Begitu Jason membuka pintu, mata kelima orang itu langsung disuguhi dengan pemandangan di luar nalar.
Jika seharus nya interior dalam rumah terbengkalai lah yang terlihat oleh mata mereka saat ini, maka yang tampak di depan mereka kini justru adalah pemandangan lapangan berumput yang hijau nan luas. Lengkap dengan langit biru cerah di atas nya.
Ya. Terdapat pemandangan langit yang sebenar-benar nya langit di dalam vila terbengkalai itu. Terlebih lagi warna nya biru cerah, seolah hari masih siang. Begitu terang benderang.
Padahal jika kelima muda-mudi itu menengok ke langit di luar vila, temaram senja tampak jelas sudah mulai menyambangi hari. Lengkap dengan rona jingga dan ke merahan nya di atas langit sana.
Mata kelima muda-mudi itu lalu sedikit membesar oleh rasa kagum atas keajaiban yang mereka saksikan saat ini. Terlebih lagi saat kaki mereka benar-benar menjejak masuk ke dalam rumah.
Hamparan rumput berukuran sedang itu memang benar nyata terasa oleh mereka. Beberapa jumputan nya menyentuh bagian kaki kelima orang itu yang tak tertutupi oleh alas kaki.
Tasya melayangkan pandangan nya ke sekitar. Menatap heran pada langit dan keseluruhan dunia yang menyimpan misteri ini.
Terlebih lagi saat ia tak menemukan sumber cahaya yang menerangi dunia tempat nya berada kini.
Ya. Di dunia ini, tak terlihat wujud matahari di bagian langit mana pun jua. Tak ada pula lampu atau sumber penerangan yang bisa dilihat oleh mata mereka, di mana-mana.
Dunia ini seolah menyimpan keajaiban nya tersendiri. Keajaiban yang hanya bisa disaksikan oleh mereka-mereka yang berkesempatan untuk bertandang ke dalam nya.
Inilah keajaiban dari Dunia Enam Pintu.
...
Tasya, Daffa, Zizi, Anna dan juga Jason terus melangkah maju. Di sela ketakjuban mereka atas keajaiban yang sedang di saksikan nya kini, perhatian ke lima muda-mudi itu terfokus pada sesuatu yang berada tak jauh di depan mata mereka.
Terdapat lima buah pintu yang berdiri sendiri tak jauh dari tempat mereka berada saat ini. Bila dihitung dengan pintu yang baru saja mereka lewati, maka total nya adalah enam pintu.
Ke enam pintu itu saling berjarak antara satu pintu dengan pintu lain nya, tanpa dinding atau bangunan lain yang menyokong nya.
Ya. Itu lah enam pintu ajaib di dunia ini. Di mana pada salah satu pintu itulah Tasya dan juga lain nya berasal.
Terkecuali Jason, mungkin. Yang sebenarnya berasal dari bumi.
Jason menatap kagum pada ke enam pintu tersebut. Ia terkadang masih merasa sedang bermimpi telah mengenal dunia yang penuh keajaiban ini.
Jason baru mengenal dunia Enam Pintu ini oleh sebab suatu peristiwa yang tak disengaja. Di mana dalam peristiwa itu melibatkan putra satu-satu nya Jason, yakni Diandra menghilang. Sejak itu lah Jason akhir nya bisa mengenal dunia Enam Pintu ini.
Nama dunia ini pun berasal dari keberadaan pintu-pintu ajaib nya yang memang berjumlah enam. Termasuk juga pintu yang baru saja mereka lewati sesaat tadi.
Setiap pintu itu akan membawa siapa pun juga menuju enam dunia yang berbeda. Di mana pada salah satu nya terdapat dunia di mana negeri Nevarest berada. Negeri asal nya Tasya, Daffa, Anna dan juga Zizi.
"Jadi, pintu yang mana, Kak, untuk bisa pulang ke Nevarest?" Tanya Zizi pada Tasya.
Gadis itu sebenar nya ingin bertanya kepada Anna, pemandu perjalanan mereka saat ini. Namun ia masih merasa canggung untuk bercakap-cakap dengan Anna. Meskipun sebenar nya wajah Anna identik dengan wajah Tasya.
Tapi Zizi masih merasa malu untuk mengajak Anna bicara. Terlebih lagi pembawaan Anna yang terlihat lebih pendiam dengan senyuman tipis nya itu. Membuat Zizi jadi merasa segan untuk berbincang dengan Anna, kakak kandung nya sendiri.
