"Lima detik? Apa maksud nya itu? Tidakkah seharusnya kalian berada di bumi lebih dari sekedar lima detik?" Tanya Tasya dengan spontan nya.
Perhatian kelima orang lain nya pun langsung tertuju kepada Tasya. Membuat sang bumil jadi merasa malu karena telah kelepasan bicara.
Saat Anna hendak menjelaskan maksud ucapan sang guru, ia lalu melihat guru nya itu memberikan isyarat dengan tangan nya agar Anna tetap diam. Sebagai ganti nya, sang maha guru itu sendiri lah yang kemudian menjawab pertanyaan Tasya tadi.
"Bukan kah ini saudari kembar mu, Anna? Lihat lah! Betapa mirip nya kalian berdua! Bagai apel yang dibelah dua," kelakar sang kakek, diakhiri kekehan kecil.
"Benar, Guru. Ini adalah Tasya, Zizi, dan juga Daffa. Kami membawa mereka ke sini sesuai dengan perintah Guru," ucap Anna memperkenalkan kedua adik dan seorang ipar nya kepada sang maha guru.
Mendengar ucapan Anna, sebuah pertanyaan yang sama, melintas di kepala Tasya, Zizi dan juga Daffa.
'Kakek ini menyuruh Kak Anna mengajak kami ke dunia ini?! untuk apa?! sebenarnya siapa kakek ini?' isi batin ketiga nya.
Anna tak memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia hanya memberikan Tasya dan Zizi senyuman kecil. Berusaha membuat kedua adik nya itu tak merasa gugup atau pun takut terhadap sosok guru nya yang memang cukup eksentrik itu.
"Nah. Tentang lima detik yang kakek maksud tadi itu, ya, Tasya.." ujar kakek kemudian.
"Benar-benar dimaksud kan seperti makna kalimat itu sendiri. Memang baru sekitar lima detik lalu saat terakhir kali nya Kakek melihat saudari kembar mu dan Yan Chen pergi menjemput kalian," imbuh sang kakek kemudian.
Melihat Tasya yang masih terlihat bingung, kakek itu pun kembali menjelaskan.
"Di dunia enam pintu ini, terdapat perbedaan lama waktu dengan ke enam dunia lain nya. Bila dikonversikan, satu detik di dunia ini bisa jadi lama nya akan menjadi satu atau beberapa jam di dunia yang baru saja kalian tinggalkan tadi," imbuh kakek itu, menjelaskan.
Seketika itu juga Tasya, Zizi dan juga Daffa dibuat heran. Ketiga nya tak menyangka dengan keajaiban waktu yang ternyata juga terjadi di dunia ini.
Saat mereka meninggalkan Nevarest menuju bumi, mereka memang tergesa-gesa. Jadi tak menyadari hitungan waktu yang berlalu.
"I..itu.. sungguh lah ajaib!" seru Tasya.
"Ya. Memang dunia ini mengandung banyak keajaiban, Putri Muda. Atau yang sesaat lagi harus kita panggil dengan gelar sang Ratu Muda," ucap Kakek dengan kalimat misterius.
Tasya kembali dibuat bingung oleh ucapan sang kakek. Ia hampir mau bertanya lagi, namun kakek itu terlebih dulu bicara.
"Oh! ternyata kamu sudah membawa kehidupan baru dalam perut mu itu. hmm.. sepasang putra dan juga putri, rupa nya.." ujar Kakek sambil melihat ke arah perut Tasya.
Dengan spontan, Tasya langsung meraih perut nya sendiri. Kehamilan nya yang menginjak usia lima bulan ini memang sudah bisa terlihat jelas oleh siapapun yang melihat nya.
Tapi yang membuat Tasya heran adalah, dari mana Kakek ini tahu kalau ia sedang mengandung dua anak kembar?
"Dari mana Kakek tahu kalau aku.."
"Hamil anak kembar?" ucap sang kakek memotong ucapan Tasya.
Tasya mengangguk bingung. Di samping nya, Daffa mengamati sang Kakek dengan mata was-was. khawatir jika kakek di hadapan nya ini memiliki maksud yang tak baik terhadap istri dan juga janin kembar nya.
Daffa sudah menyiapkan diri nya dari serangan dadakan yang bisa terjadi kapan pun juga dari kakek itu.
Sang kakek lalu melihat ke arah Daffa. seolah tahu dengan kekhawatiran pemuda itu, sang kakek pun lalu berkata.
"Jangan takut, anak muda. Aku bukan lah musuh mu. Kau akan bertemu dengan musuh mu lagi beberapa tahun mendatang. Musuh abadi kalian berdua dari dunia sebelum nya kalian datang," ucap Kakek dengan misterius nya.
"Apa maksud ucapan mu itu, Kek?" tanya Daffa tak mengerti.
"Aku tak perlu menjabarkan nya padamu, Nak. Rahasia takdir tak akan membawa kebaikan bila diketahui seluruh nya oleh manusia. Cukup persiapkan diri mu saja. Karena kamu akan menghadapi masa-masa paling sulit beberapa tahun ke depan nya nanti," imbuh sang kakek.
