Dimas.

"enggak kak,aku gak denger apapun" elak Gita.

"masih berani bohong ya lo?"

Gita diam tak menjawab.

"oke sebagai hukuman karena lo udah lancang,mulai sekarang lo jadi pacar gue!" ucap Dimas dengan gaya sok cool.

Yura yang sedang menangis sambil melihat adegan didepannya langsung membulatkan matanya. Bagaimana bisa Dimas mempunyai pacar baru sedangkan Yura tengah mengandung anak Dimas. Astga ini rumit.

Gita segera menggelengkan kepala setelah melihat ekspresi dari Yura. Gita tak mau bernasib sama seperti Yura. Gita masih ingin mencapai cita-citanya.

"enggak kak,saya gak mau. Kakak boleh hukum aku apapun tapi jangan jadi pacar kakak" pinta Gita.

"gak ada penolakan! Lo gak tau siapa gue?"

"tapi kak-"

Ucapan Gita terpotong karena Dimas sudah lebih dulu mengangkat tubuhnya dan menggendongnya ala bridal style ke UKS. Karena siku Gita mengeluarkan darah setelah apa yang tadi Dimas lakukan tadi. Tangisan Yura makin pecah, sebenarnya Gita tak tega melihat itu. Namun bagaimana, Dimas sangatlah tidak bisa dibantah. Ia juga masih memiliki rasa takut.

Lamunan Gita menghilang karena banyak teriakan dari warga sekolah yang melihat idolanya menggendong gadis cupu yang sering kena bully.

*yaallah kak Dimas gak salah gendong debu

kak Dimas aku mau juga dong di gendong

itu kuman bisa banget ya modusnya,awas aja lo nanti*

Begitulah kira-kira cuitan warga sekolah yang melihat Dimas dan Gita.

alamat gue bakal kena bully abis-abisan ini mah batin Gita.

Terpopuler

Comments

Ari Arie

Ari Arie

mamanya pasrah aja digituin??lawan dong atau lapor...ada RT ada polisi
ada hansip

2024-07-20

1

atang maulana

atang maulana

adeh2 🤦🤦🤦

2022-11-21

1

resaiza

resaiza

gak nyangka ternyata dimas udah pernah nyicipin si yura

2022-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!