Tendangan Pertama

"Teh Anis!" Seru Tasya teringat dengan sepupu nya Daffa di bumi.

"Teh Anis kenapa, Sayang?" Tanya Daffa kebingungan.

"Itu..loh, kakek tadi ke mana?" Tanya Tasya kemudian.

Saat ia berbalik, Tasya tak lagi mendapati sosok kakek misterius di mana pun.

"Kenapa, Sya?" Tanya Anna pada Tasya.

"Itu, Kak. Tasya baru ingat kalau Kakek tadi itu mirip banget sama Teh Anis. Kakak ingat kan sama perempuan berjilbab lebar yang ikut mengantarkan kita sebelum ke sini?" Ujar Tasya menerangkan.

"Oh.. begitu kah? Hmm.. kakak gak terlalu ingat. Terus memang nya kenapa, Sya?" Tanya Anna kembali.

"Ya gak ada apa-apa juga sih, Kak. Tadi nya Tasya mau nanya apa memang kakek tadi punya hubungan darah sama Teh Anis atau enggak.." jawab Tasya dengan malu.

Ia sadar diri telah membuat kehebohan sendiri.

"Setelah Zi ingat-ingat lagi, memang ucapan Kak Tasya ada benar nya juga sih. Kakek tadi memang benar mirip dengan Teh Anis ya, Kak," imbuh Zizi.

"Tuh! Kamu juga merasa gitu kan, Dek?" Tasya merasa senang karena ada yang sependapat dengan nya.

"Ehem! Saya juga baru ingat, Sayang. Saya juga merasa ada yang familiar dari kakek tadi. Pantas saja. Ternyata begitu ya.." imbuh Daffa tak mau kalah.

"Kamu juga, Yang? Iya kan! Benar kata ku. Jangan-jangan kakek tadi itu beneran punya hubungan darah sama Teh Anis ya!" Seru Tasya bersemangat.

Dengan adanya dugaan ini, ia jadi ingin menyampaikan berita ini segera kepada Teh Anis. Sayang nya, di detik berikut nya ia tersadar kalau saat ini mereka sedang berkejaran dengan waktu.

Jika benar apa yang telah dikatakan kakek misterius tadi, maka ayah mereka berada dalam situasi yang berbahaya saat ini.

Tasya menjernihkan kembali pikiran nya. Setelah beberapa saat, ia pun berkata.

"Maaf, sudah menghambat perjalanan kita. Sebaik nya, ayo kita bergegas keluar dari tempat ini!" Ucap Tasya, tiba-tiba serius.

Semua orang mengangguk setuju. Dan tanpa berkata apa-apa lagi, kelima orang itu pun melanjutkan kembali perjalanan nya.

...

Setelah beberapa lama...

"Sebenar nya, apa yang terjadi, Kak? Kenapa sudah lama sekali berjalan, kita gak sampai-sampai juga ke pintu itu?" Tanya Tasya menahan letih pada kedua tungkai kaki nya.

Tasya kebingungan. Karena jarak pintu satu ke pintu lain nya terlihat hanya berkisar sepuluh meter saja jauh nya. Namun setelah hampir satu jam berjalan, mereka tak juga sampai ke pintu yang mereka tuju. Padahal pintu itu terlihat begitu dekat. Hanya seperti tinggal tiga meter lagi saja.

Kelima orang itu lalu berhenti melangkah. Semua nya langsung menoleh ke arah Tasya. Namun, apa yang mereka lihat sungguh membuat mereka terkejut.

"Sayang! Apa.. apa yang terjadi dengan perut mu?!" Daffa memekik heran.

"Kak Tasya! Perut kakak!" Seru Zizi pula.

"Tidakkah perut nya terlihat lebih besar dari sebelum nya?" Tanya Jason entah pada siapa.

Sementara itu Anna menatap serius pada perut adik kembaran nya itu.

Menerima semua perhatian itu, Tasya langsung ikut melihat ke arah perut nya sendiri. Dan ia sangat terkejut. Karena perut nya kini memang terlihat dua kali lebih besar dari sebelum nya.