Hal ini bisa dijelaskan oleh sebab terpisah nya mereka selama belasan tahun yang lalu. Karena terakhir kali kedua nya bertemu adalah saat Zizi masih menjadi bayi.
Flashback.
Raja Jordan (ayah Anna, Tasya serta Zizi) dan Ratu Elva (ibu ketiga sang putri) membawa serta ketiga putri nya menuju dunia asing. Setelah melewati dunia enam pintu, mereka lalu melewati salah satu pintu yang pada akhirnya membawa mereka ke bumi.
Di bumi, keluarga kecil itu hanya tinggal selama tiga bulan saja.
Setelah tiga bulan berlalu, oleh karena suatu kesalahpahaman di antara Elva dan Jordan, akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah.
Saat itu Ratu Elva membawa pulang kembali Tasya beserta bayi nya (Zizi kecil) pulang ke Nevarest. Sementara Anna menetap bersama ayah nya di bumi.
Hingga bertahun-tahun lama nya waktu berlalu. Dan mereka baru kembali dipertemukan belasan tahun kemudian. Saat ini Anna dan Tasya berusia 23 tahun. Sementara Zizi berusia 15 tahun.
Flashback selesai.
Tasya lalu melanjutkan pertanyaan Zizi tadi ke Anna.
"Iya, Kak. Yang mana pintu menuju Nevarest?" Tanya Tasya.
Belum sempat Anna menjawab pertanyaan adik nya itu, saat sebuah suara lain terdengar dari belakang mereka.
"Pikirkan saja ke mana kamu ingin pergi. Maka pintu itu akan menunjukkan jalan pulang mu sendiri," ucap suara bass dari arah belakang.
Tasya dan juga yang lain nya langsung menoleh ke arah datang nya suara. Di mana tak jauh dari salah satu pintu di sana, telah berdiri seorang kakek renta.
Kakek itu berpakaian sedikit lusuh. Warna baju nya yang cokelat tampak sudah terlalu pudar. Beberapa bagian malah terlihat tambalan di sana-sini nya.
Tinggi sang kakek tak lebih dari Tasya. Mungkin berkisar 153 cm saja.
Kepala sang kakek diikat dengan selembar kain berwarna serupa dengan baju yang ia kenakan. Dengan tas selempang yang terbuat dari kain, tersampir di pinggang kakek itu.
"Maha guru!" Sapa Anna dan Jason pada sang kakek.
Kedua nya lalu menunjukkan sikap menyapa yang tak lazim. Di mana masing-masing Anna dan Jason sedikit menundukkan kepala mereka. Dan juga menyatukan tangan kiri yang mengepal dengan tangan kanan yang membuka. Mirip seperti bentuk penghormatan di dunia persilatan jaman dulu.
Sang Kakek tersenyum lebih lebar saat menerima sapaan dari Anna dan juga Jason.
"Anna.. Yan Chen.. kalian sudah kembali. Bagus.. bagus.. Guru pikir, kalian akan berada lama di dunia lama mu dulu, Chen," ucap sang maha guru.
Yan Chen adalah nama lahir nya Jason. Jason tadi nya adalah pemilik butik terkemuka di bumi. Dan untuk memudahkan para kolega nya demi mengingat nama nya, Yan Chen pun membuat nama panggilan "Jason" untuk diri nya sendiri.
Jason tampak malu. Ia terlihat menggaruk kepala nya yang sebenar nya tak terasa gatal.
"Bukan kah Guru yang menyuruh agar kami tak berlama-lama di sana? Jadi kami sesegera mungkin kembali ke sini," sahut Jason kemudian.
"Ya. Ya. Bagus. Bagus. Kalian memang murid yang baik. Hanya lima detik saja kalian pergi ke bumi, sebelum kalian kembali lagi ke sini," ucap sang kakek lagi.
Tasya merasa bingung dengan isi percakapan di antara kakek dan juga Jason itu.
"Lima detik? Apa maksud nya itu? Tidakkah seharus nya kalian berada di bumi lebih dari sekedar lima detik?" Tanya Tasya dengan spontan nya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Bisa ngebayangin betapa indahnya kehaluanmu thor😂
2022-12-31
1
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Singkat sekali ya 🤔
Hadir lagi kaka, semangat selalu 🤗
2022-12-12
0
Rini Antika
Semangat terus Kak Mel, sudah aku masukin Favorit jg, nanti bacanya nyicil..🤭
2022-11-25
2