Kelima muda-mudi itu mendengarkan ucapan Sang maha guru dengan hikmat. Serasa seperti mendengarkan nasihat dari seorang bijak bestari.
"Dan untuk mu, Nak.. Jangan bersedih untuk kehilangan yang akan kamu rasakan segera setelah kamu keluar dari dunia ini. Karena bersama dengan kesedihan itu, ada juga perayaan yang harus tetap kamu syukuri," ucap sang kakek lagi kepada Tasya.
Jantung Tasya langsung berdegup cepat saat mendengar penuturan dari sang kakek. Entah apa yang dimaksud dengan 'kehilangan' oleh kakek itu. Namun Tasya berharap, itu bukan lah sesuatu hal yang besar.
"Sekarang, bergegas lah kalian! Waktu sudah sangat mendesak kini! Pulang lah kalian ke dunia asal kalian. Jika penglihatan ku tak salah, Jordan sungguh membutuhkan kalian di detik ini juga!" Titah kakek itu dengan kalimat misterius nya lagi.
Anna dan Jason mengangguk cepat. Agak nya mereka berdua sudah mengerti kalau setiap ucapan maha guru nya itu adalah suatu kebenaran.
Sementara itu, Tasya, Daffa dan Zizi masih juga terlihat bingung. Sehingga Anna lah yang memimpin keempat orang lain nya untuk berpamitan pada sang maha guru.
"Kalau begitu, kami pergi dulu, Guru!" Ucap Anna sambil memberikan salam penghormatan yang sama seperti di awal perjumpaan mereka tadi. Gerakan nya itu diikuti oleh Jason dan juga lain nya.
Sebenar nya Tasya masih ingin bertanya pada sang kakek. Namun rema san lembut pada jemari nya mengalihkan perhatian Tasya kepada Daffa.
Suami nya itu memberi Tasya senyuman manis dan gelengan lemah. Maksud nya mungkin, 'Sudah lah, Tasy. Kita bisa menanyakan itu nanti pada Kak Anna'.
Tasya pun mengangguk mengerti. Ia putuskan untuk tak bertanya lagi. Ia mengikuti langkah Anna yang bergerak menuju pintu di depan mereka.
Tapi baru juga beberapa langkah, sang kakek kembali memanggil Tasya.
"Tunggu dulu, calon ratu Tasya! Bukan kah ada sesuatu yang harus kau berikan dulu kepada kakek?" Tanya sang kakek dengan misterius nya.
"Huh? A..apa ya Kek? Maaf.. aku gak bawa uang dan juga dompet," Tasya sempat mengira kalau ia harus membayar dengan uang atau sebagai nya kepada kakek itu.
Keempat teman perjalanan Tasya lain nya pun memandang heran pada sang kakek. Hingga akhirnya kakek itu kembali berkata.
"Titipan yang seharus nya kamu berikan kepada kakek, Nak. Sebuah gelang?" Tanya sang kakek kembali.
Seketika itu juga Tasya teringat pada titipan dari Tante Soraya, bibi angkat nya Daffa di bumi.
Memang sebelum perpisahan nya, Tante Soraya telah menitipkan sebuah gelang manik berwarna hijau zamrud kepada nya. Tadi Tasya hampir saja terlupa, jika saja kakek itu tidak mengingatkan nya.
"Oh! Iya benar!" Seru Tasya sambil mengeluarkan gelang manik itu dari saku nya.
"Tante menyuruh ku untuk memberikan ini pada seorang kakek yang berjaga di dunia enam pintu. Apa yang dimaksud oleh Tante Soraya adalah Kakek? Apa kakek mengenal Tante Soraya?" Tanya Tasya memastikan.
Sang maha guru tak menjawab pertanyaan Tasya dengan kata-kata. Ia hanya mengulurkan tangan nya sambil tersenyum kepada bumil di depan nya itu.
Akhir nya Tasya menyerahkan gelang manik itu pada sang kakek.
Meskipun dalam hati nya, Tasya masih merasa ragu apakah ia telah menyerahkan gelang manik ke orang yang tepat? Namun kemudian Tasya cepat lupa pada keraguan nya itu saat Daffa menarik tangan nya lembut.
"Ayo, Sayang.. kita harus bergegas," ajak Daffa pada sang istri.
Tasya pun lalu memberikan anggukan singkat pada sang kakek. Sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah nya lagi.
Tasya sempat menangkap senyuman teduh sang kakek saat menatap sendu pada gelang manik yang baru saja diterima nya tadi.
Senyuman yang aneh nya terasa familiar bagi Tasya.
Sang bumil lalu mengingat-ingat di mana kira nya ia pernah menjumpai senyuman seperti yang tadi ia lihat di wajah sang kakek.
Dan Tasya baru mengingat nya begitu ia sudah melangkah beberapa saat kemudian.
"Teh Anis!" Seru Tasya, mengucapkan nama dari anak perempuan Tante Soraya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Wow, bapaknya udah ketemu nih.
2022-12-31
2
Rini Antika
di samling apa di samping Kak?🤔
2022-11-26
1
Rini Antika
oh, seperti itu..🤭
2022-11-26
1