Tasya langsung mengulurkan tangan ke arah perut nya. Merasa khawatir dengan kondisi janin nya kini.

"Sayang! Apa yang terjadi? Aku gak tahu kenapa perut ku tiba-tiba jadi membesar begini??" Tanya Tasya mulai panik.

"Saya gak tahu, Yang. Sebaik nya kamu istirahat dulu. Apa mungkin kamu salah makan kah?" Tanya Daffa berasumsi.

"Aku belum makan sejak di acara pesta nikah kita tadi, Yang!" Sanggah Tasya.

"Tasya.. tenangkan dirimu. Kakak punya dugaan. Tapi kakak juga gak tahu persis nya, dugaan kakak ini benar atau enggak," ucap Anna menenangkan Tasya.

"Apa, Kak? Menurut kakak perut ku kenapa?" Tanya Tasya masih terlihat panik.

"Coba kamu usap-usap perut mu. Apa kamu merasakan sesuatu?" Tanya Anna kemudian.

Tasya langsung mematuhi ucapan kembaran nya itu. Ia mengusap-usap perut nya dengan penuh kasih. Selaksa doa kebaikan pun dipanjatkan nya demi keselamatan dua janin kembar nya itu.

Detik berikut nya, Tasya dikejutkan oleh sebuah gerakan dari dalam perut nya. Seperti sebuah tendangan kecil. Ia pun ternganga keheranan.

Melihat sang istri yang tiba-tiba jadi terdiam, Daffa pun langsung dihinggapi oleh rasa khawatir.

Lelaki itu lalu meraih wajah sang istri agar menatap langsung ke mata nya. Daffa ingin memastikan kalau Tasya masih waras dan mengenali nya.

"Kenapa, Sayang? Kamu kenapa diam begini? Bilang sesuatu ke saya, Dear? Jangan buat saya khawatir begini.." ucap Daffa mulai ikutan panik.

Tasya berusaha mengucapkan sebuah kata untuk menjelaskan apa yang baru saja dialami nya tadi. Namun ia kesulitan untuk berkata-kata. Alhasil selama beberapa waktu ia hanya mampu mengatup dan merapatkan mulut nya saja. Sementara kedua manik mata nya terlihat kian berkilau oleh rasa bahagia yang membuncah di hati.

"Dear.. honey.. kamu kenapa sayang??!" Daffa kembali bertanya. Kali ini lelaki itu benar-benar panik. Sehingga ia langsung saja merengkuh Tasya ke dalam pelukan nya.

Jantung nya berdebum begitu cepat oleh sebab rasa khawatir nya pada kondisi sang istri.

Anna yang berdiri di depan Tasya lalu mengulurkan tangan nya ke arah kembaran nya itu. Tasya lalu menjawab uluran tangan Anna.

Dan, setelah dua tangan itu bersentuhan, Anna pun menggunakan inner power nya. Ia membaca isi pikiran Tasya melalui sentuhan kulit tangan mereka.

Beberapa detik setelah nya, sebuah senyuman ikut merekah di wajah Anna. Ia pun akhirnya tahu apa yang dialami oleh Tasya sesaat tadi, tanpa perlu kembaran nya itu berkata apa-apa lagi.

Jason yang mengetahui kekuatan Anna, langsung bertanya karena penasaran.

"Dia kenapa, Ann?" Tanya Jason tak sabar.

Di dekat mereka, Zizi pun sama khawatir nya seperti Daffa. Ia menatap cemas ke arah perut Kak Tasya nya itu.

"Ini adalah sesuatu yang menggembirakan. Karena baru saja Tasya merasakan tendangan pertama dari janin dalam perut nya.."

Di saat yang bersamaan ketika Anna menjelaskan, perut Daffa yang memang menempel dengan perut Tasya pun ikut merasakan tendangan dari calon bayi nya itu.

Terkesima, Daffa langsung melepas pelukan nya dan menahan bahu Tasya dalam jarak sepanjang lengan nya. Dengan ekspresi terkejut, Daffa pun memastikan pernyataan Anna tadi kepada Tasya.

"Apa.. apa yang barusan dikatakan oleh Anna itu benar, Dear? Apa yang baru saja ku rasakan tadi adalah tendangan dari si kecil kita, Sayang?" Tanya Daffa dengan pandangan penuh harap dan juga haru.

Tasya mengangguk berkali-kali. Ia masih sulit untuk mengungkapkan rasa bahagia dan takjub atas keajaiban yang dialami nya saat ini.

"Seperti nya, Dunia Enam Pintu ini mengajak semua yang berada di dalam nya jadi tumbuh lebih cepat. Atau dalam artian kita, berarti menua lebih cepat.. kakak menduga, mungkin usia kandungan mu saat ini berkisar sekitar tujuh bulanan, Sya.." imbuh Anna menjelaskan asumsi nya.

Dan seketika itu pula, semua orang tersentak kaget dengan ucapan Anna tadi.

***

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

Tasya masih waras kok Bang..🤭

2022-11-26

1

mom mimu

mom mimu

jangan2 Tasya melahirkan saat perjalanan pulang...

2022-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Perjalanan
2 Dunia Enam Pintu
3 Kakek Guru Misterius
4 Tendangan Pertama
5 Melahirkan
6 Kelahiran dan Kematian
7 Menuju Ibukota
8 Alul Lazam
9 Anna terbebas
10 Puri Anyelir
11 Keajaiban Gelang Koka
12 Peringatan Jordan
13 Candaan Daffa
14 Bangsawan Scholinszky
15 Reuni Keluarga
16 Rencana Daffa
17 Audiensi
18 Rencana Pelantikan Tahta
19 Kalimat Perpisahan
20 Percobaan Pembunuhan
21 Bermain Catur
22 Berita Baik
23 Psiko Frans
24 Ratu Charrine
25 Keunikan Himada
26 Spirit Baby Huna
27 Daffa Tercengang
28 Perbedaan Argumen
29 Cerita Yodha bag. 1
30 Cerita Yodha bag. 2
31 Cerita Yodha bag. 3
32 Dua Pengintai
33 Kepedihan Karina
34 Himada Pergi
35 Perkenalan Rinai dan Hima
36 Kabur!
37 Ditemukan nya Hima
38 Hima Kerasukan
39 Tanda Merah
40 Rindu Mama
41 Kemampuan Karina
42 Menghilang nya Ratu Charrine
43 Bertemu Di Jalan
44 Kisah Soraya
45 Bantuan dari Spirit Huna
46 Menemui Ratu Goluth
47 Skema Jahat
48 Raja Bahima vs Ratu Madis
49 Perjalanan Anna dan Yodha
50 Dunia Spirit bag. 1
51 Dunia Spirit bag. 2
52 Invasi Goluth
53 Kekejian Frans
54 Taktik Baru
55 Musuh di Balik Selimut
56 Rencana Invasi Balik
57 Golden Boy
58 Penyesalan Soraya
59 Takdir dan Karma
60 Dion, Sang Golden Boy
61 Menemui Spirit Maha Guru Rudolf
62 Cara Mengembalikan Ingatan Spirit
63 Tiga Dunia Lain nya
64 Daun Tokasik
65 Gelang Pusaka Penyihir
66 Request Lagu
67 Damsi Diracun
68 Titah Sang Ratu
69 Berita Baik
70 Berita tentang Rinai
71 Abdi Setia yang Baru
72 Perkenalan dengan Spirit Huna
73 Lagu Ayah
74 Percakapan Boru dan Magenta
75 Dion Bercerita
76 Kedatangan Pasukan Nevarest
77 Bertemu Om Kembali
78 Kepala Kasim Lin
79 Dua Raja Gila
80 Rencana Rahasia
81 Pelarian
82 Pertarungan Dua Mantan Rekan
83 Aro Tersadar
84 Pembunuh Bayaran
85 Audiensi Terakhir
86 Raja Daffa Bertahan
87 Perseteruan di Balairung
88 Pembersihan Istana
89 Perbincangan Dua Sahabat Lama
90 Kemunculan Naga Hijau
91 Identitas Penunggang Kuda
92 Cerita Jordan
93 Rencana karina
94 Permintaan Huna
95 Huna Pamit Diri
96 Kemunculan Frans
97 Cerita Frans
98 Pertarungan Tertutup
99 Pertarungan Terbuka
100 Bahagia Pada Akhirnya
101 Salam Sapa Mel
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Awal Perjalanan
2
Dunia Enam Pintu
3
Kakek Guru Misterius
4
Tendangan Pertama
5
Melahirkan
6
Kelahiran dan Kematian
7
Menuju Ibukota
8
Alul Lazam
9
Anna terbebas
10
Puri Anyelir
11
Keajaiban Gelang Koka
12
Peringatan Jordan
13
Candaan Daffa
14
Bangsawan Scholinszky
15
Reuni Keluarga
16
Rencana Daffa
17
Audiensi
18
Rencana Pelantikan Tahta
19
Kalimat Perpisahan
20
Percobaan Pembunuhan
21
Bermain Catur
22
Berita Baik
23
Psiko Frans
24
Ratu Charrine
25
Keunikan Himada
26
Spirit Baby Huna
27
Daffa Tercengang
28
Perbedaan Argumen
29
Cerita Yodha bag. 1
30
Cerita Yodha bag. 2
31
Cerita Yodha bag. 3
32
Dua Pengintai
33
Kepedihan Karina
34
Himada Pergi
35
Perkenalan Rinai dan Hima
36
Kabur!
37
Ditemukan nya Hima
38
Hima Kerasukan
39
Tanda Merah
40
Rindu Mama
41
Kemampuan Karina
42
Menghilang nya Ratu Charrine
43
Bertemu Di Jalan
44
Kisah Soraya
45
Bantuan dari Spirit Huna
46
Menemui Ratu Goluth
47
Skema Jahat
48
Raja Bahima vs Ratu Madis
49
Perjalanan Anna dan Yodha
50
Dunia Spirit bag. 1
51
Dunia Spirit bag. 2
52
Invasi Goluth
53
Kekejian Frans
54
Taktik Baru
55
Musuh di Balik Selimut
56
Rencana Invasi Balik
57
Golden Boy
58
Penyesalan Soraya
59
Takdir dan Karma
60
Dion, Sang Golden Boy
61
Menemui Spirit Maha Guru Rudolf
62
Cara Mengembalikan Ingatan Spirit
63
Tiga Dunia Lain nya
64
Daun Tokasik
65
Gelang Pusaka Penyihir
66
Request Lagu
67
Damsi Diracun
68
Titah Sang Ratu
69
Berita Baik
70
Berita tentang Rinai
71
Abdi Setia yang Baru
72
Perkenalan dengan Spirit Huna
73
Lagu Ayah
74
Percakapan Boru dan Magenta
75
Dion Bercerita
76
Kedatangan Pasukan Nevarest
77
Bertemu Om Kembali
78
Kepala Kasim Lin
79
Dua Raja Gila
80
Rencana Rahasia
81
Pelarian
82
Pertarungan Dua Mantan Rekan
83
Aro Tersadar
84
Pembunuh Bayaran
85
Audiensi Terakhir
86
Raja Daffa Bertahan
87
Perseteruan di Balairung
88
Pembersihan Istana
89
Perbincangan Dua Sahabat Lama
90
Kemunculan Naga Hijau
91
Identitas Penunggang Kuda
92
Cerita Jordan
93
Rencana karina
94
Permintaan Huna
95
Huna Pamit Diri
96
Kemunculan Frans
97
Cerita Frans
98
Pertarungan Tertutup
99
Pertarungan Terbuka
100
Bahagia Pada Akhirnya
101
Salam Sapa Mel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!